LP CA Colon Kirim
LP CA Colon Kirim
Fungsi usus besar adalah menyerap air, vitamin dan elektrolit, eksresi mukus,
serta menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar. Sebagian besar
pencernaan dan penyerapan telah dilakukan usus halus maka isi yang
dialirkan ke kolon hanya residu pendernaan yang tidak tercerna (misal
selulosa), komponen empedu yang tidak diserap serta cairan (Sherwood,
2011). Kolon menerima 700-1000 ml cairan usus halus namun hanya 150-200
ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.
Large Intestine
Transverse colon
Ascending colon
Descending
Small intestine colon
Ileocecal valve
Caecum
Appendix
Sigmoid colon
Rectum External anal sphincter
Internal anal sphincter
Anus Anal canal
b. Definisi, Etiologi dan Faktor Risiko
Kanker adalah proses pernyakit ang bermula ketika sel abnormal diubah oleh
mutasi genetik dari DNA seluler. Kanker kolon adalah kanker yang berasal
dalam permukaan usus besar (kolon) atau rektum/rektal, umumnya kanker
kolon berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas terdapat adenoma atau
berbentuk polip Distribusi kanker pada kolon adalah 20% terdapat di
sepanjang kolon asenden, 10% di kolon transversum, 15% di kolon desenden,
dan 50 % di rektosigmoideus.
Penyebab kanker kolon dan rectal tidak diketahui secara pasti, tetapi factor
resiko tinggi telah teridentifikasi, termasuk usia lebih dari 40 tahun, darah
dalam feses, riwayat polip rectal atau polip colon, adanya polip adematosa
atau adenoma villus, riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga (100%),
riwayat penyakit usus inflamasi kronis/colitis ulceratif selama 20 th (50%), diet
tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat (Smeltzer & Bare, 2002).
Kanker ini mungkin juga berhubungan dengan residu rendah, diet tinggi lemak
dan makanan yang asupan buah dan sayurnya tidak adekuat (Black & Hawks,
2014). Dua jenis kanker kolon herediter disebabkan oleh mutasi genetik.
Orang dengan HNPCC (hereditary nonpolyposis colorectal cancer)
menunjukan predisposisi kanker kanker kolon 90% dengan onset tipikal pada
usia 40n (Black & Hawks, 2014). Risiko kanker meningkat tajam pada usia
setelah 50 tahun, serta sangat sering terjadi pada orang dengan riwayat
kanker payudara, ovariium dan endometrium.
c. Patofisiologi
Umumnya tumor kolon adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya
masih terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat,
sebagian besar tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi
ganas. Ketika polip membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai
menginvasi dinding usus. Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan
besar, serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus
kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai
darah (Black & Hawks, 2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan
lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker
kolon menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus,
submukosa, dan dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar,
kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran
genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan.
Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebaran
tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah
dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor
primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke
area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal.
“Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila
tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan pembedahan (Black
& Hawks, 2014).
Polip adenoma
Polip maligna
Menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur
sekitarnya
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain
Penyebaran kanker kolon dapat melalui 3 cara, yaitu penyebaran secara
langsung ke organ terdekat, melalui sistem limpatikus dan hematogen, serta
melalui implantasi sel ke daerah peritoneal. Karsinoma kolon dan rektum
mulai berkembang pada mukosa dan bertumbuh sambil menembus dinding
dan meluas secara sirkuler ke arah oral dan aboral. Penyebaran
perkontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ sekitarnya misalnya
ureter, buli-buli, uterus, vagina atau prostat. Penyebaran limfogen terjadi ke
kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta. Penyebaran hematogen
terutama ke hati. Penyebaran peritoneal mengakibatkan peritonitis
karsinomatosa dengan atau tanpa asites.
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan
20–30 % terjadi di sigmoid dan kolon desending (Black dan Jacob, 1997).
Kanker kolon terutama adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus)
sebanyak 95%. Tumor pada kolon asenden lebih banyak ditemukan
daripada pada transversum (dua kali lebih banyak). Tumor bowel maligna
menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014):
1. Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung
misalnya ke abdomen dari kolon transversum. Penyebaran secara
langsung juga dapat mengenai bladder, ureter dan organ reproduksi.
2. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa
mengenai paru-paru, ginjal dan tulang.
3. Tertanam ke rongga abdomen.
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi kanker kolon secara umum (Black & Hawks, 2014):
1. Perdarahan rektum 6. Kehilangan berat badan
2. Perubahan pola BAB 7. Anorexia
3. Tenesmus 8. Mual dan muntah
4. Obstruksi intestinal 9. Anemia
5. Nyeri abdomen 10. Massa palpasi
Stadium I
Kanker telah menembus membran basal hingga lapisan kedua atau
ketiga (submukosa/ muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum
tetapi belum menyebar keluar dari dinding kolon/rektum (Duke A).
Stadium II
Kanker telah menembus jaringan serosa dan menyebar keluar dari
dinding usus kolon/rektum dan ke jaringan sekitar tetapi belum menyebar
pada kelenjar getah bening (Duke B).
Stadium III
Kanker telah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat tetapi belum
pada organ tubuh lainnya (Duke C).
Stadium IV
Kanker telah menyebar pada organ tubuh lainnya (Duke D).
Stadium TNM menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC)
Stadium T N M Duke
0 Tis N0 M0 -
I T1 N0 M0 A
T2 N0 M0
II A T3 N0 M0 B
II B T4 N0 M0
III A T1-T2 N1 M0 C
III B T3-T4 N1 M0
III C Any T N2 M0
IV Any T Any N M1 D
(Black & Hawks, 2014)
Keterangan
T : Tumor primer
Tx : Tumor primer tidak dapat di nilai
T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : Carcinoma in situ, terbatas pada intraepitelial atau terjadi invasi
pada lamina propria
T1 : Tumor menyebar pada submukosa
T2 : Tumor menyebar pada muskularis propria
T3 : Tumor menyebar menembus muskularis propria ke dalam
subserosa atau ke dalam jaringan sekitar kolon atau rektum tapi
belum mengenai peritoneal.
T4 : Tumor menyebar pada organ tubuh lainnya atau menimbulkan
perforasi
peritoneum viseral.
d. Tumor rektum
Pada tumor rectum 1/3 proximal
dilakukan reseksi anterior tinggi
(12-18 cm dari garis anokutan)
dengan atau tanpa stapler. Pada
tumor rectum 1/3 tengah
dilakukan reseksi dengan
mempertahankan spingter anus,
sedangkan pada tumor 1/3 distal
dilakukan reseksi bagian distal
sigmoid, rektosigmoid, rektum
melalui abdominal perineal
(Abdomino Perineal
Resection/APR), kemudian dibuat
end colostomy. Reseksi
abdoperineal dengan kel.
retroperitoneal menurut geenu-
mies. Alat stapler untuk membuat
anastomisis di dalam panggul
antara ujung rektum yang pendek
dan kolon dengan
mempertahankan anus dan untuk
menghindari anus
pneternaturalis. Reseksi anterior
rendah (Low Anterior
Resection/LAR) pada rektum
dilakukan melalui laparatomi
dengan menggunakan alat
stapler untuk membuat
anastomisis kolon/koloanal
rendah.
e. Tumor sigmoid
Dilakukan reseksi sigmoid
termasuk kelenjar di pangkal
arteri mesentrika inferior.
g. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Risiko konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi
3. Nyeri(akut) berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kesulitan
bergerak
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi
DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN
NO.
KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
1. Nyeri berhubungan Tujuan : pasien 1) Pantau tempat dan
dengan insisi mengatakan bahwa respons pasien
pembedahan, trauma rasa nyeri telah terhadap nyeri
muskuloskletal, terkontrol atau 2) Ajarkan tindakan
kehancuran yang hilang. untuk meningkatkan
terus-menerus Criteria hasil kenyamanan
(misalnya lokalisasi) :pasien tampak perubahan posisi,
rileks, dapat gosokan (massase)
beristirahat / tidur dan teknik relaksasi
dan melakukan 3) Ciptakan
pergerakan yang lingkungan yang
berarti sesuai kondusif untuk
toleransi.. relaksasi,
membatasi
pengunjung
4) Kolaborasi
pemberian analgetik