Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Proyek kontruksi merupakan pekerjaan yang mempunai risiko kecelakaan kerja


tinggi dengan kemungkinan akbiat kecelakaan kerja tinggi dengan kemugkinan akibat
kecelakaan kerja yang serius.Risiko kecelakaan kerja ini semakin tinggi pada Negara-
negara berkembang dimana tenaga kerja yang digunakan berlatar belakang pendidikan
relatif rendah . Terkait dengan kondisi ini, King dan Hudson (1985) menyatakan bahwa
tingkat kematian pada proyek konstruksi di negara-negara berkembang tiga kali lebih
tinggi di bandingkan dengan kejadian di negara-negara maju.

Sektor konstruksi juga memegang peranan penting dalam pembangunan.peranan


sector konstruksi dalam pembangunan di wujudkan dengan pengadaan atau pendirian
sarana dan prasarana yang berungsi mendukung tumbuh kembang berbagai bidang
terutama bidang ekonomi,social ,budaya dan transportasi,tetapi juga dapat menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan salah satunya menyangkut aspek keselamatan
kerja. Mentri tenaga kerja dan transmigrasi menyatakan bahwa sector konstruksi
merupakan penyumbang angka kecelakaan tertinggi. Berdasarkan data jam sostek, dari
total jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia sebesar 99,491 kasus pada
tahun 2011, hamper 32% atau sekitar 31.837 kasus terjadi di sector konstruksi yang
meliputi semua jenis pekerjaan proyek gedung, jalan, jembatan, trowongan, irigasi
bendungan dan sejenisnya. Ramli ( 2010 ) menyatakan bahwa inti SMK 3 adalah
jmanajemen risiko yang tujuan utamanya adalah mengelola risiko untuk mencegah
kejadian kecelakaan atau kejadian yang tidak diingikan melalui proses identifikasi bahaya,
penilaian risiko , dan pengendaliannya. Ketetapan dalam penerapan proses manajemen
risiko keselamatan kerja utamanya dalam tahap pengendalian risiko dalam suatu proyek
konstruksi adalah kunci keberhasilan dalam pengelolaan risiko. Pengendalian risiko terdap
unsure manusia, metode,mesin,material, dan lingkungan di bidang konstruksi ini di
harapkan dapat memperkecil risiko sehingga menekan angka kejadian kecelakaan kerja.
Menurut Undang-Undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja menyatakan
bahwa setiap tenaga kerja maupun setiap orang yang berada di tempat kerja harus terjamin
keselamatannya

Berdasarkan penelitian sebelumnya dari hasil identifikasi bahaya dan risiko melalui
observasi, kajian dokumentasi, dan brainstorming technique diketahui pada Proyek
Pengembangan Bandara Internasional Juanda Terminal 2 Surabaya terdapat 100 risiko
yang dapat mengancam keselamatan pekerja. Hasil penilaian risiko menunjukkan 4%
risiko berkategori low, 48%risiko berkategori moderate, 39%risiko berkategori high, dan
9% risiko berkategori extreme. Hasil Q sort technique terhadap high and extreme risk
diperoleh 5 prioritas masalah keselamatan kerja yakni: pekerja jatuh dari ketinggian,
pekerja tersengat aliran listrik, pekerja tertimpa material yang diangkat, kebakaran atau
ledakan, dan perancah (scaffold) roboh. Berdasarkan root cause analysis terhadap masalah
keselamatan kerja yang menjadi prioritas, diketahui bahwa penyebab dasar yang dominan
adalah dari faktor manusia yakni: kelelahan kerja akibat lembur, pekerja kurang
pengalaman dan kurang pemahaman terhadap prosedur kerja, serta kurangnya kesadaran
pekerja akan pentingnya penerapan K3 di tempat kerja

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Nilai potensi bahaya dan karakteristiknya


berdasarkan metode HIRA di PT Barata Indonesia yaitu terdapat 6 potensi bahaya kerja
yang ditemukan. Yaitu 1 kategori resiko yang ekstrim (E), 1 kategori resiko yang tinggi
(H), 2 kategori resiko menengah (M), 2 kategori resiko rendah (L). Pengendalian resiko
dari potensi bahaya yang sudah diperoleh yaitu dengan pengendalian teknis, eliminasi,
pengendalian administratif, dan penggunaan APD. Menentukan akar penyebab potensi
bahaya tertinggi menggunakan metode fault tree analysis (FTA) pada tangga yang tidak
berdiri tegak dan penyebab utama terjadinya kecelakaan saat tertimpa material salah
satunya karena tangga yang digunakan tidak layak pakai.

Maka pembangunan proyek terminal baru Bandara Internasional Minangkabau


yang di pegang Oleh PT Waskita selaku kontraktor utama dalam pembangunan terminal
baru ini dengan nilai kontrak sebesar Rp 363,8 miliar. Pekerjaan meliputi pekerjaan
structural,arsitektur,interior dan signage,landscape, mekanikal, elektrikal dan elektronika.
Yang mana proyek ini di targetkan selesai tahun 2019, dan oleh karna itu proyek
pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau ini di kategorikan sebagai
proyek dengan potensi risiko yang tinggi karna besarnya bobot pelaksanaan dan besarnya
nilai proyek yang dikerjakan

Oleh karna itu maka manajemen keselamatan kerja menjadi bagian penting yang
perlu diperhatikan pada industri konstruksi termasuk pada pembangunan terminal di
Bandara Internasional Minangkabau. Manajemen keselamatan kerja merupakan salah
bagian dari manajemen yang berfungsi mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan untuk
pencegahan agar tidak terjadi risiko dilakukan lah pengontrolan risiko dengan
menggunakan berbagai macam metode untuk menganalisis seberapa besar jumlah potensi
bahaya yang ada pada proyek pembangunan tersebut

Berbagai metode dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan


kerja, mengukur tingkat risiko kecelakaan kerja dan mengevaluasi kecelakaan kerja namun
berdasarkan hasil dari pengamatan bahwa penelitian ini menggunakan metode FTA untuk
mengidentifikasi Potensi bahaya kecelakaan kerja pada proyek pembangunan dan
selanjutnya menilai tingkat risiko bahaya kecelakaan tersebut. Penggunaan metode FTA
ini dilakukan pada proyek pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan


permasalahannya yaitu seberapa besar jumlah dan nilai potensi risiko yang terdapat pada
pekerja proyek pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2019

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya jumlah dan nilai
potensi risiko yang terdapat pada pekerja proyek pembangunan terminal Bandara
Internsional Minangkabau tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan kerja pada pekerja proyek
pembangunan terminal Bandara Internasioal Minangkabau tahun 2019

2. Menilai besar Potensi risiko kecelakaan kerja pada pekerja proyek


pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau tahun 2019

3. Menganalisis faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menggunakan metode


FTA

4. Menetapkan dan Mengendalikan Potensi risiko kecelakaan kerja pada pekerja


proyek pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Manajemen risiko k3
terhadap pekerja proyek pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau dengan
pendekatan Fault Tree Analysis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian tentang Manajemen risiko k3 terhadap pekerja
proyek pembangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi PT. Waskita Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai masukan
bagi perusahaan dalam perencanaak kegiatan atau evaluasi bagi perusahaan untuk meningkatkan
manajemen risiko terhadap potensi bahaya yang ada pada perkerjaan proyek yang sedang
berlangsung tersebut

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Sebagai referensi serta masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan pengembangan
penelitian yang sesuai dengan penelitian tentang manajemen risiko k3 terhadap pekerja proyek
pembangunan terminal Bandara Internasional minangkabau tahun 2019

3. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang manajemen risiko k3 terhadap
pekerja proyek pembangunan terminal di bandara dan pegetahuan dalam menggunakan metode
FTA

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Waskita selaku kontraktor dalam proyek pembangunan terminal
Bandara Internasional MinangKabau, dengan melihat potensi bahaya serta menilai risiko
kecelakaan terhadap pekerja proyek pembangunan terminal yang mana disini menggunakan
metode pendekatan FTA ( Fault tree Analysis ), penilaian potensi bahaya yang terdapat pada
pekerja proyek pembangunan tersebut dapat di hitung dengan menggunakan pengukuran usaha
keselamatan kerja dengan mengitung Tingkat Frekuensi/ Kekerapan Kerja, Tingkat Saverity/
Keparahan Kerja dan Nilai T Selamat.

Anda mungkin juga menyukai