Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

ANALISIS KASUS

“SENGKETA HAK MEREK “CYBEX+LUKISAN” ANTARA CYBEX


GmBH DENGAN SAMUEL HADY WINOTO”

Disusun Oleh:

DIO PUTRA PRATAMA 1610113071

MUHAMMAD FAWWAZ RIZQY 1610113074

SANDRA PUTRI SETYANI 1610113075

KELOMPOK 9

KELAS 2.6 (S6)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk barang/jasa yang sejenis
maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu
produk dengan produk lain, melainkan juga berfungsi sebagai asset perusahaan yang tidak
ternilai harganya, khususnya untuk merek-merek yang berpredikat terkenal( well-known
marks).
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui merek
produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta
keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan telah
membangun suatu karakter terhadap produk-produknya, yang diharapkan akan dapat
membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat pentingdan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan dengan
perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak mendapat
perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau pelanggaran-
pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya saja sebagai pemilik
atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para konsumen.
Disini Hak Merek merupakan bagian dari HKI yang berada pada lingkup hukum
perdata. Merek dianggap sebagai “roh” dari suatu produk. Bagi pengusaha, merek merupakan
aset yang sangat bernilai karena merupakan ikon kesuksesan sejalan usahanya yang dibangun
dengan segala keuletan termasuk biaya promosi. Bagi produsen merek dapat digunakan
sebagai jaminan mutu hasil produksinya. Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda.
Setelah meratifikasi WTO Agreement, Indonesia melakukan banyak revisi terhadap berbagai
undang-undang di bidang Hak Kekayaan Intelektual yang ada.
Dalam hal ini pemaparan makalah, fokus untuk mengkaji mengenai pelanggaran Hak
Merek yang terjadi di Indonesia dalam lingkup Hukum Perdata Internasional terkait Hak
Kekayaan Intelektual. Seperti dalam kasus HAK MEREK KERETA DORONG BAYI
“CYBEX+LUKISAN” ANTARA SAMUEL HADY WINOTO,OEY DAN CYBEX GmBH.
Dimana Samuel hady winoto,Oey melakukan plagiarism terhadap merek+lukisan milik
CYBEX GmBH.

A. Kasus Perdata Internasional


Plagiarism merek“Cybex+Lukisan” yang merupakan merek dari pedagang barang
(Kereta Dorong Bayi) asal Jerman yang dilakukan oleh Samuel Hady Winoto. Hal ini
menyebabkan perusahaan cybex GmBH asal Jerman menggugat Samuel Hady Winoto yang
telah menjiplak merek tersebut. Sengketa ini dimulai dari adanya pengaduan dan pengajuan
perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh Penggugat terkait kepemilikan dari suatu
logo yang dapat dikatakan persis sama yang dimiliki oleh perusahaan Cybex GmBH. Merek
yang diakui kepemilikannya oleh Samuel Hady Winoto kemiripannya tidak hanya sebatas
gambar atau logo melainkan pada tulisan yang ada di dalam logo terdapat kesamaan kata dan
gaya penulisan yang digunakan yaitu sebagai berikut

Merek Milik Cybex GmbH Merek Milik Samuel Hady Winoto

B. Posisi kasus penjiplakan merek “Cybex+Lukisan”

Sebagaimana diketahui Cybex gmbH mengajukan permohonan pendaftaran merek ke


Direktorat Merek Kemenkum HAM pada 19 Juni 2015. Selain di Indonesia, Cybex gmbH
telah terdaftar mereknya berbagai negara seperti di Jerman, Lebanon, Republik Hondura,
Republik Honduras, Kanada, dan Uni Eropa. Namum berkas tersebut tidak diterima karena
ada kesamaan dengan merek lain yang sebelumnya didaftarkan yaitu merek Cybex yang
diproduksi pengusaha asal Surabaya, Samuel Hadi Winoto. Samuel Hadi Winoto telah
mendapatkan sertifikat merek serupa dengan nomor IDM000258089 kelas 12 dan nomor
IDM000358737 kelas 20 yang masing-masing terdaftar pada 13 Juli 2010 dan 21 Februari
2011.
Cybex GmbH menganggap Samuel Hady Winoto(Cybex Surabaya atau Lokal) telah
menjiplak merek miliknya. Sebab tidak ditemukan unsur huruf lain yang berbeda. Kedua
merek tersebut sama-sama terdiri dari unsur huruf C-Y-B-E-X. Selain itu, Cybex
Surabaya/Lokal milik Samuel Hady Winoto juga membuat tempat tidur bayi dengan merek
serupa. Kemudian,menimbang produsen Cybex Surabaya/Lokal memiliki itikad tidak baik
saat mendaftarkan merek. Sehingga dapat menyebabkan kekeliruan terhadap konsumen dan
memberikan untung terhadap Samuel Hady Winoto (Cybex Surabaya atau Lokal) maka
gugatan pun dilayangkan. Kemudian pada Pengadilan Niaga di PN Jakpus diputuskan bahwa
Hakim menolak eksepsi tergugat (Samuel Hady Winoto) dan Hakim mengabulkan gugatan
dari Penggugat (Cybex GmBH) untuk seluruhnya. Namun dalam hal ini Samuel Hady
Winoto mengajukan upaya hukum kasasi Mahkamah Agung yang disini putusan Mahkamah
Agung tersebut memenangkan kembali perusahaan Cybex GmBH terkait kepemilikan objek
perkara tersebut (Hak Merek Dagang).

C. Analisis Kasus

Mengenai kasus yang terjadi antara Samuel Hady Winoto dan Cybex GmBH yaitu :

1. Penjiplakan Merek “Cybex” sebagai merek dagang Perusahaan Barang (Kereta


Dorong Bayi) asal Jerman

Sebelum menganalisa kasusnya lebih jauh, perlu didudukan dulu mengenai:

1. Warga negara Samuel Hady Winoto


2. Status Personal Badan Hukum perusahaan Barang (Kereta Dorong Bayi) “Cybex”

Menurut titik taut primer, kasus antara perusahaan Cybex GmBH dan Samuel Hady
Winoto masuk ke dalam ranah Hukum Perdata Internasional karena penjiplak merek
Cybex+Lukisan tersebut dilakukan oleh Samuel Hady Winoto yang berkewarganegaraan
Indonesia sedangkan status personal Badan Hukum perusahaan Cybex GmBH merupakan
perusahaan yang didirikan di Jerman. Hal ini menunjukkan terdapat unsur-unsur asing
(foreign element), dimana perusahaan Cybex tersebut milik Negara Jerman.

Hal ini menganut asas "Place of Incorporation", yaitu untuk menentukan status dan
kewenangan yuridis badan hukum ditentukan berdasarkan hukum dari tempat atau negara
dimana badan hukum tersebut didirikan secara sah dan Indonesia menganut asas ini.
Menurut analisa kami, penjiplakan yang dilakukan oleh Samuel Hady Winoto
terhadap merek dagang Cybex+Lukisan tersebut dapat digugat di Indonesia. Hal ini sesuai
dengan asas “Lex Loci Delicti Commisi Tator”, yaitu hukum dari tempat dimana perbuatan
melanggar hukum dilakukan. Maka, pengadilan Indonesia memiliki kewenangan untuk
mengadili perkara penjiplakan merek Cybex milik perusahaan Cybex GmBH asal Jerman.

Penyelesaian permasalahan yang terjadi antara Samuel Hady Winoto dan Cybex
GmBH terhadap penjiplakan merek dagang Perusahaan Barang (Kereta Dorong Bayi) asal
Jerman ini dapat dilaksanakan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan terbuktinya Samuel
Hady Winoto melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf (b) juncto Pasal 6 ayat (3) huruf (a)
juncto Pasal 4 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, yaitu:Pasal 6 ayat (1)
huruf (b) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek: “Permohonan harus ditolak
oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain, untuk barang dan/atau
jasa sejenis”.
Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf (b) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
tersebut di atas jelas terlihat bahwa seharusnya Direktorat Jenderal Kekayaan lntelektual
memberikan perlindungan khusus kepada pemilik merek terkenal atas setiap permohonan
pendaftaran merek lain yang patut didugamempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal, dalam hal ini permohonan merek yang
dapat menimbulkan kebingungan dan asumsi oleh khalayak ramai khususnya pemakai atau
konsumen, karena merek “Cybex+ Lukisan” milik Samuel Hady Winoto memiliki persamaan
penulisan, pengucapan, tampilan dan jenis barang dengan merek Cybex GmBH yang sudah
sangat terkenal, yaitu “Cybex + Lukisan”. Sehingga hal tersebut jelas akan sangat merugikan
Cybex GmBH yang telah memiliki reputasi Internasional.
Pasal 6 ayat (3) huruf (a) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek:
“Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut merupakan
atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
kecuali atas persetujuan tertulis dan yang berhak”.
Mengenai kata “menyerupai” di atas, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa berarti
“mengarah”. Sehingga meski hanya baru terdapat kesan yang mengarah pada tampilan atau
konseptual, hal tersebut seharusnya sudah dapat dikategorikan menyerupai; Sangatlah jelas
bahwa merek “Cybex + Lukisan” milik Samuel Hady Winoto (Tergugat) telah menyerupai
nama badan hukum milik Penggugat, yaitu CYBEX GmbH yang telah memiliki reputasi
yang baik di dunia Internasional. Selain itu permohonan pendaftaran merek milik Tergugat
telah diajukan tanpa memiliki persetujuan tertulis dari yang berhak, dalam hal ini tidak
memiliki persetujuan tertulis dari Penggugat.
Pasal 4 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek menyebutkan:“Merek tidak
dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak
baik”.
Sesuai dengan Penjelasan Pasal 4 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
disebutkan, bahwa Pemohon yang beriktikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan
mereknya secara layak dan jujur tanpa niat apapun untuk membonceng, meniru atau
menjiplak "ketenaran" merek pihak lain demi kepentingan usahanya, yang berakibat kerugian
pada pihak lain itu, atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau
menyesatkan masyarakat". Menurut Penjelasan Pasal 4 Undang Undang Nomor 15 Tahun
2001 tentang Merek tersebut di atas, terdapat hal-hal pokok untuk menentukan adanya iktikad
tidak baik, yaitu:
- Adanya niat untuk kepentingan usaha pendaftaran sekaligus merugikan pihak lain;
- Melalui cara penyesatan konsumen atau perbuatan persaingan atau menjiplak atau
menumpang ketenaran merek yang lain.
Pasal 6 ayat 3 huruf (a) Undang Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001:
“Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut merupakan
atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak".
Sebenarnya ada banyak kata yang dapat dipilih oleh Samuel Hady Winoto sebagai merek
tanpa ada kata “Cybex + Lukisan” sebagai merek terkenal milik Cybex GmBH yang telah
lebih dahulu terdaftar dan digunakan sejak lama di berbagai Negara di dunia. Oleh karena itu
adanya persamaan tersebut jelas menunjukkan bahwa Samuel Hady Winoto dalam
mengajukan permintaan pendaftaran mereknya terinspirasi dari keterkenalan merek “Cybex +
Lukisan” milik Cybex GmBH. Dengan fakta-fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
tersebut di atas,terbukti bahwa Samuel Hady Winoto telah mendaftarkan merek “Cybex +
Lukisan” yang didasarkan pada iktikad tidak baik, karena telah meniru merek “Cybex
+Lukisan” milik Cybex GmBH yang telah terdaftar dan terkenal di berbagai negara di dunia,
serta digunakannya merek “Cybex + Lukisan” sejak lama oleh Cybex GmBH sehingga telah
dikenal oleh masyarakat dunia. Selanjutnya dengan adanya persamaan pada keseluruhannya
pada kata “Cybex + Lukisan” milik Samuel Hady Winoto dengan kata “Cybex + Lukisan”
milik Cybex GmBH jelas dapat menyesatkan kosumen, karena konsumen akan mengira
bahwa produk dengan merek “Cybex + Lukisan” milik Samuel Hady Winoto adalah produk
dari Cybex GmbH, sehingga dapat mencemarkan nilai eksklusif dari merek atau menodai
daya tarik merek terkenal tersebut. Dengan demikian terbukti bahwa pendaftaran merek
“Cybex + Lukisan” milik Tergugat mengandung suatu niat menyesatkan konsumen, agar
produk milik Samuel Hady Winoto dengan merek “Cybex + Lukisan” dapat laku di pasaran,
karena masyarakat telah mengenal sebelumnya produk dengan merek “Cybex + Lukisan”, hal
ini jelas dapat merugikan pemilik merek “Cybex + Lukisan” serta masyarakat umum,
sehingga seharusnya sesuai dengan ketentuan Pasal 4 dan Pasal 6 ayat (1) huruf (b) serta
Pasal 6 ayat (3) huruf (a) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001, merek Samuel Hady
Winoto seharusnya tidak dapat didaftarkan dan ditolak dalam Daftar Umum Merek karena
pendaftaran merek tersebut dilandasi oleh adanya iktikad tidak baik, oleh karenanya wajib
secara hukum merek “Cybex + Lukisan” dengan pendaftaran Nomor IDM000258089 dan
IDM000358737 milik Samuel Hady Winoto untuk dibatalkan.

D. Putusan Pengadilan
Kasus penjiplakan Merek Terhadap Merek Dagang Milik Perusahaan Cybex GmBH
diselesaikan dengan dikeluarkannya Putusan Nomor 875 K/Pdt.Sus-HKI/2017. Yang dalam
Amarnya sebagai berikut :
Mengadili : 1. Menolak Permohonan Kasasi Yang diajukan oleh Samuel Hady Winoto
2. Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi sebesar Rp5.000.000,- (lima juta rupiah)

E. Kesimpulan
Kasus antara perusahaan barang ( Kereta Dorong Bayi) Cybex GmBH dan Samuel
Hady Winoto masuk ke dalam ranah Hukum Perdata Internasional karena penjiplak merek
Cybex tersebut dilakukan oleh Samuel Hady Winoto yang berkewarganegaraan Indonesia
sedangkan status personal Badan Hukum perusahaan Cybex GmBH merupakan perusahaan
yang didirikan di Jerman. Hal ini menunjukkan terdapat unsur-unsur asing (foreign element),
dimana perusahaan Cybex GmBH tersebut milik Negara Jerman.
Pada kasus ini berlaku asas asas antara lain:
 "Place of Incorporation", yaitu untuk menentukan status dan kewenangan yuridis
badan hukum ditentukan berdasarkan hukum dari tempat atau negara dimana badan
hukum tersebut didirikan secara sah dan Indonesia menganut asas ini.
 “Lex Loci Delicti Commisi Tator”, yaitu hukum dari tempat dimana perbuatan
melanggar hukum dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai