Anda di halaman 1dari 20

STOP BULLYING!!!

Oleh
Muhammad Fawwaz Rizqy
1610113074
Fakultas Hukum Universitas Andalas
KKN- KOLOK NAN TUO 2019
Apa itu bullying?
• Secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang
mengganggu orang lemah.
• Secara terminology bully adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti.
• Bullying dikenal sebagai “penindasan/risak/perundungan” (dalam
bahasa Indonesia)
• Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih
kuat atau berkuasa terhadap orang lain yang lebih lemah dan
bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Kata kunci dalam pemahaman bullying
3 Karakteristik UTAMA BULLYING:
 Ketidakseimbangan Kekuatan (Power Inbalance)
 korban berada dalam keadaan tidak mampu bertahan melawan
tindakan bullying.
cth: Pelaku berbadan besar><korban kecil, Berkelompok >< sendiri
 Intimidasi (Intimidate/deliberate bullying)
 bertujuan menyakiti secara fisik maupun psikologis
 Berulang (repeated)
 dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan
Bentuk-bentuk bullying
Fisik Verbal Relasional/social Cyber Bullying
Memukul, Menertawakan, Tidak
1.Mengirim pesan yang menyakitkan
menendang, memanggil dengan membolehkan atau menggunakan gambar
mengeroyok, nama julukan yang teman ikut 2. Meninggalkan pesan voicemail
menjambak, tidak di sukai, bermain, yang kejam
3. Menelepon terus menerus tanpa
merampas mengancam, mengucilkan henti namun tidak mengatakan apa-
makanan, merusak menggoda hingga teman, tidak mau apa (silent calls)
barang, meminta marah, berteriak mengajak teman 4. Membuat website yang memalukan
bagi si korban
uang jajan dengan kencang, ikut belajar 5. Si korban dihindarkan atau dijauhi
paksa menyebarkan berita bersama dari chat room dan lainnya
bohong 6. “Happy slapping” – yaitu video
yang berisi dimana si korban
dipermalukan atau di-bully lalu
disebarluaskan
SIAPA SAJA YANG TERLIBAT BULLYING
Korban

A. Pelaku Bully
A G. Pembela, tidak
G menyukai bullying
Budaya Sosial dan berusaha
B. Follower,
terkadang ikut B menolong korban
melakukan

C. Suporter,
mengambil C
bagian dari
bullying F. Pembela pasif,
D tidak menyukai
F
bullying tetapi tidak
D. Passive E
tahu cara menolong
Suporter
E. Penonton yg tidak terlibat
Faktor-Faktor Terjadinya Bullying
a. Keluarga.
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua
yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang
penuh stress, agresi, dan permusuhan.
b. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-
anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap
perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying
berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan
masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak
membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati antar sesama anggota sekolah;
c. Faktor Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di
sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying.
Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan
bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka
sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
d. Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya
perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan social yang
menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup
dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi
pemalakan antar siswanya.
e. Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi
tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas
(Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-
adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya
(64%) dan kata-katanya (43%).
BAHAYA BULLYING
1. Bullying menimbulkan ketakutan & gangguan psikologi
2. Bullying menimbulkan dendam dan budaya kekerasan
3. Bullying membahayakan nyawa
Akibat Hukum dari perilaku bullying
• Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak, maka
menurut UU Perlindungan anak, bullying adalah tindak pidana.
• Jika bullying ini dilakukan di lingkungan pendidikan, maka kita perlu melihat
juga Pasal 54 UU 35/2014 tentang perubahan atas UU No.23 Tahun 2002
tentang Perlindungan anak yang berbunyi:
(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan
perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan,
sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau Masyarakat.
Pasal 80 jo. Pasal 76C UU 35/2014:
• Pasal 80 UU 35/2014:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang
Tuanya.

• Pasal 76C UU 35/2014:


Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.
• Jadi, Bullying itu merupakan Tindak pidana dan terhadap pelaku
bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72 juta.
• Di sisi lain, UU Perlindungan Anak juga memiliki aspek perdata yaitu
diberikannya hak kepada anak korban kekerasan (bullying) untuk menuntut
ganti rugi materil/immateril terhadap pelaku kekerasan.[4] Hal ini diatur
dalam Pasal 71D ayat (1) Jo Pasal 59 ayat (2) huruf i UU 35/2014 sebagai
berikut:
• Pasal 71D ayat (1) UU 35/2014:
Setiap Anak yang menjadi korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
ayat (2) huruf b, huruf d, huruf f, huruf h, huruf i, dan huruf j berhak
mengajukan ke pengadilan berupa hak atas restitusi yang menjadi tanggung
jawab pelaku kejahatan.
• Pasal 59 ayat (2) huruf i UU 35/2014:
Perlindungan Khusus kepada Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada:
i. Anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis;..
Kak, aku-kan masih kecil. Emang bisa dijerat
hukum?
Menurut Pasal 1 ayat 3 UU Nomor 11 Tahun 2011 tentang system
peradilan anak : Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya
disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun,
tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.
Artinya ketika adik-adik berumur 12 tahun maka adik-adik sudah dapat
diproses pidana sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam undang-undang tersebut.
Namun, sebelum adik-adik diproses pada pengadilan WAJIB diupayakan
Diversi. Diversi yaitu pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses
peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.
• Proses diversi, dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan anak dan
orang tua/walinya, korban atau anak korban dan/atau orang tua/walinya,
pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja sosial profesional berdasarkan
pendekatan keadilan restoratif.
• Diversi bertujuan untuk: a. mencapai perdamaian antara korban dan anak;
b. menyelesaikan perkara anak di luar proses peradilan; c. menghindarkan
anak dari perampasan kemerdekaan; d. mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi; dan e. menanamkan rasa tanggungjawab kepada Anak.
• Hasil kesepakatan diversi dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan
diversi, yang harus ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri di wilayah
tempat terjadinya perkara atau di wilayah tempat kesepakatan diversi
dibuat. Jika dalam 3 bulan hasil tersebut tidak dilaksanakan maka barulah
adik-adik di proses di pengadilan.
• Untuk lebih lanjut proses diversi diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 65/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan
Anak Yang Belum Berumur 12 Tahun.
Kak, aku kan dibawah 12 tahun… berarti ga
bisa dihukum dong kak?
• Bagi adik-adik yang belum berumur 12 tahun maka belum dapat
dilakukan proses pemeriksaan pada pengadilan/proses peradilan,
namun adik-adik tetap dapat diproses melalui diversi.
• Hal ini tentunya dikarenakan juga karena anak dibawah umur 12
tahun dianggap masih belum memiliki kecerdasan emosional, mental,
dan intelektual yang stabil serta sesuai dengan psikologi anak dan
budaya bangsa Indonesia, sehingga belum dapat bertanggung jawab
secara hukum karena telah mengetahui hak dan kewajibannya.
• Juga melindungi hak konstitusi anak yang diamanatkan pasal 28 B
ayat 2 UUD NRI 1945.
Menjaga lingkungan anak bebas dari bullying
1. Perhatikan dan kenalilah dengan baik teman dari anak Anda
2. Berikan pemahaman cara bergaul kepada anak Anda
3. Sarankan teman dan lingkungan yang menurut Anda baik
4. Ajarkan Cinta Kasih antar sesama
5. Buat kedekatan emosional dengan Anak
6. Membangun rasa percaya diri anak
7. Memupuk keberanian dan ketegasan
8. Kembangkan kemampuan sosialisasi anak
9. Ajarkan etika terhadap sesame
10. Berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan
11. Tanamkan nilai-nilai keagamaan
12. Dampingi anak untuk menyerap informasi
13. Jadilah panutan untuk anak anda
SELAIN MEMBAHAYAKAN MENTAL DAN KESEHATAN JIWA BAHKAN
NYAWA, BULLYING JUGA DAPAT MEMBUAT ADIK-ADIK DI HUKUM
BAHKAN MASUK PENJARA
JADI ADIK-ADIK MULAI DARI SEKARANG KATAKAN TIDAK PADA
BULLYING!!! STOP BULLYING !!!
TERIMAKASIH
TANYA JAWAB
• Adik-adik ada ga yang bisa jelasin ke kakak dan teman2 semuanya
kenapa bully itu engga dibolehin? Yang bisa jelasin kakak kasih hadiah
nih!
• Kalau ga ada yang tau, siapa yang berani maju kedepan buat kasih
kesimpulannya? Ga usah takut salah adik-adik, kita semua masih
belajar kok hehehe. Yang berani maju kakak kasih hadiah nih.
• Karena abis materi adik-adik pada keliatan capek, yuk kita pemanasan
lagi nih, semuanya berdiri ikutin video didepan ya kita goyang sama-
sama. Yang goyangnya paling semangat kakak kasih hadiah.
(selanjutnya putar video baby shark)

Anda mungkin juga menyukai