Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AGAMA TENTANG RASUL ALLAH

NABI IBRAHIM A.S.


DISUSUN OLEH

SYIFA AZKA KHAIRINA


XI MIA 8
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Sejarah Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam bin Nuh. Pada masa itu
Raja Namrud yang bertahta dinegri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan
agar setiap anak lelaki yang lahir di negri Mausul dibunuh. Keadaan ini sama dengan Nabi Musa a.s.
namun berkat rahmat Allah s.w.t. nabi Ibrahim a.s. lahir dengan selamat.
Oleh orang tuanya nabi Ibrahim disembunyikan didalam gua, dan atas izin Allah s.w.t. Nabi
Ibrahim tidak mati, padahal tidak seorang pun yang memeliharanya dan tidak seekor binatang buas
pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus, diisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.
Pada usianya yang semakin meningkat, Nabi Ibrahim a.s. mulai bertanya-tanya pada dirinya
sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu
disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya.
Ketika berpikir tentang Tuhan, dan setelah ia yakin bahwa matahari dan bulan serta bintang
tidaklah kekal maka ia berseru kepada kaumnya "Hai kaumku! sesungguhnya aku berlepas diri dari
apa yang kamu persekutukan, aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan memperserikatkannya!"
Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi Ibrahim a.s.
memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali satu yang
tetap ditinggalkannya utuh, yaitu berhala yang paling besar. Dileher berhala yang paling besar itu
dikalungkannya kampak yang barusan digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala yang
lainnya.
Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui bahwa
berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak salah lagi, mereka menuduh Nabi
Ibrahim a.s. lah yang telah melakukannya, karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan
berhala itu. Nabi Ibrahim a.s. ditangkap dan dihadapkan kepada raja Namrud.
Sang Raja bertanya "Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab "Bukan aku yang menghancurkannya, tetapi
berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak penghancur berhala itu masih tergantung
dilehernya!"
Sang Raja berkata "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan!?"
Nabi Ibrahim menjawab "Nach kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu
berbuat apa-apa itu?"

Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim a.s.
dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah s.w.t. kembali memperlihatkan
kekuasaanya, dan Allah s.w.t. berfirman kepada api "Hai Api! hendaklah menjadi dingin dan
selamatkanlah Ibrahim!" (s. Al-Anbiya ayat 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi Ibrahim a.s. tanpa
mengalami cedera sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim a.s. berusaha menyadarkan bapaknya
agar tidak lagi menyembah berhala, jangan memperturutkan jalan setan agar terlepas dari siksaan
Allah s.w.t. Namun bapak Nabi Ibrahim a.s. menjawab "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku,
Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau hentikan hinaan-hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya
aku akan menyiksamu, dan enyahlah engkau buat selama-lamanya!" (s. Maryam ayat 46)
Karena tetap ingkar kepada Allah s.w.t. maka Allah menghukum raja Namrud beserta
pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar biasa banyaknya. Nyamuk-nyamuk
itu memasuki dan menggigit tubuh raja Namrud dan pengikutnya, memasuki lubang telinga, hidung,
dan lain-lain. Raja Namrud sendiripun mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar Nabi
Ibrahim a.s. memiliki anak yang bernama Ismail, sedangkan dari Siti Sarah Nabi Ibrahim a.s. memiliki
anak bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah usianya lanjut.
Nama agama tauhid Ibrahimi kemudian diwariskan kepada 19 orang rasul penerusnya semanya dari
keturunan Ibrahim dan berakhir pada Nabi Muhammad SAW.
Intinya hanif bukanlah agama, namun julukan untuk ajaran tauhid yang diajarkan nabi Ibrahim a.s
untuk menyembah Allah.

B. Ajaran Utama Nabi Ibrahim a.s.


Agama hanif adalah agama yang dibawa nabi Ibrahim untuk menyeru pada ketauhidan.
Sebenarnya tidak ada penamaan khusus bagi ajaran yang dibawa abi Ibrahim a.s. ajaran yang dikenal
adalah ajaran Tauhid (monotheism) sedangkan kata Hanif (lurus) diambil dari surat Al-baqarah 135 ,
yang artinya (Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama yahudi atau nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk .” katakanlah : “tidak melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim
yang lurus (hanif). Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musrik.”
Ajaran hanif atau dikenal dengan Nama agama tauhid Ibrahimi kemudian diwariskan kepada
19 orang rasul penerusnya semanya dari keturunan Ibrahim dan berakhir pada Nabi Muhammad
SAW.
Intinya hanif bukanlah agama, namun julukan untuk ajaran tauhid yang diajarkan nabi Ibrahim a.s
untuk menyembah Allah

C. Kendala Dakwah Nabi Ibrahim a.s.


Kendala nabi Ibrahim dalam berdakwah yaitu perbedaan kepercayaan dengan Ayahnya yang
menyembah berhala, sedangkan nabi Ibrahim menegakan Agama Allah. Dan juga menentang Raja
Nambrud yang sangat kejam yang ingin membakar nabi Ibrahim. Dan

D. Hikmah Kisah Nabi Ibrahim a.s.


Alloh Swt. berfirman, “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur yang cukup) berusaha
bersama-sama Ibrohim, Ibrohim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai ayahku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaa Alloh engkau akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar”. (QS. Ash Shoffaat [37] : 102)
Ayat ini menjadi tonggak pelaksanaan ibadah kurban. Nabi Ibrohim a.s yang sudah sekian lama
mendambakan hadirnya keturunan, akhirnya dikaruniai seorang putra bernama Ismail. Namun, setelah
sang putra mencapai usia remaja, Alloh Swt. memerintahkan nabi Ibrohim untuk menyembelihnya.
Dan, maasyaa Alloh, kedua hamba Alloh ini patuh kepada Robb mereka.
Kedua hamba Alloh ini memperlihatkan kepatuhan total kepada-Nya. Ayah dan anak ini yakin bahwa
setiap perintah Alloh pastilah kebaikan, dan Alloh mustahil zholim kepada hamba-Nya. Sampai
akhirnya, sebelum perintah tersebut dilaksanakan oleh nabi Ibrohim, Alloh menurunkan tanda
kebesaran-Nya dengan menggantikan nabi Ismail dengan seekor kibas yang besar. Dan, Alloh telah
menyaksikan ketaatan dan kesabaran kedua nabi agung ini.
Saudaraku, jika kita menemukan perintah Alloh Swt., maka sadarilah bahwa Alloh yang menciptakan
kita, Alloh yang paling mengerti komposisi diri kita, Alloh yang paling mengetahui kebutuhan kita
dan Alloh yang kuasa mencukupi segala kebutuhan kita. Juga Alloh yang mengetahui bagaimana cara
untuk meraih kebahagiaan. Dan cara-cara itu terdapat pada setiap perintah Alloh Swt.
Oleh karena itu, kalau kita menemukan perintah Alloh untuk shalat tepat pada waktunya, maka
patuhlah. Dan senantiasalah berpikir bahwa sholat tepat waktu ini pasti untuk kebaikan kita, pasti
untuk kebahagiaan kita dan kemuliaan kita. Kita berkorban waktu dan kegiatan lainnya demi
menunaikan shalat di awal waktu, pasti pengorbanan kita ini diketahui oleh Alloh dan pasti berbuah
kebaikan bagi kita.
Demikian pula pada perintah ibadah lainnya. Pada ibadah haji misalnya. Kita berkorban harta, tenaga,
waktu, semua itu tiada lain kebaikannya adalah untuk diri kita sendiri. Rasululloh Saw. bersabda,
“Dan tidak ada ganjaran lain bagi haji mabrur (haji yang baik) selain surga.” (HR. Bukhori dan
Muslim)
Semakin besar suatu amal ibadah, semakin banyak pengorbanannya, berarti semakin besar pula
kebaikan yang akan kembali kepada diri kita sendiri. Semoga kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail
benar-benar menjadi pelajaran untuk kita sehingga kita menjadi hamba Alloh yang memiliki tauhiid
yang lurus, bersih dan kuat.

Anda mungkin juga menyukai