Zainal Anshari
(STAIN Jember dan Pemerhati masalah sosial-pendidikan dan aktif di LSM Superior.
Email: anshari.zainal@yahoo.com)
Pendahuluan
Pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam, merupakan
kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh manusia (muslim),
untuk menunjang kehidupannya di masa kini dan masa mendatang.
Oleh karenanya, pendidikan harus di desains, dikelola dan di format
Zainal Anshari
1
Abd. Halim Soebahar, Matrik Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2009,
04.
2 Perkembangan masyarakat sangat dinamis seiring dengan revolusi pengetahun
yang terjadi di Barat, Hampir dinamika keilmuan Barat dengan tehnologi sebagai
penerapannya telah merubah tatanan masyarakat dunia menuju pada peradaban
manusia yang hampir berada pada puncak keemasannya, disisi lain peradaban
modern (Barat) telah mereduksi eksistensi manusia berada pada kehampaan
makna, karena hegemoni sains dan tehnologi yang begitu kuat. Dengan demikian
pendidikan Islam bukan hanya menjadi tambal atas kegersangan makna masyara-
kat modern, namun terus dilakukan pembenahan-pembenahan untuk menjadi
pendidikan alternative dalam menyelamatkan manusia dari kehampaan, keger-
sangan akibat peradaban modern yang semakin menjauh dari hakekatnya.
3 Abdurrahman Mas’ud, Dari Haramain ke Nusantara; jejak intelektual arsitek pesant-
4 Zamakhsyari, Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi Atas Pandangan Kiai, Jakarta: LP3ES,
1984. Dan lihat dalam Zamakhsyari, Dhofier, Tradisi Pesantren; Memadu Moderni-
tas Untuk Kemajuan Bangsa, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009.
5 Nasution, S, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
6 Abdurrahman Wahid, Ilusi Negara Islam; ekspansi gerakan Islam transnasional di
Indonesia, Jakarta: The Wahid Institute, Gerakan Bhineka Tunggal Ika, Maarif,
2009.
7 Zamakhsyari, Dhofier, Tradisi Pesantren; Memadu Modernitas Untuk Kemajuan
58 |
Zainal Anshari
tengah kabut yang begitu tebal, dan tidak memiliki arah yang jelas.
Namun demikian, sistem pendidikan yang kini berada di Indonesia,
merupakan konsensus para pendiri bangsa ini.8
Misalkan saja, posisi pendidikan Islam di dalam undang-
undang sistem pendidikan nasional tahun 1950/1954, 1989 dan 2003,
masih terasa adanya bentuk “diskriminasi” di antara model-model
pendidikan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.9 Apalagi 175
sarjana lulusan model pendidikan Barat,10 yang menyiapkan dan ikut
terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia cukup dominan. Se-
hingga wajar, jika pendidikan Islam tidak memiliki arah sejelas pen-
didikan umum.
Begitu pula dengan para politisi, praktisi, akademisi bahkan
pemangku pendididikanpun sampai hari ini tetap setengah hati me-
lihat pendidikan Islam di Indonesia, mereka terjebak pada beground
atau almamater tempat menimba ilmu sebelumnya. Para alumnus-
alumnus kita yang notabenenya berpendidikan umum, apatis dengan
persoalan yang berbau agama apalagi bernafas agama, sehingga di-
manapun para alumnus ini berada, akan senantiasa memandang se-
belah mata tentang pendidikan agama, seakan-akan pendidikan
agama atau urusan agama adalah urusan nomer dua setelah urusan
dunia.
Dhofier dalam tulisannya, menyatakan bahwa KH Wahid Ha-
syim adalah bapak pendidikan Islam modern, yang mendesain pen-
didikan pondok pesantren, berbentuk madrasah dan perguruan ting-
gi agama, agar memiliki kualifikasi yang tidak kalah dengan lulusan
sekolah-sekolah bentukan Belanda.
Namun demikian, tidak terlepas dari “pertarungan” dalam
merangkai aturan sistem pendidikan nasional. Pendidikan Islam,
masih mendapatkan pelayanan yang “kurang prima” dari
8 As’ad Said Ali, Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Jakarta: LP3ES,
2009.
9 Himpunan perundang-undangan RI tentang sisdiknas, UU RI No 20 tahun 2003 dan
UU No 2 tahun 1989, Bandung: Nuansa Aulia, 2005.
10 Zamakhsyari, Dhofier, Tradisi Pesantren; Memadu Modernitas Untuk Kemajuan
11 Abd. Halim Soebahar, Pendidikan Islam dan Trend Masa Depan; pemetaan wacana
dan reorientasi, Jember: Pena Salsabila, 2009.
60 |
Zainal Anshari
13 Sebagai perbandingan dalam tulisan ini, lihat dalam Abdurrahman Wahid, Ilusi
Negara Islam; ekspansi gerakan Islam transnasional di Indonesia, Jakarta: The
Wahid Institute, Gerakan Bhineka Tunggal Ika, Maarif, 2009. Dan M. Imdadun
Rahmat, Ideologi Politik PKS; dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, Yogyakarta,
LKiS, cetakan ke V, 2011, 287.
14 Mengenai pilihan pendidikan di dalam agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budd-
ha serta Konghucu, karena agama-agama dimaksud sebagai agama yang resmi dan
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
62 |
Zainal Anshari
16 Lihat dalam A.H Soebahar, Prospek Guru Indonesia; perspektif sistem perundang-
undangan tentang pendidikan dan guru, Jember: Pena Salsabila, 2012. Lampiran
pertama tentang UU No 20 tahun 2003, tentang sisdiknas, 15-16.
64 |
Zainal Anshari
nakan mata kuliah dasar umum. Yang di dalamnya juga ada PKN
dan lain sebagainya. Namun di beebrapa perguruan tinggi tidak
menggunakan MKDNU, akan tetapi membuat istilah sendiri-sendiri.
Sedangkan gambaran pada Universitas Negeri Jember berkai-
tan dengan jurusan yang dikelolanya adalah sebagai berikut; 1). Fa-
kultas Kedokteran 2). Fakultas MIPA 3). Fakultas Sastra 4). Fakultas
Ekonomi 5). Fakultas FISIP 6). Fakultas Hukum 7). Fakultas Pertanian
8). Fakultas Teknik 9). FKIP 10). Fakultas kesehatan masyarakat
(FKM).
Sedangkan aturan di dalam PP No 55 tahun 2007, bab I, pasal
1 berbunyi sebagai berikut;
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam menjalankan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau
kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
66 |
Zainal Anshari
Udayana ada dua tempat, untuk yang kelas reguler ada disini
(tempat teman-teman melakukan penelitian), sedangkan untuk kelas
ekstensi kampusnya ada di Jl. Sudirman.
68 |
Zainal Anshari
20 Mukni’ah, Materi pendidikan agama Islam untuk perguruan tinggi umum, Yogya-
karta, Ar Ruzz Media, 2011. Adapun topik-topik kajiannya adalah sebagai berikut;
1). Makna dan karakteristik agama Islam, 2). Kerangka dasar atau prinsip-prinsip
dasar ajaran Islam, 3). Syari’ah 4). Ahlak 5). Jenis-jenis akhlak 6). Tentang manusia
7). Potensi-potensi yang dimiliki manusia 8). Keimanan 9). Taqwa 11). Sumber-
sumber hukum Islam 12). Hadis 13). Ijtihad 14). Hubungan sesama manusia (hab-
lum minannas) 15). Kehidupan sosial menurut Islam dan perbedaannya dengan
paham lain serta upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
70 |
Zainal Anshari
22 Wahyuddin, dkk, Pendidikan agama Islam untuk perguruan tinggi, Jakarta, Grasin-
do 2009. Adapun materi dalam buku tersebut mencakup topik-topik sebagai beri-
kut; Agama Islam dan ruang lingkupnya, Konsep ketuhanan dalam Islam, Hakekat
manusia menurut Islam, Etika, moral dan akhlak, Hukum, HAM dan demokrasi da-
lam Islam, Iptek dan seni dalam Islam, Kerukunan antar umat beragama, Masyara-
kat madani dan kesejahteraan, Kebudayaan dalam Islam, System politik dalam Is-
lam.
72 |
Zainal Anshari
74 |
Zainal Anshari
hingga, hal ini juga turut mewarnai bagian kehidupan religious yang
di bangun di ITS.
76 |
Zainal Anshari
28 Wawancara dilakukan dengan Siti Nur Anggraeni, (10 Juni 2012). Alumni FKIP
bahasa inggris, Universitas Nusantara PGRI Kediri, tahun 2011.
Jember.29 3). IKIP PGRI Jember.30 4). Magistra Utama Jember.31 5). Un-
iversitas Mohahamad Seruji Jember.32
Ada beberapa laboratorium PAI di kampus yang belum ter-
manfaatkan secara maksimal. Dan kalaupun ada yang maksimal,
tidak serta merta dipergunakan untuk pembelajaran mata kuliah PAI.
Namun lebih banyak mahasiswa yang mempergunakannya, misalkan
mahasiswa yang tergabung di dalam LDK, jamaah tablig dan
semacamnya.33
Seperti dilaporkan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan badan litbang dan diklat Kemenag RI tahun 2010, dengan
judul penelitian aktivitas keagamaan di kalangan mahasiswa perguruan
tinggi umum pasca reformasi. Penelitian tersebut merekomendasikan
temuan lapangan sebagai berikut;
a. Medium pembelajaran utama: kelompok-kelompok kecil (halaqah
atau mentoring). Kelompok-kelompok ini tersusun secara rapid an
sistematis. Keanggotaan mereka dalam satu kelompok berjumlah
3-10 orang, tergantung kebutuhan. Hubungan mereka melebihi
siswa universitas Moh. Seruji saat ini sedang menjalani kuliah, dan masih menem-
puh smt 6. Menurut penjelasan Nur Huda, masjid kampus hanya ditempati ketika
sholat ashar, magrib dan isya’. Sebab, mahasiswa di universitas Moh. Seruji seba-
nyak 98% sudah bekerja. Jadi perkuliahan yang mereka lalui tidak sebagimana pa-
da umunya. Sedangkan materi PAI yang pernah mereka terima misalkan, materi
tentang sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah, matri sholat wajib, ahlak dan sema-
camnya. Materi PAI di universitas Moh. Seruji diberikan ketika semester I.
33 Lihat dalam M Imdadun Rahmat, Ideology Politik PKS; dari Masjid Kampus ke
78 |
Zainal Anshari
34 M Amin Haedari (editor), Sinopsis Kajian Pendidikan Agama dan Keagamaan 2006-
2009, Jakarta, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI 2010. Pada judul penelitian
aktivitas keagamaan di kalangan mahasiswa perguruan tinggi umum pasca
reformasi, 94-102.
Penutup
Dari beberapa kondisi PAI di 3 tempat istitusi PTU yang
berbeda, PAI masih kurang mendapat ruang yang begitu luas dimata
para pemangku kebijakan institusi PTU setempat. PAI seakan akan
80 |
Zainal Anshari
82 |
Zainal Anshari
mun fungsi masjid hanya dijadikan tempat beribadah saja, tidak lebih
dari pada itu sehingga kehidupan religious yang bisa diawali dan
dikawal melalui masjid-masjid intesitasnya cukup lambat bahkan di-
am ditempat.
Daftar Pustaka
Ali, As’ad Said, Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Jakarta:
LP3ES, 2009.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001.
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Abduh Malik, dkk, Materi pembelajaran mata kuliah pengembangan
kepribadian pendidikan agama Islam pada perguruan tinggi
umum, Jakarta, Departemen Agama, 2009.
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, Bandung : PT. Pustaka Setia,
2003.
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung : Diponegoro, 2005.
Djamas, Nurhayati, Pola Aktifitas Keagamaan Mahasiswa Islam Pergu-
ruan Tinggi Umum Negeri Pasca Reformasi, Jakarta: Badan Lit-
bang dan Diklat Departemen Agama, 2009.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Studi Atas Pandangan Kiai,
Jakarta: LP3ES, 1984.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Memadu Modernitas Untuk
Kemajuan Bangsa, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009.
Nasution, S, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
Nur Ali, Orientasi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Perguruan Tinggi, Malang, UIN Maliki, 2009.
Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama
dan pendidikan keagamaan.
Mas’ud, Abdurrahman, Dari Haramain ke Nusantara; Jejak Intelektual
Arsitek Pesantren, Jakarta: Kencana, 2006.
M Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS; dari Masjid Kampus ke Gedung
Parlemen, Yogyakarta, LKiS, cetakan ke V, 2011.
84 |