Nama kelompok:
1. Ilham Wahyu Wibisono
2. Okky Cintya Permata Dewi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan TB Paru ” dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah
memberikan bantuannya kepada kami berupa pikiran dan bahan materi sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang
telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga
mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat ditemukan dalam dahak
atau sputum orang yang sedang menderita TB. Sebagian besar kuman ini menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul
disebabkan karena lingkungan yang kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari
keluarga yang mengidap penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab
kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan
tertidur lama selama beberapa tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah,
maka orang tersebut akan menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)
Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang rendah
pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya defisiensi gizi
menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan kuman
Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara penularan TB Paru
terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita menyebarkan kuman
keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan
akan beresiko menginfeksi orang tersebut.
Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan bersin,
tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman beralkohol,
berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak gelap, lembab dan
ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan karena
kuman TB dapat mati karena cahaya matahari. Dengan demikian infeksi atau kuman
yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan dapat dicegah dan dikurangi jumlahnya.
Disamping itu daya tahan tubuh harus dijaga dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi baik serta mendapatkan vaksinasi BCG.
Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB Paru. Jika hal
tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam komplikasi yaitu:
pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam bentuk percikan dahak
(droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum obat dan tidak menjaga
kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor kurangnya pengetahuan pasien
dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB Paru. Namun bagaimana pun tuhan
tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula obatnya. TB dapat
disembuhkan dengan minum obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk
dokter atau petugas kesehatan lainnya.
d. Anorexia
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat malam dan demam. Keringat malam disebabkan
oleh irama temperatur sirkadian norman yang berlebihan.
A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn. MS
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Jawa
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 22 RW 06 Dusun Kreweh Desa Gunungrejo
Kec. Singosari Kabupaten Malang
b. Susunan Anggota Keluarga
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah
d. Jenis/type Keluarga
Jenis : Extendet
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
LKT
= Pintu
= Jalan kampung/gang
= Batas pekarangan
Kandang LD
sapi
LK
Kamar Dapur
M
mandi
R. Tidur R.Tidur
An.AS Ny.M
R. Tamu
R. Tidur Nn.S
6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi saat
makan sering dilakukan, dan terbiasa makan bersama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam
keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan
Ny.F cukup bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang
dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk berobat secara
teratur sampai sembuh. Ny.F sering mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran. Begitu juga
dalam perannya secara informal.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan
kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang
dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang
bertentangan dengan kesehatan.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua
keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah,
maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit
atau ditimpa musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan
dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan
budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal ini dibuktikan
dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta
faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena keluarga
tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk
biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat
terapi sejak bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat
secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil
obat. Tn.MS mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia
merasa mual dan kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia
tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk memanfaatkannya, karena
Tn. MS selama sakit berobat ke Puskesmas Singosari.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari
penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan sandang,
pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari, Tn.MS menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika
ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat rumahnya.
B. Analisa Data
N Data Masalah Etiologi
o
1. DS :
- Tn. MS mengatakan biasa Resiko infeksi Perilaku kurang
membuang ludah di higienis
halaman, tidak ada tempat
khusus.
- Tn. MS mengatakan belum
tahu akibat bila tidak
melakukan tindakan
pencegahan pada keluarga.
- Ny. F mengatakan kurang
mengerti tentang
pencegahan TBC
- Keluarga tidak tahu
bagaimana cara penularan
TB paru kepada orang lain
dan bagaimana cara
pencegahan terhadap
anggota keluarga yang lain.
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi
yang sehat yang dapat
mencegah penularan TB
paru.
- Tn.MS aktif mengikuti
kegiatan sosial keagamaan
di masyarakat seperti acara
tahlilan, yaasinan, dsb.
DO :
- Lantai rumah sebagian
terbuat dari tanah, tampak
lembab dan kotor.
- Tidak ada tempat khusus
untuk membuang dahak
- Tidak ada tempat khusus
untuk pembuangan limbah
rumah.
- Alat makan keluarga tidak
ada pemisahan atau
digunakan bersama
- Pencahayaan rumah (kamar
tidur) kurang.
- Tn.MS tidur sekamar
dengan Ny.F
DS : Kurang Kurang
- Keluarga mengatakan sejak pengetahuan informasi dan
lima bulan yang lalu sering keterbatasan
batuk yang disertai dahak. kemampuan
- Keluarga mengatakan bahwa mencerap
Tn.MS sakit paru-paru, tapi informasi
tidak tahu jenis penyakit,
penyebab, pencegahan,
perawatan dan
pengobatannya.
- Tn. MS mengatakan, “ saya
belum tahu akibat yang
terjadi, bila penyakit saya
tidak diobati “.
- Ny. F mengatakan ,” Tn. MS
sudah diperiksakan di RS
Soepraoen“. Tetapi batuknya
masih sering dan agak sesak.
DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
tentang pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
- Pendidikan Tn.MS dan Ny.F
SD
- Setelah dijelaskan tentang
pengertian penyakit, cara
pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS dan
Ny.F belum bisa menjawab
pertanyaan sederhana
perawat
DS :
- Keluarga mengatakan Ketidak efektifan
Tn.MS sudah menjalani manajemen
pengobatan sejak bulan kesehatan
Oktober 2007 keluarga
- Tn.MS mengatakan sering
lupa minum obat, tapi selalu
diingatkan oleh istrinya
- Tn.MS mengatakan sering
mual dan kembung setelah
minum obat
- Tn.MS mengatakan
sebenarnya malas minum
obat, tapi ia ingin
penyakitnya cepat sembuh
DO :
- Pemeriksaan fisik : bentuk
dada normal, terdapat
retraksi intercosta, batuk
produktif. Nafas agak sesak.
- lantai ruang tamu dari
porselin, sisanya terbuat dari
tanah keadaannya kotor dan
lembab.
- Ventilasi kurang karena
jendela / lubang angin
terlalu sempit (kurang dari
10% luas lantai).
D. Prioritas Masalah
1. Resiko infeksi
NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Klien telah berobat secara
ancaman teratur, tapi biasa meludah di
sembarang tempat, aktif dalam
kegiatan perkumpulan di
masyarakat, tidur sekamar
dengan istri
Jumlah 4 1/6
2. Kurang pengetahuan
Jumlah 3 2/3
Jumlah 3 1/6
1. Resiko infeksi
Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang
terdekat maupun pada masyarakat sekitar
Intervensi :
- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat
menyerang semua orang baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.
- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu melalui
percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap.
Daya tahan tubuh yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi dan faktor faali.
- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru.
- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga misal
penularan pada anggota keluarga.
- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik
mungkin karena dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.
- Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan
menguap sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah
yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus
diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya
disiram dengan air mendidih kemudian dicuci bersih.
- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya
penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara,
ventilasi rumah harus cukup sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa,
pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya karena
kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.
- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan
jangan putus asa .
- Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
- Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.
- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat
yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian
ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan
fisiologis (fentilasi harus baik, pencahayaan harus cukup dan terhindar dari
kebisingan)
- Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga
- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat dan
paling sedikit 6 bulan.
- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA dilakukan
sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa sedikitnya sampai tiga
kali berturut-turut
- Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.
- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan
untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum waktunya kontrol.
- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga dokter-
dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
2. Kurang pengetahuan
Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang
gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam
hari dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi,
tersumbatnya jalan nafas.
- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang tepat dan teratur.
- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.
- kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien TB paru :
makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup , pikiran diusahakan
santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara.
Gerak badan dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.
- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama harus minum
obat.