Perbedaan Mesin Bensin Dan Diesel
Perbedaan Mesin Bensin Dan Diesel
Perbedaan Mesin Bensin Dan Diesel
MAKALAH
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Agustus 2018
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun oleh penulis
dengan harapan dapat membantu menambah pengetahuan pembaca tentang energi listrik,
khususnya tentang bagaimana listrik dapat dihasilkan melalui teknologi Fuel Cell.
Penulis yakin bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menjadi koreksi bagi makalah ini. Akhir kata,
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu pada makalah ini akan dijelaskan sebuah teknologi yang disebut sebagai
fuel cell atau sel bahan bakar sebagai implementasi dari upaya peningkatan sumber
energy listrik
6
1.4 Manfaat
A. Pembaca akan lebih mengetahui bagaimana teknologi Fuel Cell dapat
menghasilkan listrik.
B. Krisis energi listrik dapat berkurang jika inovasi teknologi Fuel Cell dapat
dikembangkan dengan baik
1.5 Relevansi
Fuel cell merupakan inovasi dalam bidang teknologi yang bertujuan
terciptanya sebuah energy yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar
minyak yang semakin habis dan sangat buruk bagi lingkungan karena menimbulkan
polusi udara. Persamaan penulis dalam hal ini terhadap topik pembahasan pada
makalah ini ialah memiliki kesamaan obyek, sehingga hasil dari disusunya makalah ini
setidaknya mampu memberikan sumbangsih ide bagi penulis dalam menggali
informasi dan salah satu dorongan untuk ikut berkontribusi dalam berinovasi demi
menciptakan teknologi yang lebih baik lagi.
Persamaan penulis juga mengarah pada kesamaan dalam berusaha
menjelaskan pentingnya inovasi baru yang lebih bersahabat dengan lingkungan dalam
hal ini adalah fuel cell yang bertujuan memberikan trobosan baru dalam bidang
teknologi, yang diharapkan dapat diketahui oleh masyarakat luas untu saling
menuangkan ide gagasan atau dalam bentuk kontribusi yang lainnya yang dapat
menunjang berkembangan teknologi inovatif tersebut.
7
BAB II
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton,
yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi
yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran
positif ke saluran negatif.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal
sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang
dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di
dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.
A. Sifat-sifat listrik
Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam
benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frasa "jumlah listrik" digunakan juga dengan frasa
"muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif.
Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik
satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb.
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan tungsten,
cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola
lampu (bulblamp atau bohlam). Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai
hambatan, maka akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul
akan berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik.
Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai
rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan
tegangan netral (ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di
tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik
dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan
antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari
tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").
Daya listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil,
misalnya yang tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki
mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan
berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif. (Prasetiyo, dedy
2014)
Dalam sel bahan bakar energy kimia bahan bakar secara langsung dikonversikan ke
energy listrik. Tidak hanya pengeliminasian transfer dari sebuah energy mekanik (seperti
untuk MHD), tetapi pembakaran temperatur tinggi juga tidak diperlukan. Sebagai
kosekuensinya, beberapa polutan yang biasanya terbentuk pada tempertur tinggi juga dapat
dicegah. Sel bahan bakar tidak mempunyai bagian yang bergerak (kecuali peralatan tambahan
seperti pompa sirkulasi) merupakan peralatan yang dapat dilakukan, pencemaran rendah, dan
efisiensi tinggi. Sel bahan bakar hydrogen-oksigen, jenis yang paling muktahir, telah banyak
dipakai untuk penerbangan ruang angkasa.
Untuk sel-sel ini, energy yang tersimpan adalah dalam bentuk hydrogen dan oksigen
cair, yang bila bereaksi dalam sel bahan bakar akan menghasilkan energy listrik, namun
dalam pemakaian di permukaan bumi memerlukan pemakaian bahan bakar tersedia yang
lebih seperti batu bara atau hidrokarbon. Usaha pengembangan yang substansial telah
diarahkan untuk memproduksi sel bahan bakar biaya rendah yang menggunakan bahan bakar
fosil (biaya sel yang diproduksi untuk aplikasi ruang angkasa adalah mencapai $100.000/kW
dan lebih) pengembangan jenis sel bahan bakar ini telah dipertimbangkan lebih sulit daripada
pengembangan sel-sel hydrogen oksigen.
9
Konsep dasar dari sel bahan bakar adalah dapat ditelusuri ulan oleh penemuan sir William
Groove (1939). Tidak hanya sejak 1932, ketika Francis Thomas Bacon (seorang descendant
Bacon pada abad tujuh belas) Mendemostrasikan sel bahan bakar Hidrogen-Oksigen. Selama
decade 1950 an, beberapa sel bahan bakar yang dapat memproduksi keluaran daya
substansial dikembangkan.
Perbedaan reaksi sel bahan bakar membedakan dari reaksi pembakaran adala oksidasi
melibatkan perpindahan electron melalui sirkuit luar. Sejumah energy reaksi yang dapat
dipertimbangkan diperoleh dalam bentuk energy listrik, sisanya berupa panas.
Karena tiap molekul gas hydrogen, H2, menghasilkan perpindahan dua arus elektronik, arus
yang dipindahkan karena a kilogram-mole gas dapat diperoleh dengan mengalikan arus dua
electron dengan bilangan Avogadro’s, Ne.
q = 2eNe
Ini adalah ekivalen terhadap arus satu ampere untuk 1,93x108 detik (mendekati 6 tahun).
Energy listrik yang berguna, We yang dipidahkan ke beban untuk tiap kilogram mole H2
bergantung pada potensial yang dicapai, V.
We = q V .......................................................................................................... 7.94
Suatu sel bahan bakar dapat dipertimbangkan sebgai proses aliran-tunak, dalam hal tersebut
keluaran kerja adalah energy listrk. Keluaran kerja dan masukan panas adalah berhubungan
dengan entalpi dart tekanan-reaktan, hi, dan reaktan produk, h2.
H1 + q = h2 + We .............................................................................................. 7.95
We = h1 – h2 + Q
Untuk sel bahan bakar hydrogen-oksigen, Q adalah negative, yaitu panas diproduksi sebagai
hasil reaksi sehingga energy listrik lebih kecil dari perubahan entalpi, h1-h2 dan selanjutnya
lebih kecil dari energy panas yang diproduksi dalam proses pembakaran sederhan yang dalam
hal ini kerja mekanik adalah nol.
11
Gambar 2 proses aliran tunak dari sel bahan bakar (sumber : https://teknisimobil.com/)
Energi listrik yang diproduksi sel dapat dihitug dari sifat-sifat termodinamika yang lain dari
reajtan-reaktan fungsi gibbs ( seringkali disebut “Energi Bebas”). Untuk proses reversible,
isothermal, tekanan konstan, kerja adalah sama dengan perubahan fungsi gibbs, yang ada
pada temperatur 25o C Menghasilkan sebagai berikut:
Suatu sel bahan bakar hydrogen-oksigen mempunyai efisiensi maksimum 83%; suatu
minimum sebesar 17% dari energy reaksi adalah dalam bentuk panas. Karena keluaran adlah
12
energy listrik, kerugian kerugian termodinamika dari siklus panas konvensinal adalah
terhindari.
Sel bahan bakar yang digunakan dalam misi Apollo adalah sama dengan sel gambar 1. Sel
tersebut dirancang untuk beroprasi pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfer dan pada
temperatur 26oC. pada temperatur ruang, elektrolit, solusi air dengan 75% potassium
hidrooksida, adlah padat, prosedur start-up yang kopleks diperlukan untuk membawa
elektrolit ke tempretur oprsai, Sintered elektroda nikel dengan porositas tinggi pada sisi
elektrolit( untuk kontak elektrolit yang baik) dan dengan prioritas rebndah pada sisi kontak
dengan reaktan gas-gas adalah digunakan. Perbedaan tekanan yang tepat untuk mencegah
elektrolit dari banjirnya laluan gas. Unit yang lengkap mengandung 31 sel terhunung seri
menghasilkan 27 -31 V dan daya 560-1.400 W, dan beratnya 111 Kg. tiga unit beroprasi
dengan parallel menghasilkan enrgi listrik yang diperlukan dan air yang dapat di serap oleh
crew.
Sel bahan bakar Gemini memakai elektrolit padat( juga disebut sebagai membrane pertukaran
Ion). Karena elktrolit-elektolit padat cenderung mempunyai tahanan yang lebih tinggi dari
pada elektrolit-elektrolit cair. Sehingga dapat dibuat lebih tipis,. Saluran pemindah berserat
(fibrous) digunakan untuk menyerap dan membawa air. Sel jenis ini mengumpulakn produk-
produk raksi dari dalam sendiri-suatu proses yang sesuai hanya untuk waktu terbatas seperti
untuk penerbangan luar angkasa. Dengan elektrolit padat dan menyerap air berserat,
pengendalian tekanan tidak diperlukan , satu sel bahan bakar terdapat tiga cerobong, masing-
masing mengandung 32 sel, dan menghasilkan tenaga sampai satu kilowatt dengan 31-kg
unit. Dua unit diperlukan untuk tiap penerbangan.
Fuel Cell itu sendiri pada prinsipnya bekerja sebagai kebalikan dari proses
elektrolisis. Sel tersebut terdiri dari sebuah tangki yang di dalamnya terdapat dua dinding
berupa elektroda, dimana salah satu dinding sebagai elektroda bahan bakar dan yang lain
sebagai elektroda udara. “Di tengah kedua dinding itu terdapat elektrolit, yaitu air yang
dicampur asam. Bahan bakar berupa H2 memasuki sel bahan bakar, dan ditampung dalam
dalam ruangan sebelah kiri. Sedangkan O2 dalam bentuk udara memasuki sel bahan bakar
dari sebelah kanan dan ditampung dalam ruang sebelah kanan elektroda udara.
13
Kedua elektroda dihubungkan pada jaringan listrik melalui inverter. Diatur bahwa
elektroda bahan bakar disambung pada sisi negatif, sedangkan elektroda udara pada sisi
positif jaringan. Perlu dikemukakan bahwa elektroda udara adalah katoda, sedangkan
elektroda bahan bakar adalah anoda. Bilamana oksigen memasuki sel bahan bakar, terdapat
reaksi dan atom oksigen itu menerima dua elektron dari elektroda. Kemudian oksigen ini
memasuki elektrolit dan mencapai tempat yang berdekatan dengan elektroda bahan bakar.
Pertama oksigen tersebut tergabung dengan hidrogen dan menjadi air (H2O)” (Larmine,
James, 2003).
Oksigen melepaskan muatan negatifnya berupa dua elektron pada elektroda bahan
bakar. Bilamana elektron udara pada tiap atom oksigen melepaskan dua elektron, elektron
bahan bakar menerima dua elektron. Dengan demikian elektron ini berpindah dari elektroda
udara ke elektroda bahan bakar, dan terjadi arus elektron yang merupakan energi listrik arus
searah. Listrik arus searah ini dibawa ke sebuah inverter untuk diubah menjadi arus bolak-
balik dan dihubungkan pada jaringan. “Suatu kekhususan pada sel bahan bakar adalah bahwa
tidak terdapat bagian-bagian mekanis yang bergerak. Dengan demikian pada perubahan
energi ini terdapat potensial untuk mempunyai efisiensi tinggi. Keuntungan lainnya adalah
bahwa polusi terhadap lingkungan sangat rendah. Selain itu bahwa ukuran sebuah sel bahan
bakar dibanding dengan pusat-pusat listrik lainnya relatif sangat kecil” (Apriyani, 2013: 14).
Arus listrik
Arus elektron
–
Ke inverter
dan
jaringan
+ listrik
Air
Gas H2 Udara O2
– H2O +
– +
– +
– H +
– +
O
Elektrolit
Anoda Katoda
dipergunakan elektrolit asam, dimana ion pengantar merupakan H+. Dalam hal ini reaksi-
reaksi elektroda adalah:
Namun, jika yang dipergunakan adalah elektrolit alkalin, misalnya hidroksida potasium, ion
penghantar merupakan OH– maka reaksi-reaksi elektroda adalah:
2.7 Analisis
“Beberapa jenis Fuel Cell mempergunakan elektrolit berupa bahan padat yang pada
dasarnya merupakan suatu membran penukar ion. Membran demikian harus fleksibel,
memiliki kekuatan mekanikal yang besar, stabil secara kimiawi, serta tahan terhadap
berbagai jenis gas yang agresif. Sekalipun membran itu tembus ion, ia memiliki tahanan
listrik yang tinggi, walaupun tebalnya hanya kira-kira 3 mm .Pada saat diberi beban,
tegangan akan jatuh karena terjadi polarisasi kimiawi, sehingga tegangan tanpa beban
yang sebenarnya adalah di bawah nilai V0. Jika ditingkatkan maka terjadi jatuh tegangan
disebabkan kerugian tahanan intern. Pada beban yang agak tinggi terjadi tambahan
tegangan jatuh karena terjadi proses polarisasi konsentrasi pada elektrolit” (Liphman,
2014).
operasional (tidak dibatasi oleh efisiensi siklus Carnot). Hasilnya, efisiensi konversi energi
pada fuel cell melalui reaksi elektrokimia lebih tinggi dibandingkan efisiensi konversi energi
pada mesin kalor (konvensional) yang melalui reaksi pembakaran” (Eka Priyanto,
Dedy.2014)
“Namun, Hidrogen sulit untuk diproduksi dan disimpan. Saat ini proses produksi
hidrogen masih sangat mahal dan membutuhkan input energi yang besar (artinya: efisiensi
produksi hidrogen masih rendah). Fuel cell juga membutuhkan hidrogen murni, bebas dari
kontaminasi zat-asing. Zat-asing yang meliputi sulfur, campuran senyawa karbon, dll dapat
menonaktifkan katalisator dalam fuel cell dan secara efektif akan menghancurkannya.
katalisator Fuel Cell yang berupa Platinum untuk membantu reaksi pembangkitan listrik
merupakan logam yang jarang ditemui dan sangat mahal. Selama beroperasi, sistem fuel cell
menghasilkan panas yang dapat berguna untuk mencegah pembekuan pada temperatur
normal lingkungan. Tetapi jika temperatur lingkungan terlampau sangat dingin (-10 s/d -20
C) maka air murni yang dihasilkan akan membeku di dalam fuel cell dan kondisi ini akan
dapat merusak membranfuel cell” (Keenan, 2004: 36)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Fuel Cell merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan
pencemaran udara, sedangkan bahan bakar hidrogen cukup aman dalam penggunaannya.
Dapat disimpulkan bahwa kombinasi bahan bakar hidrogen dan Fuel Cell merupakan harapan
yang besar untuk penyediaan energi listrik di waktu yang akan datang. Dimana kebutuhan
akan energi listrik yang pastinya akan terus bertambah seiring bertambahnya populasi
manusia serta kemajuan dibidang teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Handoko. 2017.2 Tinjauan pustaka sejarah dan perkembangan fuel cell.[Online].
Tersedia; https://docplayer.info/41935888-2-tinjauan-pustaka-sejarah-dan-perkembangan-sel-
bahan-bakar.html [24 Agustus 2019]