Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL CUCI DARAH

Di Susun Oleh :

Zakharias Umbu Harang


-XI MIPA 2-
YAYASAN PEMBINA DIKDASMEN
SMA PGRI WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN AJARAN
2018/ 2019
Jalan Umbu Tipuk Marisi No. 11
ARTIKEL CUCI DARAH
Resume Cuci Darah dan Prinsip Dialisis
Cuci darah atau Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan darah yang dilakukan
oleh mesin.Cuci darah biasanya dilakukan pada penderita yang mengalami gagal ginjal. Jadi
proses Cuci darah itu dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjalyang sudah
rusak.Fungsiginjal yang utama adalah menyaring darah kotor atau darah yang sudah
tercampur oleh sisa metabolisme tubuh. Hasil dari saringan tadi dikeluarkan melalui urine
atau air seni.Sedangkan darah yang sudah bersih setelah disaring tadi dikembalikan ke tubuh.
Bila ginjal tadirusak, otomatis sisa metabolisme dan air tidak dapat dikeluarkan dari tubuh
dan bila mencapaikadar tertentu sisa metabolisme itu dapat meracuni tubuh sampai
mengakibatkan kerusakanjaringan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Jadi kalau
sudah mengalami gagal ginjalatau ginjalnya rusak diperlukan proses Cuci darah tadi.Pada
cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh
darahdimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut
Dializer.Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh
membran, sampahhasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan
dibuang untukselanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang
sudah disaring danbersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini
mempunyai fungsi sepertiginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar
10 % saja.Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu
perbaikan fungsiginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus
menerus, biasanya 3 kaliseminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam. Yang
harus dipikirkan adalahbiayanya yang cukup besar dan mempunyai efek samping yang cukup
banyak seperti tekanandarah rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit kepala, mual, muntah,
anemia, kram otot, dandetak jantung tidak teratur. Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal
kronik adalah melakukancangkok ginjal apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus
menerus, tetapi prosespencangkokan ginjal ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan
biaya yang besar sekali,karena itu sayangilah ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap sehat.

CUCI DARAH
Cuci darah atau dialisis merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengganti
tugas ginjal yang sehat.Seperti yang telah kita ketahui, ginjal berperan vital bagi tubuh yaitu
berfungsi untuk menyaring danmembuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan,
menyeimbangkan unsur kimiawi dalam tubuh sertamenjaga tekanan darah. Prosedur ini
ditempuh saat kerusakan ginjal telah mencapai 85-90 persen atau“Gagal Ginjal Terminal”
dimana ginjal tidak dapat lagi berfungsi seperti sediakala.Ada dua macam cuci darah, yakni
hemodialisis dan dialisis peritoneal. Prinsipnya, pada proses dialisis,darah akan dialirkan ke
luar tubuh dan disaring. Kemudian darah yang telah disaring dialirkan kembali kedalam
tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan dilakukan oleh suatu mesin dialisis yang
disebutdengan membran dialisis. Jenis dialisis ini yang banyak dilakukan di Indonesia.
Sedangkan pada dialisisperitoneal, jaringan tubuh pasien sendiri bagian abdomen (perut)
yang digunakan sebagai penyaring.Biasanya dialisis dilakukan 2-3 kali seminggu selama
masing-masing 4-5 jam tiap kali proses.Cuci darah harus dilakukan secara teratur untuk
menghindari efek yang tidak diinginkan akibat penumpukansisa metabolime maupun cairan
dalam tubuh. Karena hanya bersifat menggantikan fungsi ginjal, bukanmenyembuhkannya,
tindakan dialisis harus dilakukan selama seumur hidup, kecuali pasien melakukan
transplantasi ginjal. Pasien juga perlu mengatur pola makan dan minumnya untuk
keberhasilan terapidialisis. Dengan berpikir positif dan menjalankan terapi dengan sungguh-
sungguh serta mengikuti segalapetunjuk dokter, bukan tidak mungkin pasien gagal ginjal
tetap dapat menjalani hidup secara normal.
Proses kerusakan ginjal biasanya makan waktus epuluh tahun atau lebih. Ada beberapa
penyakit yang paling sering menyebabkan kerusakan ginjal progresif, yaitu kencing manis
(diabetes) dan tekanan darahtinggi. Beberapa penyakit lain yang kemudian bisa berlanjut ke
gagal ginjalantara lain adalah penyakit ginjal polikistik, batu ginjal, infeksi
ginjal,glomerulonefritis, kelainan ginjal akibat obat analgesik dan lupus ginjal.Walaupun saat
ini penyakit diabetes terkontrol baik, dan tekanan darah tinggi juga ringan, ada baiknya hati-
hati. Artinya, jangan lupa minum obat yakni obat kencing manis dan obat tekanan darah
tinggi, mengonsumsi sayur dan buah setiap hari serta berolahraga ringan atau berjalan cepat
selama setengah jam setiap hari.

PENYEBAB CUCI DARAH


Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring darah kotor atau darah yang sudah
tercampur oleh sisa metabolisme tubuh. Hasil dari saringan tadi dikeluarkan melalui urine
atau air seni. Sedangkan darah yang sudah bersih setelah disaring tadi dikembalikan ke tubuh.
Bila ginjal tadi rusak, otomatis sisa metabolisme dan air tidak dapat dikeluarkan dari tubuh
dan bila mencapai kadar tertentu sisa metabolisme itu dapat meracuni tubuh sampai
mengakibatkan kerusakan jaringan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Jadi kalau
sudah mengalami gagal ginjal atau ginjalnya rusak diperlukan proses Cuci darah.

MACAM-MACAM CUCI DARAH


Ada dua macam cuci darah, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Prinsipnya,
pada proses dialisis, darah akan dialirkan ke luar tubuh dan disaring. Kemudian darah yang
telah disaring dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan
dilakukan oleh suatu mesin dialisis yang disebut dengan membran dialisis. Jenis dialisis ini
yang banyak dilakukan di Indonesia. Sedangkan pada dialisis peritoneal, jaringan tubuh
pasien sendiri bagian abdomen (perut) yang digunakan sebagai penyaring. Biasanya dialisis
dilakukan 2-3 kali seminggu selama masing-masing 4-5 jam tiap kali proses.
PROSES CUCI DARAH
Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari
pembuluh darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau
disebut Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan
oleh membran, sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat,
dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah
yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini
mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar
10 % saja.

Alat cuci darah


Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemoyang berarti
darah dan dilisis sendiri merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-
partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput
Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel.
Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana
fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.
Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan
pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat
dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk
seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium
dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai
ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan
menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya
sampai batas waktu yang tidak tertentu.
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi
pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah
dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal
buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan
khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam
darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis melibatkan
difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa
metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap
saat bila molekul zat terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga
sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat,
dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan
vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga
terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler
merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya
kembali lagi ketubuh penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit.
Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan
dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer.
Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan
komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas
proses dialisis dan keselamatan.
Pada saat proses Hemodialisa, darah kita akan dialirkan melalui sebuah saringan
khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring sampah metabolisme dan air yang
berlebih.Kemudian darah yang bersih akan dikembalikan kedalam tubuh. Pengeluaran
sampah dan air serta garam berlebih akan membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan
kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar
mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak
padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah
yang tinggi. Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8
sampai 2,2 meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA
yang dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum
dari dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya. Secara
singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak.
Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak
(steady state) atau melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak
termampatkan (incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya
(kontinuitas).
Prinsip Hemodialisa
Prinsip mayor/proses hemodialisa

1. Akses Vaskuler :
Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik biasanya memiliki
akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut memiliki akses temporer seperti
vascoth.

2. Membran semi permeable


Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan kontak diantara
darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.

3. Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan pemindahan zat terlarut
adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang konsentrasi tinggi ke area dengan
konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan
pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.

4. Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan mengambil
bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.

5. Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi artinya adalah
pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi
pada membrane :
1) Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam
membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena terhadap
darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi
membrane.
2) Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane oleh pompa
pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative “menarik” cairan keluar darah.
3) Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang berhubungan
dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang
tinggi akan menarik cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang
menyebabkan membrane permeable terhadap air.

Perangkat Hemodialisa
A. Perangkat khusus
1) Mesin hemodialisa
2) Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa
metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh. Didalamnya terdapat 2 ruangan atau
kompartemen :
- kompartemen darah
- kompartemen dialisat.
3) Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan kembali ke tubuh.
Mempunyai 2 fungsi :
• Untuk mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metablolisme.
• Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialysis.

B. Alat-alat kesehatan :
• Tempat tidur fungsional
• Timbangan BB
• Pengukur TB
• Stetoskop
• Termometer
• Peralatan EKG
• Set O2 lengkap
• Suction set
• Meja tindakan.

C. Obat-obatan dan cairan :


- Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi.
- Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.
- Dialisat
- Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%
- Obat-obatan emergency.

Pedoman Perawatan Hemodialisa


A. Persiapan sebelum hemodialisa
1) Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.
2) Kran air dibuka.
3) Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk keluar atau saluran
pembuangan.
4) Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak.
5) Hidupkan mesin.
6) Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit.
7) Matikan mesin hemodialisis.
8) Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat.
9) Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis.
10) Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap).
B. Menyiapkan sirkulasi darah.
1) Bukalah alat-alat dialisat dari setnya.
2) Tempatkan dialiser pada holder (tempatnya) dan posisi ‘inset’ (tanda merah) diatas dan
posisi ‘outset’ (tanda biru) dibawah.
3) Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung ‘inset’ dari dialiser.
4) Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung ‘outset’ adri dialiser dan tempatkan
buble tap di holder dengan posisi tengah.
5) Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500 cc.
6) Hubungkan set infuse ke slang arteri.
7) Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang arteri sampai keujung selang lalu klem.
8) Memutarkan letak dialiser dengan posisi ‘inset’ dibawah dan ‘ouset’ diatas, tujuannya
agar dialiser bebas dari udara.
9) Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin.
10) Buka klem dari infuse set ABL, UBL.
11) Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt, kemudian naikkan
secara bertahap sampai 200 ml/mnt.
12) Isi buble tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan.
13) Memberikan tekanan secara intermitten pada UBL untuk mengalirkan udara dari dalam
dialiser, dilakukan sampai dengan dialiser bebas udara (tekanan tidak lebih dari 200 mmHg).
14) Melakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang terdapat
pada botol (kalf). Sisanya ditampung pada gelas ukur.
15) Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru.
16) Sambungkan ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor.
17) Menghidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru 15-20 menit, untuk
dialiser reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt.
18) Mengembalikan posisi dialiser ke posisi semula dimana ‘inset’ diatas dan ‘outset’
dibawah.
19) Menghubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit siap untuk
dihubungkan dengan pasien (soaking).

Persiapan pasien.
Uang tentunya, mungkin mahal sekarang buat sekali cuci darah
buat tarik darah perlu akses vena yang besar pada tubuh pasien, kalau awal-awal mungkin
bisa pasang mahokar/double lumen semacam Central Vein Catheter yang ukurannya besar.
kalau yang kronis mungkin perlu dilakukan pembuatan arterio-vena shunt melalui operasi
kecil di area tangan

1) Menimbang Berat Badan


2) Mengatur posisi pasien.
3) Observasi KU
4) Observasi TTV
5) Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi, biasanya mempergunakan
salah satu jalan darah/blood akses seperti dibawah ini:
• Dengan interval A-V Shunt/fistula simino
• Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.
• Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).

Komplikasi yang terjadi


A. Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan
anti hipertensi.
B. Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
C. Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
D. Demam disertai menggigil.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah.
E. Nyeri dada.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat.
F. Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit kering.
G. Perdarahan amino setelah dialysis.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin
berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat.
H. Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat (UFR
meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu
cepat.
Efek samping lainya seperti:

 Tekanan darah rendah


 Pembekuan darah
 Infeksi
 Anemia
 Detak jantung tidak teratur
 Kram otot: Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang
cepat dengan volume yang tinggi.
 Tekanan darah rendah (hipotensi): Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena
pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik,
neuropati otonomik, dan terlalu banyak cairan yang dibuang.
 Reaksi anafilaksis yg berakibat fatal (anafilaksis): biasanya terjadi karena tekanan
darah yang rendah.
 Gangguan irama jantung: penyebab dari gangguan ritme jantung yaitu kadar kalium &
zat lainnya yg abnormal dalam darah.
 Perdarahan: Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat
dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga
merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
 Pembekuan darah: Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin
yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
 Gangguan pencernaan: penderita yang melakukan cuci darah gangguan pencernaan
yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan
pencernaan sering disertai dengan sakit kepala
Pertanyaan :
a. Bagaimana proses cuci darah pada penderita gagal ginjal dilakukan ?
b. Apa saja yang harus disiapkan penderita gagal ginjal ketika hendak melakukan cuci darah
?
c. Setiap berapa lama periode waktu cuci darah dilakukan ?
d. Mengapa teknologi cuci darah memiliki kemiripan dengan fungsi ginjal ?
e. Apakah ada solusi lain cara mengatasi penyakit gagal ginjal ?
Jawab :
a. Proses cuci darah
Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh
darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut
Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan
oleh membran, sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat,
dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah
yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini
mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar
10 % saja.
b. Persiapan pasien.
1. Persiapan mental
2. Izin hemodialisis
3. Menimbang Berat Badan
4. Mengatur posisi pasien.
5. Observasi KU
6. Observasi TTV
7. Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi, biasanya mempergunakan
salah satu jalan darah/blood akses seperti dibawah ini:
• Dengan interval A-V Shunt/fistula simino
• Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.
• Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).
c. Periode waktu cuci darah
Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan
fungsi ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus,
biasanya 3 kali seminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam.
d. Teknologi cuci darah memiliki kemiripan dengan fungsi ginjal karena :
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
5. Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam
darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis aliran darah yang
penuh dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser
tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh.
e. Alternatif lain gagal ginjal
Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal
apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapi proses pencangkokan ginjal
ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali.
Lampiran

Hemodialisis sedang berlangsung


Mesin Hemodialisis

Anda mungkin juga menyukai