Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MERESUM LITERASI DIGITAL

MENULIS (Literasi Digital)

Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar.
Seiring berkembangnya zaman, istilah literasi tidak hanya dipahami sebagai sesuatu yang
bersifat murni/tradisional. Pada zaman modern mulai dikenal istilah literasi digital. Digital
sendiri berasal dari kata digitus yang dalam bahasa Yunani berarti jari-jemari.

Pada zaman modern mulai dikenal istilah literasi digital. Digital sendiri berasal dari kata digitus
yang dalam bahasa Yunani berarti jari-jemari.Digital menjadi gambaran terkait peralatan canggih
seperti computer yang pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan biner yang rumit.
Sesuai dengan fakta yang ada, pengguna internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal
tersebut dapat diketahui dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang
menyatakan, bahwa tahun 2013 pengguna internet berjumlah 71, 19 juta. Kemudian pada tahun
2015 meningkat menjadi 88, 1 juta orang. Para pengguna tersebut didominasi oleh masyarakat
Pulau Jawa terutama yang hidup di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.

Sedangkan jika didasarkan pada usia, APJII menyebutkan bahwa mayoritas pengguna internet di
Indonesia rata-rata 1825 tahun. Yaitu banyaknya hampir setengah dari total jumlah keseluruhan
pengguna internet di Indonesia. Kategori usia ini memiliki karakter yang sangat aktif dan cakap
dalam mengoperasikan teknologi berbasis internet. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2014) dalam Seminar PBAK FUAD
2019 42. Sehari Internasional Penggunaan Media Digital di Kalangan Anak dan Remaja di
Indonesia menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja usia 10-19 tahun telah menggunakan
media online lebih dari satu tahun.

Dan hampir setengah dari mereka mengaku belajar menggunakan internet untuk pertama kalinya
dari temannya.Beberapa indikator yang digunakan sebagai tolok ukur evaluasi konten informasi
antara lain: kemampuan dalam membedakan tampilan dengan konten informasi, kesadaran untuk
melakukan analisa terhadap latar belakang informasi dan halaman web, serta pengetahuan
tentang fungsi FAQ dalam grup diskusi. Sedangkan aspek yang keempat adalah tentang
penyusunan pengetahuan (knowledge assembly).
Sesuai dengan pendapat Gilster bahwa penyusunan pengetahuan (knowledge assembly)
merupakan kemampuan untuk merangkai pengetahuan, membangun suatu kumpulan informasi
yang diperoleh dari hasil kumpulan dan evaluasi fakta serta opini dengan baik dan tanpa
prasangka. Pada aspek ini, pengguna dinilai dari segi kemampuannya dalam mengumpulkan
berbagai informasi yang telah didapatkan sehingga dapat terbentuk suatu pengetahuan baru.

Berdasarkan atas empat aspek parameter penguasaan keterampilan berinternet di atas yang
diterapkan pada para remaja di kota Surabaya, dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki
kompetensi yang tinggi pada aspek pencarian di internet (internet searching). Tertinggi kedua
adalah aspek pandu arah hypertext (hypertext navigation), dan yang ketiga adalah aspek
penyusunan pengetahuan (knowledge assembly). Sedangkan aspek evaluasi konten informasi
(content evaluation) berada pada tingkat kompetensi yang paling rendah. Padahal tingkat
kompetensi literasi digital yang sesungguhnya lebih ditekankan pada kemampuan berpikir kritis
dalam melakukan pencarian informasi pada media digital (internet).

Solusi yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi dalam aspek evaluasi konten
informasi yaitu diadakan sosialisasi atau pemahaman bagi para remaja mengenai pentingnya
mengevaluasi segala jenis informasi yang ditemukan di internet. Selain itu, para remaja juga
harus dibekali dengan motivasi dan kesadaran bahwa pencarian informasi tidak hanya dapat
dilakukan di dunia maya tetapi juga media cetak atau media elektronik lainnya guna
mendapatkan informasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai