PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi yang sering muncul di
masyarakat seperti masalah pada anak (diare, malGizi, dan lain-lain), masalah
ibu hamil dan menyusui (anemia gizi, Kurang Energi Kronik, dan toksemia
kehamilan yaitu preeklampsia dan eklampsia), penyakit infeksi (diare,
tuberkulosis, dan seterusnya) dan penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes
mellitus, dan sebagainya). Melihat kompleksnya masalah yang ada, diperlukan
kompetensi petugas yang handal dan profesional dalam manajemen
pelayanan kesehatan dan gizi di Puskesmas. Pelaksanaan pelayanan klinik
yang bermutu di Puskesmas merupakan salah satu indikator penting dalam
kinerja Puskesma
2. Tujuan
Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi petugas gizi di Puskesmas dalam memberikan asuhan gizi
padapasien yang datang berkunjung di Puskesmas.
Tujuan Khusus :
Sebagai pedoman dalam :
1. Menentukan diagnosis gizi secara dini dan tepat
2. Melakukan intervensi gizi
3. Melakukan monitoring evaluasi
3. Asuhan gizi
Proses Asuhan Gizi adalah : suatu metoda problem solving yang sistematis,
menggunakan cara berfkir kritis dalam membuat keputusan menangani
berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi dan memberikan asuhan gizi
yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Dalam upaya intervensi gizi dalam
konsep asuhan gizi dipandang sebagai sebuah proses menetapkan diagnosa
gizi berdasarkan data-data yang menjadi problem dari hasil pengumpulan data
(assesment), kemudian dilakukan intervensi dan monitoring evaluasi Ada empat
langkah penting petugas gizi di Puskesmas dalam memberikan
prosesasuhan gizi yaitu:
1.Mengumpulkan data gizi (Nutrition assessment)
2.Menetapkan diagnosa gizi (Nutrition Diagnosis)
3.Merencanakan dan menetapkan intervensi gizi (Nutrition intervention)
4.Monitoring dan evaluasi intervensi gizi (Nutrition monitoring and evaluation)
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI
a. Keguguran
c. Cacat bawaan
b. Diagnosis
Malnutrisi pada Ibu hamil berkaitan dengan pola makan dan pengetahuan ibu
hamil ditandai dengan LILA < 23,5cm.
c. Intervensi gizi
Konseling gizi untuk ibu hamil dengan KEK
a. Ibu harus makan 1 porsi lebih banyak daripada biasanya, dan
minum minimal 8 gelas sehari (1,5 sampai 2,0 liter)
b. Memberikan makanan tambahan dengan nilai kalori 500 kkal
dan 17 gram protein setiap hari, selama minimal 3 bulan ( 90 hari )
c. Waktu istirahat yang cukup pada siang hari
d. Konseling gizi kepada ibu hamil KEK dan keluarganya untuk
menanamkan pengkajian, memperbaiki sikap dan perilaku sehat
bagi ibu, keluarga dan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan
yang asam-asam atau pedas
3. Mual Berat sampai muntah.
4. Diare atau mencret
5. Pingsan tak sadarkan diri
b. Diagnosa
Malnutris yang berkaitan dengan kebiasaan makan ditandai dengan Hasil
pemeriksaan laboratorium Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan
ataumenunjukkan kenaikan progresif
c. Intervensi
konseling gizi untuk penderita tifoid yaitu
a. Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan
penyakitnya (mula-mula lunak kemudian makanan biasa)
b. Makanan mengandung cukup cairan, cukup energi, dan tinggi
protein
c. Tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun
menimbulkan banyak gas
d. Monitoring dan Evaluasi
Pemeriksaan ulang laboratorium, Nafsu makan pasien.
b. Diagnosa
b. Diagnosa
Kelebihan konsumsi lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
mengenai makanan yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi pada
dislipidemia ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium kalesterol
darah lebih dari 200mg
c. Intervensi
Konseling gizi pada hiperlipidemia yaitu :
a.Hindari makan makanan yang tinggi lemak seperti:
Gorengan (deep fat frying)
Daging berlemak termasuk sosis
Krim,Margarinmentega,keju, susu reguler,es krim regular
Kulit hewani (ayam dan sapi)
Fast food
Kue-kue
b.Kurangi makanan tinggi kolesterol seperti; udang,jerohan,otak,telur
2 xseminggu
c.Bila menggunakan minyak sebaiknya gunakan lemak jenis tak jenuh
d.Mengonsumsi secara teratur buah-buahan, sayur-sayuran, sebaiknya
dikonsumsi kondisi segar (bukan olahan) sehingga diperoleh serat
yangukup (sekitar 20 – 30 g/hari)
a. Pengkajian
Hyperurecemia adalah kondisi dimana kadar asam urat di atasnormal.
Nilai normal asam urat (Uric Acid) pada pemeriksaanlaboratorium di
Indonesia umumnya adalahLaki-laki : 3 – 7.2 mg/dlWanita : 2 – 6 mg/dl
b. Diagnosa
Malnutrisi berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai
makanan yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi pada hiperuricemia
ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturim kadar asam urat dalam
darah > 7,2 untuk lakil-laki dan > 6 untuk wanita
c. Intervensi
Konseling gizi pada hyperuricemia yaitu:
1. Mengupayakan berat badan ke arah normal.Bila obesitas
2. Meningkatkan ekskresi asam urat dan mencegah terbentuknya
batu ginjal
3. Minum air putih dengan jumlah cukup.
4. Menghindari bahan makanan tinggi purin.
Kelompok II
Kelompok I Kelompok III
50 – 150
0- 50 mg /100 g 150 – 800mg/100 g
mg/100 g
Kacang
kacangan
Sardine
Kembang kol
Kerang kipas
Buncis,tahu
Buah-buahan Kaldu
Bayam,tempe
Jus Buah Bebek/angsa
Jamur
Sayuran,kecuali Ikan Herring
Kupang
kelompok II Burung dara
Daun So
Biji-bijian Ikan Mackerel
(melinjo)
Minuman (kopi & Ikan Roe
Asparagus
teh) Bawal
Daging
Lemak Ginjal
Ayam
Telur Babat
Tongkol
Susu Hati
Tengiri
Dairy produk Roti yang dibuat
Bawal
(serealia) menggunakan ragi
Bandeng
Jantung
Kerang
Otak
kerangan
d. Monitoring dan evaluasi
Cek secara berkala kadar asam urat dalam darah
a. Pengkajian
Seorang balita dinyatakan menderita gizi kurang jika
indeksAntropometrinya(BB/TB) berada pada kisaran -3 SD s/d -2 SD
(WHO, 2009). Gizi kurangdapat ditegakkan dengan kriteria sebagai berikut :
1. LILA ≥ 11.5 cm - 12.5 cm
2. BB/TB > -3 SD s/d < -2 SD
3. Tidak ada oedema
4. Nafsu makan baik
5. Keadaan umum baik
Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan proteindalam
makanan sehari-hari sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan giz dan
atau adanya penyakit infeksi (sebagai manifestasi adanya gangguan
pertumbuhan)
b. Diagnosa
Balita gizi kurang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pola asuh yang baik serta ketersedian pangan tingkat rumah tangga
ditandai dengan BB/TB <-2SD.
c. Intervensi
Konseling Gizi untuk balita gizi kurang yaitu :
1. Makanan yang di berikan harus tingi kalori tinggi protein.
2. Makanan padat gizi.
3. Porsi kecil tapi sering
4. Pemberian PMT tambahan.
PENUTUP
Demikian pedoman asuhan gizi ini di susun sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan gizi di Puskesmas.