Anda di halaman 1dari 2

3.

Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan di mana manusia memiliki rasa sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang mempengaruhi setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pada masa globalisasi saat ini banyak tuntutan yang menjadikan peningkatan stressor
seseorang dalam kehidupan sosial. Setressor yang dihadapi seseorang harus diikuti dengan
kemampuan koping yang adekuat, dikarenakan seseorang yang mengalami kegagalan dalam
memberikan koping yang tidak sesuai dengan tekanan yang dialami, mengakibatkan individu
mengalami berbagai macam gangguan mental, stressor yang sering dijumpai saat ini yaitu
kondisi lingkungan sosial yang semakin keras dan diperberat dengan tingkat kemiskinan yang
tinggi sehingga menekankan tingkat stressor yang tinggi dan dapat menjadi penyebab
meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan (Yosep, 2007).
Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan kemampuan koping yang tidak konstruktif
mengakibatkan angka kejadian gangguan jiwa tinggi.Saat ini diperkirakan ada 450 juta
penderita gangguan jiwa di seluruh dunia. Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan
Mental Rumah Tangga (SKMRT). Pada tahun 1995 didapatkan prevalensi gangguan jiwa 264
per 1.000 anggota rumah tangga (Musafir, 2010). Data yang di muat oleh Wawasan tanggal
13 Oktober 2010 angka kejadian penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah berkisar antara
3.300 orang sampai 9.300 orang. Angka kejadian ini merupakan penderita yang sudah
terdiagnosa (Waluyo, 2010).
Manusia membutuhkan individu lain untuk dapat menyelesaikan tuntutan-tuntutan
hidupnya, sehingga setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial
pada berbagai tingkat hubungan, yaitu dari hubungan intim sampai dengan hubungan saling
ketergantungan satu sama lain. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari, Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu individu perlu
membina hubungan interpersonal, Seseorang apabila tidak dapat menyesuaikan diri atau
mempertahankan diri serta tidak dapat membina hubungan interpersonal yang memuaskan
akibat tuntutan hidup yang tinggi maka dia dapat mengalami gangguan jiwa, gejala gangguan
jiwa yang mencakup mulai dari gangguan kecemasan, depresi, panik, harga diri rendah,
isolasi sosial hingga gangguan jiwa yang berat yaitu tindakan bunuh diri (Stuart, 2007).
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat adalah isolasi sosial:
menarik diri. Menarik diri adalah suatu keadaan seseorang yang kesulitan berinteraksi dengan
orang lain secara langsung bersifat sementara atau menetap. Menarik diri merupakan
percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.Isolasi sosial adalah terjadinya
pemutusan proses hubungan terkait erat dengan dengan ketidakpuasan individu terhadap
proses hubungan yang disebabkan kurangnya peran serta respon peran segan terhadap orang
lain dan lingkungan yang negative atau keadaan yang mengancam. Kondisi ini dapat
mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindari dari orang lain
(rasa tidak percaya dengan orang lain). Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering
melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien
melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga pasien jadi pasif dan berkepribadian kaku,
pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan
emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,semakin banyak kesulitan yang dialami
dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain (Herdman, 2012)
Penatalaksanaan klien dengan isolasi sosial dapat dilakukan salah satunya dengan
pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi
modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis,yang merupakan salah satu terapi keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
terstruktur dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi
pasien. Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta supaya dapat di tangani secara optimal. Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam
meningkatkan sosialisasi (Rustandi, 2014).

Anda mungkin juga menyukai