BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.1.1 Masa nifas (Peurpenium) adalah masa setelah partus selesai dan
2.1.1.2 Masa Nifas (Peurpenium) adalah mulai setelah partus selesai dan
2.1.1.3 Masa nifas (Peurpenium) adalah masa sejenak bayi lahir sampai
berikut:
dan suhu.
5
6
Gambar 2.1
Organ Reproduksi Bagian Luar
a. Mons Pubis
b. Labia Mayora
c. Labia Minora
mengandung pigmen.
d. Klitoris
e. Vestibulum
f. Fourechette
g. Perineum
perineum.
luar.
9
Gambar 2.2
Organ Reproduksi Bagian Dalam
hormone.
b. Tuba Falopi
c. Uterus
d. Vagina
a. Involusi Uteri
Gambar 2.3
Penurunan Fundus Uteri pada Masa Nifas
beratnya kurang lebih 1000 gram. Pada hari kedua uteru masih
kecil.
b. After Pains
c. Tempat placenta
minggu kedua hanya sebesar 3-4 cmdan pada akhir nifas 1-2
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisi
d. Lochea
yaitu :
hari ke empat.
e. Serviks
dimasukkan.
h. Payudara
2006:498).
diberikan enema.
ambulasi dini.
2005:501)
1). Suhu
2). Nadi
melahirkan.
4). Respirasi
sebelum melahirkan.
Gambar 2.4
Anatomi Payudara
1) Anatomi Payudara
: 43).
2) Fisiologi Laktasi
bermacam-macam hormon.
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
pengalamannya.
melahirkan.
ketergantungan bayinya.
21
sebagai pengalas
mendidih
Gambar 2.5
Cara Memijat Untuk Merangsang Oksitosin
bergantian
dada dengan ibu jari dan telenjuk pada sisi areola yang
lain.
23
Gambar 2.6
Cara Menekan Daerah Areola
bayinya.
Adapun tujuan nutrisi dan cairan pada ibu nifas adalah sebagai
berikut:
berlebihan
yang terkendali.
24
2.1.5.5 Follow up
2.2.1 Pengertian
berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang
2.2.1.3 Sectio caesarea adalah alernatif dari kelahiran vagina bila kedaan
dari kiri kekanan dengan segmen bawah rahim dan diatas tulang
melakukan oprasi.
a. Plasenta previa
c. Plasenta accereta
rahim.
d. Vasa previa
membahayakan ibu.
pusat.
a. Usia
b. Tulang punggung
2.2.4 Komplikasi
bias terjadi karena partus lama dan ketuban pecah yang terlalu
lama.
(2008:431-433)
2.2.5.1 Perawatan post section cesarea dengan anastesi umum dan spinal
1) Mobilisasi
1) Mobilisasi
24 jam
2.2.5.3 Analgetik
Paracetamol.
c. Inject : Cepotaxin
d. Parenteral : Metronidazole
2.2.5.8 Laboratorium
1) Ruptura uteri
2) Partus lama
3) Edema perineal
4) Sepsis
5) Perdarahan
2.3.1 Pengertian
2005).
31
2.3.1.1 Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu
1998).
2.3.2 Etiologi
preeklamsia.
2.3.2.3 Kegemukan
reumatik.
2.3.3 Patofisiologi
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Dengan biopsy
tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebih bila terjadi
2.3.4.1 Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau diastolic > 90 mmHg
2.3.5 Komplikasi
prematuritas.
34
2.3.6 Penatalaksanaan
2.4.1 Pengkajian
2.4.1.1 Biodata
P = Provokatif/Paliatif
Q = Quality/Quantity
dirasakan
R = Regian/Radiasi
S = Skala/Severity
skala berapa?
T = Time
gejala dirasakan?
d. Riwayat Obstetri
TABEL 2.1
APGAR SCORE
Tanda 0 1 2
Apprerance ( warna kulit ) Pucat Badan merah , Seluruh badan kemerah - merahan
ekstrmitas biru
Pulse rate ( frekuensi nadi ) Tidak Kurang dari 100x/ Lebih dari 100x/ menit
ada menit
Grimace (reaksi rangsangan) Tidak Sedikit gerakan Batuk, bersin
ada mimic
Activity (aktivitas) Tidak Ekstrimitas sedikit Gerakan aktif
ada fleksi
Respirator (usaha nafas) Tidak Lemah teratur/tidak Baik, menangis
ada teratur
Sumber : Mansjoer Arif, 2001 : 294
37
7-10 : Normal
1) Pemeriksaan fisik
tidaknya stomatitis.
tidaknya hemoroid
personal hygine.
2) Data spiritual
laboratorium)
4) Terapi (pengobatan)
39
caesaria adalah :
anggota keluarga
konsep dirii.
peristiwa kehidupan
40
sumber-sumber.
2.4.3 Perencanaan
serta respon klien dan perawat maka dapat dicapai jalan periode
rentang waktu
Tabel 2.2
Intervensi dan Rasional Diangnosa Keperawatan 1
No Intervensi Rasional
1 2 3
1. Mandiri
1. Tentukan karakteristik dan ketidak 1. Klien mumgkin tidak secara langsung
nyamanan perhatikan isyarat verbasl melaporkan ketidak nyamanan
seperti meringis dan gerakan membedakan karakteristik diri
melindungi atau terbatas membedakan nyeri pasca oprasi dari
terjadi nya komlikasi Misal nya (ileus,
retensii kandung kemih)
2. Berikan informasi dan petunjuk 2. Meningkatkan pemecahan masalah
antisipasi penyebab ketidaknyamanan membantu mengurangi masalah nyeri
dan intervensi yang tepat berkenaan dengan ansietas dan
kekuatan rasa cotrol
3. Evaluasi tekanan darah TD perhatikan 3. Pada kebanyakan klien, nyeri
perubahan prilaku ( mebedakan antara meneyebabkan kegelisahan serta TD
kegelisahan akibat kurang darah atau dan nadi meningkat dan analgetik
kelebihan nyeri ) dapat menutunkan TD
4. Perhatiakan nyeri tekan uterus adanya 4. Memungkinkan gerakan tidak terbatas
karakteristik nyeri penyerta post op kontraksi uterus kuat dan
teratur dan ini berlanjut selama 2 – 3
jam berikutnya meskipun frekuensi
dan intensitas di kurangi
5. Ubah posisi klien kurangi yang 5. Merileksasikan otot–otot dan
membayangkan dan memberikan mengalihkan perhatian dari sensasi
gosokan punggung anjurkan pengunaan nyeri meningkatkan kenyamanan dan
teknik pernafasan relaksasi dan menurunkan ditraksi tidak
distraksi anjurkan partisipasi pasangan menyenangkan
bila tepat
6. Anjurkan ambulasi dini, anjurkan 6. Menurunkan pembentukan gas
menghindari makanan cair dan bergas, peningkatan pristatik untuk
missal: kacang-kacangan, kol, menghilangkan ketidak nyamanan
minuman karbonat, minuman terlalu karena akumulasi gas yang sering
dingin atau hangat. memuncak pada hari ke tiga setelah
kelahiran caesar
7. Anjurkan pengunaan posisi rekumben 7. Memungkinkan gas meningkatkan dari
rateral kiri kolon desenden ke sigmoid
memudahkan pengeluaran
8. Anjurkan mengunakan bra penyokong 8. Mengangkat payudara kedalam dan
keatas, mengakibatkan posisi lebih
nyaman dan menurunkan kelelahan .
42
1 2 3
Kolaborasi
1. Berikan analgetik setiap 3 – 4 jam , 1. Berikan obat pada klien yang yang
berlanjut dari rute IV / intramaskuler menyusui 40 – 60 menit sebelum
sampai rute oral menyusi meningkatkan kenyamanan
yang memperbaiki satu fisiologi dan
meningkatkan mobilitas, penggunaan
obat yang bijaksana memungkinkan
ibu yang menikmati dalam
memberikan makna tanpa efek-efek
samping pada bayi.
2. Tinjau ulang atau pantau penggunaan 2. Analgesik yang di kontrol pasien
analgesic yang di kontrol pasien sesuai memberikan penghilangan nyeri cepat
indikasi tanpa efek samping
Sumber: Doengoes 2005
Keluarga
Tabel 2.3
Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan 2
No Intervensi Rasional
1 2 3
2. Mandiri
1. Anjurkan klien untuk mengendong, 1. Jam pertama setelah kelahiran
menyentuh bayi, memeriksa bayi, memberikan kesempatan untuk ikatan
tergantung pada kondisi klien dan bayi keluarga terjadi karena ibu dan bayi
baru lahir , bantu sesuai kebutuhan secara emosianal menerima syarat satu
sama lain yang memulai kedekatan
dan proses pengetahuan
2. Berikan kesempatan untuk ayah/ 2. Membantu memudahkan ikatan/
pasangan untuk menyentuh mengendong kedekatan diantara ayah dan bayi.
bayi dalam perawatan bayi sesuai Memberikan kesempatan untuk ibu
kemungkinan situasi memvalidasi realitas situasi dan bayi
baru lahir pada waktu dimana prosedur
dan kebutuhan fisiknya mungkin
membatasi kemampuan interaksinya
3. Berikan kesempatan pada orang tua 3. Konflik tidak teratasi selama proses
untuk mengunkapkan perasaan– pengenalan awal orang tua bayi dapat
perasaan yang negatif diri mereka dan mempunyai efek – efek negatif jangka
bayi pada masa depan hubungan orang tua
anak.
43
1 2 3
4. Anjurkan dan bantu dalam menyusui 4. Kontak awal mempunyai efek positif
tergantung pilihan klien dan keyakinan / pada durasi menyusui kontak kulit
praktik budaya dengan kulit dan meningkatkan ikatan
5. Berikan informasi sesuai kebutuhan 5. Membantu pasangan utuk memproses
tentang keamanan dan kondisi bayi dan mengevaluasi informasi yang
diperlukan khususnya bila periode
penegluaran awal lebih lambat
6. Beritahu anggota sesuai kebutuhan 6. Ketidakadekuatan perilaku ikatan atau
tentang keamanan dan kondisi bayi, interaksi bayi memerlukan dukungan
dukung pasangan sesuai kebutuhan. evaluasi lanjut.
7. Siapkan untuk dukungan/evaluasi terus 7. Banyak pasangan mempunyai konflik
menerus setelah pulang misalnya tidak teratasi mengenai proses
pelayanan perawat berkunjung. pengendalian awal orang tua bayi
memerlukan pemecahan setelah
pulang.
Sumber : Doengoes 2005
2.4.3.3 Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri
Tabel 2.4
Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan 3
No Intervensi Rasional
3. Mandiri
1. Dorong keberadaan partisipasi dari 1. Memberikan dukungan emosinal dapat
pasangan mendorong pengunkapan masalah
2. Tentukan tingkat ansietas klien dan 2. Kelahiran saesar mungkin di pandan
sumber dari masalah. Mendorong klien sebagai suatu kegagalan dalam hidup
untuk mengunkapkan kebutuhan dan oleh klien /pasangan dan hal tersebut
harapan yang tidak terpenuhi dapat memiliki dampak negative
dalam proses ikatan /menjadi orang
tua
3. Bantu klen atau pasangan dalam 3. Membantu menfasilitasi adaptasi yang
Mengidentifikasi mekanisme koping positif terhadap peran baru,
yang lazim dan perkembangan strategi mengurangi perasaan ansietas
koping baru bila di perlukan
4. Berikan informasi yang akurat tentang 4. Khayalan yang di sebabkan oleh
Keadaan klien atau bayi kurang nya informasi atau kesalah
pahaman dapat meningkatkan tingkat
ansietas
5. Mulai kontak antara klien / pasangan 5. Mengurangi ansietas yang mugkin
dengan bayi. Jika dibawa ke Neonatal berhubungan dengan penenangan bayi,
Care Unit (NICU) bentuk jalur takut terhadap suatu yang tidak di
komunikasi antara staf perawat dan ketahui dan menganggap hal yang
klien/pasangan buruk berkenan dengan keadaan bayi .
Sumber: Doengoes 2005
44
infeksi
Tabel 2.5
Intervensi dan Rasional Diagnosa 4
No Intervensi Rasional
1 2 3
4. Mandiri
1. Tinjau ulang catatan prenatal 1. Adanya faktor resiko seperti kelelahan
internatal terhadap faktor –faktor disertai uterus berlebih, memungkinkan
mempredisposisikan klien pada klien lebih rentan terhadap komplikasi
komplikasi pasca oprasi
2. Pantau TD catat kulit dingin, basah, 2. TD yang tinggi dapat menandakan
nadi lemah dan halus, perubahan terjadi nya atau berlanjut nya hipertensi
prilaku
3. Infeksi balutan terhadap pendarahan 3. Luka daerah dengan drain tanpa
berlebih, catat tanggal drainase, membasahi balutan namun rembesan
beritahu dokter bila rembesan biasanya tidak terlihat
berlanjut
4. Anjurkan ambulasi dini dan latihan 4. Meningkatkan sirkulasi dan aliran baik
kecuali pada klien yang mendapatkan vena dan ekstermitas bawah
anastesi subaraknoid yan tepat, tidur menurunkan resiko pembentukan
datar selama 6 – 8 jam tanpa thorombus yang berkenan dengan statis
menggunakan bantal dan meninggikan
kepala
5. Infeksi insisi secara teratur, perhatikan 5. Peregangan berlebihan pada insisi atau
tanda pelambatan atau perubahann pelambatan penyembuhan dapat
penyembuhan (misalkan kurang menyebabkan klien cenderung terhadap
penyatuan) pemisahan jaringan dan kemungkinan
hemorong
6. Infeksi ektremitas bawah terhadap 6. Peregangan berlebihan terhadap insisi
tanda- tanda thromboplebitis misal atau perlambatan penyembuhan dapat
kemerahan, nyeri/nyeri tekan menyebabkan klien cenderung terhadap
pemisahan jaringan dan Kemungkinan
hemorogi
7. Anjurkan latihan kaki, pergelangan 7. meningkatkan aliran balik vena,
kaki dan ambulasi dini mencegah statis penumpukan
ekstrimitas bawah Menurunkan resiko
phlebitis.
Kolaborasi
1. Gantiakan kehilangan cairan 1. Rata-rata kehilangan darah biasanya
intravena sesuai progam 600 ml , tetapi oedema fisiologi
prenatal yang menghantarkan pasca
partum meningkatkan kebutuhan
terhadap penggantian volume besar.
45
1 2 3
2. Pantau Hb, Ht pasca operasi 2. Klien dengan Ht 33% atau lebih besar
bandingkan Saat pra reproduksi, peningkatan plasma berkenaan dengan
tromboembolisme profil darah kehamilan dapat mentoleransi
abnormal ( anemia) kehilangan darah actual sampai 1500
ml tanpa kesulitan
Sumber: Marliney E doenges 2005
kesehatan fisik
b. Kriteria :
perawatan diri
tersedia
Tabel 2.6
Intervensi dan Rasional Diagnosa 5
No Intervensi Rasional
1 2 3
5. Mandiri
1. Pastikan berat /durasi 1. Nyeri hebat mempengaruhi respon
ketidaknyamanan, perhatikan adanya emosi prilaku sehingga klien mungkin
sakir kepala pasca operasi tidak mampu berfokus pada aktivitas
perawatan diri sampai kebutuhan
2. Kaji status psikologi klien 2. Pengalaman nyeri fisik mungkin di setai
dengan nyeri mental yang
mempengaruhi kegiatan klien dan
memotivasi untuk mendapatkan
atonomi
3. Tentukan tipe – tipe anastesi perhatikan 3. Klien yang menjalani ansietas spinal
Adanya perasaan atau protocol dapat diarahkan berbaring datar tanpa
mengenai Perubahan posisi batal untuk 6 – 8 jam setelah pemberian
anastesi
4. Ubah posisi klien setiap 1 – 2 jam bantu 4. Membatu mencegah komplikasi bedah
dalam latihan paru sambulasi dan seperti phebitis dan pneumonia
latihan kaki
5. Berikan bantuan sesuai kebutuhan 5. Memperbaiki harga diri dan
dengan hygiane (misalnya : mandi , memperbaiki kesejahteraan
46
1 2 3
Gosok gigi perawatan perinatal )
6. Berikan pilihan jadwal misal : Mandi 6. Mengkaji beberapa anatomi meskipun
jarak selama ambulasi klien bergantung pada batuan
profesional
Kolaborasi
jaringan/kulit rusak
Tabel 2.7
Intervensi dan Rasional Diagnosa 6
No Intervensi Rasional
1 2 3
6. Mandiri
1. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci 1. Membantu mencegah atau
tangan dengan cepat dan pembuangan membatasi penyebab infeksi
pengalas kotoran pembuat parinel dan
linen terkontamiasi dengan cepat
2. Kaji status nutrisi klien perhatikan 2. Klien yang berat badan nya 20% di
penampilan rambut, kuku jari, kulit dan bawah berat normal atau anemia atau
sebagainya malnutrisi lebih rentan terhadap
infeksi pasca partum dan dapat
memerlukan diet khusus
3. Dorong masukan oral dan diet tinggi 3. Mencegah dehidrasi, menghasilkan
protein vitamin C dan zat besi volume sirkulasi dan Urine. Protein
dan vitamin C di perbolehkan untuk
pembentukan Kolagen: Zat besi
diperlukan untuk sintesis Hb
47
1 2 3
4. Insfeksi bautan abdominal terhadap 4. Balutan streril menutupi luka pada 24
eksudat/rembesan lepaskan balutan sesuai jam pertama kelahiran Caesarea
indikasi membantu melindungi luka dari
cidera atau kontaminasi.
Pengangkatan balutan
memungkinkan insisi mengering dan
meningkatkan penyembuhan.
5. Perhatikan catatan oprasi untuk 5. Lingkungan lembab merupakan
pengunaan Drain dan sifat dari insisi. media paling baik untuk
Bersihkan luka ganti Balutan jiga basah pertumbuhan bakteri. Bakteri dapat
berpindah, melalui aliran kapiler
melalui balutan basah ke luka
6. Infeksi insisi terhadap proses 6. Tanda–tanda ini menandakan infeksi
penyembuhan perhatiakan kemerahan, luka biasanya disebabkan oleh
oedema, nyeri eksudat atau ganguan steptokokus, stapilokokus
penyautan
7. Kaji suhu nadi dan jumlah sel darah putih 7. Demam pasca operasi hari ke tiga
leukositosis dan takikardi
menunjukan infeksi, peningkatan
suhu tubuh sampai 38,3oC pada hari
ke dua dalam 10 hari pertama pasca
partum adalah bermakna
Kolaborasi
1. Lakukan pengunaan spirometer intensif. 1. Meningkatkan pernafasan maksimal
Berikan informasi sesuai kebutuhan terus menerus, mengembangkan
alveoli dan mencegah atelektasis
2. Beikan antibiotic khusus untuk proses 2. Perlu untuk mematikan organisme
infeksi yang teridentifikasi
Sumber: Marliney E Donges 2005
b. Kriteria :
Tabel 2.8
Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperwatan 7
No Intervensi Rasional
7. Mandiri
1. Usus pada keempat kuadran setiap 4jam 1. Menentukan kesiapan terhadap
setelah kelahiran Caesar pemebrian makan per oral dan
Kemungkinan terjadi komplikasi
misal nya Ileus
2. Palpasi abdomen perhatikan distensi 2. Menandakan pembentukan gas dan
atau ketidaknyamanan akumulasi atau kemungkinan ileus
paralitik
3. Anjurkan cairan oral yang adekuat 3. Makanan kasar (misal : buah – buahan
(misal 6 – 8 gelas perhari ) dan sayuran khususnya dengan kulit
dan bijinya) dan meningkatkan cairan
yang menghasilkan baik, merangsang
eliminasi mencegah kontipasi dan
defekasi.
Kolaborasi
1. Berikan analgetik 30 menit sebelum 1. Memudahkan kemampuan untuk
ambulasi ambulasi namun narkotik bila
digunakan dapat menurunkan aktivitas
usus.
2. Beriakn sabun hipertonik atau kecil 2. Meningkatkan evakuasi usus dan
untuk edema menghialangkan distensi karena gas
3. Berikan pelunak faces atau katarik 3. Melunakan faces, merangsang
ringan perisaltic dan mampu mengendalikan
fungsi usus
2.4.3.8 Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa
kehidupan
Tabel 2.9
Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan 8
No Intervensi Rasional
8. Mandiri
1. Tentukan respon dan emosional klien 1. Kedua anggota pasangan mungkin
terhadap kehadiran bayi mengalami reaksi emosional negative
terhadap harga diri klien, membuat
klien merasa tidak adekuat dan setelah
gagal menjadi wanita
2. Tinjau ulang partisipasi klien/ pasangan 2. Repon terbuka dapat berkurang bila ibu
dan peran dalam pengalaman kelahiran dan ayah mampu saling berbagi akan
pengalaman kelahiran
Kolaborasi
1. Rujuk klien / pasangan untuk konseling 1. Klien dapat mampu mengatasi rasa
profesional bila masih maladatif. berduka atau perasaan negative
memerlukan keadaan lebih lanjut.
Sumber: Marliney E doengoes dan Marry Frances Foorhouse 2007:432
sumber–sumber
b. Kriteria :
Tabel 2.10
Intervensi Rasional Diagnosa Keperawatan 9
No Intervensi Rasional
9. Mandiri
1. Kaji kesiapan dan motivasi 1. Periode pasca partum dapat menjadi
belajar. Bantu klien/pasangan positif bila kesempatan penyuluhan
dalam mengidentifikasi di berikan untuk membantu
kebutuhan–kebutuhan. mengembangkan pertumbuhan ibu,
maturasi, dan kompetensi, namun
klien membutuhkan untuk bergerak
dari fase “menahan” yang
penerimaan dan kesiapanya
ditingkatkan dan ia secara emosi
dan fisik siap untuk mempelajari
informasi baru untuk memudahkan
kekuasaan peran barunya
2. Tinjau ulang kebutuhan 2. Memudahkan otonomi membantu
kebutuhan-kebutuhan mencegah infeksi dan
perawatan diri (misal: perawatan meningkatkan pemulihan. Dengan
periniak perawatan insisi, hygian membalik pada posisinya dengan
berkemih) anjurkan pertisipasi menggunakan lengan untuk
dalam perawatan diri bila klien mengangkat dirinya pada posisi
mampu. duduk dan mendorong dengan
tangannya untuk mengangakat
bokong dari tempat tidur untuk
posisi berdiri. Klien dapat
mengurangi stress
3. Diskusikan progam latihan yang 3. Progam latihan progresif biasanya
tepat sesuai kebutuhan dapat dimulai bila
ketidaknyamanan abdomen
berkurang (ada kira–kira 3-4
minggu pasca partum) membantu
tonus otot–otot, menghasilkan
gambaran keseimbangan tubuh dan
meningkatkan perasaan
kesejahteraan umum
4. Demontrasikan teknik perawatan 4. Membantu orang tua dalam
bayi. penguasaan tugas – tugas baru
5. Tinjau ulang informasi berkenaan 5. Meningkatkan kemandirian dan
dengan pilihan tepat untuk pengalaman pemberian makan
memberi makan bayi (misal: optimal. Bila memberi makan
fisiologi menyusui, perubahan melalui botol, penting untuk
posisi, perawatan payudara dan memberi makan bayi secara
puting , diet) bergantian pada kanan dan kiri.
Sumber: Marliney E doengoes dan Marry Frances Moorhouse 2007:432
51
Tabel 2.11
Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan 10
No Intervensi Rasional
10 Mandiri
1. Perhatikan dan catat jumlah, warna dan 1. Oliguria (keluaran kurang dari 30
konsentrasi drainase urine menit) mungki di sebabkan oleh
kehilangan cairan ketidak adekuatan
pegantian cairan
2. Palpasi kandung kemih, pantau fundus dan 2. Aliran plasma ginjal yang meningkat
lokasi jumlah cairan locea 25 -509 selama periode prenatal,
tetap tinggi pada minggu peratama
pasca partum.
3. Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran 3. Adanya kateter mempredisposisikan
kemih, misal : warna keruh, bau busuk klien. Masuknya bakteri dari infeksi
frekuensi setelah pengankatan kateter saluran kemih
4. Perhatikan tanda gejala infeksi saluran 4. Perhatikan tanda gejala infeksi
kemih misal: warna keruh, bau busuk, saluran kemih, misal : warna keruh
frekuensi setelah pengangkatan kateter bau busuk, frekuensi setelah
pengankatan kateter
5. Perhatikan infuse intravena selama 24 jam 5. Perhatikan infuse intravena selama
setelah pembedahan sesuai indikasi. 24 jam setelah pembedahan
tingkatkan jumlah cairan infuse bila sesuai indikasi. Tigkatkan jumlah
pengeluaran 30 ml/jam atau kurang. cairan infuse bila pengeluaran
30 ml/jam atau kurang
2.4.6 Implementasi
2.4.7 Evaluasi
perubahan keadaan klien atau hasil yang diamati dengan tujuan dan
2009:95) yaitu:
keperawatan
tercapai.