Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MEDIS

A. Defenisi
Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh treponema pallidum; sangat kronik dan
bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyebabkan hampir semua alat tubuh,
dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari
ibu ke jani. (Djuanda Adhi, 2010)
Biasanya sifilif dibagi tiga tahap yaitu sifilis primer berupa efek prime, sifilis sekunder
berupa stadium penyebaran sistemik, dan sifilis tersier yang berupa kelainan organ dan
sistem syaraf ketiga tahap itu sering disebut L.I, L.II, L.III (lues I,II,III). (Wim de Jong et
al. 2005)
B. Etiologi
Disebabkan oleh Treponema pallidum yang termaksud ordo Spirochaetoles famillia
Spirochaetaceaae dan ganus Treponema. Organisme memasuki tubuh pasangan
seksual melalui luka pada kulit atau epitel dan menyebar melalui darah.(Patrick)
Klasifikasi dibagi menjadi: (Djuanda Adhi, 2010)
1) Sifilis congenital
 Dini (sebelum 2 tahun)
 Lanjut (sesudah 2 tahun)
 Stigmata
2) Sifilis akuisita (di dapat)
 Secara klinis: stadium 1 (S1/sifilis primer), stadium 2 (SII/sifilis sekunder),
stadium 3 (SIII/sifilis tersier)
 Epidemiologis menurut WHO dibagi menjadi:
a. Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi), terdiri atas SI,SII,
stadium rekuren, dan stadium laten dini
b. Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi), terdiri atas
stadium laten lanjut dan S III.

Bntuk lain adalah sifilis kardiovaskuler dan neuro sifilis. Ada yang memasukkannya
kedalam S.III atau S.IV

C. Patofisiologis
Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir semua alat
tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardivaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil
yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan
sifilis congenital yang dapat menyebabkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika
cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika
tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh
lain di luar alat kelamin.
D. Manifestasi klinis
1. Sifilis primer: masa tunas 2-4 minggu. Menular melalui senggama dan setelah
terpejan timbul papul kecil soliter ditempat infasi dalam 10-90 hari. Dalam beberapa
minggu papul berkembang menjadi ulkus merah, indolen (tidak nyeri) dan berbatas
tegas yang disebut chancre (sangat menular) dan di penuhi spirokaeta. Chancre
pada pria (penis, anus, rectum), pada wanita di vulva, perineum dan serviks.
Chancre ekstra genital di rongga mulut, jari tangan, dan payudara. Chancre sembuh
spontan dalam 4-6 minggu
2. Sifilis sekunder: timbul setelah 6-8 minggu sejak sifilis primer, gejala umumnya tidak
berat berupa anoreksia, turunnya berat badan, malaise, nyeri kepala, demam yang
tidak tinggi dan artalgia, tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata, kelainan
juga terjadi pada telapak tangan dan kaki.
3. Sifilis laten: gejala dan tanda menghilang. Satu-satunya menifestasi infeksi adalah
pemeriksaan serologis yang positif. Infeksi SSP asimtomatik umum terjadi
4. Sifilis tersier : guma (granulomatosa yang keras) muncul setelah 3-10 tahun
diberbagai tempat, termasuk diikuti, dimana terjadi ulkus setelah ada kerusakan
jaringan kartilago dan jaringan ikat bawahnya.
Pemeriksaan penunjang
1. Uji serologic (uji nontreponema, uji treponema)
2. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope)
3. Uji antibody flurosen langsung.
Penatalaksanaan (Reeves,2001)
Penisilin merupakan terapi utama, standar yang modus lain dari terapi dinilai, dan
satu-satunya terapi yang telah digunakan secara luas untuk neourosifilis, sifilis
congenital, atau sifilis selama kehamilan.
1. Sifilis didapat: pemberian penisilin G Benzhatine atau procaine, bisa peroral atau
parenteral, tergantung keadaan pasien
2. Sifilis congenital: penisilin G. dosis pada bayi, orang dewasa dan ibu hamil
tentunya berbeda. Dibutuhkan pengontrolan yang berbeda pula.
Terapi empiris antibiotic harus konferhensif dan harus mencakup semua pathogen
mungkin dalam konteks pengaturan klinis.

1. Penisilin G benzatin (Bicillin L-A); untuk infeksi sifilis primer dan sekunder.
2. Penisilin G prokain; Penisilin G prokain adalah agen ini pertama untuk mengobati
sifilis laten
3. Doksisiklin (Doryx, vibramycin); digunakan sebagai terapi alternative untuk infeksi
sifilis. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengikat ribosom 30s unit,
mencegah sintesis protein
4. Tetraksilin (sumycin); Tetraksilin digunakan sebagai terapi alternative untuk
infekksi sifilis. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengikat riboson 30s
unit, mencegah sintesis protein
5. Eritromisin (E.E.S,. E-Mycin); Eritromisin menghambat pertumbuhan bakteri. Hal
ini digunakan untuk pengobatan infeksi staphylococcal dan streptokokus
6. Ceftriaxone (Rocephin); Ceftriaxone merupakan agen alternative untuk penisilin-
alergi pasien
7. Azitromisin (Zithromax) ; obat ini di gunakan untuk mengobati ringan sampai
sedang infeksi mikroba.

Selain antibiotic, urikosurik juga digunakan untuk meningkatkan konsentrasi serum


antibiotic tertentu dan obat lain. Urikosurik yang digunakan biasanya adalah
probenesid. Probenesid menghambat sekresi tubular penisilin dan biasanya
meningkat penisilin kadar plasma oleh rute antibiotic yang diberikan. Probenesid
digunakan sebagai tambahan penisilin pada sifilis laten dan neurosifilis.

E. Masalah yang lazim muncul (nanda 2015)


1. Hipertermia b/d infeksi kuman
2. Nyeri akut b/d proses peradangan
3. Kerusakan integritas kulit b/d diagnose sifilis
4. Disfungsi seksual b.d perubahan fungsi tubuh (impotensi), anomaly proses penyakit
(ulkus pada genetalia)
F. Discharge planning
1. Jalani pola hidup bersih
2. Hindari penularan melalui hubungan intim
3. Memberikan pendidikan kepada keluarga dan pasien tentang bahaya penularan dan
perawatan pasien
4. Anjurkan keluarga ikut serta dalam memberikan dukungan kepada penderita
5. Cek pasangannya dan cek infeksi penyakit kelamin lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SIFILIS

1. Pengkajian
Perawat menghubungkan riwayat sifilis dengan kategori berikut
a. Anamnesa
1) Tanyakan kepada klien sejak kapan mengeluh nyeri
2) Bagaimana dan berupa apa saja kelainan pada awalnya dan apakah
menyebar/menetap
3) Apakah ada sensasi panas, gatal serta cairan yang menyertai
4) Obat apa saja yang telah di pakai dan bagaimana pengaruh obat tersebut
apakah membaik, memburuk, atau menetap
5) Apakah klien mengeluh adanya nyeri pada tulangk, nyeri pada kepala, mengeluh
kesemutan, mati rasa (sebagai tanda kerusakan neorologis)
6) Tanyakan sosial ekonomi keluarga, gaya hidup dan penyakit keluarga/individu
sekitarnya
7) Bagaimana akitivitas seksual (pernah atau sering melakukan seks beresiko
missal berganti-ganti pasangan, oral/anal seks, homo seksual, melakukan
dengan PSK)
8) Apakah ada tanda-tanda kelainan pada alat kelamin pasangan seperti
kemerahan, muncul benjolan, dan vesikel
9) Bagaiman dengan urin klien apakah bercampur darah, urin tidak lancar, nyeri
saat berkemih
10) Apa disertai dengan febris, anoreksia
11) Pada sifilis kongietal selain anamnesa diatas, perlu ditanya orang tua apakah
pernah keluar secret bercampur darah dari hidung, perforasi palatum durum,
gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan berjalan, serta
keterlambatan tumbuh kembang
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Adanya eritema dan papula, macula, postula, vesikula, dan ulkus
b) Timbulnya lesi pada alat kelamin ekstra genital, bibir, lidah, tonsil, jari dan
anus
c) Kelainan selaput lender dan limfa denitis
d) Kelainan pada mata dan telinga
e) Kelainan pada tulang dan gaya berjalan
2) Palpasi
Adanya pembesaran limfe, adanya nyeri tekan
3) Auskultasi
Perubahan suara pada paru-paru, jantung dan system pencernaan
2. Diangnosa Keperawatan
a) Hiportermia b/d proses penyakit (mis. Infeksi,kanker)
b) Nyeri akut b/d agen pencedraan fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
c) Resiko infeksi d/d kerusakan integritas .kulit
d) Defisit pengetaahuan b/d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
e) Resiko defisit nutrisi d/d faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
3. Rencana Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai