Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim a.s.
dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah s.w.t. kembali memperlihatkan
kekuasaanya, dan Allah s.w.t. berfirman kepada api "Hai Api! hendaklah menjadi dingin dan
selamatkanlah Ibrahim!" (s. Al-Anbiya ayat 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi Ibrahim a.s. tanpa
mengalami cedera sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim a.s. berusaha menyadarkan bapaknya
agar tidak lagi menyembah berhala, jangan memperturutkan jalan setan agar terlepas dari siksaan
Allah s.w.t. Namun bapak Nabi Ibrahim a.s. menjawab "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku,
Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau hentikan hinaan-hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya
aku akan menyiksamu, dan enyahlah engkau buat selama-lamanya!" (s. Maryam ayat 46)
Karena tetap ingkar kepada Allah s.w.t. maka Allah menghukum raja Namrud beserta
pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar biasa banyaknya. Nyamuk-nyamuk
itu memasuki dan menggigit tubuh raja Namrud dan pengikutnya, memasuki lubang telinga, hidung,
dan lain-lain. Raja Namrud sendiripun mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar Nabi
Ibrahim a.s. memiliki anak yang bernama Ismail, sedangkan dari Siti Sarah Nabi Ibrahim a.s. memiliki
anak bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah usianya lanjut.
Nama agama tauhid Ibrahimi kemudian diwariskan kepada 19 orang rasul penerusnya semanya dari
keturunan Ibrahim dan berakhir pada Nabi Muhammad SAW.
Intinya hanif bukanlah agama, namun julukan untuk ajaran tauhid yang diajarkan nabi Ibrahim a.s
untuk menyembah Allah.