Anda di halaman 1dari 24

1

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN – I
SPESIFIKASI UMUM

I. PENDAHULUAN
1. Penyedia jasa harus melindungi Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun
Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang dari tuntutan atas paten,
lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang
digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia
jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang
disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam dokumen lelang.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang tanpa catatan atau
persyaratan lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan,
dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan
yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI,
SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing
(ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih
tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk
barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat
digunakan standar internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre,
kilogram, second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat
digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas.
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum:
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
2

- UU/PP tentang Galian “C“;


- Perda terkait; dsb
b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas;
c. Alingnment dan survey;
d. Hari kerja dan jam kerja;
e. Gangguan dan keadaan darurat;
f. Penyingkiran material berlebih.
4). Spesifikasi Khusus:
a. Lapangan;
b. Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;
d. Perancah;
e. Pengaturan lalu-lintas;
f. Pengendalian lingkungan.
5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut:
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar ……………………………………………
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi).
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan
bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan
bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret
(strike out) sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang
digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan.
c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan,
apabila tidak digunakan standar tertentu.

II. UMUM
1. Uraian Pekerjaan
Paket ……………….. ini meliputi pekerjaan .............

2. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan


Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian singkat dari
pekerjaan diberikan pada spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam kontrak
ini adalah :.................

3. Jalan Masuk Daerah Kerja


Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada, dimana penyedia jasa bertanggung jawab terhadap
kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
3

jalan tersebut Penyedia jasa harus memperbaiki dan apabila penyedia jasa
hendak membuat jalan masuk tambahan dapat menggunakan tanah yang telah
dibebaskan oleh kuasa pengguna anggaran (apabila ada).
Apabila penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
direksi pekerjaan, jalan tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa atas bebannya
sendiri, dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga
kontrak.

4. Gambar-gambar
Gambar yang dipakai pada pelelangan tercantum dalam Bab XII dokumen
pengadaan.
Gambar-gambar yang disiapkan kontraktor antara lain.
4.2.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
(1). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor seperti yang
tersebut di bawah ini, harus merupakan gambar yang telah
ditandatangani direksi. Apabila ada perubahan pada gambar
tersebut maka perubahan yang telah dilakukan, kembali harus
diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi.
(2). Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar
mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar dibuat secara lebih
detail dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari pekerjaan.

4.2.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


(1). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terinci.
Gambar-gambar yang harus disiapkan antara lain adalah letak dan
detail yang diusulkan penyedia jasa untuk dilaksanakan di
lapangan.
(2). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yamg ditinggalkan
Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada direksi pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
4.2.3. Gambar-gambar yang dilaksanakan (as built drawing) selama
pelaksanaan
Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang dilaksanakan paling
akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar tersebut memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.

5. Program Pelaksanaan dan Laporan


5.1. Program Pelaksanaan

Penyedia jasa harus melaksanakan program dan jadual pelaksanaan


sesuai dengan syarat-syarat dokumen lelang dengan menggunakan bar
chart dan kurva S.
4

Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan


pekerjaan sementara dan tetap.
5.2. Laporan Bulanan Kemajuan Pelaksanaan

Setiap bulannya kontraktor harus membuat dua kali laporan yaitu pada
pertengahan bulan dan akhir bulan, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal
sebagai berikut:
(a). Prosentase kemajuan pekerjaan bedasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya;
(b). Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana pekerjaan harus sesuai dengan yang dicapai
pada laporan;
(c). Rencana kegiatan untuk bulan berikutnya.

5.3. Laporan Harian

Kontraktor harus membuat laporan harian atas setiap kegiatan yang


dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
5.4. Foto Kemajuan Pekerjaan
Penyedia jasa harus menyerahkan photo kemajuan pekerjaan kepada
direksi pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan
selama masa kontrak.
Foto diambil pada waktu:
a. Sebelum pekerjaan dimulai atau pada waktu pemasangan
bouwplank;
b. Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % (sedang dilaksanakan);
c. Kemajuan pelaksanaan 100 %;
d. Selesai masa pemeliharaan.

6. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku 30 hari sebelum tanggal pemasukan surat penawaran.
Spesifikasi lain dapat disubstitusikan atas ketetapan direksi pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan : Standar
Nasional Indonesia yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang
disetujui untuk bahan yang disuply atau hasil pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan pada pekerjaan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan
penggunaan oleh direksi pekerjaan.

Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci atau tidak dicakup
dalam standar nasional atau standar lain yang telah disetujui haruslah bahan
dan hasil pekerjaan semacam pekerjaan untuk kelas satu. Direksi pekerjaan
akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan yang akan
digunakan untuk pekerjaan tersebut dapat/cocok untuk digunakan.
5

7. Data Ketinggian
Ketinggian yang tertera dalam gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang
letak dan angkanya terdapat pada spesifikasi khusus. Selanjutnya detail dari
penjelasan tentang titik tetap tersebut dapat diperoleh dengan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada direksi pekerjaan.

8. Pengukuran dan Pematokan


Dari data ketinggian yang tercantum pada uraian di atas, kontrakor harus
memeriksa semua titik tetap lainnya yang akan dipakainya dalam pengukuran
pekerjaan dan harus membuat titik tetap tambahan lainnya sehingga jarak
antara 2 titik tetap tidak boleh lebih dari 1 km. Titik tetap di atas dibangun
pada tanah milik proyek atas persetujuan direksi pekerjaan. penyedia jasa
harus memberikan kepada direksi pekerjaan, dalam rangkap dua data dalam
form usulan yang memberi detail lokasi dan elevasi tiap-tiap titik tetap yang
dipakai atau dibangun oleh penyedia jasa.
Ketinggian harus dicocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL,
dengan penjelasan L adalah jarak dari titik-titik (circuit) yang diambil
ketinggiannya (dalam km).
Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai
berikut:
a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 20 mm dari
posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal;
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau
dibawa kembali ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari
10 VL mm, dimana L adalah Panjang atau jarak circuit pengukuran (dalam
Km);
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi yang benar;
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus
kurang 20 mm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus
terletak tidak lebih 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada
pemasangan pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian yang
lebih tinggi.

9. Tindakan Pengamanan bagi Keselamatan


penyedia jasa harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara
rintangan-rintangan, lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda-tanda
bahaya dan isyarat-isyarat, serta harus mengambil tindakan pencegahan yang
perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum.

10. Pemberitahuan Pelaksanaan


Penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan sebelum suatu
pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran dari
bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang
boleh dimulai sebelum penyedia jasa menerima instruksi direksi pekerjaan atas
persetujuan bersama, atas semua ketinggian dan ukuran-ukuran dari dasar
saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari pekerjaan.
6

11. Pengukuran
Pengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama periode desain
akan disediakan untuk keperluan penyedia jasa dan dapat dipakai sebagai
dasar untuk perhitungan dan penetapan volume pekerjaan untuk pembayaran.
Apabila menurut pendapat direksi pekerjaan keadaan lapangan telah banyak
berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan, maka direksi pekerjaan dapat
memerintahkan kepada penyedia jasa untuk mengukur ulang sebagian atau
seluruh saluran/bangunan yang ada.

12. Jalan Umum, Listrik dan Telepon


Pada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiang-tiang listrik dan
telepon yang memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, penyedia
jasa harus mendapat persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap
usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi
pekerjaan untuk kepentingan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum tersebut, baik terlihat atau tidak terlihat di dalam
gambar, tetapi penyedia jasa harus bertanggung jawab demi keamanan dan
kelangsungan fungsi dari jalan dan tiang listrik dan telepon diatas selama
pelaksanaan pekerjaan.

13. Papan Nama Proyek


a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dan
ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi, selambat-
lambatanya 14 (empat belas) hari setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
b. Papan nama proyek tersebut dengan ketentuan :
 Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm²;
 Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan
terletak setinggi 2 m dari permukaan tanah.
 Tulisan-Tulisan dan ketentuan lain yang belum jelas harus dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi.
c. Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama serta menjaga agar
tetap dalam keadaan baik sampai pada masa menyerahkan perkerjaan
terakhir kepada Direksi.
d. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau dalam
ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.
7

BAGIAN - II
SPESIFIKASI KHUSUS

I. BAHAN-BAHAN UMUM
1. PORTLAND CEMENT
Semen
Semen yang akan dipakai adalah semen portland sesuai dengan Standard
Indonesia N.I.8, AST, Model C.150 atau Standard Inggris Model BS.12.

1.2. Pengujian dan Pemeriksaan


a. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila diperlukan
akan dilakukan oleh Direksi dan bahwa sampling, pengujian dan
pemeriksaan harus sesuai dengan Standard Indonesia N.I.8 atau
ASTM, Model C.150 atau test yang equivalent dengan Standard
Inggris. Kontraktor harus menyampaikan keterangan kepada Direksi,
waktu dan tempat semen dikeluarkan dari pabrik. Direksi setiap saat
mempunyai wewenang untuk meneliti dan memeriksa material,
laporan analisa laboratorium, dan pengambilan sample semen untuk
diperiksa. Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pengambilan contoh atau (sample) tersebut.
b. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap
waktu sebelum semen tersebut dipergunakan. Semen yang tidak
memenuhi syarat tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada semen
yang tidak memuaskan dan telah terpasang maka bagian yang telah
menjadi campuran beton dan grout tersebut harus dibongkar dan
diganti dengan semen yang baru, dengan biaya dari Kontraktor.
Pengetesan silinder, kubus beton atau campuran semen yang akan
digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi pada setiap waktu
untuk maksud keperluan testing dan Kontraktor harus
melaksanakan dan mempersiapkan semen dan campuran
semen/beton yang diminta untuk ditest tanpa pungutan bayaran dari
pada Direksi.
c. Semen boleh saja tidak dapat dipakai sebagai kebijaksanaan dari
Direksi, seandainya tidak memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan.
Semen dapat diterima setelah 7 (tujuh) hari hasil test sesuai dengan
kriteria mengenai kwalitas dari pabrik semen yang telah ditetapkan
12 (dua belas) bulan atau sebagai hasil dari 28 (dua puluh delapan)
hari pengetesan pada nilai testing normal harus disetujui sebelum
pengiriman dari pabrik.

1.3. Gudang/Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang)
yang memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut,
dari setiap waktu semen tersebut harus terlindung dari kelembaban
dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semen-semen
tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di atas lantai
dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus cukup
untuk menyimpan semen yang didatangkan. Selain itu untuk
menghindari adanya penundaan-penundaan gangguan-gangguan
pekerjaan harus mempunyai suatu tempat yang luas agar dapat
8

menampung truck yang mengangkut semen tersebut secara terpisah,


sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil (sampling)
semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan atau-pun
semen yang akan dipindahkan. Tumpukan semen pada kantong atau
zak, jangan melebihi 2 m.
b. Untuk menghindari penyimpanan yang terlalu lama atas semen -
semen yang telah dikirim tersebut, Kontraktor harus mengatur
penggunaan semen-semen yang ada dalam zak-zak tersebut secara
berturut-turut sesuai dengan urutan waktu pengiriman (cronological
order) sampai di lokasi. Setiap pengiriman dari semen tersebut harus
langsung disimpan dan dengan mudah dapat dibedakan antara zak-
zak yang baru dengan yang lama, begitu juga zak-zak bekas yang
sudah kosong segera dikumpulkan dan tandai sedemikian rupa atas
persetujuan Direksi, sebelum dibuang.
c. Kontraktor harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam
skala yang memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang
disimpan pada setiap tempat yang berhubungan dengan pekerjaan
bila diminta oleh Direksi.
d. Kontraktor harus memperkerjakan penjaga gudang yang baik dan
mampu menata pergudangan (tempat penyimpanan semen
tersebut), menyimpan dan mencatat dengan baik semua pengiriman
dan pemakaian semen. Copy/salinan dari catatan tersebut juga harus
diberikan/ diperlihatkan kepada Direksi, bila diminta, dan juga
memperlihatkan secara detail jumlah zak semen yang telah
digunakan selama pelaksanaan untuk tiap-tiap bagian pekerjaan.

2. PASIR, AGREGAT DAN BAHAN-BAHAN PERKUATAN


2.1. Ruang Lingkup Kerja
Semua pasir, agregate dan bahan perkuatan yang akan dipakai untuk
semua struktur/bangunan dan pekerjaan atas dasar Dokumen Kontrak
dan untuk semua hal yang ada hubungannya, yang mungkin
diminta/diperlukan oleh Direksi terdiri dari material, dirinci sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan. Segala ketentuan dan kebutuhan-
kebutuhan harus dilaksanakan kecuali segala ketentuan dan kebutuhan-
kebutuhan yang sudah dirubah oleh Direksi untuk/ bagi pekerjaan
tertentu.

2.2. Handling dan Stockpiling


a. Kontraktor harus mengangkut dan membongkar semua pasir,
agregate dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan bangunan-bangunan yang terinci. Semua
cara-cara yang dikerjakan oleh Kontraktor seperti membongkar,
memuat dan menumpuk pasir, agregate dan bahan perkuatan setiap
waktu harus disetujui oleh Direksi.
b. Lokasi dan pengaturan semua daerah stockpille (penimbunan) harus
disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus membersihkan dan
mengatur drainase semua tempat yang dipersiapkan untuk
stockpiling dan harus mengatur stockpiling pasir, agregate dan bahan
perkuatan sehingga adanya kerusakan ataupun pemisahan/hilang
dapat dikurangi seminimal mungkin dan stockpille material tidak
akan berkontaminasi dengan tanah atau bahan-bahan lain
sehubungan dengan permukaan air banjir dan air tanah.
9

c. Kontraktor menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir,


agregate atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak
atau berkontaminasi sehubungan dengan stockpiling yang tidak
memadai/perlindungan yang kurang baik. Kontraktor juga harus
melakukan semua pelaksanaan stockpiling dengan cara menyimpan
langsung semua material pada stockpiles secara berlapis. Pasir,
agregate dan bahan perkuatan jangan dipindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat stockpiles yang lain kecuali pada suatu keadaan
tertentu yang memerlukan penyediaan jalan untuk truck dalam
penempatan material secara berlapis yang cukup. Kontraktor harus
dapat membuat sesuatu untuk menghindari adanya kerusakan-
kerusakan dari agregate dan bahan perkuatan yang mungkin terjadi
karena operasi truck yang melewati stockpiles.
d. Penimbunan pada bagian sisi ujung stockpile tidak diizinkan.

2.3. Pasir (Sand)


a. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan type dan jenis pasir yang
dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut:
- PASIR BUATAN : (Manufacture sand) pasir yang
dihasilkan dari batuan-batuan).
- PASIR ALAM : (Natural sand) pasir yang diambil dari
sungai-sungai ataupun pasir alam yang
didapat dari lain sumber, dan ini semua
harus telah disetujui oleh Pemberi
Tugas.
- PASIR CAMPURAN : (Blended Sand) campuran antara pasir
alam dan pasir buatan yang dibuat
dengan ukuran yang tepat, yang
dijelaskan pada sub-clouse (g).
b. Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus
diusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun sumber alam
yang lainnya yang telah disetujui.
c. Apabila pasir alam itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak
dikuasai oleh Pemerintah maka Kontraktor harus membuat suatu
peraturan/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut,
dan Kontraktor harus membayar semua biaya-biayanya.
d. Persetujuan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam
jangan ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua
material yang diperoleh dari sumber-sumber alam lainnya,
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua kwalitas dari
semua material yang digunakan dalam pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi tentang persiapan dan persetujuan test
dengan contoh sebanyak 15 kg sebagai sample dari pasir alam
tersebut yang selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum
pemakaian bahan-bahan tersebut.
e. Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan lain
yang mengotori dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi jelek.
Deposit harus sedemikian rupa sehingga mutu tidak berkurang.
Material-material tersebut harus diangin-anginkan (screened) dan
dicuci bila memang perlu untuk memperoleh pasir yang sesuai
kebutuhan.
10

f. Pasir atau agregate halus (fine agregate) harus benar-benar bersih


dan bebas dari clay lumps, soft, flaki particle, sckale alkali, organik
matra, loam, mica dan injurious amounts yang menimbulkan pasir
menjadi tidak sesuai. Jumlah persentase dari semua material
tersebut beratnya tidak akan melebihi 50%. Agregate yang baik
adalah yang berbentuk tajam atau sharp, cubical, keras, tebal dana
tahan lama.
g. Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang
telah ditentukan harus dari pasir campuran dalam perbandingan
yang sesuai. Pasir-pasir tersebut harus mempunyai modulus antara
2/3,2 atau pengetesan dengan saringan sesuai dengan Standard
Indonesia. Untuk beton PBI.1971 atau sebagai berikut:

No Saringan Persentase Bagian Yang Tinggal


(Screen No.) Dalam Berat

4 0–5
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

Kalau persentase yang tinggal (tertahan) dari saringan No. 16 20 %


atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase yang tertahan
dari saringan No. 8 boleh naik menjadi 20 %.
h. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu
atau batu bata untuk lining, untuk permukaan atau tubuh pekerjaan,
harus berupa pasir alam dan bila ditest harus memenuhi standar
seperti berikut:
Screen No. Passing Percent Bay Weight Screen
8 100
100 15 (max)

Dengan nilai tersebut di atas harus dengan gradasi baik (well graded)
sehingga sesuai dengan pekerjaan adukan yang diperlukan.
i. Pasir alam dan pasir campuran dapat diminta untuk ditest oleh
Direksi untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai
dengan apa yang telah ditentukan dan dibutuhkan. Kontraktor harus
menyiapkan dan melaksanakan pengambilan contoh yang
diperintahkan oleh Direksi tanpa pungutan bayaran yang meliputi
tenaga, material dan operasinya.

2.4. Agregate Kasar


a. Coarse agregate harus didapat dari sumber-sumber yang telah
disetujui yang terdiri dari kerikil, batu gunung atau batu pecah
(crushed stone) atau campuran dari semuanya itu.
11

b. Coarse agregate harus bersih bebas dari partikel lunak, satuan tebal
dan memanjang, alkali, organik dan bahan lain yang tidak sesuai ini
tidak lebih dari 3%.
c. Coarse agregate harus dengan gradasi yang baik dengan ukuran butir
antara 5 mm - 50 mm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus seperti yang ditentukan. Coarse
agregate mempunyai modulus yang baik (fitness modules) antara 6 -
7.5 atau bila dengan pengetesan berarti sesuai dengan Standard
Indonesia (PBI 1971).
d. Coarse agregate harus sesuai dengan spesifikasi yang ada. Apabila
ditest oleh Direksi tidak memenuhi spesifikasi, Kontraktor harus
mengayak kembali atau memproses material-material tersebut
dengan biaya sendiri. Kontraktor harus meningkatkan mutu produksi
agregate sehingga memenuhi syarat seperti yang disetujui oleh
Direksi.

2.5. Bahan-bahan Perkuatan atau Batu


a. Batu diperoleh dari suatu pengambilan yang telah disetujui. Batu-
batu yang dipakai/digunakan adalah boulder atau batu gunung,
mempunyai berat jenis (spesific-gracity) minimum 2.4. Compression
Strenght (tegangan kompressi) tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2.
b. Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu
kosong dan agregate jalan maka batu-batu tersebut harus keras,
kasar, padat dan tahan lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
Pasangan batu kosong beratnya antara 10 - 25 kg/buah dan harus
dibelah sedikitnya satu sisi.
c. Batu untuk pasangan harus dibentuk/dibuat dengan ukuran seperti
pada gambar atau sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.6. Bahan-bahan untuk Perkerasan


2.6.1. Base course
a. Material lapis dasar harus mempunyai ukuran partikel
maksimum 4 centimeter dan harus bergradasi baik (well
graded) dalam batasan-batasan berikut ini.

Standar Saringan U.S. Persentase Berat Lolos Saringan


25,4 mm ( 1 in.) 70 - 100
19,1 mm (3/4 in) 60 – 90
4,76 mm (No. 4) 30 – 60
2,0 mm (No. 10) 20 – 50
0,42 mm (No. 40) 10 – 30
0,074 mm (No. 200) 2 – 10

b. Bagian material yang kurang dari 0,2 millimeter (Saringan no.


70) harus mempunyai Liquid Limit tidak lebih dari 25 dan
indeks plastisitas (Plasticity Index) yang tidak lebih dari 6.
12

2.6.2. Surface course


Agregat untuk makadam penetrasi bitumen harus terdiri dari batu
pecah atau kerikil pecah bersiku sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan pada Spesifikasi Teknis untuk agregat beton, atau
seperti ketentuan berikut ini :
a. Berat jenis dari material agregat tidak boleh kurang dari 2,65.
b. Agregat kasar (tertahan Saringan No. 4) harus mengandung
tidak kurang dari tujuh puluh lima persen (75 %) agregat yang
memiliki dua atau lebih permukaan fraktur.
c. Material agregat harus memenuhi persyaratan gradasi sebagai
berikut :
Persentase Berat Lolos Saringan
Standar
Saringan U.S. Agregat Agregat Agregat
Kasar Kunci Halus
51 mm (2 “) 100 - -
38 mm (1½”) 90 sampai - -
25 mm (1”) 100 100 -
19 mm (3/4”) 20 sampai 55 90 sampai -
12 mm (1/2”) 10 sampai 100 100
9,5 mm 20 - 85 sampai
(3/8”) 5 sampai 10 20 sampai 100
4,7 mm (No. 0 sampai 5 55 10 sampai 30
4) - 0 sampai 10 0 sampai 10
2,4 mm (No. - 0 sampai 5
8)

d. Semua permukaan agregat harus kering ketika ditempatkan.


e. Fraksi kasar agregat, ukuran partikel lebih dari 4,7 mm
(Saringan No. 4), harus memiliki kadar air yang tidak melebihi
0,4 %, dan fraksi halus di bawah 4,7 mm harus memiliki kadar
air tidak melebihi 1 %.
f. Agregat yang digunakan harus mempunyai sifat sedemikian
sehingga apabila secara menyeluruh dilapisi material bitumen,
lapisan tersebut tidak akan lepas pada keadaan kontak dengan
air.

2.6.3. Aspal Bitumen


Bituminous asphalt materials untuk lapis awal dan bahan rekat
harus memenuhi persyaratan berikut ini :
i. Lapis awal (primer) : Lapis awal aspal bitumen harus
memenuhi Standar ASTM D2027-76 ; Designation MC70 :
“Cutback Asphalt”;
ii. Bahan rekat : Bahan rekat aspal bitumen harus memenuhi
Standar ASTM D946-82 “Penetration Grade Asphalt Cement for
Use in Pavement Construction” : penetration grade 85-100.
Material aspal harus dikirimkan dan ditangani dengan perlakuan
tertentu untuk menghindari kontaminasi dari air atau material
lainnya.
13

3. TULANGAN
3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semen tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran
yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI 1971
atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengetesan
tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan Direksi.

3.2. Pembuatan dan Pembersihan


a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotoran-
kotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam
pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan dibersihkan
bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan cara
yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan atau
lekukan-lekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar, janganlah
digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam keadaan dingin.
Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh operasi disetujui oleh
Direksi.

3.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip
yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan
beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam
semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus
digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan
atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan digunakan untuk
permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang tidak
berkarat.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan
di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus
ditopang dengan logam.
c. Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan
diameter batang, tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang dari
1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar. Pada
permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi pokok lainnya
dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan harus
mempunyai lapisan penutup beton min. 7.5 cm.

3.4. S a m b u n g a n
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang
ditunjuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi.
14

Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan harus min. 30 x


diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
Setelah rencana tersebut disetujui atau diminta untuk memperbaiki oleh
Direksi, pekerjaan pengalihan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah disetujui. Pembayaran untuk pekerjaan sementara
tersebut ditanggung dalam item Prop. Sum sesuai dengan permintaan
Kontraktor yang dilampiri dengan penjelasan penggunaannya secara
detail sesuai dengan perintah Direksi.

3.5. Pengukuran dan Pembayaran


a. Harga satuan penawaran di dalam daftar kuantitas dan harga akan
meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan,
pembongkaran, penyimpanan, penanganan dan pemasangan di
tempat-tempat pemakaian akhir di dalam konstruksi beton bertulang
dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang tertuang,
hilang atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang
tidak tepat, serta tulangan yang digunakan sebagai pengganti
tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh kontraktor
dengan tujuan memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan
konstruksinya.
c. Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah
termasuk ke dalam harga satuan penawaran seperti di dalam Daftar
Kwantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana tulangan akan
digunakan.

4. ALAT DUGA AIR (Automatic Water Level Recording)


4.1. Manfaat
Untuk pengukur tinggi muka air secara otomatis real time dan data dapat
tersimpan dalam suatu memori. Data yang dapat direkam merupakan
data ketinggian muka air dan waktu, tanggal, hari dan tahun.
4.2. Jenis Alat
Alat penakar tinggi muka air otomatis (Automatic Water Level Logger /
AWLL) jenis pelampung dengan pulley yang dikonversikan ke dalam
bentuk digital oleh sensor dan dilengkapi dengan piranti penyimpan data
(memory) / logger.
4.3. Operasi Alat
Alat akan merekam semua kejadian perubahan tinggi muka air pada
badan air. Data hasil yang sudah tersimpan di data logger dapat
didownload untuk ditampilkan dalam bentuk data tabular maupun grafik
batang sesuai waktu yang diinginkan pengguna.
4.4. Pemeliharaan
Lingkup pemeliharaan peralatan :
- Sensitifitas pulley.
- Sensitifitas sensor.
- Perawatan data logger.
- Perawatan sumber daya (power / battery)
- Perbaikan-perbaikan ringan
- Kalibrasi alat (antara bacaan peilschall dengan PC interface)
15

Spesifikasi Alat Duga Air

No. Diskripsi Spektek


1 Sensor duga air Tipe bandul
2 Logger Mempunyai :
 Interface/fasilitas koneksi ke serial modem
dan GSM modem.
 Interface /fasilitas data transfer.
 Interface tampilan data

3 Penyimpanan Mempunyai :
Memory  Kapasitas memory minimal dapat menyimpan
data 8 bulan data pencatatan dengan interval
waktu 1 jam.
 Fasiltas pengaturan interval waktu pencatatan
data.
 Fasilitas rotary ( berputar menghapus data
yang lama)
 Fasilitas reset data memory .

3 Penampil / Display - Menunjukkan :


 Tanggal
 Waktu (Jam, Menit dan Detik)
 No Stasiun
 Kode Wilayah
 Ketinggian air (Cm)
 Tinggi muka air saat pemasangan
 Battery status
- Otomatis off dalam 1 menit.

4 Interval waktu Interval penyimpanan data dapat diset dari 1 menit


hingga 24 jam
5 Power datalogger Battery / solar panel + battery.
Untuk satu tahun penggunaan secara menerus.
5 Kelengkapan - Tersedia tombol operasi
- Tersedianya fasilitas proteksi data.
- Dilengkai nomor identitas alat.
- Dilengkapi peilschall sepanjang 5 meter.
- Manual operasi dan pemeliharaan alat.

5. AIR
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan grout harus
bebas dari lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan
hal-hal lain yang tidak baik. Air yang dapat digunakan di dalam semua beton,
adukan dan grout akan ditest oleh Direksi untuk menentukan kecocokannya
terhadap keperluan-keperluan.
16

6. BAHAN-BAHAN LAIN
6.1. Batu-bata
Batu bata harus batu bata biasa, yang sesuai dengan Standard Indonesia
untuk batu bata NI 10 batu bata harus digolongkan sebagai berikut:
a. Batu bata klas I harus terbuat dari tanah yang baik, bekas dari
deposit saline harus dibakar dengan baik tanpa divitrivikasi, harus
teratur, seragam dalam bentuk dan ukuran dengan ujung yang tajam
dan persegi, permukaan sejajar dan mempunyai warna merah
menyala atau tembaga;
Batu-bata klas I harus bertekstur homogen dan menimbulkan suara
gemerincing yang jelas bila dipukul dan harus bebas dari retakan,
serpihan, batu dan modul batu kapur.
b. Batu bata klas II harus dibakar sama baiknya seperti batu bata klas I
atau sedikit dibakar berlebihan tetapi tidak divitrivikasikan di dalam
bagian manapun dan harus memberi suara gemerin-cing yang jelas
bila dipukul. Perbedaan yang kecil dalam ukuran bentuk dan warna
akan diterima tetapi tidak sedemikian sehingga memberi bentuk
yang tidak teratur atau tidak rata.

6.2. Batu Kapur


Batu kapur harus berupa batu kapur biasa yang sesuai dengan tuntutan
Standar Indonesia untuk Kapur N.I.7.

6.3. Tras dan Semen Merah


Tras dan semen merah haruslah tras dan semen merah biasa sesuai
dengan tuntutan Standar Indonesia untuk tras dan semen merah NI. 20.

6.4. Bahan Tambahan (Admixture/additif)


a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan tambahan
campuran beton (admixture) untuk memperbaiki mutu dan
mempermudah pekerjaan beton dan mortar.
Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan yang mungkin dipakai harus mendapat persetujuan
Direksi. Bahan tambahan harus disertai dengan sertifikasi pabrik
yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Direksi akan menolak usulan pemakaian bahan tambahan yang
diajukan kontraktor bila dianggap bahan tambahan tersebut
kurang baik dipakai untuk menghasilkan homogenitas tinggi pada
pekerjaan yang bersangkutan.
 Kontraktor harus siap bila Direksi menganggap perlu untuk
mengajukan contoh dan melakukan test untuk contoh bahan dan
test tambahan setelah bahan sampai ke lokasi pekerjaan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab pada kesulitan yang timbul
atau kerusakan yang terjadi akibat pemilikan dan pemakaian
bahan tambahan, seperti penundaan, kesulitan pengecoran beton
atau kerusakan beton atau kerusakan beton waktu pembukaan
bekesting
17

Bahan tambahan lainnya bila dipakai harus memenuhi spesikasi yang


dibutuhkan seperti:

Bahan Tambahan Spesifikasi


Pengurangan Volume Udara ASTM C260-77
Pengurangan Kadar Air ASTM C 494-82, type A
Perlambatan Pengerasan Awal ASTM C 494-82, type B & D

b. Kecocokan pemakaian bahan tambahan, dua macam atau lebih yang


dapat dipakai pada campuran beton, harus ditest dengan cara yang
disetujui oleh Direksi.
c. Penyimpanan cairan atau bubuk bahan tambahan untuk beton harus
ditempatkan pada gudang tahan air. Tempat penyimpanan harus
direncanakan di tempat dimana akan digunakan bahan tersebut.

6.5. K a y u
Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus dari mutu
yang baik dan harus diawetkan dengan baik. Kayu harus bertekstur
seragam, berserat lurus bebas dari mata kayu, lobang-lobang bor,
serangan humus, pembusukan, titik-titik, pembongkokan, belitan atau
retak-retak serta kekurangan-kekurangan dan noda-noda lainnya. Semua
persyaratan lain harus dipenuhi seperti kekuatan tekan, tarikan,
penyimpanan, penyusunan dan kelas harus sesuai dengan tuntutan
Standard Indonesia untuk kayu NI.5 atau seperti yang ditentukan oleh
Direksi.

6.6. Kawat Bronjong Anyaman


Kawat yang digunakan untuk bronjong atau krip atau groyne haruslah
kawat baja yang digalvanisir yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi
sesuai spesifikasi Standard Indonesia, dianyam dengan menggunakan
mesin penganyam/ pabrikasi atau sesuai petunjuk Direksi. Anyaman
dibuat dengan melilitkan dua batang kawat sebanyak 3 (tiga) lilitan
membentuk segi enam. Diameter kawat 4 mm untuk Bronjong anyaman
manual dan diameter kawat 3 mm untuk Bronjong anyaman pabrikasi
seperti yang ditentukan oleh Direksi.

6.7. Geotextile
Geotextile sebagai separator dan stabilisasi tanah harus memenuhi syarat
untuk mencegah kontaminasi dua lapisan aggregat yang berlainan jenis
tetapi sekaligus harus dapat meloloskan air tanpa terjadi penyumbatan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh material disertai dengan sertifikat
dari pabrik yang menjelaskan kapasitas teknis dari material geotextile.
Sifat-sifat fisik geotextile :
a. Geotextile harus dari jenis yang tidak dianyam (non-woven), yang
terdiri dari serabut menerus dengan vahan polimer polypropylene
yang diproduksi dengan teknik needle punched. Kualitas dari polimer
yang dipakai harus bersertifikasi pabrik, tahan asam, alkaki dan zat
kimia didalam rentang pH 2-12 dan tidak mengalami hidrólisis pada
kondisi iklim tropis.
b. Geotextile harus mempunyai daya tahan terhadap pengaruh kontak
langsung dengan zat kimia yang umumnya ada di dalam tanah dan
air limbah serta memiliki daya tahan terhadap mikro biologis
lainnya.
18

c. Geotextil harus mempunyai kualitas filtrasi yang memadai dan


permeabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan drainase pada
tanah berbutir halus dengan tingkat kejenuhan yang tinggi.
d. Geotekstile harus mempunyai jaringan serabut yang stabil sehingga
memiliki ketahan terhadap kerusakan selama proses konstruksi.
e. Geotextile yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan fiber atau
daur ulang tidak diterima.
f. Setiap rol geotextile yang dikirim ke lapangan harus mempunyai
kode produksi dan pernyataan type yang tertera jelas pada
pembungkus luar maupun sepanjang lembaran denga interval
tertentu untuk pemerikasaan visual.

6.7.1. Geotextile type geomembran


Geotextile yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang
disebutkan berikut dengan metode pengujian yang sama.
Metode
Sifat-sifat Persyaratan
Pengujian
a. Massa Nominal (gr/m2) 400 ISO 9864
b. Tebal (mm) 3.2 ISO 9863
c. Ketahanan Jebol CBR (N) 4250 ISO 12236
d. Ketahanan Jebol Metode Rod 800 ASTM D
(N) 4833
e. Kuat Tarik (kN/m) 28 ISO 10319
f. Elongasi (%) 80/40 ISO 10319
g. Ukuran bukaan efektif (O95) 0.08 ISO 12956
(mm)
h. Performance Energy 8.4
i. Dynamic Drop Cone Puncture 14 ISO 13433
j. Kuat Tarik Grab (N) 1770 / 1650 ASTM D
4632
k. Permeabilitas vertikal (m/s) 3x10-3 ISO 11058
l. Kapasitas Pengaliran vertikal ISO 11058
(l/m2/s)
50
- 50 mm head
106
- 100 mm head
m. Kapasitas pengaliran ISO 12958
horizontal (l/m.h)
20.0
- 20 kPa
4.0
- 200 kPa

6.7.2. Geotextile type clay-liner, geo-cl


Geotextile type ini strukturnya lebih tebal dibandingkan dengan
geotextile jenis non woven dan type ini lebih cocok dipasang pada
timbunan yang menggunakan tanah liat. Geotextile berfungsi
sebagai penyokong tanah dengan daya tegangannya dan dapat
19

meneruskan air rembesan pada lokasi pekerjaan timbunan jalan,


timbunan tubuh bendungan dan sebagainya.
Material ini dibentang diatas permukaan tanah yang akan
ditimbun pada tanah lembek.
Bukaan
Kelas Kekuatan Kekuata Permitt
Fungsi Ruang/
Geotextile tegangan n Tekan ivity
Liang
1 2 3 4 5 6
Geotextile Penguatan 1.4 jam-
0.71 KN 0.42 KN 0.212 mm
Klas I Tanah 1

Penguatan
Geotextile 201.4 120
Tanah dan 0.6 mm 0.32 jam-1
Klas II KN/m KN/m
Rembesan

6.7.3. Geotextile non wooven


Bahan geotextile non wooven adalah crimped polyester fiber yang
diikat dengan cara needle-punched staple fibre yang dirancang
khusus dengan ketebalan tinggi, tahan terhadap coblosan
(puncture) tinggi dan kapasitas mulur (elongation) yang tinggi
sehingga dapat mengikuti deformasi tanah akibat beban besar.

Geotextile non wooven harus memiliki properti seperti tertera


dalam tabel berikut ini :
Certified
Charecteristic value
Test method Unit
value Type Type
Type C
A B
Raw material PES/PP/PA

Mass per unit DIN EN 965 g/m2 150 – > 250 > 350 -
area 250 - 350 550

Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm 2–3 3 – 3,3 3,3 –


3,5
Tensile strength ASTM D 4595 KN/ 12,5 - > 20 – > 28,5 –
m 20 28,5 30,5

Elongation at EN ISO 10319 % 45/83 45/83 45/90


max. load ASTM D 4595

Puncture force EN ISO 12230 N 2.000 > > 5.100


– 3.500 – 6.900
3.500 –
5.100
Grab Elongation ASTM D 4632 % 40/80 40/80 60/90
20

Drop Cone Test EN 018 mm 18 – 12 – 10 - 12


(hole 27 18
)
Permeabilty (k) EN ISO 11058 m/s 2 x 10-3
Water flow EN ISO 11058 L/m 80 - 55 - 50 - 55
2/s 100 80
at 50
mm
head
UV Resistance ASTM D 4355 90% strenght recention after 500
hours outdoor weathering
Standard roll - m ≥4,0 x ≥50
dimension

Geotextile Filter cloth harus memiliki properti seperti tertera


dalam tabel berikut ini :
Certified
Charecteristic value Test method Unit
value
Raw material PES/PP/P
A
Mass per unit area DIN EN 965 g/m2 250
Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm 2-3
Tensile strength (x-s)  DIN EN ISO
Longitudinal 10319 KN/m ≥11,0
Transverse ≥11,0

Elongation at max. DIN EN ISO %


tensile strength 10319 ≥60
Longitudinal ≥40
Transverse
Puncture force (x-s)* DIN EN ISO Nm ≥1200
12236
Elongation at static DIN EN ISO % ≥35
puncture strength 12236
Effective opening size DIN E 60500 mm ≤0,1
Part 6
Water permeability
coefficient DIN E 60500 m/s ≤8,0 x 10-3
at a load 2 kN/m2 Kv Part 4 m/s ≤1,7 x 10-2
Kh DIN E 60500
Part 7
Bonding method - - Needle
punched
Detector tested - - Yes
Standard roll dimension - m ≥5,0 x ≥50

Geotextile non woven dibuat dan dihasilkan dibawah


pengendalian mutu yang ketat. Pabrik telah bersertifikat ISO
9001 (2000).
21

6.7.4. Geotextile sand container


Bahan geotextile sand container adalah geotextile non woven yang
dibuat dengan mekanisasi interlocking polypropylene, crimped
staple fibres melalui sebuah proses needle punching. Material
yang dihasilkan kemudian dirol di atas pipa yang dibuat khusus,
tebal dinding 6 mm. Setelah proses needle punching dan sebelum
dirol, material harus dites needle patah/hancur dengan detector
metal dan setiap metal yang ditemukan harus dibuang.
Geotextile sand container harus memiliki properti seperti terteta
dalam tabel berikut ini :

Property Test Method * Unit Value


Mass per unit area DIN EN 965 g/m² ≥600
Thickness DIN EN 964-1 mm ≥5,0
Tensile strength at DIN EN ISO kN/m
break 10319
Machine direction ≥25,0
(md)
Cross machine ≥40,0
direction (cmd)
Elongation at DIN EN ISO
break 10319
Machine direction
% ≥60
(md)
% ≥40
Cross machine
direction (cmd)
Puncture force
DIN EN ISO N ≥6.000
Puncture
12236 % ≥35
elongation
Effective opening DIN EN ISO mm ≤0,1
size 12956
Permeability DIN EN ISO m/s ≤3,0 x 10-2
11058
* Test method dari pabrik
Pabrik yang memproduksi harus terakreditasi dengan ISO 9001
(2000)
Geotextile sand container harus dijahit dengan type jahitan ganda
(double lock stitch) dan dengan menggunakan benang jahit
dengan spesifikasi berikut (untuk kedua sisi kantong) :
- Bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted
- Warna biru
- Guarantee UV-treated
- Dapat di-recycle
- Tanpa sambungan
- Tahan terhadap air laut
Data teknis benang adalah seperti berikut :
Yield : 1.500 m/kg
Twist/mt : 65
Tensile strength : 360 N
Elongation at break : 15 %
Lubrication : 15 %
Denier 600, breaking strength : 37,5 kg
22

Proses pembuatan kantong geotextile harus dengan


menggunakan mesin khusus yang direkomendasi dan telah
terbukti pemakaiannya (referensi proyek). Untuk benang
penutup kantong juga harus memiliki spesifikasi khusus sebagai
berikut :
- Terbuat dari benang Polyester 100%
- Type benang adalah staple spun polyester
- Mass per unit benang adalah 300 gram / m2
- Tahan terhadap sinar UV dan air laut
- Ukuran benang : Nm 20/5
- Meter per kilo : 2.350 m +/- 3%.
- Elongation : 16% +/- 4%.
- Strength : 95 N (+/- 3%)
Mesin yang digunakan untuk menutup kantong geotextile juga
harus memiliki type double lock stitch dengan mesin yang
direkomendasi dan telah terbukti pemakaiannya (referensi
proyek).

6.8. Batu < 250 Kg, 250 Kg – 1.000 Kg dan batu > 1000 Kg
Lokasi Pengambilan Material (Batu) dari sekitar lokasi pekerjaan
sepanjang masih memenuhi persyaratan atau pada tempat lain yang
disetujui Direksi.
Batu tersebut harus tahan terhadap cuaca (udara, air, panas dan dingin,
getaran, tekanan) dan mempunyai kepadatan yang memenuhi syarat.
Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
sebelum pengadaan material dengan menunjukkan contoh / sample
material yang akan digunakan.
Pengujian material harus memenuhi syarat standart ASTM atau standart
lain yang diakui, dengan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
Pegujian bahan batu yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
 Abration Test (ASTM C-131-03) dengan model test diijinkan lebih kecil
atau sama dengan 10% - 20% dari batu mengalami kehausan.
 Berat isi atau kepadatan bahan tidak kurang dari 2 t/m3

6.9. Kayu Cerucuk


Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau
dengan berdiameter antara 10–15 cm. Apabila menggunakan kayu lain
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

6.10. Drain Hole


Drain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dengan panjang 50 cm
(atau disesuaikan dengan ketebalan konstruksi) dan terdiri dari bahan
ijuk, kerikil. Pemakaian pipa PVC, ijuk dan kerikil harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi.

6.11. Gebalan Rumput


Gebalan rumput harus berakar dan dicangkul setebal ± 4 cm. Gebalan
rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan segera
disiram air. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang pasak
bambu sedalam 10 cm. Rumput yang ditanam adalah jenis rumput Pait-
paitan dengan pola tanam papan catur.
23

6.12. Bahan-bahan sumur pompa


6.12.1. Kayu
Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui direksi, dengan
mutu yang baik atau menurut persetujuan direksi dimana kayu
tersebut akan digunakan.

6.12.2. Pipa PVC


Pipa yang dipakai adalah Pipa PVC yang bertekanan 10 kg/cm2,
sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 6 inchi atau
diameter 4 inchi. Cara penyambungan menggunakan lem pipa
yang berstandar JIS atau SII. Semua bahan yang akan digunakan
untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

6.12.3. Pipa GIV DIA 6” dan 4”


Pipa GIV yang dipakai adalah Pipa GIV yang ketebalannya 4,2
mm sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 6 inchi
dan 4 inchi. Cara penyambungan menggunakan material las dan
socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan
harus persetujuan direksi.

6.12.4. Pipa-pipa Sumur


Pipa konstruksi sumur yang dipakai adalah pipa GIV sesuai
dengan standar JIS atau SII dengan diameter 10 inchi dan 6 inchi.
Cara penyambungan menggunakan material las dan socket.
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus
persetujuan direksi.

6.12.5 Pipa saringan


Pipa saringan sumur yang dipakai adalah pipa low carbond steel
0,4 mm sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 10
inchi dan 6 inchi. Cara penyambungan menggunakan material
las dan socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan harus persetujuan direksi.

6.12.6. Cable-cable Pompa


Cable yang dipakai untuk pompa Submersible adalah Cable
NYYHY dengan ukuran 3 core x 6 mm. Untuk Cable probe
automatic water level adalah Cable NYYHY dengan ukuran
ukuran 3 core x 3 mm. Semua bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan harus persetujuan direksi.

6.12.7. Wire Rope


Wire Rope untuk pengaman pompa dengan ukuran 6 mm dan
ditambah Star clam untuk pengikat cable. Semua bahan yang
akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

6.13. Pintu Air


Pintu air yang digunakan adalah harus dari pabrik atau perbengkelan
pintu air yang sudah berpengalaman. Pengguna jasa dan/atau Direksi
Teknis berhak menolak perbengkelan tersebut jika dipandang
pengalamannya dalam pembuatan pintu air belum memenuhi syarat.
Disamping berpengalaman, perbengkelan pintu air juga harus memiliki
24

peralatan sandblansting dan coating worly, karena untuk pekerjaan pintu


materialnya (besi) harus dilakukan sandblansting dan coating worly.
Penunjukan perbengkelan pintu air harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari pengguna jasa dan/atau Direksi Teknis.

6.14.Wiremesh
Wiremesh yang digunakan merupakan hasil produksi pabrik (pabrikan)
dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Jenis material : besi ulir dia. 5 (m – 5)
Jenis material : besi ulir dia. 6 (m – 6)
- Ukuran lembar : 2,1 x 5,4 m
- Jarak kotak standar : 150 mm x 150 mm
Wiremesh yang digunakan harus memenuhi standar SNI. 07 – 0663 -
1995. Sebelum dilakukan pemasangan, wiremesh yang diajukan terlebih
harus mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa/atau Direksi Teknis.

Banda Aceh, 27 Agustus 2019


CV. FURQAN JAYA

FAISAL
Direktur

Anda mungkin juga menyukai