Anda di halaman 1dari 137

GAMBARAN BEBAN CAREGIVER KELUARGA PADA

PASIEN KANKER DI RUMAH SINGGAH YAYASAN


KANKER

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

SANTI PUSPITASARI

1113104000016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017/1438H

i
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2017

(Santi Puspitasari)

ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Santi Puspitasari, NIM: 1113104000016

Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di Rumah


Singgah Yayasan Kanker

xx + 87 halaman + 13 tabel + 3 bagan + 13 lampiran

ABSTRAK
Keluarga yang merawat pasien kanker berisiko mengalami beban caregiver.
Beban caregiver keluarga dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan
kualitas hidup pasien kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel diambil
dengan cara total sampling yang melibatkan 40 orang caregiver keluarga pasien
kanker yang berada di rumah singgah yayasan kanker. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner Zarit Burden Interview. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa (26-45 tahun), jenis
kelamin terbanyak perempuan, mayoritas suku Jawa, rata-rata pendidikan SMA,
mayoritas tidak bekerja, rata-rata berpenghasilan dibawah 3,1 juta, sebagian besar
sudah menikah, hubungan keluarga paling banyak merupakan pasangan, usia
pasien rata-rata berusia dewasa (26-45 thn), stadium kanker yang paling banyak
ditemukan adalah stadium 2, lama merawat pasien rata-rata di bawah 2 tahun,
Paling banyak menempati rumah singgah CISC. Gambaran beban caregiver
keluarga pasien kanker menunjukkan bahwa caregiver yang merasakan beban
sedikit atau tidak ada beban sebanyak 15 responden (37,5%), beban ringan sampai
sedang 17 responden (42,5%), beban sedang sampai berat sebanyak 7 responden
(17,5%) dan beban berat sebanyak 1 responden (2,5%). Saran kepada perawat
untuk dapat menghimbau keluarga pasien kanker dari luar daerah agar dapat
memanfaatkan keberadaan rumah singgah untuk mengurangi beban caregiver.

Kata kunci : Kanker, Beban caregiver, keluarga

Referensi : 54 (tahun 1999-2015)

iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

Undergraduate thesis, June 2017

Santi Puspitasari, NIM 1113104000016

The Descriptive of Family Caregiver Burden with Cancer Patients in Cancer


Foundation Guest Houses

xx + 87 pages + 13 tables + 3 designs + 13 attachment

ABSTRACT
Families who care of cancer patients at risk of experiencing the caregiver burden.
Caregiver burden can have an effect on the healing process and the quality of life
of cancer patients. This study aimed to describe family caregiver burden with
cancer patient. This study use quantitative methods and descriptive design.
Sample was collected by total sampling, recruited 40 family caregivers of cancer
patient in cancer foundation guest houses. Data collected use Zarit Burden
Interview (ZBI) questionnaire. The result showed that the characteristic of a
majority respondents are adult (26-45 years old), female, javanesse, senior high
school, no job, revenue under 3,1 million, married, spouse, age of patients are
adult (26-45 years old), cancer stage 2, nurse patient under 2 years and live in
CISC cancer guest houses. The descriptive of family caregiver burden with cancer
patients revealed caregiver with little or no burden are 15 respondents (37,5%),
mild to moderate burden are 17 respondents (42,5%), moderate to severe burden
are 7 respondents (17,5%) and severe burden is 1 respondent (2,5%). Suggestion
for nurses to appeal family caregiver of cancer to use cancer guest house for
relieve caregiver burden.

Keywords: cancer, caregiver burden, family

Refrences: 54 (years 1999-2015)

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN

v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SANTI PUSPITASARI

Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 7 September 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp. Bojong Kiharib RT 03/02 No. 45 Kec.

Cigombong, Kab. Bogor

HP : +6289530445644

E-mail : santipuspitasari95@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam Al-Hidayah 2000-2001

2. SD Negeri Cigombong I 2001-2007

3. SMP Negeri 1 Cigombong 2007-2010

4. SMA Negeri 1 Ciawi 2010-2013

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta` 2013-Sekarang

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T

yang telah memlimpahkan rahmat dan karunia serta inayah dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Beban

Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di Rumah Singgah Yayasan

Kanker.” Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

nabi besar Muhammad S.A.W.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian dari literatur, jurnal, buku

dan penelitian terkini terkait beban caregiver pada keluarga. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh

karena itu saran yang mendukung sangat diharapkan untuk kesempurnan skripsi

ini. Pada kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Arif Sumantri, M. Kes, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc dan ibu Ernawati, S.Kp., Sp. KMB,

selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Sekretaris Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Moh. Fuad Almubarok, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB dan Ibu Ita

Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan

ikhlas untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan ilmunya selama

membimbing penulis.

ix
4. Ibu Yenita Agus, SKp., MKep., Sp. Mat., PhD selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberi motivasi selama proses perkuliahan.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau staf pengajar di lingkungan program

studi ilmu keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama

menjalankan perkuliahan.

6. Ibu Sri, Bapak Pur, Ibu Mega dari CISC, Ibu Nani dan Bu Sundari dari

YKPI serta Ibu Rahmi dan Bapak Raden dari YOAI. Terima kasih yang

sebesar-besarnya karena telah mengizinkan penulis untuk meneliti di

Yayasan tersebut.

7. Kedua orang tua penulis, Ibu Ai Nurhayati dan Bapak Sudrajat yang telah

mendidik, memberikan dukungan baik moril maupun materil, juga selalu

memberikan doa kepada penulis. Tak lupa, Ichsan Taufiq Ramdhani dan

Sinta Puspitasari, saudara yang selalu menemani dan memberikan

keceriaan disaat suka maupun sedih.

8. Ashri Nabilah Putri, Riska Dwi Septia, Aulia Rahmah, Lisnani Hamidah,

Sabrina Salsabila, sahabat yang telah mendukung dan berbagi ilmu selama

empat tahun perkuliahan.

9. Noviar Fajar Triatmoko yang telah membantu penulis mengambil data,

memberikan saran dan menyemangati penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

10. Gema Al-Wutsqo, Mutiara Annisa, Saila Arimy, Chusnul Khotimah dan

Maya Nur Amalia yang selalu menginspirasi penulis.

x
11. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)

angkatan 2013 yang telah mendukung dan selalu menyemangati penulis.

Kenangan indah yang kalian beri tidak akan pernah dilupakan.

12. Seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini

hingga selesai.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun

pembaca terutama dalam bidang keperawatan. Semoga kita semua senantiasa

diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang tak terhingga

dari Allah S.W.T.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juni 2017

Santi Puspitasari

xi
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan .............................................................................................. ii

Abstrak .................................................................................................................. iii

Abstract ................................................................................................................. iv

Pernyataan Persetujuan ....................................................................................... v

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... viii

Kata Pengantar..................................................................................................... ix

Daftar Isi .............................................................................................................. xii

Daftar Singkatan ............................................................................................... xvii

Daftar Tabel ...................................................................................................... xviii

Daftar Bagan....................................................................................................... xix

Daftar Lampiran ................................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

1. Tujuan Umum........................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 37

A. Kanker ........................................................................................................ 37

1. Definisi Kanker ...................................................................................... 37

2. Klasifikasi Neoplasma ............................................................................ 37

xii
3. Karakteristik Sel- Sel Maligna ............................................................... 39

4. Etiologi Kanker ...................................................................................... 40

5. Karsinogenesis ........................................................................................ 42

6. Pembagian Stadium Kanker .................................................................. 44

7. Penatalaksanaan Kanker ......................................................................... 46

B. Keluarga ..................................................................................................... 49

1. Pengertian Keluarga ............................................................................... 49

2. Ciri- Ciri Struktur Keluarga.................................................................... 49

3. Fungsi Keluarga...................................................................................... 50

4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan .................................................... 52

5. Hubungan Pasien dan Keluarga Terhadap Kanker ................................ 53

C. Caregiver.................................................................................................... 55

1. Pengertian Caregiver .............................................................................. 55

2. Pengertian Caregiving ............................................................................ 56

3. Jenis-Jenis Caregiver.............................................................................. 56

4. Tugas dan Fungsi Caregiver .................................................................. 57

5. Keluarga Sebagai Caregiver................................................................... 57

6. Tipe-Tipe Caregiver Keluarga ............................................................... 59

7. Dampak Menjadi Caregiver Kanker ...................................................... 60

D. Beban Caregiver ........................................................................................ 60

1. Pengertian Beban Caregiver................................................................... 60

2. Jenis-Jenis Beban Caregiver .................................................................. 61

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Caregiver Pasien Kanker .. 63

4. Intervensi Keperawatan Terhadap Beban Caregiver ............................ 66

E. Penelitian Terkait ....................................................................................... 68

F. Kerangka Teori........................................................................................... 71

xiii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 72

A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 72

B. Definisi Operasional................................................................................... 44

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 47

A. Desain Penelitian........................................................................................ 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 47

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 48

1. Populasi .................................................................................................. 48

2. Sampel .................................................................................................... 48

3. Keriteria Sampel ..................................................................................... 48

D. Instrumen Penelitian................................................................................... 49

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 51

1. Uji Validitas............................................................................................ 51

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 51

F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 52

G. Pengolahan Data......................................................................................... 54

H. Analisis Data Univariat .............................................................................. 55

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 58

A. Gambaran Tempat Penelitian ..................................................................... 58

1. Cancer Information and Support Center (CISC) ................................... 58

2. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) ........................................ 59

3. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) .......................................... 60

B. Analisis Data Univariat .............................................................................. 61

1. Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Suku .... 61

xiv
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Status Perkawinan dan Hubungan Keluarga ............................ 62

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien, Stadium Kanker dan


Lama Merawat Pasien .................................................................................... 63

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah ......................... 64

5. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker................... 64

6. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik


Demografi ...................................................................................................... 65

7. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik


Demografi ...................................................................................................... 66

8. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik Pasien 68

9. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah Singgah ...... 69

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 70

A. Gambaran Karakteristik Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di


Rumah Singgah Yayasan Kanker ...................................................................... 70

1. Usia Responden ...................................................................................... 70

2. Jenis Kelamin ......................................................................................... 71

3. Suku ........................................................................................................ 72

4. Pendidikan .............................................................................................. 74

5. Pekerjaan ................................................................................................ 75

6. Pendapatan.............................................................................................. 76

7. Pernikahan .............................................................................................. 77

8. Lama Merawat Pasien ............................................................................ 78

9. Hubungan Keluarga ................................................................................ 79

10. Usia pasien .......................................................................................... 80

11. Kondisi Stadium kanker...................................................................... 80

xv
12. Rumah Singgah ................................................................................... 81

B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker ...................... 82

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 84

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 85

A. Kesimpulan ................................................................................................ 85

B. Saran........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88

LAMPIRAN ......................................................................................................... 92

xvi
DAFTAR SINGKATAN

AJCC : American Joint Commite on Cancer

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

D.I Yogyakarta : Daerah Istimewa Yogyakarta

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

DKI Jakarta : Daerah Kota Istimewa Jakarta

DNA : Deoxyribonucleic Acid

FCA : Family Caregiver Alliance

NSCL : Non- Small Cell Lung

Pergub : Peraturan Gubernur

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RS : Rumah Sakit

RNA : Ribonucleic Acid

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

TNM : Tumor, Nodus, Metastasis

WHO : World Health Organization

ZBI : Zarit Burden Interview

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Karakteristik Neoplasma 9


Tabel 2.2 : Pembagian Stadium TNM 16
Tabel 3.1 : Definisi Operasional 44
Tabel 4.1 : Kisi-Kisi Kuesioner 50
Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
dan Suku 61
Tabel 5.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Perkawinan dan Hubungan Keluarga 62
Tabel 5.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien,
Stadium Kanker dan Lama merawat pasien 63
Tabel 5.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah 64
Tabel 5.5 : Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker 64
Tabel 5.6 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Demografi 65
Tabel 5.7 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Demografi 66
Tabel 5.8 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Pasien 67
Tabel 5.9 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah Singgah 69

xviii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Skema Dasar Molekul Kanker 15

Bagan 2.3 : Kerangka Teori 42

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep 43

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan penelitian


Lampiran 2 : Persetujuan sebagai responden
Lampiran 3 : Kuesioner
Lampiran 4 : Izin penggunaan kuesioner
Lampiran 5 : Surat permohonan izin studi pendahuluan
Lampiran 6 : Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke CISC
Lampiran 7 : Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke YOAI
Lampiran 8 : Surat Permohonan izin penelitian dan pengambian data ke YKPI
Lampiran 9 : Surat persetujuan izin penelitian dari CISC
Lampiran 10 : Surat keterangan telah melakukan penelitian dari CISC
Lampiran 11 : Perizinan penelitian dari YOAI
Lampiran 12 : Perizinan penelitian dari YKPI
Lampiran 13 : Hasil olah data SPSS

xx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel-sel abnormal

secara berlebih dan dapat merusak jaringan sel normal disekitarnya (Allan,

Albert, & Mulley, 2006). Menurut WHO, pada tahun 2012, kanker menjadi

penyebab kematian utama dengan menyumbang sekitar 8,2 juta kematian di

seluruh dunia. Menurut data International Agency for Research on Cancer

(IARC) (2012) prevalensi kanker terbagi menjadi presentase kasus baru dan

kematian akibat kanker. Lebih dari 60% kasus baru dan kematian akibat

kanker sebanyak 70% terjadi di Afrika, Asia dan Amerika tengah. Jenis

kanker tertinggi dari prevalensi kasus baru dan kematian pada laki-laki

didominasi oleh kanker paru sebanyak 34,2% dan 30,0% sedangkan pada

wanita adalah kanker payudara sebanyak 43,3% kasus baru dan 12,9%

kematian akibat kanker payudara (Kemenkes RI, 2015).

Pevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di

Indonesia menurut data Riskesdas (2013) sebesar 1,4% atau diperkirakan

sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi

tertinggi untuk penyakit kanker dalam diagnosis dokter, yaitu sebesar 4,1%

atau sebanyak 14.596 jiwa. Sedangkan, menurut estimasi jumlah penderita

kanker terbanyak didominasi oleh provinsi Jawa Tengah yaitu sekitar

68.638. Sementara, Jawa barat yang berada di urutan ketiga dengan jumlah

45.473 orang. DKI Jakarta sendiri menduduki posisi kelima dalam estimasi

penderita kanker terbanyak sekitar 19.004 orang (Kemenkes RI, 2015).

1
2

Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat. Menurut

Siswanto (2006), salah satu fungsi keluarga adalah sebagai pemberi

perawatan kesehatan yaitu merupakan unit utama dimana pencegahan dan

pengobatan penyakit dilakukan. Keterlibatan dan dukungan keluarga akan

menunjang proses rehabilitas. Friedman (2013) menyatakan bahwa

dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan. Peran keluarga sebagai caregiver bagi proses pengobatan pasien

kanker sangat besar terutama dalam menunjang motivasi pasien untuk

menjalani terapi. Menurut penelitian Henriksson dan Arestedt (2013),

pasien kanker yang diberikan dukungan keluarga, maka kualitas hidupnya

meningkat. Keluarga juga mempunyai pengaruh dalam berbagai tindakan

medis yang dilakukan seperti pengobatan dan perawatan. Seseorang yang

mendapatkan dukungan keluarga merasa diperhatikan, disayangi, merasa

berharga dapat berbagi beban, percaya diri dan menumbuhkan harapan

sehingga mampu menangkal atau mengurangi stres (Grant et al., 2013).

Keluarga sebagai seorang caregiver memberikan pengaruh besar

terhadap kesembuhan pasien, namun sering kali peran ini tidak dapat

dijalankan dengan baik karena berbagai faktor yang ada di luar dan di dalam

diri caregiver. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi berbagai kondisi.

Kondisi yang buruk akan menimbulkan dampak negatif secara fisik,

emosional, sosial finansial dan fungsi. Kondisi negatif dari keluarga sebagai

caregiver ini yang disebut beban caregiver atau caregiver burden. Menurut

Kozier (2004), beban caregiver adalah perubahan kesehatan emosional dan

fisik caregiver dan stres pada caregiver dalam merawat keluarga yang sakit
3

dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan menurut Montgromery, Gonyea

dan Hooyman mendefinisikan beban caregiver sebagai distres yang

dirasakan caregiver sebagai akibat dari pemberian perawatan. Distres ini

berbeda dengan depresi, cemas dan respon emosi lain (Grant et al., 2013).

Diagnosis penyakit kanker berpengaruh besar terhadap pasien dan

keluarga. Hal ini menyebabkan distres psikologi yang dimanifestasikan

dengan gangguan dalam kegitan rutin dan peran keluarga. kanker

menyebabkan stres akut dan kronik. Stres akut disebabkan karena proses

eksogen termasuk fase-fase dalam penyakit yang berat bagi keluarga seperti

diagnosis, operasi dan perawatan adjuvant (Lazarus, 1999 dalam Gilbar

2002). Sementara stres kronik diakibatkan oleh fakor-faktor endogen dari

bagaimana menyikapi hidup setelah didiagnosis menderita kanker,

bagaimana perannya dalam keluarga dan pekerjaan, contohnya apakah

pasien akan segera meninggal atau tidak. Hal ini menjadi masalah tersendiri

untuk keluarga sehingga menyebabkan beban pada keluarga (David 1999

dalam Gilbar & Ben-zur, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi beban caregiver antara lain adalah

keterbatasan ekonomi, keterbatasan pengetahuan dalam merawat pasien,

kurangnya dukungan. Gender juga mempengaruhi dalam beban caregiver,

penelitian serupa meneliti bahwa perempuan berpotensi mengalami beban

caregiver lebih berat dibandingkan laki-laki. Begitu pula umur muda dan

juga lansia akan semakin menerima tekanan akibat pemberian perawatan

pada pasien (Joanna Briggs Institute, 2012). Adapun menurut Henriksson

dan Arestedt (2013), penyebab beban caregiver pada keluarga disebabkan


4

oleh kurangnya persiapan dalam menjalani peran sebagai caregiver

(Henriksson & Årestedt, 2013). Penelitian Joanna Briggs Institute (2012)

mengatakan kualitas hidup pasien diprediksi sebagai stresor pada caregiver.

Semakin terminal penyakit yang diderita pasien maka tingkat beban

caregiver juga akan semakin berat. Dalam hal ini kualitas hidup pasien

kanker stadium akhir akan berpengaruh terhadap beban caregiver (Joanna

Briggs Institute, 2012).

Caregiver keluarga dengan pasien kanker harus mengubah gaya

hidupnya untuk mengakomodasi permintaan pasien termasuk membatasi

waktu luang dan berinteraksi dengan teman dan keluarga lainnya, kemudian

saat caregiver sangat membutuhkan penyegaran dan relaksasi, mereka tidak

mempunyai kualitas yang cukup. Caregiver keluarga pasien kanker lebih

memprioritaskan pasien daripada dirinya sendiri. Sebagai akibatnya,

caregiver memiliki banyak kesehatan terkait masalah, seperti gangguan

tidur dan kelelahan, yang memperburuk fungsi fisik dan gejala burden

(Williams, 2007).

Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Bevans dan Stenberg

(2012) terhadap seorang caregiver tunggal wanita berusia 53 tahun yang

merawat suaminya yang berusia 56 tahun yang mengidap leukemia

mielogenous akut dan baru saja dilakukan transpantasi allogenic

hematopoietic stem cell. Dilihat dari berbagai faktor yang dialami caregiver

wanita tersebut, dilaporkan bahwa caregiver merasakan distres yang tinggi,

termasuk ansietas, khawatir, kesepian terutama saat sebelum transpantasi

(Bevans & Sternberg, 2012). Level burden atau beban caregiver keluarga
5

pada pasien kanker lebih besar dibandingkan dengan beban dalam merawat

lansia dan ataupun pasien dengan demensia (Kim Y, 2008). Penelitian

Fitrikasari (2012) yang berjudul Gambaran Beban Caregiver Skizofrenia di

Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino Gondohutomo, Semarang didapatkan

hasil dan sebanyak 89 responden (89%) merasa terbebani dengan kondisi

penderita. Penelitian yang berkaitan dengan dengan beban caregiver sudah

banyak dilakukan di luar negeri, namun di Indonesia sendiri belum banyak

dilteliti. Penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia adalah penelitian

tentang beban caregiver lansia dan skizofrenia sementara penelitian beban

caregiver kanker di Indonesia belum pernah dilakukan terutama penelitian

di rumah singgah kanker.

Rumah singgah adalah tempat tinggal sementara pasien kanker

untuk memudahkan dalam perawatan dan transportasi ke rumah sakit. Para

pasien kanker diberi berbagai fasilitas seperti tempat tinggal, penyediaan

makanan dengan harga terjangkau, dan transportasi khusus menuju rumah

sakit pengobatan utama kanker. Adapun fasilitas di tiap rumah singgah

berbeda-beda.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di rumah singgah Yayasan

Cancer Information and Support Center (CISC) dengan wawancara

terhadap 6 keluarga yang memiliki pasien kanker. Wawancara dilakukan

dengan menanyakan secara langsung poin-poin dari kuesioner Zarit Burden

Interview. Hasil wawancara menunjukan bahwa 3 orang dari 6 keluarga

menyatakan memiliki beban yang berat. Masalah yang paling sering


6

dikeluhkan oleh pasien adalah beban ekonomi dan berbagai masalah

emosional.

Gambaran beban caregiver keluarga di rumah singgah yayasan

kanker sangat penting untuk untuk menentukan intervensi, rekomendasi

serta asuhan keperawatan yang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengetahui lebih lanjut tentang beban caregiver pada keluarga pada pasien

kanker di rumah singgah yayasan kanker.

B. Rumusan Masalah

Kejadian penyakit kanker di Indonesia terus meningkat. Hal ini

tentunya akan mempengaruhi tingkat beban caregiver keluarga pasien

kanker. Tingkat beban caregiver akan dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti fisik, ekonomi, sosial, psikologis dan hubungan keluarga dengan

pasien. Penelitian beban caregiver pada pasien kanker sudah dilakukan di

beberapa negara, namun di Indonesia penelitian tentang beban caregiver

pada pasien kanker belum dilakukan padahal penelitian ini sangat penting

mengingat dukungan dari caregiver dapat menentukan kualitas hidup para

pasien kanker. Karena itulah, penelitian ini harus dilakukan untuk

mengetahui gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker agar

kedepannya dapat ditentukan intervensi apa saja yang dapat digunakan

untuk mencegah dan mengatasi beban caregiver keluarga.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran beban caregiver keluarga pada pasien

kanker di rumah singgah yayasan kanker.


7

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, suku, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, perkawinan,

hubungan keluarga, usia pasien, kondisi stadium kanker, lama

merawat pasien dan lokasi rumah singgah

b. Mengetahui tingkat beban caregiver keluarga pada pasien kanker

c. Mengetahui distribusi proporsi karakteristik responden dengan

beban caregiver keluarga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban

caregiver keluarga pada pasien kanker di rumah singgah yayasan kanker.

Sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan ajar, acuan,

rekomendasi dan pertimbangan untuk melakukan intervensi terhadap

keluarga pasien kanker yang mengalami beban dalam perawatan pasien. Hal

ini juga bermanfaat bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah untuk memperkaya

literatur, menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa keperawatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui gambaran beban caregiver keluarga

pada pasien kanker di rumah singgah yayasan kanker yaitu di rumah

singgah Cancer Information and Support Center (CISC), rumah singgah

Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan rumah singgah Yayasan


8

Onkologi Anak Indonesia (YOAI). Subjek yang akan diteliti adalah

caregiver keluarga pasien kanker dengan berbagai macam karakteristik.

Metode penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain

deskriptif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker

1. Definisi Kanker

Kanker adalah isitilah umum untuk menunjukan neoplasma ganas

atau maligna. Neoplasma diartikan sebagai “Pertumbuhan baru,” yaitu

massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel-sel

neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel normal,

namun mereka tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkendali, tidak

seimbang dengan kebutuhan dan tidak bergantung pada pengawasan

homeostatis sebagian besar sel tubuh lainnya. Istilah neoplasma

merupakan sinonim dari tumor yang diartikan sebagai pembengkakan

atau gumpalan (Price, 2011). Neoplasma berdasarkan sifatnya terbagi

menjadi neoplasma jinak (benigna) dan neoplasma ganas (maligna)

kemudian diklasifikasikan berdasarkan asal jaringannya. Sehingga, suatu

tumor dapat diklasifikasikan sebagai maligna atau benigna. Kanker

merupakan penyakit genetik molekular dikarenakan disfungsi regulasi

dari proses genomik normal unruk diferensiasi sel, pertumbuhan,

replikasi atau kematian sel atau apoptosis (Willis, 2016).

2. Klasifikasi Neoplasma

Sel-sel benigna dan maligna berbeda dalam berbagai karakteristik

pertumbuhan selular meliputi metode dan kecepatan pertumbuhan,

kemampuan untuk bermetastase atau penyebaran, efek umum,

43
pengrusakan jaringan, dan kemampuan untuk menyebabkan kematian

(Smeltzer, 2014).

Tabel 2.1 Karakteristik Neoplasma


Karakteristik Benigna Maligna
Karakteristik sel Serupa dengan sel asal Tidak sama dengan sel asal
Cara pertumbuhan Tumbuh dengan cara ekspansi Tumbuh pada perifer dan
dan tidak merusak jaringan menyebarkan proses yang
sekitarnya menginfiltrasi dan merusak
jaringan sekitarnya
Kecepatan Laju pertumbuhan lambat Laju pertumbuhan cepat
pertumbuhan
Metastasis Tidak menyebar dengan cara Memperoleh akses ke
bermetastasis saluran darah dan limfe
dan bermetastasis ke
bagian tubuh lainnya
Pengrusakan jaringan Tidak menyebabkan Sering menyebabkan
kerusakan jaringan kecuali kerusakan jaringan
bila letaknya di organ vital
Kemampuan untuk Biasanya tidak menyebabkan Biasanya menyebabkan
menyebabkan kematian kematian
kematian

a. Benigna (Neoplasma jinak)

Neoplasma benigna adalah peristiwa lokal semata, terdiri

dari sel-sel yang serupa pada sel asalnya. Sel-sel berproliferasi tidak

saling meninggalkan sehingga neoplasma cenderung bergerak ke luar

dengan bebas sambil mendesak jaringan yang berdekatan. Dengan

demikian, neoplasma jinak mempunyai kapsul jaringan ikat padat

yang memisahkan neoplasma dari sekelilingnya. Tumor benigna

menimbulkan efek-efek berupa obstruksi, tekanan dan sekresi.

Tumor benigna dalam ruang tertutup seperti tengkorak dapat

menimbulkan gangguan serius yang dapat berujung kematian

(Smeltzer, 2014).

43
b. Maligna (Neoplasma ganas)

Neoplasma maligna cenderung tidak berkapsul, dan tidak

seperti sel jinak, biasanya tidak mudah dipisahkan dari sel

sekitarnya. Neoplasma maligna cenderung menyerbu masuk ke

daerah sekitar dan bukan ke samping. Sel-sel neoplasma yang

berploriferasi mampu melepaskan diri dari tumor induk (tumor

primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jika

menyangkut, sel-sel kanker embolik semacam ini mampu keluar dari

pembuluh, melanjutkan proliferasi dan membentuk tumor sekunder.

Satu fokus kanker primer dapat menimbulkan banyak fragmen

embolik yang selanjutnya dapat membentuk ratusan nodul sekunder

di tempat yang sangat jauh dengan nodus primer (Price, 2011).

3. Karakteristik Sel- Sel Maligna

Semua sel kanker memiliki beberapa karakteristik selular umum

dalam kaitannya dengan membran sel, adanya protein tertentu, inti,

abnormalitas kromosom dan kecepatan mitosis pertumbuhannya.

Membran sel pada sel-sel kanker mengalami gangguan yang

mempengaruhi perpindahan masuk dan keluar cairan dari sel. Membran

sel dari sel-sel maligna juga mengandung protein yang disebut antigen-

spesifik tumor yang terbentuk ketika sel-sel menjadi kurang

terdiferensiasi (matur) sepanjang waktu. Protein ini membedakan sel

maligna dan juga benigna pada tipe jaringan yang sama dan mungkin

bermanfaat dalam mengukur keluasan penyakit. Membran selular

maligna juga memiliki lebih sedikit fibronektrin, yaitu suatu “semen

43
seluler,” sehingga membrane sel maligna kurang kohesif terhadap sel-sel

di sekitarnya dan tidak melekat dengan cepat. Inti dari selnya pun sering

kali besar dan tidak beraturan, berbanding terbalik dengan benigna yang

cenderung beraturan. nukleolus, atau tempat dimana RNA dan DNA

ditemukan di dalam nukleus, pada sel kanker berbentuk besar dan lebih

dalam. Pembelahan sel atau mitosis pada maligna terjadi lebih sering

daripada sel-sel normal, sehingga meningkatkan fraksi pertumbuhan dari

populasi sel tumor (Smeltzer & Bare, 2002).

4. Etiologi Kanker

a. Karsinogen Kimiawi

Karsinogen kimiawi adalah semua zat kimia yang dapat

menimbulkan kanker pada manusia maupun hewan. Karsinogen

kimiawi menurut mekanisme kerjanya, terbagi menjadi karsinogen

langsung, tidak langsung dan zat pemacu kanker.

Karsinogen langsung adalah zat yang setelah masuk ke

dalam tubuh dapat langsung bekerja atas sel tubuh, tanpa perlu

melalui metabolisme lebih dahulu. Zat ini langsung menginduksi

sel normal menjadi sel kanker biasanya digunakan untuk riset

karsinogenesis in vitro. Contohnya berbagai zat karsinogen

alkilasi, golongan nitrosilamin dan lain-lain.

Karsinogen tidak langsung adalah zat yang telah masuk ke

dalam tubuh memerlukan aktivasi melalui kerja enzim oksidasi

multifungsi mikrosomal dalam tubuh menjadi bentuk yang secara

kimiawi aktif, barulah ia berfungsi sebagai karsinogen. Karsinogen

43
jenis ini tersebar luas di lingkungan luar, yang sering ditemukan

adalah hidrokarbon aromatik polisiklik, golongan amin aromaik,

golongan nitrosamin, aftolaksin dan lain-lain.

Zat pemacu kanker disebut juga sebagai agen promosi

tumor. Zat pemacu tumor secara tersendiri di dalam tubuh tidak

akan menimbulkan kanker, tetapi dapat memacu karsinogen lain

yang menimbulkan kanker seperti minyak kroton, sakarin dan

fenobarbital.

a. Karsinogen Fisika

Karsinogen fisika terdiri atas dua jenis yaitu radiasi pengion

dan sinar ultraviolet. Efek karsinogenik mereka memiliki masa

laten yang sangat panjang. Faktor fisika dapat menyebabkan

berbagai jaringan dan sel tubuh berubah sensitivitasnya sehingga

timbul kanker, dapat juga mencederai sel reproduksi sehingga

timbul kanker pada generasi selanjutnya.

Radiasi pengion adalah karsinogen fisika yang terpenting,

terutama radiasi gelombang elektromagnetik bergelombang pendek

dan berfrekuensi tinggi, serta radiasi electron, proton, neutron,

partikel alfa dan lain-lain. Kontak jangka panjang dengan radium,

uranium, radon, kobal, stronsium dan isotop radioaktif lain yang

dapat menimbulkan kanker. Kanker yang berkaitan dengan radiasi

antara lain: kanker kulit, leukemia, kelenjar tiroid, kanker paru,

kanker mamae, kanker tulang, mioeloma multiple dan limfoma.

43
b. Virus Karsinogen

Virus karsinogen atau virus tumor adalah jenis virus yang dapat

menimbulkan tumor pada tubuh atau membuat sel berubah menjadi

ganas. Interaksi antara virus tumor dan sel hospes menyebabkan

transformasi ganas sel, kuncinya adalah adanya agen virus yang

onkogenik berinteraksi dengan DNA sel sehingga DNA virus

menjadi bagian integral dari DNA sel, dan dengan demikian dapat

mempengaruhi proses kendali diferensiasi, ploriferasi dan

pertumbuhan sel hospes, sehingga terjadi kegananasan.

Contoh virus yang umum ditemukan adalah : Virus Epstein-

Barr penyebab karsinoma nasofaring (NPC), Virus hepatitis B

(HBV) dan hepatoma (HCC), virus papilloma (HPV) dan

karsinoma serviks uteri (Desen, 2008).

5. Karsinogenesis

Pembelahan, poliferasi, dan diferensiasi sel dikontrol secara ketat

dalam kondisi yang normal (Price, 2011). Kerusakan genetik nonletal

merupakan hal sentral dalam karsinogenesis. Kerusakan atau mutasi

genetik semacam ini mungkin didapat akibat pengaruh lingkungan,

seperti zat kimia, radiasi, atau virus, atau diwariskan dalam sel

germinativum (Kumar, Cotran, & Robbins, 2007).

Telah diidentifikasi empat golongan gen yang memainkan

peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan

dan siklus sel itu sendiri, termasuk protoonkogen yang mendorong

pertumbuhan, gen penekan kanker (tumor suppressor gene) yang

43
menghambat pertumbuhan (antionkogen), gen yang mengatur kematian

sel terencana (programmed cell death), atau apoptosis dan gen yang

mengatur perbaikan DNA yang rusak (Kumar et al., 2007).

Proses pembentukan kanker dan transformasinya diduga memiliki

sedikitnya tiga tahapan proses seluler.

a. Tahap Inisiasi

Merupakan tahap awal, dimana inisiator seperti zat kimia, faktor

fisik dan agen biologik melepaskan mekanisme enzimatik normal

dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetik DNA.

Perubahan ini dapat dipulihkan atau malah dapat menyebabkan

mutasi selular permanen (Smeltzer, 2002).

b. Tahap Promosi

Tahap pemajanan berulang terhadap agen yang mempromosikan

menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan

bahkan setelah periode yang lama (Smeltzer, 2002).

c. Tahap Progresi

Progresi adalah tahap ketiga dari karsinogenesis selular. Sel-sel yang

menglami perubahan bentuk selama inisiasi dan promosi kini

melakukan perilaku maligna. Sel-sel ini sekarang menampakkan

suatu kecenderungan untuk menginvasi jaringan yang berdekatan

dan bermetastase. Agen yang menginisiasi atau mempromosi

transformasi seluler disebut sebagai karsinogen (Smeltzer, 2002).

43
Zat perusak DNA Sel normal
didapat dari Perbaikan
(lingkungan): DNA
Kimia, radiasi,
Berhasil
virus

Kerusakan DNA

Mutasi herediter pada:


Perbaikan
-Gen-gen yang
DNA gagal
mempengaruhi perbaikan
DNA
Mutasi pada - gen-gen yang
genom sel mempengaruhi pertumbuhan
somatik dan apoptosis sel

Pengaktifan onkogen Perubahan gen yang


Penonaktifan gen
pendorong mengendalikan
supresor kanker
pertumbuhan pertumbuhan

Ekspresi produk gen


yang mengalami
perubahan

Neoplasma ganas

Bagan 2.1 Skema sederhana dasar molekul kanker (Kumar, 2007)

6. Pembagian Stadium Kanker

Stadium karsinoma merupakan hal yang esensial dalam

menentukan penanganan maupun prognosis. Pada tahun 1987 American

Joint Committee on Cancer (AJCC) dan International Union against

Cancer memperkenalkan sistim klasifikasi TNM.

a. Tumor Primer (T)

TX : Tumor primer tak dapat ditentukan

TO : Tidak ditemukan tumor primer

Tis : Carcinoma in situ

43
T1, T2, T3 : Peningkatan progresif ukuran dan keterlibatan tumor

b. Kelenjar Limfe Regional (N)

NX : Nodus limfe regional tidak dapat ditentukan

N0 : Tak terdapat keterlibatan nodus limfe regional

N1, N2, N3, N4 : Tingkat yang menunjukan abnormalitas nodus limfe

regional terus meningkat

c. Metastasis jauh (M)

MX : Tidak dapat ditentukan adanya metastasis jauh

M0 : Tidak (diketahui) metastasis jauh

M1 : Ditemukan metastasis jauh

Tabel 2.2 Pembagian stadium TNM

Stadium 0 Tis, N0, M0

Stadium I T1, N0, M0 / T2, N0, M0

Stadium II T3,N0,M0 /T4,N0,M0

Semua T, N1, M0 /Semua T,


Stadium III
N2,M0

Stadium IV Semua T, semua N, M1

Stadium I: tumor kurang dari 2 cm, keterlibatan nodus limfe

negatif, tidak terdeteksi adanya metastasis.

Stadium II: tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm,

keterlibatan nodus limfe belum pasti negatif atau positif, tidak

terdeteksi adanya metastasis

Stadium III: tumor besar berukuran lebih dari 5 cm, atau tumor

dengan ukuran limfe yang positif, tanpa adanya bukti metastasis.

43
Stadium IV: tumor ukuran berapapun, keterlibatan nodus limfe

positif, atau negatif dan metastasis jauh.

(Smeltzer, 2014).

7. Penatalaksanaan Kanker

a. Pembedahan

Pembedahan masih merupakan modalitas pengobatan yang

terbaik dan paling sering digunakan. Namun demikian, pendekatan

pembedahan tertentu mungkin dipilih karena berbagai alasan.

Pembedahan dibagi menjadi beberapa metode baik primer,

diagnostik, profilaksis, paliatif atau rekonstruktif.

1) Pembedahan sebagai pengobatan primer

Pembedahan primer dalam pengobatan kanker bertujuan untuk

mengangkat seluruh tumor (atau sebanyak mungkin yang dapat

diangkat, prosedur ini sering disebut debulking) dan semua

jaringan di sekitarnya yang terkena termasuk nodus limfe

regional.

2) Bedah diagnostik

Bedah diagnostik biasanya dilakukan untuk mendapatkan

biopsi (eksisi sepotong jaringan dari pertumbuhan yang

dicurigai) untuk menganalisa jaringan dan sel-sel yang diduga

ganas.

43
3) Bedah profilaksis

Bedah profilaksis melibatkan pengangkatan jaringan atau organ

nonvital yang mungkin untuk terjadinya kanker. Contohnya

adalah kolektomi dan masektomi.

4) Bedah paliatif

Bila kanker tidak mungkin disembuhkan, tujuan pengobatan

adalah membuat pasien senyaman mungkin dan meningkatkan

hidup yang memuaskan dan produktif untuk waktu yang

selama mungkin. Apakah periode tersebut sangat singkat atau

panjang, tujuan utamanya adalah kualitas hidup yang tinggi.

5) Bedah rekonstruktif

Bedah rekonstruktif dapat dilakukan setelah bedah kuratif atau

radikal dan dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki fungsi

atau memperoleh efek kosmetik yang dikehendaki. Bedah

rekonstruktif ini mungkin dilakukan dalam satu kali operasi

atau dalam beberapa tahap operasi. Konsultasi dan evaluasi

pra-bedah oleh dokter bedah yang akan melakuakn bedah

rekonstruktif dapat dilakukan sebelum operasi (Smeltzer &

Bare, 2002).

b. Radiasi

Radiasi atau radioterapi adalah cara pegobatan dengan

memberikan radiasi ionisasi pada neoplasma. Radiasi memberikan

efek mematikan pada sel-sel kanker yang sedang berdiferensiasi

atau berploriferasi dibandingkan pada sel-sel normal yang berada

43
di dekatnya. Pada keadaan yang menguntungkan, dapat terjadi

penyembuhan tanpa mengorbankan struktrur yang vital. Tidak

semua tumor dapat di radiasi, dan sifatnya radioresisten. Tumor-

tumor yang tersebar luas juga tidak dapat diobati dengan

radioterapi, karena radiasi pada daerah tubuh yang luas dapat

beresiko morbiditas yang tidak dapat ditoleransi atau dapat

menyebabkan kematian (Price, 2011).

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai

upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan menganggu fungsi

dan reproduksi seluler. Kemoterapi terutama digunakan untuk

mengobati penyakit sistemik daripada lesi setempat dan dapat

diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin

dikombinasikan dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau

kedua-duanya, untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi,

untuk merusak semua sel sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca

operasi, atau untuk mengobati beberapa bentuk leukemia. Tujuan

dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, menetapkan

medikasi, yang digunakan dan keagresifan dari rencana

pengobatan.

d. Transplantasi Sumsum Tulang

Pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi sangat

memperbaiki angka kebertahanan hidup pasien kanker. Namun

banyak malignansi yang menjadi resisten terhadap terapi. Terutama

43
pada malignansi hematologis dengan penyakit sumsum tulang dan

malignasi tumor padat. Peran transplantasi sumsum tulang (TST)

untuk malignansi juga untuk penyakit non-malignasi terus

berkembang. Angka kebertahanan hidup jangka panjang setelah

TST untuk penyakit malignansi adalah 40% - 50% (Smeltzer &

Bare, 2002).

B. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Duval dalam Ali (2010), Keluarga adalah sekumpulan

orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran

yang betujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial

individu yang ada di dalamnya. Sedangkan, menurut Departemen

Kesehatan RI tahun 1988, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta

tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

bergantung (Ali, 2010).

2. Ciri- Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota

keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga

tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan

adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling

ketergantungan dalam mencapai tujuan.

43
b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan

tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap

anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-

masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda

seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah dan peran ibu

merawat anak-anaknya (Setiawati, 2008).

3. Fungsi Keluarga

Keluarga memiliki berbagai macam fungsi. Friedmann (1986)

dalam Ali (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai

berikut:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

anggota keluarga. Tiap anggoata keluarga saling mempertahankan

iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan

melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,

keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota

keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.

43
b. Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi.

Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian.

Pada setiap tahap perkembangan keluarga dan individu (anggota

keluarga) dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan

dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya

serta perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga,

sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang,

pangan dan papan maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi keperawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam

pengkajian keluarga yang memerlukan penyadiaan kebutuhan fisik

seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.

Jika dilihat dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem

dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur,

dilaksanakan dan diamankan (Ali, 2010).

43
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,

meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segela sesuatu tdak akan berarti. Orang tua

perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang

tuaatau keluarga.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di

lingkungan tingga keluarga agar memperoleh bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,

tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh

keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan perawatan

agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan

43
di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

(Suprajitno, 2004)

5. Hubungan Pasien dan Keluarga Terhadap Kanker

Semua pasien kanker dan keluarganya menghadapi berbagai

tantangan selama fase kehidupannya, seperti keadaan yang tiba-tiba dan

tidak disangka-sangka. Penyakit kanker yang menyerang salah satu

keluarga akan merubah keseimbangan emosi, keuangan, pembagian

tanggung jawab, dan aktivitas sosial dan istirahat (Buc E. et. al dalam

Langhorne, 2007). Bagaimana cara pasien dan keluarga berkomunikasi,

menyelesaikan masalah bersama dan cara meghadapi dengan berbagai

perawatan menjadi kemampuan sendiri untuk kesembuhan pasien.

Hubungan keluarga dengan pasien menjadi sangat penting.

a. Respon Emosional Pasien dan Kemampuan Koping

Banyak pasien, dewasa ini menganggap bahwa diagnosis

kanker sebagai kalimat kematian yang menyakitkan dengan dampak

yang sangat buruk bagi psikologi pasien dan fungsinya terhadap

keluarga. Akhirnya, krisis psikologi ini tercipta dengan berbagai

emosi dari mulai ansietas, marah, takut dan depresi karena diagnosis

43
yang melumpuhkan, pilihan perawatan, keputusasaan dan hilang

harapan.

b. Respon Emosional Keluarga dan Kemampuan Koping

Diagnosis kanker bukan hanya menjadi stesor bagi individu

namun juga bagi keluarga pasien. Koping pasien dan keluarga dapat

memberikan efek mendalam bagi penderitaan pasien. Kemampuan

keluaga dalam respon emosi, fisik dan tantangan dalam menghadapi

diagnosis dan perawatan terhadap kanker terbagi menjadi beberapa

faktor.

1) Dukungan

Hal biasa bagi pasien dan keluarga dengan penyakit berat

merasa terasingkan dari teman dekat atau anggota keluarga lain.

Mc Daniels dan kawan-kawan menggaris bawahi pentingnya ikatan

emosional, dukungan, saling melindungi dan saling mencintai

dalam keluarga juga teman sebagai faktor-faktor psikososial yang

berpengaruh dalam lingkup sehat dan sakit. Hubungan antara

pasien dan keluarga berpengaruh besar dalam penyembuhan kanker

(Langhorne, Fulton, & Shirley, 2007).

Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian

dukungan terhadap anggota keluarga lain yang mengalami

permasalahan, yaitu memberi dukungan pemeliharaan, emosional

untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan memenuhi

kebutuhan psikososial (Potter & Perry, 2009)

43
2) Harapan

Beberapa pasien beranggapan bahwa pengalaman

menderita kanker seperti menaiki roller-coaster dengan

ketinggian dan kerendahan diumpamakan sebagai harapan dan

keputusasaan. Kepercayaan memberikan pengaruh besar terhadap

harapan pasien dalam penyakitnya. Harapan berbeda dengan

keinginan dan ekspektasi. Jadi, pasien dan keluarga dapat

mengeksplor kemungkinan dari memegang harapan untuk aspek

fisik, emosional dan hubungan keluarga dengan pasien.

3) Komunikasi

Pasien dan keluarga mengalami pengurangan tingkat

ansietas saat ia dapat berbagi pengalaman, bercerita dan

mengkomunikasikannya dengan jujur terhadap orang lain.

(Langhorne et al., 2007)

C. Caregiver

1. Pengertian Caregiver

Caregiver merujuk kepada seseorang yang menyediakan pelayanan

kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan (John Hopkins University,

2006). Sedangkan Menurut Awad dan Voruganti (2008), Caregiver adalah

seorang individu yang mempunyai tugas untuk merawat dan mendukung

orang lain dalam kehidupannya (Awad & Voruganti, 2008). Menurut

Sukmarini (2009), caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan

kepada orang yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan

karena penyakit yang dideritanya (Sukmarini, 2009).

43
2. Pengertian Caregiving

The National Family Caregivers Assosiation (NFCA)

mendefinisikan caregiving sebagai pemberian dukungan akan kebutuhan

kesehatan baik fisik maupun mental untuk merawat salah seorang keluarga

(Talley, McCorkle, & Baile, 2012).

3. Jenis-Jenis Caregiver

Caregiver terbagi menjadi dua jenis, caregiver formal dan

caregiver informal. Caregiver formal merujuk kepada tenaga profesional,

atau paraprofesional yang menyediakan perawatan dengan adanya

pembiayaan atau dibayar seperti perawat, asisten perawat, personal care

worker. Sukarelawan yang berada di gereja maupun di organisasi sosial

juga merupakan caregiver formal. Sehingga pengertian caregiver formal

adalah profesional, paraprofesional, atau sukarelawan yang menyediakan

perawatan di rumah, komunitas, atau institusi ataupun kediaman (Family

Caregiver Alliance (FCA) dalam John Hopkins University, 2006).

Caregiver informal didefinisikan sebagai seseorang yang memberi

perawatan tanpa dibayar dan memiliki hubungan dalam merawat

seseorang, seperti keluarga, teman, tetangga atau yang mungkin menjadi

caregiver primer atau sekunder. Seseorang yang menyediakan waktu

penuh atau sebagian untuk membantu, dan tinggal dengan seseorang yang

membutuhkan perawatan dan tidak bisa dipisahkan (Feinberg dan Pilsuk

dalam John Hopkins University, 2006).

43
4. Tugas dan Fungsi Caregiver

Menurut Garnand 2012 Ada 3 tugas spesifik sebagai caregiver:

a. Dukungan Medis (Medical Support)

Termasuk penjadwalan, membantu dalam pengobatan, monitor efek

samping, memanajemen luka, memonitor rekam medis, dan petunjuk

medis.

b. Pengaturan Jaminan dan Keuangan (Insurance and Financial

Management)

Menyeleksi rencana asuransi yang tepat, membantu menyiapkan obat

baru dan obat-obatan yang mahal, atau menemukan sumber asuransi

dan menyelamatkan keuangan juga menabung.

c. Manajemen Rumah Tangga (Household management)

Termasuk manajemen nutrisi, keamanan, kontrol infeksi, menyiapkan

dukungan fisik emosioal dan spiritual (Garnand, 2012).

5. Keluarga Sebagai Caregiver

Caregiver Keluarga atau Family Caregiver adalah individu yang

menyediakan perawatan tanpa dibayar atau sebagai asisten dari anggota

keluarga yang mengalami kanker (Given, Sherwood, & Given, 2015).

Menurut MetLife dan NAC (2006) dalam Talley (2012). Caregiver

keluarga adalah seseorang yang memberi perawatan kepada keluarga dan

seseorang yang dicintainya dalam keadaan lemah, menua, atau memiliki

keterbatasan mental dan fisik (Talley et al., 2012). Caregiver keluarga

dalam perawatan paliatif didefinisikan sebagai sanak saudara, teman

ataupun pasangan yang ikut terlibat dalam perawatan pasien dan biasanya

43
mempersiapkan fisik, praktik dan emosi juga dukungan tanpa dibayar

(Henriksson & Årestedt, 2013).

Bila salah satu anggota keluarga menderita gangguan kesehatan,

keluarga yang lain mengemban peran sebagai pemberi asuhan atau

caregiver (Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Peran caregiver keluarga

adalah membantu memberikan perawatan pada anggota yang mengalami

gangguan kesehatan. Caregiver keluarga berfungsi untuk menjaga

keseimbangan dan kestabilan keluarga.

Tugas dari seorang caregiver keluarga dimulai dari mengambil

alih tugas-tugas rumah tangga, membantu perawatan pribadi, melakukan

tugas fisik yang kompleks dan tugas-tugas perawatan seperti dukungan

juga pengkoordinasian dengan tenaga medis (Henriksson & Årestedt,

2013). Fungsi dari caregiver keluarga adalah merawat klien yang

menderita suatu penyakit termasuk juga menyediakan makanan,

memebawa klien ke pelayanan kesehatan, dan memberikan dukungan

emosional, kasih sayang dan perhatian (Tantono, 2006). Caregiver

keluarga juga membantu klien dalam mengambil keputusan atau pada

stadium akhir penyakitnya. Keluarga sebagai caregiver merupakan

penasehat yang sangat penting dan diperlukan oleh klien (Tantono, 2006).

Menurut Horowitz (1985), Caregiver keluarga memberikan

perawatan informal mencakup 4 dimensi yaitu perawatan langsung

(seperti membantu dressing, manajemen obat-obatan), perawatan

emosional (menyediakan dukungan sosial dan dukungan lainnya),

perawatan medis (bernegosiasi dengan orang lain, termasuk tenaga

43
kesehatan, untuk kepentingan pasien), pengaturan finansial (mengatur

sumber keuangan, termasuk penghasilan dan pembelanjaan) (Talley et al.,

2012).

6. Tipe-Tipe Caregiver Keluarga

a. Caregiver Primer

Caregiver primer merupakan caregiver utama dengan tingkat tanggung

jawab tertinggi mengenai perawatan dan melakukan tugas terbesar dari

tugas-tugas pengasuhan. Caregiver primer melakukan perawatan

sendiri atau bersama dengan caregiver lain.

b. Caregiver Sekunder

Caregiver sekunder adalah seseorang yang melakukan tugas-tugas

dengan tingkat yang sama dengan caregiver primer, namun dengan

tingkat tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, caregiver

sekunder tidak berkewajiban untuk mengambil keputusan tentang

dukungan dan perawatan pasien. Caregiver sekunder menyediakan

perawatan bersama dengan caregiver primer.

c. Caregiver Tersier

Caregiver tersier merupakan caregiver yang memiliki sedikit atau

tidak memiliki tanggung jawab sama sekali untuk memutuskan

perawatan pasien. Tugas yang dilakukan caregiver tersier biasanya

meliputi berbelanja, berkebun dan membayar tagihan. Caregiver

tersier dapat memberikan perawatan apabila caregiver lain tidak hadir.

(Dilworth-anderson, Williams, & Cooper, 1999).

43
Penelitian Gaugler et al. (2003) dalam Barbosa &

Figueiredo (2015) menunjukan bahwa kehadiran caregiver sekunder

dapat mengurangi tuntutan beban pada caregiver primer. Sebuah studi

membandingkan antara caregiver primer dan sekunder dan ditemukan

bahwa caregiver sekunder memiliki tingkat stres dan beban yang lebih

rendah dari pada caregiver primer (Barbosa & Figueiredo, 2015).

7. Dampak Menjadi Caregiver Kanker

Merawat pasien kanker memiliki dampak negatif dan positif

tersendiri. Caregiver keluarga berisiko tinggi mengalami efek samping

seperti kelelahan dan gangguan tidur, daya tahan tubuh lemah, tekanan

darah tinggi. Efek positif dari merawat pasien seperti yang dilaporkan

adalah penghargaan, kesadaran dan kepuasan (Given et al., 2015).

D. Beban Caregiver

1. Pengertian Beban Caregiver

Beban caregiver atau caregiver burden didefinisikan sebagai

respon multidimensi terhadap penilaian negatif dan perasaan stres yang

dihasilkan dari merawat seseorang yang sakit baik dalam respon fisik,

emosional, sosial, finansial dan fungsi (Zarit, Reever and Bath Peterson

dalam Myron & Anne, 2009). Menurut Barbosa & Figueiredo, (2015)

beban caregiver adalah penilaian negatif dari peran sebagai caregiver

dalam segi mental, kesehatan fisik, kehidupan sosial (Barbosa &

Figueiredo, 2015).

Dilehay dan Sandys mendefinisikan beban caregiver sebagai

kondisi psikologis yang timbul dari kombinasi tekanan fisik, emosi dan

43
sosial seperti keterbatasan ekonomi yang timbul karena merawat penderita

(Fitrikasari, 2012). Menurut Montgromery, Gonyea dan Hooyman, beban

caregiver adalah distres yang dirasakan caregiver sebagai akibat dari

pemberian perawatan. Distres ini berbeda dengan depresi, cemas dan

respon emosi lain (Grant et al., 2013).

Suku Indian mempersepsikan beban caregiver sebagai tekanan

peran, ketidakmampuan untuk menunjukan peran yang efektif. Mereka

juga percaya bahawa permintaan perawatan pasien sebagai pengharapan

yang tidak bisa ditolak (Capetuzi, 2014).

2. Jenis-Jenis Beban Caregiver

Beban caregiver terbagi menjadi dua yaitu beban objektif dan

beban subjektif caregiver.

a. Beban objektif caregiver

Beban objektif caregiver adalah beban yang dapat muncul dari

segala kejadian atau aktivitas yang berhubungan dengan peran sebagai

caregiver seperti melakukan tugas perawatan sehari-hari termasuk

mengantarkan pasien ke dokter hari demi hari atau mengatur

perubahan dari kebiasaan pasien. (J. Honea, Brintnall, Colao, &

Somers, 2008).

43
Beban objektif caregiver menurut Sukmarini (2009) adalah

masalah praktis yang dialami oleh caregiver antara lain:

1) Masalah keuangan

Masalah keuangan yang dihadapi caregiver seperti hambatan atau

kehilangan kesempatan untuk bekerja, kekurangan dana serta

beban biaya dalam merawat penderita.

2) Gangguan pada kesehatan fisik

Caregiver keluarga pasien kanker lebih memprioritaskan pasien

daripada dirinya sendiri. Sebagai akibatnya, caregiver memiliki

banyak kesehatan terkait masalah, seperti gangguan tidur dan

kelelahan, yang memperburuk fungsi fisik (Williams, 2007).

3) Masalah dalam pekerjaan

Caregiver harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan juga

kewajiban merawat pasien, hal itu dapat menyebabkan kesulitan

dalam penyesuaian dan adaptasi.

4) Hambatan aktivitas sosial

Caregiver keluarga dengan pasien kanker harus mengubah gaya

hidupnya untuk mengakomodasi permintaan pasien termasuk

membatasi waktu luang dan berinteraksi dengan teman dan

keluarga lainnya.

b. Beban subjektif caregiver

Beban subjektif caregiver merupakan respon psikologi yang

dialami caregiver atas peranannya dalam merawat pasien dengan

penyakit kanker (Sukmarini, 2009). Menurut Pinquart dan Sorenson,

43
Beban subjektif adalah reaksi emosional caregiver dari perannya

sebagai caregiver meliputi khawatir, kesedihan ansietas, frustrasi,

mara, rasa bersalah, tertekan, malu, bingung dan perubahan emosi lain

(J. Honea et al., 2008). Cujipers dan Stam (2000) meyatakan bahwa

beban subjektif yang dialami caregiver terkait langsung dengan beban

objektif yang terjadi (Harvey CA, 2003).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Caregiver Pasien Kanker

a. Faktor Caregiver

1) Usia

Menurut Grant et al, 2012, caregiver yang lebih tua yang memiliki

distres dalam berhubungan dengan pasien akan meningkatkan level

beban caregiver karena kurangnya dukungan (Grant et al., 2013).

Sementara itu penelitian juga menemukan semakin muda usia

caregiver juga akan mengalami tekanan yang kuat. (Joanna Briggs

Institute, 2012).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin didapatkan berpengaruh terhadap beban caregiver.

Dua studi terkait mengatakan bahwa wanita mengalami level beban

caregiver lebih besar daripada laki-laki (Joanna Briggs Institute,

2012). Beberapa studi juga menemukan bahwa caregiver

perempuan akan mengalami tingkat depresi yang tinggi dan

rendahnya tingkat kepuasan hidup (Pottie, Burch, Thomas, &

Irwin, 2014).

43
3) Ras

Salah satu penelitian terkait juga menemukan bahwa ras kaukasoid

lebih tinggi tingkat beban caregiver dibandingkan ras lain (Afrika,

amerika, hispanik dan indian) (Joanna Briggs Institute, 2012).

4) Tingkat Pendidikan

Caregiver dengan pendidikan yang rendah mengalami stres yang

tinggi. Studi yang lain membuktikan bahwa tidak ada hubungan

antara tingkat pendidikan dan tingkat beban pada caregiver

(Joanna Briggs Institute, 2012).

5) Pendapatan

Status ekonomi dan pendapatan berhubungan dengan beban

caregiver. Caregiver dengan pendapatan yang kurang dilaporkan

berpotensi mengalami tekanan ekonomi yang tinggi. Persepsi akan

tekanan finansial yang menghimpit menghasilkan tingkat beban

yang berat (Joanna Briggs Institute, 2012).

6) Status pekerjaan

Caregiver dengan status pekerja meningkatkan level beban karena

caregiver harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan juga

kewajiban merawat pasien (Joanna Briggs Institute, 2012).

Caregiver yang merupakan pekerja dan juga merawat pasien yang

menuntut bantuan untuk aktivitas sehari-hari memiliki resiko tinggi

beban caregiver berat (Hsu et al., 2015).

43
7) Status kesehatan

Status kesehatan juga berefek pada persepsi tentang beban

caregiver. Caregiver dengan kesehatan yang buruk mengalami

beban caregiver yang tinggi dan juga mengalami tekanan fisik,

spiritual dan ekonomi yang lebih tinggi (Joanna Briggs Institute,

2012).

8) Status perkawinan

Status perkawinan dan komunikasi antar keluarga dapat

mempengaruhi ketegangan. Penelitian menyatakan bahwa status

pernikahan antara caregiver dan pasangannya dapat berimbas pada

beban caregive (Grant et al., 2013).

b. Faktor Pasien

1) Usia Pasien

Usia pasien yang semakin tua dengan kanker akan menambah

tantangan bagi caregiver dan tentu saja menambah resiko

terjadinya beban caregiver yang berat. Bertambahnya usia akan

menyebabkan terjadinya kemunduran psikologi sehingga

meningkatkan kebutuhan akan pengasuhan (Hsu et al., 2015).

2) Kondisi Stadium kanker

Saat penyakit pasien bertambah parah dengan gejala tambahan,

kehilangan fungsi fisik dan membutuhkan lebih banyak perawatan,

caregiver keluarga akan mengalami stres yang tinggi (Henriksson

& Årestedt, 2013). Diagnosis penyakit terminal dapat berimbas

43
pada tingginya tekanan pada caregiver (Joanna Briggs Institute,

2012).

3) Lama rawat

Durasi caregiver merawat pasien berpengaruh terhadap stres

caregiver. Caregiver dapat mengalami stres lebih rendah bila

merawat pasien lebih dari 2 tahun (Joanna Briggs Institute, 2012).

4. Intervensi Keperawatan Terhadap Beban Caregiver

a. Dukungan (Supportif)

Intervensi dengan cara memberikan dukungan bertujuan

untuk menawarkan individu atau kelompok berdiskusi dipandu

oleh tenaga profesional. Intervensi berfokus pada membangun

hubungan dan menciptakan peluang di dalam forum untuk

membahas kesulitan, keberhasilan dan perasaan tentang perawatan.

Sonsoren et al, berpendapat bahwa metode dukungan merupakan

intervensi yang efektif dalam mengurangi beban caregiver

Intervensi dukungan meliputi:

1) Peserta diperbolehkan menyediakan dukungan untuk orang lain

dalam grup.

2) Menyediakan kesempatan untuk berbagi tentang hal yang

berurusan dengan beban perawatan.

3) Mengidentifikasi strategi untuk memasukan ide-ide kedalam

perawatan.

43
b. Psikoterapi dan pendekatan kognitif

Merupakan fasilitas untuk pengembangan hubungan antara

caregiver dan tenaga profesional. Terapis profesional membantu

mengidentifikasi strategi untuk manajemen distres, ingatan dan

pendekatan kognitif, caregiver diajari untuk mengembangkan skill

self-monitoring dengan cara:

1) Menentang pikiran-pikiran negatif atau asumsi-asumsi yang

mendorong perilaku mempersulit diri.

2) Menggunakan strategi yang membantu mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah.

3) Berfokus pada menajemen waktu, bekerja, atau reaktivitas

manajemen emosi.

4) Mendorong caregiver untuk kembali terlibat dalam kegiatan

yang menyenangkan dan hal-hal positif.

c. Pijat dan sentuhan penyembuhan (Message and healing touch)

Sebuah studi meneliti manfaat terapi pijat dan sentuhan

penyembuhan pada caregiver dengan pasien kanker di klinik rawat

jalan. Seorang terapis menyampaikan bahwa terapi ini tidak

mengurangi beban perawatan. Namun penurunan yang signifikan

diamati pada nila depresi dan kecemasan caregiver dalam kelompok

yang menerima terapi pijat.

d. Beristirahat sejenak (Respite)

Perawatan ini dirancang untuk memberikan caregiver

waktu berharga dari tuntutan sebagai caregiver, seperti kegiatan

43
kehidupan sehari-hari, pengawasan, atau menambah keterampilan

perawatan. Hasil awal menunjukkan bahwa berhenti sejenak

mungkin memang mengurangi ketegangan pengasuh dan beban

dalam populasi onkologi.

e. Multikomponen

Merupakan kombinasi beberapa intervensi: metode

dukungan, psikoterapi, psiko-edukasi dan beristirahat sejenak.

Intervensi ini cenderung paling efektif mengurangi ketegangan

caregiver dan beban caregiver karena menggunakan beberapa

teknik untuk kebutuhan caregiver (J. Honea et al., 2008)

E. Penelitian Terkait

Berikut adalah beberapa penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti:

1. Beban Caregiver

a. Penelitian Fitrikasari (2012) yang berjudul Gambaran Beban

Caregiver Skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino

Gondohutomo, Semarang. Metode penelitian deskriptif dengan

teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah

responden 100 caregiver, 50 pasien berbayar (tunai) dan 50 yang

lain tidak berbayar (dijamin Jamkesmas, Jamkesda dan Akses

PNS). Kuesioner yang digunakan adalah Burden Assesment

Schedule (BAS). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan skor

BAS terentang antara 18-40, dengan skor rerata 26,41 dan

sebanyak 89 responden (89%) merasa terbebani dengan kondisi

penderita. Beban caregiver pada caregiver skizofrenia dipengaruhi

43
oleh kebutuhan penderita, jenis dan beratnya gejala psikologis,

disabilitas penderita, kronisitas perjalanan penyakit dan

kemampuan caregiver. Penelitian ini berbeda dengan yang ingin

diteliti oleh peneliti dari segi sasaran yaitu caregiver skizofrenia

dan kuesioner yang digunakan juga berbeda.

b. Penelitian Nuralita (2015) yang berjudul Hubungan Antara Beban

Perawatan dengan Expressed Emotion Pasien Skizofrenik.

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan

cross sectional. Sampel berjumlah 100 orang keluarga pasien

skizofrenik yang datang berobat ke instalasi rawat jalan BLUD RS

Jiwa Propinsi Sumatra Utara. Kuesioner yang digunakan adalah

Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengetahui beban perawatan

dan Family Questionnaire (FQ). Hasil yang didapatkan adalah

terdapat hubungan bermakna antara beban perawatan dengan

expressed emotion (p= 0,004). Penelitian ini berbeda dalam segi

metode penelitian, sampel yang digunakan dan sasaran. Persamaan

dari penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan yaitu ZBI.

c. Penelitian Grant et all (2013) yang berjudul Family Caregiver

Burden, Skill Preparedness, and Quality of Life in Non-Small Cell

Lung Cancer. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

longitudinal. Jumlah sampel sebanyak 163 caregiver yang usianya

lebih dari 18 tahun. Penelitian dilakukan National Cancer

Intstitute- designated comprehensive cancer center, California

Selatan. Kuesioner yang digunakan adalah Instrumental Activities

43
of Daily Living (IADL), Older American Resources and Services

(OARS), OARS Multidimensiona Functional Assesment

Questionnaire (OMFAQ) dan Caregiver Burden Scale (CBS),

untuk mengukur tingkat beban caregiver, berisi 14 item

pertanyaan. Penelitian diulang pada minggu ke 7, 12, 18 dan 24.

Hasil penelitian yang didapat adalah caregiver mengalami tingkat

beban caregiver yang berat dan dilaporkan mengalami kemunduran

kesehatan psikologis dan kualitas hidup. Penelitian ini berbeda

dengan yang akan dilakukan peneliti, dari segi sasaran yaitu pasien

kanker paru NSCL, dari segi tempat berada di Calfornia, Amerika

Serikat, kuesioner yang digunakan juga berbeda.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi beban caregiver

Penelitian Hsu, et al (2014) Factor Associated With High

Burden In Caregiver of Older With Cancer. Penelitian ini

menggunakan analisis multivariat dilakukan terhadap 100 orang

caregiver pasien kanker yang berusia diatas 65 tahun. Alat ukur yang

digunakan adalah Caregiver Strain Index (CSI). Hasil didapatkan 75%

caregiver dilaporkan mengalam beban sedang dan 15% melaporkan

tingkat beban caregiver yang tinggi. Penelitian ini juga berbeda

karena menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan beban

caregiver.

43
F. Kerangka Teori

Formal

Caregiver cancer

Informal Family Caregiver

Faktor yang
mempengaruhi beban
caregiver

Beban caregiver keluarga pada - Usia caregiver


Intervensi Keperawatan pasien kanker - Jenis kelamin
- Supportive - Suku
1. Beban fisik - Pendidikan
- Hypnotherapy 2. Beban emosional
- Massage - Pekerjaan
3. Beban ekonomi
- Respite - Penghasilan
4. Beban sosial
- Multicomponen - Perkawinan
5. Hubungan antara pasien
(J. Honea et al., - Hubungan
dan keluarga
2008) keluarga
(Seng et al., 2010)
- Usia pasien
- Kondisi stadium
kanker
Keterangan - Lama merawat
pasien
=Diteliti (Joanna Briggs
Institute, 2012)
=Tidak diteliti

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Modifikasi teori (Joanna Briggs Instutute, 2012); (Seng et al., 2010)&

43
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti

(Setiadi, 2007). Kerangka konsep mengacu kepada tujuan penelitian yaitu

gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker serta faktor-faktor

yang mempengaruhi baik dari dalam diri caregiver maupun faktor pasien

yang dirawat. Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu gambaran beban

caregiver keluarga.

Beban caregiver keluarga pada


pasien kanker

1. Beban fisik
2. Beban emosional
3. Beban ekonomi
4. Beban sosial
5. Hubungan antara pasien
dan keluarga

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

43
43
44

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu

variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama (Setiadi, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Beban caregiver Penilaian negatif dan perasaan Skala linkert Kuesioner ZBI Dibagi menjadi 4 kategori: Ordinal
keluarga stress yang dirasakan oleh yang terdiri 1. sedikit atau tidak ada beban: 0-
pemberi perawatan terbesar dan dari 22 item 20
memiliki tanggung jawab penuh pertanyaan 2. beban ringan hingga
(caregiver primer) meliputi sedang: 21-40
beban fisik, beban emosional, 3. beban sedang hingga berat: 41-
beban ekonomi, beban sosial 60
dan hubungan antara pasien dan 4. Beban berat: 61-88
keluarga.
dengan pemberian skor:
0. Tidak pernah
1. Jarang
2. Kadang-kadang
3. Cukup sering
4. Hampir selalu
(Seng et al., 2010)
2. Usia responden Jumlah tahun yang dilalui Lembar isian Kuesioner 1. Anak-anak (5-11 tahun) Ordinal
responden dari lahir hingga kini 2. Remaja (12-25 tahun)
3. Dewasa (26-45 tahun)
4. Lansia (46-65 tahun)
5. Manula (>65 tahun)
(Depkes RI, 2009)
45

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
3 Suku Bangsa Golongan keturunan responden Lembar isian Kusioner 1. Jawa Nominal
2. Sunda
3. Sumatera
4. Kalimantan
4. Jenis kelamin Karakteristik responden Lembar isian Kuesioner 1. Perempuan Nominal
berdasarkan alat reproduksi 2. Laki-laki
5. Pendidikan Kegiatan belajar formal yang Lembar isian Kuesioner 1. SD Ordinal
telah ditempuh oleh responden 2. SMP
3. SMA
4. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilakukan Lembar isian Kuesioner 1. Bekerja Nominal
dalam upaya mendapatkan 2. Tidak bekerja
penghasilan untuk pemenuhan
hidup keluarga.
7 Penghasilan Penghasilan yang didapat Lembar isian Kuesioner 1. < Rp 3.100.000,- Ordinal
responden tiap bulan 2. ≥Rp 3.100.000,-
(Pergub DKI Jakarta, 2016)
8. Perkawinan Status hubungan perkawinan Lembar isian Kuesioner 1. Menikah Nominal
responden 2. Belum menikah
3. Bercerai

9 Hubungan keluarga Status hubungan keluarga antara Lembar isian Kuesioner 1. Pasangan Nominal
responden dengan pasien 2. Anak
3. Orang tua
4. Saudara
5. Nenek atau Kakek
6. Lainnya
10. Usia pasien Jumlah tahun yang dilalui pasien Lembar isian Kuesioner 1. Anak-anak (5-11 tahun) Ordinal
dari lahir hingga kini 2. Remaja (12-25 tahun)
3. Dewasa (26-45 tahun)
4. Lansia (46-65 tahun)
5. Manula (>65 tahun)
(Depkes RI, 2009)
46

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
11. Kondisi stadium Tingkat keganasan kanker yang Kuesioner Kuesioner 1. Stadium 1 Ordinal
kanker dialami pasien 2. Stadium 2
3. Stadium 3
4. Stadium 4
12 Lama merawat pasien Durasi responden merawat Lembar isian Kuesioner 1. < 2 thn Ordinal
pasien dari sejak pasien terkena 2. >/ 2 thn
kanker
(Joanna Briggs Institute, 2012)
13. Rumah singgah Rumah singgah yang ditempati Lembar isian Kuesioner 1. CISC Nominal
oleh responden 2. YKPI
3. YOAI
BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu tahapan penelitian yang harus

diperhatikan dengan sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik

untuk mencapai tujuan bersama (Putra, 2012).

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel

variabel penelitian (Sujarweni, 2015). Desain ini digunakan untuk mengetahui

gambaran beban caregiver pada keluarga yang merawat pasien kanker. Variabel yang

diteliti adalah variabel beban caregiver dan variabel karakteristik responden.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 3 rumah singgah yang berada di Jakarta yaitu

rumah singgah Cancer Information and Support Center (CISC), Yayasan Kanker

Payudara Indonesia (YKPI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI). Hal

ini dikarenakan penelitian beban caregiver keluarga di rumah singgah belum pernah

di teliti, pasien rumah singgah juga merupakan pasien-pasien yang menjalani

pengobatan di rumah sakit sehingga mencakup fenomena penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan persiapan penyusunan proposal mulai bulan

Oktober 2016 - Januari 2017. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2017.

47
48

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya

(Sujarweni, 2015). Populasi pada penelitian ini adalah caregiver

keluarga pasien kanker yang menempati rumah singgah di tiga yayasan

kanker yang berjumlah 40 orang yaitu rumah singgah Cancer

Information and Support Center (CISC) (20 orang), Yayasan Kanker

Payudara Indonesia (YKPI) (8 orang) dan Yayasan Onkologi Anak

Indonesia (YOAI) (12 orang) .

2. Sampel

Sampel adalah sekelompok individu bagian dari populasi yang

dilakukan penelitian (Hidayat, 2008). Teknik pengambilan sampel yang

dilakukan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu cara

mengambil seluruh anggota populasi untuk mengambil sampel

penelitian (Hidayat, 2008), sehingga sampel pada penelitian ini

berjumlah 40 orang.

3. Keriteria Sampel

Keriteria sampel terdiri dari keriteria inklusi dan eksklusi. Keriteria

inklusi (keriteria yang layak diteliti) merupakan keriteria dimana subjek

penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel (Hidayat, 2008). Sedangkan keriteria eksklusi (keriteria yang

tidak layak diteliti) adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek


49

yang memenuhi keriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab

(Setiadi, 2007).

Keriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

a. Caregiver primer keluarga dengan anggota keluarga

mengalami kanker

b. Menempati rumah singgah yayasan kanker

c. Bersedia menjadi responden

Keriteria ekslusi yang dapat ditetapkan adalah:

a. Caregiver keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan

tumor jinak/benigna.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti

untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,

2011). Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner yang digunakan peneliti terdiri dari 2 kuesioner.

Kuesioer yang pertama adalah untuk mengetahui data demografi dari

responden seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,

penghasilan, status perkawinan, hubungan keluarga, usia pasien, kondisi

stadium kanker, lama merawat pasien. Kuesioner ke 2 menggunakan

kuesioner the Zarit Burden Interview (ZBI) versi Bahasa Indonesia untuk

mengukur tingkat beban dari penyediaan perawatan keluarga (Seng et al.,

2010).

Kuesioner ZBI merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh

Profesor Steven H. Zarit dari Universitas Pennsylania yang sering


50

digunakan untuk menilai beban perawatan. Instrumen ini sudah diadaptasi

dalam berbagai bahasa dan digunakan di berbagai negara. Kuesioner ZBI

versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Rahmat LAE (2009) terdiri

dari 22 item pertanyaan yang berfokus pada beban fisik atau kesehatan

caregiver (4 item pertanyaan), beban emosional atau psikologi (5 item

pertanyaan), beban ekonomi (1 item pertanyaan), beban sosial (5 item

pertanyaan) dan hubungan antara pasien dan keluarga (7 item pertanyaan).

(Seng et al., 2010).

Setiap butir pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup sehingga

responden tidak perlu menjawab dengan kalimatnya sendiri. Jawaban

pertanyaan bernilai skor 0 sampai 4, Jika 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 =

kadang-kadang, 3 = cukup sering dan 4 = hampir selalu. Hasil dari

kuesioner ini merupakan penjumlahan dari setiap skor yang dipilih dan

dikelompokkan menjadi 4 kategori. Dikatakan sedikit atau tidak ada beban

apabila skor berkisar antara 0-20, beban ringan sampai sedang bila 21- 40,

beban sedang hingga berat apabila skor 41-60 dan dikatakan beban berat

apabila skor 61-88.

Tabel 4.1 kisi-kisi kuesioner

No Fokus pertanyaan Nomor pertanyaan Jumlah


1. Beban fisik 1,8, 10, 14 4
2. Beban emosional 3,5,7,9,17 5
3. Beban ekonomi 15 1
4. Beban social 2,4,12,11,13 5
5. Hubungan keluarga dengan pasien 6,16,18,19,20, 21, 22 7
51

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel

(Sujarweni, 2015). Kuesioner Zarit Burden Interview (ZBI) dalam versi

bahasa Indonesia telah diuji validitas dan reliabilitasnya oleh Rahmat

LAE (2009) dan telah digunakan kembali dalam penelitian Nuralita

(2015) untuk mengetahui hubungan antara expressed emotion dengan

beban perawatan pada keluarga pasien skizofrenik. Validitas yang

didapat sebesar 75,7% (sensitivitas) dan mendeteksi adanya caregiver

tanpa beban perawatan sebesar 83,6% (spesifitas), dengan demikian 22

item pertanyaan tersebut valid untuk mengukur beban caregiver.

Peneliti tidak melakukan uji validitas ulang terhadap instrumen ZBI.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

suatu bentuk kuesioner (Sujarweni, 2015). Uji reliabilitas dilakukan

dengan rumus cronbach alpha dan kuesioner dikatakan reliabel jika

hasil dari cronbach alpha ≥ 0,6 (Hastono, 2012). Uji reliabilitas

kuesioner ini telah diuji oleh peneliti yang sama dan didapatkan nilai

cronbach alpha adalah 0,837 sehingga dinyatakan bahwa 22 item

pertanyaan pada ZBI versi Bahasa Indonesia reliabel dalam mengukur


52

beban caregiver. Peneliti juga tidak melakukan uji reliabilitas ulang

terhadap instrumen ZBI.

F. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui

beberapa tahap :

1) Prosedur administrasi

a. Penelitian diawali dengan membuat proposal skripsi

b. Peneliti menghubungi pihak yayasan kanker untuk melakukan studi

pendahuluan.

c. Peneliti membuat surat studi pendahuluan, kemudian melakukan

studi pendahuluan.

d. Peneliti menghubungi pihak dari 4 yayasan kanker untuk

mengetahui jumlah pasien di rumah singgah dan meminta

persyaratan terkait penelitian. Dari 4 yayasan kanker di dapatkan

data sebanyak 53 orang caregiver.

e. Setelah proposal skripsi disetujui, peneliti mengajukan surat

permohonan izin ke dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Syarif Hidayatullah Jakarta.

f. Peneliti mengajukan surat permohonan izin ke 4 yayasan kanker

dan beberapa persyaratan lain yang diajukan yayasan kanker.

g. Setelah proses perizinan selesai, peneliti mulai mengambil data dan

melakukan penelitian.
53

2) Prosedur pengambilan sampel

a. Peneliti berkunjung ke rumah singgah yayasan kanker dan bertemu

dengan petugas lapangan.

b. Para keluarga pasien kanker dikumpulkan oleh petugas lapangan

lalu peneliti diarahkan untuk memberikan kuesioner pada

caregiver

c. Dari 4 yayasan kanker, peneliti hanya bisa meneliti di 3 yayasan

kanker saja karena perizinan di salah satu yayasan kanker tidak

dapat peneliti penuhi sehingga didapatkan hanya 40 responden.

3) Prosedur pelaksanaan

a. Peneliti menjelaskan rencana penelitian, tujuan, manfaat, hak,

kewajiban serta cara pengisian kuesioner. Peneliti memberikan

kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti jika

penjelasan kuesioner kurang jelas.

b. Caregiver yang bersedia menjadi responden mengisi inform

consent.

c. Responden melakukan pemgisian data demografi dan kuesioner.

Peneliti membacakan kuesioner pada responden yang tidak bisa

membaca dan responden yang sudah lanjut usia.

d. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi

kepada peneliti untuk diperiksa kembali. Jika kuesioner belum

lengkap maka peneliti menyerahkan kembali kepada responden

untuk dilengkapi.

e. Peneliti mengumpulkan kuesioner dari seluruh responden.


54

G. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan

penelitian setelah pengumpulan data.

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

atau kuesioner untuk menetukan apakah jawaban yang ada di kuesioner

sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Lengkap artinya mengecek

kembali apakah kuesioner sudah terisi semua jawabannya. Jelas yaitu

memastikan tulisan jelas terbaca. Relevan berarti semua jawaban

berhubungan dengan pertanyaan dan konsisten adalah kekonsistenan

mengisi antara beberapa pertanyaan yang berkaitan (Hastono, 2006).

Editing dilakukan di tempat penelitian agar bila terjadi ketidaklengkapan

isi formulir atau kuesioner maka dikembalikan kepada responden untuk

dilengkapi.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Hastono, 2006). Pada

penelitian ini terdapat data demografi seperti perempuan dan laki-laki

maka pengkodean misalnya laki-laki diberi tanda “1” dan perempuan

diberi tanda “2”.

3. Entry data

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah

melewati pengkodean, maka selanjutnya pemprosesan data dilakukan

dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program


55

komputer. Paket program yang digunakan untuk entry data penelitian

ini adalah paket program SPSS yang bertujuan untuk melihat proporsi

dan distribusi dari karakteristik responden dan gambaran beban

caregiver

4. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di-entry ke dalam program komputer, apakah ada kesalahan atau

tidak. Cleaning juga dapat dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya

data yang hilang atau missing data misalnya responden pada penelitian

ini berjumlah 40 ternyata hanya 35, maka terdapat 5 data yang hilang.

Jika terjadi missing data maka peneliti mengecek ulang kemudian

diperiksa kembali dengan melihat kuesioner.

H. Analisis Data Univariat

Analisis data unvariat merupakan analisis tiap variabel yang

dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah

dalam bentu grafik atau tabel (Setiadi, 2007). Hal ini bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Analisis data unvariat yang digunakan adalah analisis proporsi atau

persentase dari setiap variabel. Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat

beban caregiver dan karakteristik yang mempengaruhinya. Karakteristik

sampel yang ingin dilihat pada penelitian ini meliputi: usia caregiver, jenis

kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan,

hubungan keluarga, usia pasien dan stadium kanker, lama merawat pasien

dan lokasi rumah singgah.


56

G. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, karena berhubungan langsung dengan manusia, maka etika

penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain informed consent, anonimity (tanpa nama) dan

confidentiality (kerahasiaan).

1. Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent diberikan sebelum penellitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya

agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya (Hidayat, 2008).

Peneliti berkunjung ke rumah singgah responden, mendatangi

kamar respoden. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan

memohon kesediaan kepada responden agar berkenan untuk mengisi

kuesioner yang diberikan. Peneliti menjelaskan bagaimana cara

pengisian informed consent, dan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan

kuesioner.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti menjelaskan bahwa data kuesioner akan diolah dengan

tidak mencantumkan nama responden pada hasil penelitian. Data

kuesioner yang dimasukan tidak disertakan namanya, hanya diberi kode


57

pengisiannya sehingga tidak bisa diketahui nama pengisi kuesionernya

dan hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjelaskan bahwa seluruh informasi dari kuesioner yang

telah diisi dan dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Data

yang telah dimasukan dan diolah tidak akan diberitahukan kepada

siapapun kecuali beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian.

Setelah itu, kuesioner akan dihancurkan.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di 3 rumah singgah yayasan kanker yaitu

Cancer Information and Support Center (CISC), Yayasan Kanker Payudara

Indonesia (YKPI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).

1. Cancer Information and Support Center (CISC)

a. Gambaran umum rumah singgah CISC

Rumah Singgah CISC merupakan tempat tinggal atau singgah para

pasien kurang mampu dari luar Jakarta yang sedang menjalani

terapinya di RS Kanker Dharmais atau di RSCM, sedangkan terapi

atau pengobatannya tetap di rumah sakit tersebut. Rumah singgah

CISC pertama kali didirikan pada bulan Februari 2013, terletak di Jln.

Anggrek Neli Murni II Blok C No 33, Slipi, Jakarta Barat dan di Jln

Kayumanis II RT 004/RW 02 No. 61.

b. Fasilitas di CISC

Fasilitas primer di rumah singgah CISC adalah tempat tinggal dengan

biaya menginap Rp 10.000,00/ hari untuk setiap orang dan penyediaan

bahan makanan dari para donatur. Rumah singgah telah bekerja sama

dengan rumah sakit dan menyediakan ambulan serta fasilitas dasar

seperti tabung oksigen. Namun transpotrasi angkutan dari rumah

singgah ke rumah sakit masih belum tersedia.

58
59

c. Syarat untuk menempati rumah singgah CISC

1) Pasien kanker dengan rujukan dari RS daerah ke RSCM/RS

Dharmais

2) Membayar donasi sebesar Rp 10.000,00/orang/malam

3) Keanggotaan BPJS kelas 3

4) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga

2. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI)

a. Gambaran umum rumah singgah YKPI

Rumah Singgah YKPI diperuntukan kepada para penderita kanker

payudara rawat jalan yang masih melakukan tahapan-tahapan

pengobatan dan berasal dari keluarga kurang mampu dari berbagai

daerah di Indonesia.

b. Fasilitas YKPI

Lokasi rumah singgah YKPI cukup strategis berdekatan dengan RS

kanker Dharmais. Rumah Singgah YKPI menyediakan 4 buah kamar

dengan 28 tempat tidur untuk pengunjung. Pendamping

dipersilahkan untuk mendampingi dengan maksimal satu

pendamping. Kebutuhan seperti toilet bersih, sabun, sikat gigi telah

disediakan namun untuk penyediaan makanan diserahkan kepada

para pemyintas dan transportasi dari rumah singgah ke rumah sakit

tidak tersedia. Rumah singgah YKPI hanya menuntut biaya

kebersihan sebesar Rp 15.000,- dan pendaftaran sebesar Rp 10.000.-


60

c. Syarat untuk menempati rumah singgah YKPI

1) Pasien harus mengisi formulir dan melampirkan fotokopi KTP

2) Pasien didiagnisa dengan kanker payudara dan memiliki bukti

dari dokter

3) Stadium 1, 2 dan 3A

4) Pasien dengan peseta BPJS Kelas 3

5) Pasien membawa surat keterangan dari dokter

6) Pasien menanggung sendiri biaya makan, minum dan kebutuhan

pribadai lainnya

7) Pasien bertempat tinggal jauh dari RS Kanker Dharmais

8) Pasien bersedia mematuhi tata tertib Rumah Singgah YKPI

3. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)

a. Gambaran umum rumah singgah/ Graha YOAI

Graha YOAI didirikan sebagai pusat kegiatan bagi pasien dan

survivor kanker anak yang dilengkapi dengan areal singgah para

pasien dan pendampingnya. Areal singgah dibentuk karena

pengobatan pasien membutuhkan waktu yang cukup panjang dan

pengobatan atau perawatan jalan memerlukan keteraturan waktu

untuk mencapai keberhasilan. Graha YOAI merupakan rumah

singgah bagi anak-anak penderita kanker yang tidak mampu untuk

menjalani pengobatam di Jakarta.

b. Fasilitas di YOAI

Graha YOAI dapat menampung 10-14 keluarga (1 pasien dan 1 atau

2 pendamping). Keluarga yang ingin tinggal di sana akan dikenakan


61

biaya Rp 5000,-/hari per keluarga. Terdapat fasilitas dapur untuk

memasaka makanan sendiri dan juga kendaraan yang siap mengantar

dari RS dan juga sebaliknya. Graha YOAI juga memiliki fasilitas

tambahan seperti areal bermain dan belajar. Selanjutnya secara

berkala diadakan pertemuan antara survivor, pasien, psikolog,

dokter, serta pertemuan bagi orang tua survivor. Mereka juga

memberikan konseling, sharing perasaan dan pengalaman antar

pasien dan keluarganya melalui program Family Supporting Group.

B. Analisis Data Univariat

1. Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan


Suku
Tabel 5.1
Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan suku
(n=40)

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)


Remaja 2 5,0
Dewasa 26 65,0
Usia
Lansia 12 30,0
Total 40 100,0
Laki-laki 17 42,5
Jenis Kelamin Perempuan 23 57,5
Total 40 100,0
Jawa 14 35,0
Sunda 12 30,0
Suku Sumatera 10 25,0
Kalimantan 4 10,0
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 jumlah usia respoden paling banyak

adalah usia dewasa yaitu usia antara 26-45 tahun yaitu sebanyak 26

responden (65,0%). Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

yang terbanyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu 23 responden


62

(57,5%) dan responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17

responden (42,5,5%). Berdasarkan suku, dapat diketahui bahwa

caregiver keluarga pasien kanker memiliki beragam suku. Suku

terbanyak adalah suku Jawa sebanyak 14 responden (35,0%) dan

suku terendah adalah suku Kalimantan sebanyak 4 responden

(10,0%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,


Penghasilan, Status Perkawinan dan Hubungan Keluarga
Tabel 5.2
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
perkawinan dan hubungan keluarga
(n=40)

Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)


SD 9 22,5
SMP 7 17,5
Pendidikan SMA 16 40,5
PT 8 20,0
Total 40 100,0
Bekerja 18 45,0
Pekerjaan Tidak bekerja 22 55,0
Total 40 100,0
< 3,1 juta 26 65,0
Penghasilan >3,1 Juta 14 35,0
Total 40 100,0
Menikah 38 95,0
Perkawinan Belum Menikah 2 5,0
Total 40 100,0
Pasangan 18 45,0
Anak 5 12,5
Hubungan
Orang Tua 14 35,0
keluarga
Saudara 3 7,5
Total 40 100,0

Tabel 5.2 menerangkan bahwa pendidikan terakhir yang

ditempuh responden paling banyak adalah SMA sebanyak 16

responden (40,5%). Dari segi pekerjaan, lebih banyak responden

yang tidak bekerja sebanyak 22 responden (55,0%). Responden lebih

banyak berpenghasilan dibawah 3,1/bln juta yaitu sebanyak 26


63

responden (65,0%). Responden mayoritas berstatus sudah menikah

yaitu sebanyak 38 responden (95%). Hubungan keluarga yang paling

banyak adalah sebagai pasangan sebanyak 18 responden atau 45,0%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien, Stadium


Kanker dan Lama Merawat Pasien
Tabel 5.3
Karakteristik responden berdasarkan usia pasien, stadium kanker dan
lama merawat pasien
(n=40)

Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)


Anak-anak 9 22,5
Remaja 8 20,0
Dewasa 13 32,5
Usia pasien Lansia 9 22,5
Manula 1 2,5
Total 40 100,0
Stadium 1 3 7,5
Stadium 2 16 40,0
Stadium kanker Stadium 3 14 35,0
Stadium 4 7 17,5
Total 40 100,0
< 2thn 33 82.5
Lama merawat
>/ 2 thn 7 17.5
Pasien
Total 40 100.0
Berdasarkan tabel 5.3, usia pasien paling banyak berada pada

usia dewasa yaitu sebanyak 13 pasien (32,5%). Pasien kanker di

rumah singgah berada dalam berbagai macam stadium. Stadium yang

paling banyak diderita adalah stadium 2 yaitu sebanyak 16 responden

(40,0%). Lama caregiver keluarga merawat pasien paling banyak

adalah kurang dari 2 tahun sebanyak 33 responden (82,5%).


64

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah


Tabel 5.4
Karakteristik responden berdasarkan rumah singgah
(n=40)

Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)


CISC 20 50,0
YKPI 8 20,0
Rumah Singgah
YOAI 12 30,0
Total 40 100,0

Tabel 5.4 menjelaskan bahwa caregiver keluarga pasien

kanker terbanyak menempati rumah singgah CISC sebanyak 20

responden (50,0%) dan terendah di YKPI sebanyak 8 responden

(20,0%).

5. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker

Pada penelitian ini, beban caregiver keluarga dihitung

berdasarkan skor yang dijawab oleh responden yang berjumlah 22

pertanyan dalam kuesioner. Beban dikategorikan menjadi 4 kategori.

Dikatakan sedikit atau tidak ada beban apabila skor berkisar antara

0-20, beban ringan sampai sedang bila 21- 40, beban sedang hingga

berat apabila skor 41-60 dan dikatakan beban berat apabila skor 61-

88.

Tabel 5.5
Gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker
(n=40)
Kategori Jumlah Persentase (%)
Sedikit atau tidak ada beban 15 37,5
Beban ringan sampai sedang 17 42,5
Beban sedang sampai berat 7 17,5
Beban berat 1 2,5
Total 40 100,0
65

Tabel 5.5 menggambarkan beban caregiver keluarga pada

pasien kanker di rumah singgah sebagian besar responden memiliki

beban ringan sampai berat sebanyak 17 responden (42,5%), sedikit

atau tidak ada beban sebanyak 15 responden (37,5%), beban sedang

sampai berat sebanyak 7 responden (17,5%) dan yang terendah

adalah beban berat sebanyak 1 responden (2,5%).

6. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik


Demografi
Tabel 5.6
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan usia, jenis kelamin dan
suku
(n=40)
Variabel Kategori Sedikit/ Beban Beban Beban Total
tdk ada ringan sedang berat
beban sampai sampai
sedang berat
2 0 0 0 2
Remaja 100,0
0,0% 0,0% 0,0% 100.0%
%
Usia 9 13 4 0 26
Dewasa
34,6% 50,0% 15,4% 0,0% 100,0%
(thn) 4 4 3 1 12
Lansia
33,3% 33,3% 25,0% 8,3% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100.0%
6 7 3 1 17
Laki-laki
35,3% 41,2% 17,6% 5,9% 100,0%
Jenis 9 10 4 0 23
Perempuan
kelamin 39,1% 43,5% 17,4% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
8 6 0 0 14
Jawa
57,1% 42,9% 0,0% 0,0% 100,0%
3 5 3 1 12
Sunda
25,0% 41,7% 25,0% 8,3% 100,0%
3 4 3 0 10
Sumatera
30,0% 40,0% 30,0% 0,0% 100,0%
Suku 1 2 1 0 4
Kalimantan
25,0% 50,0% 25,0% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
66

Tabel 5.6 menjelaskan bahwa kategori usia dewasa memiliki

beban ringan sampai sedang sebanyak 13 responden (50,0%). Jenis

kelamin perempuan rata-rata mengalami beban ringan sampai sedang

sebanyak 10 responden (43,5%). Suku Jawa paling banyak memiliki

beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak 8 responden (57,1%).

7. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik


Demografi
Tabel 5.7
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan pendidikan, pekerjaan,
peghasilan, pernikahan, dan hubungan keluarga
(n=40)

Variabel Kategori Sedikit/tdk Beban Beban Beban Total


ada beban ringan sedang berat
sampai sampai
sedang berat
1 2 5 1 9
SD
11,1% 22,2% 55,6% 11,1% 100,0%
4 3 0 0 7
SMP
57,1% 42,9% 0,0% 0,0% 100,0%
Pendidikan 5 10 1 0 16
SMA
31,3% 62,5% 6,3% 0,0% 100,0%
5 2 1 0 8
PT
62,5% 25,0% 12,5% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
9 7 2 0 18
Bekerja
50,0% 38,9% 11,1% 0,0% 100,0%
tidak 6 10 5 1 22
Pekerjaan
bekerja 27,3% 45,5% 22,7% 4,5% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
<3,1 juta 7 13 5 1 26
26,9% 50,0% 19,2% 3,8% 100,0%
>/ 3,1 8 4 2 0 14
Pendapatan
juta 57,1% 28,6% 14,3% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
14 17 6 1 38
Menikah
36,8% 44,7% 15,8% 2,6% 100,0%
Belum 1 0 1 0 2
Pernikahan
menikah 50,0% 0,0% 50,0% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
67

Variabel Kategori Sedikit/tdk Beban Beban Beban Total


ada beban ringan sedang berat
sampai sampai
sedang berat
5 9 4 0 18
Pasangan
27,8% 50,0% 22,2% 0,0% 100,0%
2 1 2 0 5
Anak
40,0% 20,0% 40,0% 0,0% 100,0%
Hubungan 5 7 1 1 14
Orang tua
keluarga 35,7% 50,0% 7,1% 7,1% 100,0%
3 0 0 0 3
Saudara
100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%

Tabel 5.7 menjelaskan bahwa pendidikan SMA paling

bamyak mengalami beban ringan sampai sedang sebanyak 10

responden (45,5%). Dalam kategori pekerjaan, responden yang tidak

bekerja memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak (45,5%) dan

respoden bekerja memiliki beban sedikit/tidak ada beban sebanyak 9

responden (50%). Responden yang berpendapatan kurang dari 3,1

juta/bulan memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 13

caregiver (50,0%) sementara caregiver yang pendapatan lebih dari

3,1 juta/bulan memiliki beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak

8 responden (57,1%). Responden yang berstatus menikah memiliki

beban ringan sampai sedang sebanyak 17 caregiver (44,7%).

Hubungan keluarga sebagai pasangan memiliki beban ringan sampai

sedang sebanyak 9 responden (50,0%).


68

8. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik


Pasien
Tabel 5.8
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan usia pasien, stadium
kanker dan lama merawat pasien
(n=40)

Variabel Kategori Sedikit/tdk Beban Beban Beban Total


ada beban ringan sedang berat
sampai sampai
sedang berat
Anak- 6 3 0 0 9
anak 66,7% 33,3% 0,0% 0,0% 100%
3 3 1 1 8
Remaja
37,5% 37,5% 12,5% 12,5% 100%
3 7 3 0 13
Usia Dewasa
23,1% 53,8% 23,1% 0,0% 100%
pasien
3 4 2 0 9
(thn) Lansia
33,3% 44,4% 22,2% 0,0% 100%
0 0 1 0 1
Manula
0,0% 0,0% 100,0% 0,0% 100%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
3 0 0 0 3
Stadium 1
100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
6 7 3 0 16
Stadium 2
37,5% 43,8% 18,8% 0,0% 100,0%
Stadium 3 8 3 0 14
Stadium 3
kanker 21,4% 57,1% 21,4% 0,0% 100,0%
3 2 1 1 7
Stadium 4
42,9% 28,6% 14,3% 14,3% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
12 14 6 1 33
<2 thn
36,4% 42,4% 18,2% 3,0% 100,0%
Lama
3 3 1 0 7
merawat >/ 2 thn
42,9% 42,9% 14,3% 0,0% 100,0%
pasien
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%

Berdasarkan tabel 5.8 caregiver dengan usia pasien manula

memiliki beban berat sedang sampai berat sebanyak 1 responden

(100%). Stadium 1 memiliki beban sedikit atau tidak ada beban

sebanyak 3 responden (100%). Stadium 2 dan 3 memiliki beban

ringan sampai berat sebanyak masing-masing sebanyak 7


69

responden (43,8%) dan 8 responden (57,1%). Caregiver yang

merawat pasien kurang dari 2 tahun memiliki beban ringan sampai

sedang sebanyak 14 caregiver (42,4%), hampir sama dengan

caregiver yang merawat pasien lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak

33 responden (42,9%) memiliki beban ringan sampai sedang.

9. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah


Singgah
Tabel 5.9
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan rumah singgah
(n=40)

Variabel Kategori Sedikit/tdk Beban Beban Beban Total


ada beban ringan sedang berat
sampai sampai
sedang berat
4 10 5 1 20
CISC
20,0% 50,0% 25,0% 5,0% 100,0%
4 2 2 0 8
YKPI
Rumah 50,0% 25,0% 25,0% 0,0% 100,0%
Singgah 7 5 0 0 12
YOAI
58,3% 41,7% 0,0% 0,0% 100,0%
15 17 7 1 40
Total
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa CISC merupakan rumah

singgah dengan beban ringan sampai sedang terbanyak sebanyak

10 responden (50%) dan rumah singgah YOAI memiliki beban

sedikit atau tidak ada beban sebanyak 7 responden (58,3%).


BAB VI
PEMBAHASAN

Pada Bab ini menyanyikan pembahasan penelitian yang diawali

dengan pembahasan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, perkawinan, hubungan keluarga, usia

pasien, stadium kanker, lama merawat pasien dan lokasi rumah singgah.

Selanjutnya adalah pembahasan mengenai gambaran beban caregiver

keluarga pada pasien kanker.

A. Gambaran Karakteristik Beban Caregiver Keluarga pada Pasien

Kanker di Rumah Singgah Yayasan Kanker

1. Usia Responden

Hasil penelitian menunjukan bahwa usia caregiver keluarga

pada pasien kanker paling banyak adalah usia dewasa yaitu usia

antara 26-45 tahun sebanyak 26 responden (65%). Usia tersebut

merupakan usia yang cukup matang untuk mengambil keputusan,

mampu berpikir rasional, mampu mengendalikan emosi dan semakin

toleran terhadap orang lain. Usia ini juga dianggap cukup matang

dalam pengalaman hidup dan jiwa untuk merawat anggota keluarga

yang sakit (Nuraenah, 2012)

Penelitian ini menunjukkan bahwa caregiver yang berusia

remaja (12- 25 tahun) memiliki beban sedikit atau tidak ada beban

sebanyak 100%. Usia dewasa (26-45 tahun) memiliki tingkat beban

ringan sampai sedang sebanyak 13 caregiver (50,0%), sedangkan

70
71

lansia (46-65 tahun) paling banyak mengalami beban sedikit/tidak

ada dan beban sebanyak 33,3%. Namun ada satu orang lansia (8,3%)

yang mengalami beban berat. Hal ini membuktikan bahwa semakin

lanjut usia caregiver maka beban caregiver akan semakin tinggi,

sesuai dengan penelitian Juvang, Lambet dan Lambert (2007) yang

mengatakan bahwa saat caregiver menjadi semakin tua, mereka

cemas tentang siapa yang akan mengambil alih perawatan untuk

keluarga mereka yang sakit di kemudian hari. Caregiver yang sudah

tua juga tidak dapat menyiapkan perawatan dengan baik kepada

keluarga yang sakit. Di samping itu, caregiver dengan usia yang

lebih muda akan menyiapkan perawatan yang lebih baik (Fujino dan

Okumura, 2009).

2. Jenis Kelamin

Mayoritas caregiver keluarga berjenis kelamin perempuan

sebanyak 57,5% atau sebanyak 23 caregiver. Hal ini sesuai dengan

mayoritas masyarakat Indonesia yang biasanya menempatkan

perempuan untuk mengurus rumah tangga termasuk anggota

keluarga yang sakit, sedangkan laki-laki mencari nafkah (Darwin et

al., 2013).

Perempuan memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak

10 responden (43,5%) Begitupula dengan laki-laki paling banyak

memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 7 responden

(41,2%). Pada penelitian ini tingkat beban antara perempuan dan

laki-laki relatif sama. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Scheider,
72

Steele, Cadell dan Hemsworth (2010) yang dilakukan di Kanada

terhadap 273 orang tua yang merawat anak sakit. Hasil menunjukkan

bahwa perempuan lebih sering terkena depresi dan beban caregiver

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan peran sosial dan

faktor hormonal. Pada peran sosial, perempuan merupakan caregiver

utama dan paling dominan dibandingkan laki-laki. Pada peran

hormonal, hormon oksitosin memberikan pengaruh dalam distres.

Saat merawat pasien, perempuan akan mengalami distres, pada saat

itu hormon oksitosin harusnya dapat meningkat, namun secara yang

bersamaan dia harus menyalurkan perhatiannya terhadap pasien

(Rafiyah & Sutharangsee, 2011).

Laki-laki juga dapat mengalami beban berat caregiver,

dibuktikan terdapat 1 orang caregiver laki-laki (5,9%) mengalami

beban berat. Hal ini disebabkan karena merawat anggota keluarga

tidak sejalan dengan tugasnya mencari nafkah sehingga laki-laki

lebih mudah stres saat merawat seseorang. Laki-laki lebih terfokus

pada finansial dan kurang ahli dalam perawatan. Caregiver laki-laki

menjadi lebih stres karena tugasnya mencari nafkah harus berubah

menjadi merawat keluarga. Laki-laki juga cenderung tidak

memperhatikan kesehatannya saat merawat pasien (Nuraenah, 2012).

3. Suku

Suku caregiver yang terbanyak adalah suku Jawa sebanyak

14 responden (35%) dan suku Sunda sebanyak 12 responden (30%).

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, suku Jawa adalah suku
73

terbesar dengan proporsi 40,5 % dari jumlah penduduk Indonesia.

Sementara suku Sunda menempati posisi kedua sebesar 15,50%.

Selanjutnya suku-suku lainnya memiliki proporsi di bawah lima

persen penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2010). Pada

penelitian ini juga ditemukan bahwa suku caregiver beragam. Hal ini

dikarenakan caregiver berasal dari berbagai daerah baik di pulau

Jawa maupun luar Jawa yang mencari pengobatan di rumah sakit

yang memadai, yaitu RS kanker Dharmais dan RS Cipto

Mangunkusumo. Sehingga pasien di rumah singgah berasal dari

berbagai macam suku yang berbeda.

Suku Jawa memiliki beban sedikit atau tidak ada beban

sebanyak 8 responden (57,1%). Hal ini dikarenakan karakter suku

jawa yang ramah, segan, menjunjung etika dan tatakrama halus.

Budaya Jawa juga memiliki salah satu nilai yang diadopsi secara luas

yaitu Narima Ing Pardum (NIP). Menurut Koentjaranigrat, NIP

adalah sebuah sikap penerimaan secara penuh terhadap berbagai

kejadian pada masa lalu, masa sekarang serta kemungkinan yang

terjadi di masa yang akan datang sehingga dapat mengurangi

kekecewaan apabila kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan. Hal

inilah yang menyebabkan masyarakat Jawa memiliki tingkan beban

caregiver yang lebih rendah (Prasetyo, 2015). Sementara beban berat

sebanyak satu responden (8,3%) terdapat pada suku Sunda. Hal ini

dipengaruhi oleh etika suku sunda yang cenderung mengalah, dan

menahan diri dengan memendam rasa (pundung) daripada melawan


74

dengan kekasaran. Semua ini melandasi perilaku dan peran sosial

masyarakat sunda dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Suku sunda memendam segala emosi pada dirinya hingga

suatu waktu menimbulkan stres (Setiawan, 2008).

4. Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

caregiver mayoritas adalah SMA sebanyak 16 responden atau

40,5%. Sedangkan pendidikan SD hanya berjumlah sebanyak 9

responden (22,5%). Pendidikan SD ditemukan memiliki beban

sedang sampai berat sebanyak 55,6% dan beban berat sebanyak

11,1%. Sementara responden dengan tingkat pendidikan Perguruan

Tinggi paling banyak memiliki beban sedikit atau tidak ada sebanyak

62,5%. Hal ini diartikan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi

menandakan adanya beban yang semakin ringan. Sebaliknya

pendidikan lebih rendah memiliki beban yang lebih tinggi. Hal ini

sesuai dengan penelitian Caqueno (2006) yang menjelaskan bahwa

orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi, lebih baik

dalam mengenal masalah kanker dan sumber daya sosial

memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengobatan yang lebih

baik bagi pasien. (Caqueo A, 2006). Namun hasil penelitian ini tidak

sesuai dengan penelitian Juvang dan lambert (2007) yang meneliti

hubungan antara pendidikan dan beban caregiver. Penelitian tersebut

mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dan

tingkat beban caregiver, hanya saja jika tingkat pendidikan lebih


75

tinggi maka gaji semakin tinggi. Gaji yang tinggi akan menguragi

masalah keuangan terkait penyediaan perawatan untuk keluarga yang

sakit (Rafiyah & Sutharangsee, 2011).

5. Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukan bahwa caregiver yang tidak

bekerja lebih banyak dari yang bekerja sebanyak 22 responden

(55,0%). Hal ini karena mayoritas responden adalah wanita yang

kebanyakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Selain itu pasien

dan keluarga kebanyakan tinggal di luar daerah yang jauh dengan

Jakarta sehingga caregiver lebih memilih meninggalkan

pekerjaannya untuk merawat pasien.

Responden yang bekerja diketahui memiliki beban sedikit

atau tidak ada sebanyak (50%) Sementara responden yang tidak

bekerja memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 45,5% dan

beban berat sebanyak 4,5%. Dapat diartikan bahwa caregiver yang

tidak bekerja lebih terbebani daripada caregiver yang bekerja. Hasil

penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Joanna Briggs

Institute (2012) yang mengatakan bahwa beban berat akan terjadi

pada caregiver yang merupakan pekerja karena caregiver harus

menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban merawat pasien

(Joanna Briggs Institute, 2012).

Hasil wawancara mengatakan bahwa mereka yang tidak

bekerja, memiliki beban ekonomi yang besar, tanggungan akan biaya

pengobatan dan lain-lain. Selain itu, pasien yang tidak bekerja


76

mengaku merasa kegiatannya merawat pasien terasa membosankan,

berbeda dengan caregiver pekerja yang memiliki kegiatan lain selain

merawat pasien sehingga mempunyai kegiatan pengalihan di

samping merawat pasien.

6. Pendapatan

Menurut hasil penelitian, didapatkan pendapatan caregiver

paling banyak adalah kurang dari 3,1/bln juta sebanyak 26 responden

(65,0%) atau kebanyakan di bawah UMR Jakarta, hal ini karena

kebanyakan caregiver berasal dari luar daerah Jakarta meskipun

rumah singgah berada di daerah Jakarta. Hal ini juga disebabkan

karena pasien di rumah singgah merupakan pasien BPJS kelas 3

sehingga dalam segi ekonomi dan pendapatan kurang memadai.

Namun untuk pengobatan kanker sendiri telah ditanggung

pemerintah melalui program BPJS.

Pendapatan berpengaruh terhadap beban caregiver. Hal ini

ditunjukan oleh caregiver dengan pendapatan dibawah 3,1 juta/bulan

memiliki tingkat beban ringan sampai sedang yang tinggi sebanyak

13 responden (50,0%) dan beban berat 1 responden (3,8%),

sementara responden yang berpendapatan lebih dari 3,1 juta/bulan

memiliki beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak 8 responden

(57,1%). Andren dan Elmstahl (2006) melakukan penelitian di

Swedia untuk meneliti hubungan antara pendapatan dan beban

caregiver pada demensia. Hasil didapatkan bahwa pendapatan yang

rendah berhubungan dengan beban berat pada caregiver. Pendapatan


77

rendah merupakan stresor yang mempengaruhi perasaan stres selama

penyediaan perawatan untuk anggota keluarga. Selain perawatan

keluarga, mereka juga harus memecahkan masalah keuangan dan

mencari sumber pendanaan (Andren & Elmstahl, 2007).

Darwin et al, (2013) menyatakan bahwa pendapatan rendah

menjadi masalah finansial selama memberikan perawatan, karena di

samping memberikan perawatan pada orang yang sakit mereka juga

harus memecahkan masalah keuangan. Panjang masa pengobatan,

beratnya suatu penyakit, dan harga obat yang mahal dapat menjadi

faktor untuk munculnya beban finansial pada caregiver (Darwin et

al., 2013).

7. Pernikahan

Hasil penelitian didapatkan bahwa caregiver lebih banyak

bersatatus sudah menikah sebanyak 38 responden (95,0%) dan hanya

dua orang caregiver yang belum menikah. Hal ini dikarenakan

caregiver lebih banyak yang berstatus sebagai orang tua maupun

pasangan itu sendiri yang artinya telah berstatus menikah.

Caregiver yang menikah memiliki beban ringan sampai

sedang sebanyak 14 responden (42,45%) dan beban berat sebanyak

3,0%). Sementara caregiver yang belum menikah memiliki beban

sedikit atau tidak ada beban sebanyak 1 responden (50%) dan beban

ringan sampai berat sebanyak (50%). Hal ini dapat diartikan bahwa

kedua kategori responden tidak dapat dibandingkan karena

responden yang belum menikah hanya sebanyak dua caregiver. Hal


78

ini tidak sesuai dengan penelitian Patricia (2015) yang mengatakan

bahwa status hubungan marital berkaitan dengan beban yang di

rasakan dalam merawat anggota keluarga kanker karena hubungan

pernikahan yang tidak harmonis ataupun masalah dalam hubungan

pernikahan dapat menyebabkan stres pada caregiver (Erwina,

Gustya, & Monalisaa, 2016).

8. Lama Merawat Pasien

Hasil penelitian di dapatkan bahwa lebih banyak caregiver

yang merawat pasien di bawah 2 tahun sebanyak 33 caregiver

(82,5%). Caregiver yang merawat pasien kurang dari 2 tahun paling

banyak memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 14

responden (42,4%), begitu pula dengan caregiver yang merawat

pasien lebih dari 2 tahun sebanyak 3 caregiver (42,9%) memiliki

beban ringan sampai sedang. Namun beban berat sebanyak satu

orang caregiver (3%) dimiliki oleh caregiver yang merawat pasien

kurang dari dua tahun. Hal ini diartikan bahwa durasi caregiver

merawat pasien berpengaruh terhadap stress caregiver. Caregiver

dapat mengalami stres lebih rendah bila merawat pasien lebih dari

dua tahun dan sebaliknya, akan semakin tinggi apabila kurang dari

dua tahun (Joanna Briggs Institute, 2012).

Penelitian Perlick (2007) juga mengatakan bahwa makin

lama seorang pasien sakit, makin rendah distres emosional yang

dirasakan keluarga. Hal ini timbul karena caregiver sudah bisa

beradaptasi terhadap masalah yang timbul selama merawat anggota


79

keluarga dengan kanker. Kemampuan caregiver akan berkembang

seiring dengan adanya pemahaman akan kondisi klien (Erwina et al.,

2016).

9. Hubungan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dengan

keluarga adalah hubungan pasangan suami/istri sebanyak 18

responden (45,0%), hubungan orang tua sebanyak 14 responden

(35,0%), hubungan anak sebanyak 5 responden (12,5%), saudara

sebanyak 3 responden (7,5%). Hal ini dikarenakan dua tempat

penelitian (CISC dan YKPI) yang diperuntukkan untuk pasien

dewasa sehingga kebanyakan berstatus suami istri, namun salah satu

tempat penelitian dikhususkan untuk anak-anak (YOAI) sehingga

status sebagai orang tua juga cukup banyak.

Beban ringan sampai sedang dirasakan caregiver sebagai

pasangan sebanyak 9 responden (50%). Sementara beban sedang

sampai berat paling banyak dirasakan pada caregiver sebagai anak

sebanyak 2 responden (40,%). Hal ini tentu saja tidak bisa

dibandingkan, mengingat jumlah caregiver sebagai anak hanya

berjumlah 5 orang. Menurut Agustin, (2011) pada pasangan suami

istri terdapat 3 macam kebutuhan yang seyogyanya harus terpenuhi

yaitu kebtuhan psikologis, kebutuhan seksual dan kebutuhan material

namun karena salah satu aggota terkena penyakit, maka kebutuhan

istri/ suami tidak dapat terpenuhi dengan baik. Hal tersebut dapat

menjadi beban caregiver pada suami istri.


80

10. Usia pasien

Menurut hasil penelitian usia pasien penderita kanker adalah

usia dewasa sebanyak 13 orang pasien (32,5%), usia anak-anak 9

pasien (22,5%), usia remaja 8 pasien (20,0%) usia lansia 9 pasien

(22,5), dan satu orang manula (2,5%). Penelitian menunjukkan

bahwa usia pasien beragam mulai dari usia anak-anak sampai

manula. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit kanker dapat

menyerang segala usia tanpa terkecuali.

Caregiver yang merawat pasien usia anak-anak memiliki

beban sedikit/ tidak ada beban sebanyak 66,7%. Sementara caregiver

yang merawat pasien lansia memiliki beban sedang sampai berat

sebanyak 100%. Hal ini sesuai dengan penelitian Hsu et al (2015)

yang menyatakan bahwa usia pasien yang semakin tua dengan

kanker akan menambah tantangan bagi caregiver dan tentu saja

menambah resiko terjadinya beban caregiver yang berat.

Bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya kemunduran

psikologi sehingga meningkatkan kebutuhan akan pengasuhan (Hsu

et al., 2015)

11. Kondisi Stadium kanker

Stadium kanker yang paling banyak ditemukan pada

penelitian adalah stadium 2 sebanyak 16 responden (40,0%).

Kebanyakan pasien di rumah singgah berada dalam keadaan yang

relatif stabil, jika pun kondisi pasien memburuk maka akan segera

dirawat di rumah sakit.


81

Caregiver dengan pasien kanker stadium 1 memiliki tingkat

beban caregiver sedikit atau tidak ada beban sebanyak 100%.

Stadium 2 dan 3 berada pada beban caregiver ringan sampai sedang

sebanyak 43,8% dan 57,1%. Sementara stadium 4 ditemukan 3 orang

responden (42,9%) memiliki beban sedikit atau tidak ada beban.

Namun beban berat ditemukan pada caregiver dengan pasien kanker

stadium 4 sebanyak 1 responden (14,3%). Hal ini sesuai dengan

penelitian Henriksoon & Arestedt (2013) yang menyatakan bahwa

saat penyakit pasien bertambah parah dengan gejala tambahan,

kehilangan fungsi fisik dan membutuhkan lebih banyak perawatan,

caregiver keluarga akan mengalami stres yang tinggi (Henriksson &

Årestedt, 2013). Semakin terminal penyakit yang diderita pasien

maka beban caregiver akan semakin tinggi. (Joanna Briggs Institute,

2012).

12. Rumah Singgah

Berdasarkan hasil penelitian, caregiver terbanyak berasal

dari rumah singgah CISC sebanyak 20 caregiver atau sebanyak 50%.

Hal ini dikarenakan kapasitas rumah singgah CISC yang dapat

menampung sampai 20 orang. Rumah singgah CISC memiliki

caregiver dengan beban ringan sampai sedang yang tinggi yaitu

sebanyak 50,0% dan juga terdapat beban berat sebanyak 1 responden

atau 5,0%. Hal ini disebabkan karena fasilitas di CISC kurang

memadai yaitu tidak tersedianya transportasi dari rumah singgah ke

rumah sakit sehingga pasien dan keluarga harus menyewa kendaraan


82

untuk menuju ke rumah sakit. Rumah singgah ini juga cenderung

padat sehingga privasi pasien berkurang. Hal ini membuat sebagian

pasien tidak nyaman. Menurut American Pshycological Assosiation,

bahwa semakin terpuruk keadaan, stres dan tertekan maka kesehatan

akan semakin memburuk (Siska et al., 2014). Sementara di rumah

singgah YKPI paling banyak menempati beban sedikit atau tidak ada

beban sebanyak 50,0%. Hal ini disebabkan karena jumlah pasien

yang berada di rumah singgah YKPI tidak begitu banyak dan juga

semua pasien memiliki jenis kanker yang sama, sehingga mereka

bisa saling berbagi satu sama lain. Pada rumah singgah (graha)

YOAI paling banyak ditemukan beban sedikit atau tidak ada

sebanyak 58,3%. Hal ini dikarenakan fasilitas yang sudah lengkap

ditambah dengan areal bermain sehingga pasien merasa nyaman dan

kenyamanan pasien tentunya akan memperngaruhi tingkat beban

caregiver. Selain itu, pasien di graha YOAI merupakan pasien anak-

anak, sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa tingkat beban

caregiver yang merawat pasien anak akan semakin rendah daripada

yang merawat lansia (Hsu et al., 2015).

B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker

Beban caregiver merupakan penilaian negatif dan perasaan stres

yang dihasilkan dari merawat seseorang yang sakit, baik dalam segi fisik,

emosional, sosial, finansial dan fungsi. Beban ini dapat dialami oleh

keluarga sebagai pemberi perawatan utama pada pasien kanker khususnya

caregiver primer (Myron & Anne, 2009).


83

Pada studi ini memperlihatkan bahwa tingkat beban caregiver

keluarga pada pasien kanker banyak dijumpai pada beban ringan sampai

sedang sebanyak 17 responden (42,5%) sedangkan beban berat hanya

ditemukan 1 responden (2,5%). Beban sedikit atau tidak ada sejumlah 15

responden (37,5%) dan beban sedang sampai berat sebanyak 7 orang

caregiver (17,5%). Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Darwin

(2012) di Jakarta dan Ratnawati (2014) di Medan, bahwa beban perawatan

caregiver paling banyak dijumpai pada beban sedang/berat. Hal tersebut

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah lokasi

penelitian yaitu rumah singgah. Rumah singgah memiiki suasana seperti di

rumah sendiri, memiliki privasi sekaligus dapat berbagi dengan nyaman

sesama caregiver keluarga pasien kanker. Suasana nyaman membuat tingkat

stres berkurang. Sehingga responden sebagian besar memiliki beban ringan

sampai sedang.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa keluarga pasien mengaku

sangat terbantu dengan adanya rumah singgah. Suasana yang nyaman dan

tenang membuat pasien senang dan dapat beristirahat dengan baik. Selain

itu sesama keluarga dengan pasien kanker dapat berbagi satu sama lain.

Sesuai dengan penelitian Wake Forest University School of Medicine

menunjukkan adanya kaitan antara kondisi emosional dengan

perkembangan kanker dalam tubuh. Semakin keadannya terpuruk, stress,

tertekan, kesehatannya akan semakin memburuk. Namun apabila semakin

dia merasa senang dan semangat, kesehatannya pun akan semakin membaik.

Ilmu psikologis mengatakan bahwa suasana hati yang senang dan gembira
84

bisa membawa dampak positif. Suasana hati pasien yang positif tentunya

berpengaruh pada tingkat beban caregiver, berbeda dengan perawatan

intensif di rumah sakit yang akan menimbulkan kebosanan karena rutinitas

yang monoton, hal ini tentu saja dapat memicu stres dalam diri pasien

maupun caregiver. Sementara pasien kanker terutama pasien kanker anak,

bukan hanya butuh pengobatan namun juga butuh bersosialisasi bersama

teman-teman dan mengembangkan diri (Siska et al., 2014)

C. Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampel yang seharusnya 53 menjadi 40 responden. Hal ini

dikarenakan sulitnya permohonan izin penelitian kepada salah satu

yayasan kanker. Sehingga peneiti hanya meneliti di tiga yayasan kanker

saja.

2. Peneliti membacakan langsung kuesioner kepada responden yang tidak

bisa membaca, hal ini menyebabkan ketidakterbukaan responden dalam

berpendapat dibandingkan dengan kuesioner yang diisi langsung oleh

responden.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran demografi caregiver keluarga pasien kanker di rumah

singgah yayasan kanker adalah mayoritas berusia dewasa sebanyak 26

responden (65%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 23

responden (57,7%), mayoritas suku responden adalah suku Jawa

sebanyak 14 responden (35%), rata-rata berpendidikan SMA sebanyak

16 orang (40,5%), responden kebanyakan yang tidak bekerja sebanyak

22 orang (55%), responden kebanyakan berpenghasilan dibawah 3,1

juta sebanyak 26 orang (65,0%), responden sebagian besar sudah

menikah sebanyak 38 orang (95%), hubungan keluarga paling banyak

merupakan pasangan berjumlah 18 orang (45,0%), usia pasien rata-rata

berusia dewasa sebanyak 13 orang (32,5%), stadium kanker yang paling

banyak ditemukan adalah stadium 2 sebanyak 16 orang (40,0%), lama

merawat pasien rata-rata di bawah 2 tahun sebanyak 33 responden

(82,5%), dan caregiver keluarga pasien kanker terbanyak menempati

rumah singgah CISC sebanyak 20 responden (50,0%)

2. Gambaran beban caregiver keluarga pasien kanker menunjukkan bahwa

caregiver yang merasakan beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak

15 responden (37,5%), beban ringan sampai sedang 17 responden

(42,5%), beban sedang sampai berat 7 responden (17,5%) dan beban

berat 1 responden (2,5%).


86

B. Saran

1. Bagi institusi keperawatan

penelitian ini dapat menjadi referensi dalam bidang keperawatan.

Penelitian ini juga dapat menambah literatur tentang beban caregiver

yang pasien kanker.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melihat subvariabel dari

beban caregiver seperti beban fisik, emosional, sosial, finansial dan

fungsi. Penelitian ini juga dapat dikembangkan menjadi dua variabel

yaitu hubungan beban caregiver kanker dengan kualitas hidup pasien

kanker. Selain itu, penelitian mengenai beban caregiver ini dapat

menggunakan metode kualitatif agar lebih menggambarkan situasi yang

dihadapi caregiver.

3. Bagi yayasan kanker

Beban caregiver terbukti lebih ringan jika dibandingkan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya di rumah sakit. Namun yayasan kanker

harus meningkatkan fasilitas yang tersedia di rumah singgah, dan juga

memperkenalkan rumah singgah bagi masyarakat luas.

4. Bagi keluarga pasien kanker

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi keluarga pasien

dalam memberikan dukungan kepada anggota keluarganya yang sakit

kanker dan memberikan informasi bahwa stres pada caregiver akan

berpengaruh pada pasien kanker itu sendiri. Maka dari itu keluarga

sebagai caregiver pasien kanker harus terus memberikan dukungan pada


87

pasien sekalipun ditemukan tingkat beban caregiver pasien kanker di

rumah singgah yayasan kanker tergolong ringan sampai sedang.

5. Bagi perawat

Perawat diharapkan dapat menjadi fasilitator dan menjadi konselor

dalam program Family Supporting Group. Perawat juga perlu

menghimbau kepada keluarga pasien kanker agar memanfaatkan

ketersediaan rumah singgah untuk mencegah beban berat caregiver.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Allan, Albert, G., & Mulley. (2006). Primary Care Medicine : Office Evaluation
and Management of the Adult Patient. Philadelpia: Lippincot Williams &
Wilkins.
Andren, S., & Elmstahl, S. (2007). Relationship between income, subjective
health, and caregiver burden in caregivers of people with dementia in group
living care: A cross-sectional community-based study. International Journal
of Nursing Studies, 44, 435–446.
Awad, G., & Voruganti. (2008). The Burden of Schizophrenia on Caregivers.
Pharmacoeconomics, 2, 149–162.
Badan Pusat Statistik. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan
Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia.
Barbosa, A., & Figueiredo, D. (2015). Coping with the caregiving role :
Differences between primary and secondary caregivers of dependent elderly
people, (May 2011). https://doi.org/10.1080/13607863.2010.543660
Bevans, M. F., & Sternberg, E. M. (2012). Caregiving Burden, Stress, and Health
Effects Among Family Caregivers of Adult Cancer Patients. Jama, 307(4),
398–403. https://doi.org/10.1001/jama.2012.29.Caregiving
Capetuzi, et al. (2014). The Encyclopedia of Elder Care. New York: Springer
Publishing Company.
Caqueo A, G. J. (2006). Burden of care in families of patient with schizophrenia.
Quality of Life Research, 15, 719–724.
Darwin, P., Hadisukanto, G., Elvira, S. D., Darwin, P., Hadisukanto, G., & Elvira,
S. D. (2013). Beban Perawatan dan Ekspresi Emosi pada Pramurawat Pasien
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa, 46–51.
Desen, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis (2nd ed.). Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Dilworth-anderson, P., Williams, S. W., & Cooper, T. (1999). Family Caregiving
to Elderly African Americans : Caregiver Types and Structures, 54(4), 237–
241.
Erwina, I., Gustya, R. P., & Monalisaa. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Distress Emosional pada Caregiver Perempuan dengan Anggota
Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa, 12(1), 28–37.
Fitrikasari, A. (2012). Gambaran Beban Caregiver Penderita Skizofrenia di
Poliklinik Rawat jalan RSJ Amino Ghondutomo Semarang. Medica
Hospitalia, 2(January 2008), 118–122.
Friedman, M., Bowden, V. ., & Jones, E. G. (2010). Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori dan Praktek (5th ed.). Jakarta: EGC.
Garnand, J. J. (2012). Cancer Caregiver Roles: Why You Need to Know. U.S.A:
Balboa Press.
Gilbar, O., & Ben-zur, H. (2002). Cancer and The Family Caregiver. U.S.A:
Charles C Thomas Publisher.
Given, B. A., Sherwood, P., & Given, C. W. (2015). Support for Caregivers of
Cancer Patients : Transition After Active Treatment, 2015–2022.
https://doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-11-0611
Grant, M., Sun, V., Fujinami, R., Sidhu, R., Otis-Green, S., Juarez, G., … Ferrell,
B. (2013). Family caregiver burden/skills preparedness, and quality of life in
non-small cell lung cancer. Oncology Nursing Forum, 40(4), 337–346.
https://doi.org/10.1188/13.ONF.337-346
Harvey CA, F. (2003). The Configuration of Mental Health Service to Facilitate
Care of People With Schizophrenia. MJA, 178, 49–52.
Hastono, S. P. (2006). Analisis Data, 1–212.
Henriksson, A., & Årestedt, K. (2013). Exploring factors and caregiver outcomes
associated with feelings of preparedness for caregiving in family caregivers
in palliative care: a correlational, cross-sectional study. Palliative Medicine,
27(7), 639–46. https://doi.org/10.1177/0269216313486954
Hidayat, A. A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Hsu, T., Loscalzo, M., Ramani, R., Forman, S., Popplewell, L., Clark, K., …
Matthews, K. (2015). Factors Associated with High Burden in Caregivers of
Older Adults with Cancer, 120(18), 2927–2935.
https://doi.org/10.1002/cncr.28765.Factors
J. Honea, N., Brintnall, R., Colao, D. B., & Somers, S. C. (2008). Putting
Evidence Into Practice: Nursing Assessment and Interventions to Reduce
Family Caregiver Strain and Burden, 12(3).
Joanna Briggs Institute. (2012). Caregiver burden of terminally-ill adults in the
home setting. Nursing and Health Sciences, 14(4), 435–437.
https://doi.org/10.1111/nhs.12013
John Hopkins University. (2006). Suporting the Caregiver in Dementia.
Baltimore: John Hopkins University Press.
Kemenkes RI. (2015). Situasi Penyakit Kanker.
Kim Y, S. R. (2008). Family caregivers’ strains: comparative analysis of cancer
caregiving with dementia, diabetes, and frail elderly caregiving. J. Aging
Health, 5, 483–503.
Kumar, Cotran, R., & Robbins, S. (2007). Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.
Langhorne, M., Fulton, J., & Shirley, O. (2007). Oncology Nursing. Missouri:
Mosby Elseiver.
Myron, F. W., & Anne, M. L. (2009). The American Psyciatric Publishing
Texbook of Alzheimer Disease and Other Dementias. London: American
Pshyciatruc Nursing.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam
Merawat Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS Jiwa Islam.
Universitas Indonesia.
Potter, & Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pottie, C. G., Burch, K. A., Thomas, L. P. M., & Irwin, S. A. (2014). Palliative
Care Review, 17(7). https://doi.org/10.1089/jpm.2013.0196
Prasetyo, N. H. (2015). Program Intervensi Narimo Ing Pardum untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1–21.
Price, S. (2011). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Putra, S. R. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Yogyakarta: D-Medika.
Rafiyah, I., & Sutharangsee, W. (2011). Review : Burden on Family Caregivers
Caring for Patients with Schizophrenia and Its Related Factors, (January),
29–41.
Seng, B. K., Luo, N., Ng, W. Y., Lim, J., Chionh, H. L., Goh, J., & Yap, P.
(2010). Validity and reliability of the zarit burden interview in assessing
caregiving burden. Annals of the Academy of Medicine Singapore, 39(10),
759–763.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Setiawan, H. (2008). Etika Sunda, (November).
Setiawati, S. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (67th ed.).
Jakarta: Trans Info Media.
Siska, L., Kristi, E., Hons, M. D. S., Arsitektur, P. S., Petra, U. K., Siwalankerto,
J., & Belakang, A. L. (2014). Fasilitas Perawatan Anak Penderita Kanker di
Surabaya, II(1), 129–134.
Smeltzer, S. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12
(12th ed.). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 1 (8th ed.). Jakarta: EGC.
Sujarweni, W. (2015). No Title. Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava
Media.
Sukmarini, N. (2009). Optimalisasi Peran Caregiver Dalam Penatalaksanaan
Skizofrenia. Majalah Psikiatri XLII, 1, 58–61.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Talley, R., McCorkle, R., & Baile, W. (2012). Cancer Caregiving in the United
States: Research, Practice, Policy. London: Springer.
Tantono, S. (2006). Beban Caregiver Lanjut Usia di Beberapa Tempat Sekitar
Kota Bandung. Majalah Psikiatri XL, 4, 32–33.
Williams, L. (2007). Whatever It Takes: Informal Caregiving Dynamics in Blood
and Marrow Transplantation. Oncology Nursing Forum, 34(2), 379–387.
https://doi.org/10.1188/07.ONF.379-387
Willis, R. (2016). Targeted Cancer Therapy: Vital Oncogenes and a New
Molecular Genetic Paradigm for Cancer Initiation Progression and
Treatment. International Journal of Molecular Sciences, 17(9), 1552.
https://doi.org/10.3390/ijms17091552
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penjelasan Penelitian

PENJELASAN PENELITIAN

Yth.

Bapak/Ibu/ Saudara(i)

Keluarga Pasien di Rumah Singgah Yayasan Kanker

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Santi Puspitasari
Pekerjaan :Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
No telp : 089530445644
E-mail : santipuspitasari95@gmail.com

Bermaksud melakukan penelitian skripsi mengenai beban/hambatan


caregiver keluarga pada pasien kanker. Saya menjamin pengumpulan data ini
tidak akan menimbulkan dampak negatif. Saya sangat menghargai hak-hak
responden dengan menjamin kerahasiaan identitas.

Demikian informasi tentang penelitian ini. Saya sangat mengharapkan


Bapak/Ibu/Saudara(i) berkenan berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi
lembar persetujuan sebagai responden. Atas kesediaan bantuan dan kerjasamanya
saya mengucapkan terima kasih.

Jakarta, …………………..2017

Peneliti

(Santi Puspitasari)
Lampiran 2. Persetujuan sebagai responden

PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : ……………………………………………………..

Alamat : ……………………………………………………..

Menyatakan bahwa:

1. Telah mendapatkan informasi tentang penelitian beban/hambatan


caregiver keluarga pada pasien kanker.
2. Telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan
atas petanyaan tersebut.
3. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan
kemungkinan yang dapat ditimbulkan dari penelitian ini.

Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya bersedia menandatangani


lembar persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

Jakarta, ……..……….2017

Peneliti Yang membuat pernyataan

(Santi Puspitasari) (……………………..)


Lampiran 3. Kuisioner

KUISIONER PENELITIAN BEBAN/HAMBATAN CAREGIVER


KELUARGA PADA PASIEN KANKER

A. KUISIONER DATA DEMOGRAFI RESPONDEN


No responden:
Petunjuk: isilah titik-titik atau beri tanda (√) pada pertanyaan berikut.
…………….
1. Data Responden
Nama Lengkap : ………………………………….
Usia : …………… tahun, jenis kelamin:…………….
Tempat, tanggal lahir : ………………………………….
No telp : ………………………………….
Alamat asal : ………………………………………………
………………………………………………..
Suku : Jawa Minang Dayak Lainnya, …..

Sunda Batak Melayu

Pendidikan : SD SMA S1
SMP D3 >S1

Pekerjaan : Wiraswasta Ibu Rumah Tangga


Pegawai Negeri
Karyawan Swasta Pensiunan Lainnya,……….

Pendapatan total

keluarga :
< Rp 3.100.000,- ≥ Rp 3.100.000,-
Status pernikahan : Bercerai
Menikah
Belum menikah Lainya, …….

Lama merawat pasien : ………..


Hubungan dengan pasien: ………………

2. Data Pasien

Nama pasien : …………………………………………


Umur pasien :………………………………………….
Jenis kanker yang diderita : …………………………………………..
Stadium kanker : Stadium 3
Stadium 1

Stadium 2 Stadium 4

B. KUISIONER BEBAN CAREGIVER (THE ZARIT BURDEN INTERVIEW)

Petunjuk pengisian: Silakan beri tanda ceklist (√) pada jawaban yang paling
menggambarkan perasaan Anda.

Tidak Kadang- Cukup Hampir


Pertanyaan Jarang
pernah kadang sering selalu
1. Apakah Anda merasa bahwa keluarga
Anda (yang terkena kanker) meminta
bantuan lebih dari yang dia butuhkan?
2. Apakah Anda merasa waktu yang Anda
habiskan bersama keluarga membuat
Anda tidak punya cukup waktu untuk diri
sendiri?
3. Apakah Anda merasa stres merawat
keluarga Anda, sementara Anda memiliki
tanggung jawab lain terhadap keluarga?
4. Apakah Anda merasa malu terhadap
perilaku keluarga Anda?
5. Apakah Anda merasa marah apabila
berada disekitar keluarga Anda?

6. Apakah Anda merasa bahwa keluarga


Anda saat ini meregangkan hubungan
Anda dengan anggota keluarga yang lain.
7. Apakah Anda merasa takut akan masa
depan keluarga Anda?
8. Apakah Anda merasa keluarga Anda
bergantung kepada Anda?
9. Apakah Anda merasa tegang (tidak
nyaman) ketika berada disekitar keluarga
Anda?
Tidak Kadang- Cukup Hampir
Pertanyaan Jarang
pernah kadang sering selalu
10. Apakah Anda merasa kesehatan Anda
terganggu karena keterlibatan merawat
Keluarga Anda?
11. Apakah Anda merasa Anda tidak memiliki
pencapaian yang Anda inginkan karena
keluarga Anda?
12. Apakah Anda merasa kehidupan sosial
Anda terganggu karena mengurus
Keluarga Anda?
13. Apakan Anda merasa tidak nyaman
memiliki teman karena keluarga Anda?
14. Apakah Anda merasa bahwa keluarga
Anda menginginkan Anda untuk
mengurus dia ?
15. Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak
memiliki cukup uang untuk mengurus
keluarga Anda?
16. Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak
lagi mampu untuk mengurus keluarga
Anda?
17. Apakah Anda merasa bahwa Anda
kehilangan kendali atas hidup Anda
karena penyakit Keluarga Anda?
18. Apakah Anda berharap dapat memberikan
tanggung jawab perawatan keluarga Anda
kepada orang lain?
19. Apakah Anda merasa tidak yakin tentang
apa yang harus Anda lakukan lagi
terhadap keluarga Anda?
20. Apakah Anda merasa bahwa Anda harus
melakukan lebih banyak lagi untuk
keluarga Anda dalam hal apapun?
21. Apakah Anda merasa bahwa Anda bisa
melakukan yang lebih baik lagi dalam
Tidak Kadang- Cukup Hampir
Pertanyaan Jarang
pernah kadang sering selalu
merawat keluarga Anda?
22. Secara keseluruhan, bagaimana perasaan
Anda tehadap beban merawat keluarga
Anda?
Lampiran 4. Izin penggunaan kuisioner
Lampiran 5. Surat permohonan izin studi pendahuluan
Lampiran 6. Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke
CISC
Lampiran 7. Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke
YOAI
Lampiran 8. Surat Permohonan izin penelitian dan pengambian data ke
YKPI
Lampiran 9. Surat persetujuan izin penelitian dari CISC
Lampiran 10. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari CISC
Lampiran 11. Perizinan penelitian dari YOAI
Lampiran 12. Perizinan penelitian dari YKPI
Lampiran 13. Hasil olah SPSS

HASIL SPSS ANALISA DATA

A. Data demografi

kat_usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Remaja 2 5.0 5.0 5.0
Dewasa 26 65.0 65.0 70.0
Lansia 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 17 42.5 42.5 42.5
perempuan 23 57.5 57.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jawa 14 35.0 35.0 35.0

sunda 12 30.0 30.0 65.0

Sumatra 10 25.0 25.0 90.0

Kalimantan 4 10.0 10.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 9 22.5 22.5 22.5
SMP 7 17.5 17.5 40.0
SMA 16 40.0 40.0 80.0
PT 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 18 45.0 45.0 45.0
tidak bekerja 22 55.0 55.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <3,1 juta 26 65.0 65.0 65.0
>/ 3,1 juta 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menikah 38 95.0 95.0 95.0
Belum menikah 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Hubkeluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pasangan 18 45.0 45.0 45.0
Anak 5 12.5 12.5 57.5
Orang tua 14 35.0 35.0 92.5
Saudara 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

kat_usiapasien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anak-anak 9 22.5 22.5 22.5
Remaja 8 20.0 20.0 42.5
Dewasa 13 32.5 32.5 75.0
Lansia 9 22.5 22.5 97.5
Manula 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Stadiumkanker
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Stadium 1 3 7.5 7.5 7.5
Stadium 2 16 40.0 40.0 47.5
Stadium 3 14 35.0 35.0 82.5
Stadium 4 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

kat_lamarawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 2thn 33 82.5 82.5 82.5
>/ 2 thn 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Rumah Singgah/tempat penelitian


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CISC 20 50.0 50.0 50.0
YKPI 8 20.0 20.0 70.0
YOAI 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga

Kattotal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedikit atau tidak ada beban 15 37.5 37.5 37.5
beban ringan sampai sedang 17 42.5 42.5 80.0
beban sedang sampai berat 7 17.5 17.5 97.5
beban berat 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

C. Distribusi Frekuensi

kat_usia * kattotal Crosstabulation


Kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
kat_umur Remaja Count 2 0 0
% within kat_umur 100.0% 0.0% 0.0%
Dewasa Count 9 13 4
% within kat_umur 34.6% 50.0% 15.4%
Lansia Count 4 4 3
% within kat_umur 33.3% 33.3% 25.0%
Total Count 15 17 7
% within kat_umur 37.5% 42.5% 17.5%

kat_usia * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
kat_umur Remaja Count 0 2
% within kat_umur 0.0% 100.0%
Dewasa Count 0 26
% within kat_umur 0.0% 100.0%
Lansia Count 1 12
% within kat_umur 8.3% 100.0%
Total Count 1 40
% within kat_umur 2.5% 100.0%

jeniskelamin * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
jeniskelamin laki-laki Count 6 7 3
% within jeniskelamin 35.3% 41.2% 17.6%
perempuan Count 9 10 4
% within jeniskelamin 39.1% 43.5% 17.4%
Total Count 15 17 7
% within jeniskelamin 37.5% 42.5% 17.5%

jeniskelamin * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
jeniskelamin laki-laki Count 1 17
% within jeniskelamin 5.9% 100.0%
Perempuan Count 0 23
% within jeniskelamin 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within jeniskelamin 2.5% 100.0%

suku * kattotal Crosstabulation

Kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat beban berat
suku jawa Count 8 6 0 0
% within suku 57.1% 42.9% 0.0% 0.0%
sunda Count 3 5 3 1
% within suku 25.0% 41.7% 25.0% 8.3%
Sumatra Count 3 4 3 0
% within suku 30.0% 40.0% 30.0% 0.0%
Kalimantan Count 1 2 1 0
% within suku 25.0% 50.0% 25.0% 0.0%
Total Count 15 17 7 1
% within suku 37.5% 42.5% 17.5% 2.5%

suku * kattotal Crosstabulation

Total
suku Jawa Count 14
% within suku 100.0%
Sunda Count 12
% within suku 100.0%
Sumatra Count 10
% within suku 100.0%
Kalimantan Count 4
% within suku 100.0%
Total Count 40
% within suku 100.0%

pendidikan * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
pendidikan SD Count 1 9
% within pendidikan 11.1% 100.0%
SMP Count 0 7
% within pendidikan 0.0% 100.0%
SMA Count 0 16
% within pendidikan 0.0% 100.0%
PT Count 0 8
% within pendidikan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pendidikan 2.5% 100.0%

pekerjaan * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
pekerjaan bekerja Count 9 7 2
% within pekerjaan 50.0% 38.9% 11.1%
tidak bekerja Count 6 10 5
% within pekerjaan 27.3% 45.5% 22.7%
Total Count 15 17 7
% within pekerjaan 37.5% 42.5% 17.5%

pekerjaan * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
pekerjaan Bekerja Count 0 18
% within pekerjaan 0.0% 100.0%
tidak bekerja Count 1 22
% within pekerjaan 4.5% 100.0%
Total Count 1 40
% within pekerjaan 2.5% 100.0%

pendapatan * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
pendapatan <3,1 juta Count 7 13 5
% within pendapatan 26.9% 50.0% 19.2%
>/ 3,1 juta Count 8 4 2
% within pendapatan 57.1% 28.6% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within pendapatan 37.5% 42.5% 17.5%

pendapatan * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
pendapatan <3,1 juta Count 1 26
% within pendapatan 3.8% 100.0%
>/ 3,1 juta Count 0 14
% within pendapatan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pendapatan 2.5% 100.0%

pernikahan * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
pernikahan Menikah Count 14 17 6
% within pernikahan 36.8% 44.7% 15.8%
Belum menikah Count 1 0 1
% within pernikahan 50.0% 0.0% 50.0%
Total Count 15 17 7
% within pernikahan 37.5% 42.5% 17.5%
pernikahan * kattotal Crosstabulation
kattotal
beban berat Total
pernikahan Menikah Count 1 38
% within pernikahan 2.6% 100.0%
Belum menikah Count 0 2
% within pernikahan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pernikahan 2.5% 100.0%

hubdgnpasien * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
hubdgnpasien Pasangan Count 5 9 4
% within hubdgnpasien 27.8% 50.0% 22.2%
Anak Count 2 1 2
% within hubdgnpasien 40.0% 20.0% 40.0%
Orang tua Count 5 7 1
% within hubdgnpasien 35.7% 50.0% 7.1%
Saudara Count 3 0 0
% within hubdgnpasien 100.0% 0.0% 0.0%
Total Count 15 17 7
% within hubdgnpasien 37.5% 42.5% 17.5%

hubdgnpasien * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
hubdgnpasien Pasangan Count 0 18
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Anak Count 0 5
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Orang tua Count 1 14
% within hubdgnpasien 7.1% 100.0%
Saudara Count 0 3
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within hubdgnpasien 2.5% 100.0%

kat_umurpasien * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan
ada beban sampai sedang
kat_umurpasien Anak-anak Count 6 3
% within kat_umurpasien 66.7% 33.3%
Remaja Count 3 3
% within kat_umurpasien 37.5% 37.5%
Dewasa Count 3 7
% within kat_umurpasien 23.1% 53.8%
Lansia Count 3 4
% within kat_umurpasien 33.3% 44.4%
Manula Count 0 0
% within kat_umurpasien 0.0% 0.0%
Total Count 15 17
% within kat_umurpasien 37.5% 42.5%

kat_umurpasien * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban sedang
sampai berat beban berat
kat_umurpasien Anak-anak Count 0 0 9
% within kat_umurpasien 0.0% 0.0% 100.0%
Remaja Count 1 1 8
% within kat_umurpasien 12.5% 12.5% 100.0%
Dewasa Count 3 0 13
% within kat_umurpasien 23.1% 0.0% 100.0%
Lansia Count 2 0 9
% within kat_umurpasien 22.2% 0.0% 100.0%
Manula Count 1 0 1
% within kat_umurpasien 100.0% 0.0% 100.0%
Total Count 7 1 40
% within kat_umurpasien 17.5% 2.5% 100.0%

stadiumkanker * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
stadiumkanker Stadium 1 Count 3 0 0
% within stadiumkanker 100.0% 0.0% 0.0%
Stadium 2 Count 6 7 3
% within stadiumkanker 37.5% 43.8% 18.8%
Stadium 3 Count 3 8 3
% within stadiumkanker 21.4% 57.1% 21.4%
Stadium 4 Count 3 2 1
% within stadiumkanker 42.9% 28.6% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within stadiumkanker 37.5% 42.5% 17.5%

stadiumkanker * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
stadiumkanker Stadium 1 Count 0 3
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 2 Count 0 16
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 3 Count 0 14
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 4 Count 1 7
% within stadiumkanker 14.3% 100.0%
Total Count 1 40
% within stadiumkanker 2.5% 100.0%

kat_lamarawat * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
kat_lamarawat < 2thn Count 12 14 6
% within kat_lamarawat 36.4% 42.4% 18.2%
>/ 2 thn Count 3 3 1
% within kat_lamarawat 42.9% 42.9% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within kat_lamarawat 37.5% 42.5% 17.5%

kat_lamarawat * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
kat_lamarawat < 2thn Count 1 33
% within kat_lamarawat 3.0% 100.0%
>/ 2 thn Count 0 7
% within kat_lamarawat 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within kat_lamarawat 2.5% 100.0%

tempatpenelitian * kattotal Crosstabulation


kattotal
sedikit atau tidak beban ringan beban sedang
ada beban sampai sedang sampai berat
tempatpenelitian CISC Count 4 10 5
% within tempatpenelitian 20.0% 50.0% 25.0%
YKPI Count 4 2 2
% within tempatpenelitian 50.0% 25.0% 25.0%
YOAI Count 7 5 0
% within tempatpenelitian 58.3% 41.7% 0.0%
Total Count 15 17 7
% within tempatpenelitian 37.5% 42.5% 17.5%

tempatpenelitian * kattotal Crosstabulation


kattotal
beban berat Total
tempatpenelitian CISC Count 1 20
% within tempatpenelitian 5.0% 100.0%
YKPI Count 0 8
% within tempatpenelitian 0.0% 100.0%
YOAI Count 0 12
% within tempatpenelitian 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within tempatpenelitian 2.5% 100.0%

Anda mungkin juga menyukai