Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN TB PARU

Nama kelompok:
1. Ilham Wahyu Wibisono
2. Okky Cintya Permata Dewi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan TB Paru ” dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah
memberikan bantuannya kepada kami berupa pikiran dan bahan materi sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang
telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga
mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat ditemukan dalam dahak
atau sputum orang yang sedang menderita TB. Sebagian besar kuman ini menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul
disebabkan karena lingkungan yang kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari
keluarga yang mengidap penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab
kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan
tertidur lama selama beberapa tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah,
maka orang tersebut akan menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)
Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang rendah
pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya defisiensi gizi
menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan kuman
Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara penularan TB Paru
terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita menyebarkan kuman
keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan
akan beresiko menginfeksi orang tersebut.
Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan bersin,
tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman beralkohol,
berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak gelap, lembab dan
ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan karena
kuman TB dapat mati karena cahaya matahari. Dengan demikian infeksi atau kuman
yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan dapat dicegah dan dikurangi jumlahnya.
Disamping itu daya tahan tubuh harus dijaga dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi baik serta mendapatkan vaksinasi BCG.
Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB Paru. Jika hal
tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam komplikasi yaitu:
pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam bentuk percikan dahak
(droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum obat dan tidak menjaga
kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor kurangnya pengetahuan pasien
dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB Paru. Namun bagaimana pun tuhan
tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula obatnya. TB dapat
disembuhkan dengan minum obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk
dokter atau petugas kesehatan lainnya.

1.2 Tujuan Umum


Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
TB Paru.

1.3 Tujuan Khusus


1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan TB Paru.
2. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
3. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
4. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan TB Paru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga. Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004).
Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa keluarga adalah suatu
ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.

2.2 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004), mengemukakan ada 5 fungsi
keluarga yaitu:
1. Fungsi Afektif
Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga, pelindung dan
dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melakukan tugas-tugas yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
2. Fungsi Sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu melaksanakan
sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya prilaku melalui
interaksi dalam keluarga selanjutnya individu mampu berperan dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makan, pakaian, perumahan
dan lain-lain.
5. Fungsi Perawatan Keluarga
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan asuhan
kesehatan/perawatan, kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

2.3 Tipe Keluarga


Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah tentang
pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut Suprajitno (2004) antara lain:
1. Keluarga inti (konjungal)
Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau pemberian nafkah, keluarga ini
terdiri dari suami, istri dan anak mereka anak kandung, anak adopsi atau keduanya.
2. Keluarga orentasi (keluarga asal)
Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar
Yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah), yang paling
lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga ini.
Berikut ini termasuk sanak keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan sepupu.

2.4 Lima Tugas Keluarga dan Bidang Kesehatan


Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang
kesehatan menurut Suprajitno (2004) yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti, orang tua perlu mengenal kesehatan.
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Perawatan dapat dilakukan
di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

2.4 Konsep Dasar TBC


TB Paru adalah penyakit infeksi kronis (menahun) yang disebabkan oleh
kuman Mycobakterium tuberculosis, dan biasanya terdapat pada paru-paru,tetapi
mungkin juga pada organ tubuh lainnya. (Misnadiarly , 2006)
2.5 Etiologi
Kuman Mycobacterium Tuberkulosa yang berbentuk batang, mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam). Tempat masuk
kuman Mycobacterium Tuberkulosa adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit. Saluran pernafasan merupakan tempat infeksi pertama
penderita Tuberculosis.

2.6 Manifestasi Klinis


Penderita Tuberculosis akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk
berdahak kronis, subfebris, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri
dada, dan anorexia. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan
kematian.
1. Gejala Umum :
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Batuk
terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dengan batuk kering kemudian
setelah timbul peradangan menjadi produktif.
2. Gejala lain yang sering dijumpai :
a. Dahak bercampur darah / Hemaptoe.
Hal ini terjadi karena terdapat pembuluh darah yang pecah, kebanyakan batuk
darah pada penderita Tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi
pada ulkus dinding bronkus.
b. Sesak nafas
Sesak terjadi karena infiltrasi sudah meliputi setengah bagian dari paru-paru
c. Nyeri dada.
Nyeri dada terjadi bila infiltrat radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan pleura sewaktu pasien menarik dan
melepaskan nafasnya.

d. Anorexia
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat malam dan demam. Keringat malam disebabkan
oleh irama temperatur sirkadian norman yang berlebihan.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


Menurut Depkes RI (2002) ada tiga jenis pemeriksaan untuk TB paru yaitu:
1. Pemeriksaan sputum BTA
Diagnosa TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukan BTA
pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dirinya akan
positif apabila sedikitnya 2 dan 3 sputum SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) BTA
positif. Pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan
yang sudah diberikan.
2. Rontgen
Foto rontgen dada dapat menunjang menegakkan diagnosa TB. Paling mungkin
bila ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal
3. Montoux / Tuberculin
Tes ini sering digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa TB paru anak-
anak. Biasanya dipakai montoux tes dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin secara
intrakutan. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.

2.9 Penatalaksanaan Medis


Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat
dan mencegah kambuh
Obat yang digunakan untuk Tuberculosis digolongkan atas dua kelompok yaitu :
1. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat
ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
2. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin
dan Kanamisin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn. MS
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Jawa
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 22 RW 06 Dusun Kreweh Desa Gunungrejo
Kec. Singosari Kabupaten Malang
b. Susunan Anggota Keluarga

No. NAMA L/P USIA HUB.KK PEND PEKJ KET

1. Ny.M P 68 tahun Mertua - - Sakit


2. Ny. F P 48 tahun Istri SD Tani Sehat
3. Nn. S P 18 tahun Anak SLTA - Sehat
4. An. AS L 12 tahun Anak SD - Sehat

c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga
Jenis : Extendet

2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran


Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala
keluarga bersama istri, yaitu sekitar  Rp. 500.000,-/perbulan. Pengeluaran perbulan
untuk keperluan makan sekitar  Rp. 300.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –
lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.
b. Pendidikan
Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan tingkat
dasar, kecuali mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah
kelas 12 (SMA kelas III). Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. MS,
keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara penularan TB paru kepada orang
lain dan bagaimana cara pencegahan terhadap anggota keluarga yang lain. Setelah
dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.MS
dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat
c. Suku Dan Agama
Keluarga merupakan suku Jawa dan beragama Islam, dalam menjalankan
perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti
sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-
bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu).

3. Kegiatan Sehari - Hari


a. Nutrisi
Keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi
sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran yang didapat
dari kebun/sawah, jarang makan buah dan minum susu. Keluarga dalam memasak
sayur dengan mencuci dulu lalu dipotong – potong. Keluarga makan tiga kali dalam
sehari dengan porsi yang cukup. Pemberian makan sama rata untuk seluruh anggota
keluarga. Cara menghidangkannya terbuka di atas meja. Alat makan digunakan
bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya. Pantangan makan tidak ada.
b. Eliminasi
Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari.
Pada anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi.
Tempat BAB adalah di sungai atau menumpang di WC tetangga.
c. Olah Raga
Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk
melakukan olah raga, tapi dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore.
Kegiatan di sawah mislnya mencangkul, mencari rumput untuk ternak, atau
mencabuti rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga tidak meluangkan
waktu untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami kerja
di sawah. Anak-anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah
sesuai jadwal olah raga di sekolah masing-masing.
d. Kebersihan Diri
Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan
pada sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan pada
sore hari. Kebersihan mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun mandi,
menggosok gigi sekali sehari dengan pasta gigi serta mencuci rambut tiga hari sekali
dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi keluarga di rumah dengan air
sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan dengan TBC, keluarga
mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat yang dapat mencegah
penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus untuk
pembuangan dahak, biasanya meludah di halaman atau dimana saja saat ia berada.
e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi
Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau
digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam
menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk
mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio.
f. Istirahat
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya
selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari jam
22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering terganggu oleh karena sering batuk pada
malam hari, dan sering berkeringat dingin pada malam hari.
g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti
kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu
merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi
merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu
keluarga dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA
dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan masih
sekolah dibangku SD.
c. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing
masing keluarga baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC. Kebiasaan
anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk
mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas
Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di Polindes.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit
serius. Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan
linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat kalau linu-linunya dirasa
sangat mengganggu.
5. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas
pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai rumah
sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah, atap dari genting. Ventilasi
ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, disekitar kamar dan ruang tengah
serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada lubang angin,
Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15
watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing kamar dan dapur
terdapat lampu pijar 10 watt.
Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur,
dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi
tapi tidak ada WC, bila buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga.
Halaman rumah tampak kurang bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.
Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk minum dan
memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga
menyimpan air dari sumur dalam gentong yang kebersihannya cukup dan tertutup.
Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di
belakang rumah dan dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang
dapur. Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari
kandang.
b. Denah rumah

keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
LKT
= Pintu
= Jalan kampung/gang
= Batas pekarangan

Kandang LD
sapi
LK
Kamar Dapur
M
mandi
R. Tidur R.Tidur
An.AS Ny.M

R. Tidur Tn.MS Ruang keluarga/ R.


dan Ny.F Makan

R. Tamu
R. Tidur Nn.S

Keterangan denah rumah :


Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang sekaligus
sebagai tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk Nn.S, Tn.MS bersama Ny.F,
Ny.M dan An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi tanpa WC; dan kandang ternak.
Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai pencahayaan sinar matahari
tapi masih terlalu sempit, kurang dari 10% luas lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi
ruang tamu cukup. Pencahayaan ruang keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat
menyinari lantai ruang tamu. Sumber air bersih yang digunakan untuk mandi dan
memasak berasal dari mata air Sumberawan. Tempat pembuangan air limbah dari kamar
mandi berupa selokan terbuka, pembuangan air limbah dari dapur tidak ada tempat khusus,
langsung dibuang atau dialirkan ke belakang dapur dan dibiarkan meresap sendiri.
c. Macam Tempat Tinggal
Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan yang lainnya
berdekatan tapi tidak berhimpitan/menempel. Lingkungan tempat tinggal adalah
persawahan dengan udara yang sejuk
d. Karakteristik Tetangga Dan Komunikasi RW
Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Jawa, bahasa komunikasi sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa jawa, sebagian besar tetangga Tn. MS bermata pencaharian
sebagai petani. Keluarga mempunyai alat komunikasi seperti televisi dan radio. Jika ada
kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di
musholla atau mesjid.
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin harian
adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km). Tempat
tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Sanak famili dari Tn.MS maupun Ny.F
juga berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu desa).
f. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Komunikasi antar keluarga/warga biasanya dilakukan saat mereka melakukan kegiatan
keagamaan seperti tahlilan, yasiinan, diba’ dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
g. Sistem Pendukung Keluarga
Jarak rumah ke Polindes sekitar ½ km, jarak ke puskesmas pembantu sekitar 1,5 km, jarak
ke Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin (Askes Maskin).

6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi saat
makan sering dilakukan, dan terbiasa makan bersama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam
keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan
Ny.F cukup bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang
dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk berobat secara
teratur sampai sembuh. Ny.F sering mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran. Begitu juga
dalam perannya secara informal.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan
kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang
dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang
bertentangan dengan kesehatan.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua
keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah,
maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit
atau ditimpa musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan
dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan
budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal ini dibuktikan
dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta
faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena keluarga
tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk
biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat
terapi sejak bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat
secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil
obat. Tn.MS mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia
merasa mual dan kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia
tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk memanfaatkannya, karena
Tn. MS selama sakit berobat ke Puskesmas Singosari.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari
penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan sandang,
pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari, Tn.MS menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika
ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat rumahnya.

8. Stres Dan koping Keluarga


a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik itu stess jangka
pendek ( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga Tn. MS hanya
mengalami stress biasa yang dapat dengan segera diatasi.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara musyawarah antar
anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam menentukan
pengobatan Tn. MS, dalam pengambilan keputusan di keluarga yang paling menonjol
adalah Tn. MS
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan
pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu
dalam melakukan pekerjaan keseharian.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS
Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering batuk yang
disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah dalam
dahaknya, demam di malam hari, nafsu makan menurun, berat badan agak menurun.
Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang berat,
kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum – minuman keras, tapi
merupakan perokok berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit, tinggi badan
162 cm, berat badan 48 kg.
Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka, ketombe dan
bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak rontok. Wajah agak
pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva agak
anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.
Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau benjolan yang
abnormal.
Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi normal,
adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak ditemukan
perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil
tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi deviasi septum
nasi, tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara
serta pembesaran kelenjar limfe.
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi intercosta dan
batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal fremitus lebih bergetar
paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara nafas bronchial dan bronkho-
vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda
pembesaran jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi tympani, hepar ,
lien tidak ada kelainan
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot empat.
b. Pemeriksaan Fisik Ny. F
Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis
atau penyakit yang menular.
Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit, tinggi badan
152 cm, berat badan 52 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari
Tn.MS ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga
tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik An. AS


Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis
atau penyakit yang menular.
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi
badan 144 cm, berat badan 38 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari
Tn.MS ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap.
Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

d. Pemeriksaan Fisik Nn. S


Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah menderita penyakit yang
berat, kronis atau penyakit yang menular. Saat kumnjungan pertama, perawat tidak
berjumpa dengan Nn.S karena belum pulang dari sekolahnya.

e. Pemeriksaan Fisik Ny.M


Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama mempunyai penyakit linu-
linu.
Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi 16 x/menit, tinggi
badan 150 cm, berat badan 50 kg.
Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
Mata lengkap, bola mata keruh, penglihatan agak kabur.
Telinga lengkap, simetris bilateral, fungsi pendengaran menurun
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara
serta pembesaran kelenjar limfe.
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara S1 dan S2
tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang belakang agak membungkuk.
Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas). Tidak ada edema
ekstremitas. Kekuatan otot nilia 4.

10. Harapan Keluarga


Keluarga berharap agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak mengalami gangguan
jika bekerja di sawah.

B. Analisa Data
N Data Masalah Etiologi
o
1. DS :
- Tn. MS mengatakan biasa Resiko infeksi Perilaku kurang
membuang ludah di higienis
halaman, tidak ada tempat
khusus.
- Tn. MS mengatakan belum
tahu akibat bila tidak
melakukan tindakan
pencegahan pada keluarga.
- Ny. F mengatakan kurang
mengerti tentang
pencegahan TBC
- Keluarga tidak tahu
bagaimana cara penularan
TB paru kepada orang lain
dan bagaimana cara
pencegahan terhadap
anggota keluarga yang lain.
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi
yang sehat yang dapat
mencegah penularan TB
paru.
- Tn.MS aktif mengikuti
kegiatan sosial keagamaan
di masyarakat seperti acara
tahlilan, yaasinan, dsb.

DO :
- Lantai rumah sebagian
terbuat dari tanah, tampak
lembab dan kotor.
- Tidak ada tempat khusus
untuk membuang dahak
- Tidak ada tempat khusus
untuk pembuangan limbah
rumah.
- Alat makan keluarga tidak
ada pemisahan atau
digunakan bersama
- Pencahayaan rumah (kamar
tidur) kurang.
- Tn.MS tidur sekamar
dengan Ny.F

DS : Kurang Kurang
- Keluarga mengatakan sejak pengetahuan informasi dan
lima bulan yang lalu sering keterbatasan
batuk yang disertai dahak. kemampuan
- Keluarga mengatakan bahwa mencerap
Tn.MS sakit paru-paru, tapi informasi
tidak tahu jenis penyakit,
penyebab, pencegahan,
perawatan dan
pengobatannya.
- Tn. MS mengatakan, “ saya
belum tahu akibat yang
terjadi, bila penyakit saya
tidak diobati “.
- Ny. F mengatakan ,” Tn. MS
sudah diperiksakan di RS
Soepraoen“. Tetapi batuknya
masih sering dan agak sesak.

DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
tentang pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
- Pendidikan Tn.MS dan Ny.F
SD
- Setelah dijelaskan tentang
pengertian penyakit, cara
pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS dan
Ny.F belum bisa menjawab
pertanyaan sederhana
perawat

DS :
- Keluarga mengatakan Ketidak efektifan
Tn.MS sudah menjalani manajemen
pengobatan sejak bulan kesehatan
Oktober 2007 keluarga
- Tn.MS mengatakan sering
lupa minum obat, tapi selalu
diingatkan oleh istrinya
- Tn.MS mengatakan sering
mual dan kembung setelah
minum obat
- Tn.MS mengatakan
sebenarnya malas minum
obat, tapi ia ingin
penyakitnya cepat sembuh
DO :
- Pemeriksaan fisik : bentuk
dada normal, terdapat
retraksi intercosta, batuk
produktif. Nafas agak sesak.
- lantai ruang tamu dari
porselin, sisanya terbuat dari
tanah keadaannya kotor dan
lembab.
- Ventilasi kurang karena
jendela / lubang angin
terlalu sempit (kurang dari
10% luas lantai).

D. Prioritas Masalah

1. Resiko infeksi
NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Klien telah berobat secara
ancaman teratur, tapi biasa meludah di
sembarang tempat, aktif dalam
kegiatan perkumpulan di
masyarakat, tidur sekamar
dengan istri

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Selama pasien berobat secara


untuk diubah : mudah teratur, kuman TBC
kemungkinan besar tidak akan
aktif. Tapi perlu didukung
oeleh perubahan perilaku yang
lebih higienis

3 Potensial masalah 3/3 X 1 1 Penyebaran kuman TB paru


untuk dicegah : tinggi dapat dicegah asal keluarga
mau hidup sehat dan hubungan
dengan petugas kesehatan
cukup baik.

4 Menonjolnya 1/2 1/2 Keluarga tahu bahwa penyakit


masalah : keluarga Paru yang dialami Tn.MS bisa
tahu ada masalah tapi menular tapi merasa bukan
merasa bukan sebagai sebagai bahaya.
bahaya

Jumlah 4 1/6

2. Kurang pengetahuan

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : aktual 3/3 X 1 1 Keluarga tidak memahami
dengan baik masalah kesehatan
yang dialami Tn.MS

2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Pemberian informasi tentang


dapat diubah : hanya penyakit dan kebutuhan
sebagian perawatan akan sulit dipahami
karena kemampuan keluarga
menyerap informasi kurang
baik, pendidikan rendah

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu keluarga memaha-


untuk dicegah : cukup mi masalah kesehatan bisa
dilakukan melalui bahasa
keluarga dengan mediasi
anaknya pertamanya yang
sekolah SMA.

4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Keluarga tidak merasakan


keluarga menyadari adanya masalah yang harus
bahwa mereka kurang segera ditangani
paham dan mereka
ingin diberi penjelasan
yang lebih rinci

Jumlah 3 2/3

3. Ketidak efektifan manajemen kesehatan keluarga

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Tn. MS merasa malas minum
potensial obat, dan sering lupa
2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Pengobatan jangka panjang
dapat diubah : hanya membutuhkan kesabaran dan
sebagian dukungan yang besar dari
orang-orang terdekat, yang
mau mengingatkannya jika upa
minum obat

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Dukungan istri cukup baik,


untuk dicegah : cukup selalu mengingatkan Tn.MS
jika lupa minum obat

4 Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 1/2 Keluarga tidak merasakan


masalah dirasakan tapi adanya masalah yang harus
tidak perlu segera segera ditangani
ditangani

Jumlah 3 1/6

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


1. Resiko infeksi
2. Kurang pengetahuan
3. Ketidak efektifan manajemen kesehatan keluarga

E. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Resiko infeksi
Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang
terdekat maupun pada masyarakat sekitar
Intervensi :
- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat
menyerang semua orang baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.
- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu melalui
percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap.
Daya tahan tubuh yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi dan faktor faali.
- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru.
- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga misal
penularan pada anggota keluarga.
- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik
mungkin karena dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.
- Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan
menguap sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah
yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus
diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya
disiram dengan air mendidih kemudian dicuci bersih.
- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya
penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara,
ventilasi rumah harus cukup sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa,
pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya karena
kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.
- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan
jangan putus asa .
- Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
- Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.
- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat
yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian
ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan
fisiologis (fentilasi harus baik, pencahayaan harus cukup dan terhindar dari
kebisingan)
- Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga
- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat dan
paling sedikit 6 bulan.
- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA dilakukan
sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa sedikitnya sampai tiga
kali berturut-turut
- Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.
- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan
untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum waktunya kontrol.
- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga dokter-
dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Kurang pengetahuan
Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang
gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam
hari dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi,
tersumbatnya jalan nafas.
- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang tepat dan teratur.
- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.
- kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien TB paru :
makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup , pikiran diusahakan
santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara.
Gerak badan dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.
- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama harus minum
obat.

F. Impelementasi Dan Evaluasi

NO TANGGAL Diagnosa Impelementasi Evaluasi


1 22 Des 2007 Resiko infeksi
Sabtu pagi  menjelaskan S : keluarga
penyabab TB mengatakan masih
paru sulit untuk
 menjelaskan mengerti tentang
tentang gejala penyebab dan
TB paru gejala TB paru.
O : keluarga tidak
mampu
menyebutkan
dengan bahasa
yang sederhana
tentang penyebab
dan gejala TB
paru.
A : masalah belum
teratasi
2. 27 Des 2007 Kurang - mengkaji P : lanjutkan
Kamis pagi pengetahuan pengetahuan intervensi.
keluarga tentang
resiko terjadinya S : keluarga
penularan TB mengatakan sudah
paru pada tahu cara penularan
anggota TB paru pada
keluarga. anggota keluarga
- Menjelask dengan cara
an tentang cara percikan ludah.
penularan TB O : keluarga mampu
paru menjelaskan
dengan bahasa
yang sederhana
tentang cara
penularan TB paru
yaitu melalui
percikan ludah.
A : masalah teratasi
P : hentikan
intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang semua golongan usia, terutama pada seseorang
yang daya tahan tubuh rendah karena malnutrisi, tinggal di lingkungan yang padat
serta sirkulasi udara yang tidak baik.
Karena penyakit ini adalah penyakit menular maka peran perawat ditekankan
pada pemberian penyuluhan tentang pencegahan seperti: makan bergizi, istirahat
teratur, olah raga serta memperhatikan ventilasi terhadap luas bangunan, sedangkan
untuk anak-anak dapat dilakukan pencegahan dengan imunisasi BCG.
Selain itu penyakit ini memerlukan waktu yang lama dalam pengobatannya. Sehingga
kepatuhan dan kesabaran tinggi dari pasien untuk menjalankan terapi sampai selesai
sangatlah penting. Oleh karena itu perawat harus berperan sebagai motivator bagi
pasien.
Bagi pasien sendiri perlu dimotivasi untuk menjalankan terapi secara teratur
dan merubah gaya hidup yang lebih sehat.
4.2 Saran
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam
perawatan anak dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.


Mansjoer, A.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Ausculapius.
Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I.
Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.
Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.
Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.
Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.
Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai