Anda di halaman 1dari 67

Analisa Fibonacci

Fibonacci adalah suatu deret angka yang acap digunakan di


berbagai bidang, termasuk trading di pasar finansial (forex,
saham, dan lain sebagainya). Bagaimana asal mula Fibonacci
dan bagaimana cara menggunakan analisa Fibonacci

Asal Usul Fibonacci


Deret angka Fibonacci dipaparkan oleh seorang
matematikawan Italia bernama Leonardo Pisano (1175-1250)
dalam bukunya mengenai sistem numerik Hidu-Arab yang
berjudul "Liber Abaci (Book of Calculation)". Sejarawan Prancis,
Guillaume Libri, memberinya panggilan akrab "Fibonacci" yang
merupakan kependekan dari "filius Bonacci" ("anak dari
Bonacci") karena ayahnya bernama Guglielmo Bonacci. Nama
ini kemudian menjadi sangat populer hingga masyarakat
memanggilnya Leonardo Fibonacci, dan itu juga yang menjadi
alasan mengapa nama Fibonacci digunakan sebagai nama
deret angka yang dipaparkannya.

Deret angka Fibonacci itu sendiri sebenarnya tidak ditemukan


oleh Fibonacci, melainkan telah lama dibahas oleh para
matematikawan India, khususnya sehubungan dengan sistem
prosa Sanskerta. Hanya saja, Leonardo merupakan orang
pertama yang memperkenalkan deret angka tersebut dalam
buku "Liber Abaci" ke dunia Barat; bersama dengan sistem
aritmatika yang kita kenal sekarang seperti konsep kosong,
koma, desimal, dan pecahan.

Deret Angka Fibonacci Dan Konsep Golden


Ratio
Dalam "Liber Abaci", Leonardo Fibonacci mendeskripsikan deret
angka dimana setelah 0 dan 1, maka setiap angka setelahnya
merupakan jumlah dari dua angka sebelumnya. Jadi, deret
angka tersebut terdiri atas: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89,
144, 233, 377, 610, dan seterusnya hingga tak terbatas. Pada
deret angka Fibonacci tersebut, setiap angka kurang
lebih 1.618 kali lipat lebih besar dibanding angka
sebelumnya.

Dalam ilmu matematika, angka 1.618 disebut juga Phi,


atau Golden Ratio; sedangkan kebalikannya adalah 0.618.
Golden Ratio ini diklaim muncul secara misterius pada struktur
fenomena alam, mahakarya arsitektur dan seni, serta dalam
ilmu biologi. Diantaranya lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da
Vinci, lukisan The Great Wave Off Kanagawa karya Katsushika
Hokusai, kuil Parthenon (Yunani), bunga matahari, cangkang
siput, wajah manusia, bahkan lingkar galaksi di luar angkasa.
Banyak seniman menganggap Golden Ratio merepresentasikan
harmoni tertentu yang mengakibatkan sesuatu menjadi
dipandang indah.

Dalam trading, Fibonacci digunakan bukan berdasarkan


urutan angka dalam deretan, melainkan berdasarkan
jarak antar angka dalam deret tersebut. Contohnya, angka
89 pada deret Fibonacci, apabila dibagi dengan angka 144 yang
tepat setelahnya, maka akan keluar angka 0.6180 (61.8%).
Selanjutnya, bila angka 89 dibagi dengan angka kedua
setelahnya dalam deret Fibonacci, akan keluar angka 0.3819
(38.2%). Dan seterusnya.

Berdasarkan kaidah tersebut, diperoleh level-level Fibonacci


Retracement dan level-level Fibonacci Extension yang secara
mengejutkan dapat menjelaskan pergerakan harga ketika
diaplikasikan di atas grafik harga. Karenanya, Fibonacci
digunakan pula dalam trading forex sebagai alat bantu analisa
teknikal.

Analisa Fibonacci
Analisa Fibonacci dalam forex terutama berbasis
pada Fibonacci Retracement yang jika melebar maka akan
muncul pula Extension; meskipun ada variasi-variasi
seperti Fibonacci Expansion, Fibonacci Fan, dan lain sebagainya.
Namun, dalam sesi belajar tahap awal, trader sebaiknya
memahami Fibonacci Retracement terlebih dahulu.

Fibonacci Retracement dan Extension terdiri dari level-level


hasil perhitungan jarak angka pada deret angka yang
dipaparkan sebelumnya, ditambah 50.0% (0.500). Meskipun
0.500 bukan berdasar pada angka Fibonacci, tetapi level ini
dianggap sebagai fase dengan potensi pembalikan harga
(reversal) yang cukup tinggi dalam Teori Dow dan karya-karya
pakar teknikal ternama WD Gann.
Amati grafik di atas. Perhatikan bagaimana level-level Fibonacci
Retracement bertepatan dengan titik-titik pembalikan harga.
Ketepatan ini sulit dijelaskan secara ilmiah, tetapi merupakan
fenomena yang nyata. Karena itu pulalah maka banyak orang
menggunakan analisa Fibonacci dalam forex.

Untuk menarik Fibonacci Retracement, ikuti langkah-langkah


berikut ini:
1. Tandai titik harga tertinggi (High) atau harga
terendah (Low) pada grafik dalam satu periode
waktu tertentu. Kelihatannya mudah, tetapi pada
prakteknya akan tergantung pada kepekaan dan sistem
trading kita.
Contohnya pada grafik harga di bawah ini, dalam sekali
pandang dapat dilihat ada beberapa titik High dan Low.
Dari mana kita akan menariknya?
Untuk menarik Fibonacci Retracement, kita bisa
membatasi hingga jarak beberapa candle terakhir saja,
misalnya 60 candle terakhir (ditandai dengan garis vertikal
warna emas pada gambar). Dengan demikian, kita hanya
perlu memperhitungkan mana level tertinggi dan terendah
pada 60 candle terakhir yang berjajar di sisi kanan grafik.

2. Tarik Fibonacci Retracement dari sisi kiri ke kanan.


Klik pada titik High atau Low di sisi kiri grafik, kemudian
klik lagi pada titik High atau Low di sisi kanan grafik.
Perhatikan sekali lagi: cara menarik Fibonacci
Retracement yang benar adalah dari kiri ke kanan;
sehingga arahnya bisa dari atas ke bawah (Retrace
Downtrend) ataupun dari bawah ke atas (Retrace Uptrend).
Hasilnya seperti ini:
Grafik USD/CAD Daily dengan Fibonacci
Retracement saat tren harga naik.

Grafik EUR/USD Daily dengan Fibonacci


Retracement saat tren harga menurun.

Fibonacci Retracement pada grafik harga digunakan


untuk memantau level-level Support dan Resistance,
disandingkan dengan indikator teknikal, ataupun sebagai
pelengkap sistem trading masing-masing. Salah satu cara yang
cukup populer dan sederhana adalah memadukan Fibonacci
Retracement dengan sistem trading berbasis tren (trend-
trading). Teknisnya:

1. Identifikasi kemana arah tren harga bergerak


secara umum. Contohnya pada gambar di bawah,
nampak bahwa grafik harga secara umum menurun
(bearish). Dalam situasi ini, trader akan mencari peluang
untuk melakukan sell ketika harga mengalami kenaikan
sesaat (retrace).
2. Tandai garis-garis horizontal tempat Fibonacci
Retracement 23.6% (0.236), 38.2% (0.382), dan
61.8% (0.618). Garis-garis tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi titik-titik di mana harga kemungkinan
akan berbalik (reversal).
3. Amati harga penutupan (Close) pada candle yang
mewakili pergerakan harga dekat level-level
Retracement penting tadi. Perhatikan:
o Apabila setelah harga naik mencapai level Fibo 0.236,
0.382, atau 0.618, kemudian ada candle yang ditutup
di bawah level tersebut; maka harga kemungkinan
bakal berbalik menurun lagi, minimal hingga level
Fibonacci Retracement berikutnya dan kita dapat
membuka posisi sell, apabila ada konfirmasi dari
indikator teknikal lain yang mendukung.
o Apabila setelah harga naik mencapai level Fibo 0.236,
0.382, atau 0.618, kemudian ada candle yang ditutup
di atas level tersebut; berarti harga akan berlanjut
naik. Hanya saja, karena tren secara umum masih
bearish, maka tidak direkomendasikan untuk
melakukan buy dalam situasi tersebut, kecuali apabila
ada indikator teknikal lain yang mensinyalkan
pembalikan tren secara signifikan.

Fungsi utama Fibonacci dalam forex adalah sebagai penanda


level-level Support dan Resistance. Oleh karenanya, meskipun
level-level Fibonacci Retracement secara ajaib dapat mematok
momen-momen penting dalam histori pergerakan harga, tetapi
sebenarnya penggunaan Fibonacci dalam forex harus
dilengkapi dengan indikator teknikal (misalnya Moving Average)
atau kemampuan membaca pola-pola candlestick.
Trading Dengan Teori Fibonacci
(1)
Level-level fibonacci retracement dan extension adalah yang
paling banyak digunakan dalam trading guna memprediksi
kemungkinan untuk entry dan exit.

Leonardo Bigollo Pisano (1170-1240) atau yang lebih dikenal


dengan panggilan Fibonacci adalah genius matematika Italia
yang mengemukakan cara-cara perhitungan dan pengukuran
yang benar. Setelah beberapa tahun mengadakan penelitian di
Saudi Arabia, India dan Afrika Selatan, pada tahun 1202 ia
menulis buku terkenal berjudul ‘Liber Abaci’, atau ‘Book of The
Abacus’ (buku tentang cara menghitung). Selain itu, ia juga
mengungkapkan berbagai teori tentang hubungan sifat-sifat
alam dengan matematika.

Teori inilah yang kemudian mendasari prediksi berbagai


kemungkinan dalam dunia trading masa kini. Artikel ini
disarikan dari tulisan Bill Poulos yang berjudul ‘The Truth About
Fibonacci Trading’ yang antara lain mengulas tentang level-
level retracement dan extension Fibonacci yang banyak
digunakan sebagai salah satu alat prediksi dalam trading.

Level-Level Retracement Dan Extension


Level-level retracement dan extension adalah yang paling
banyak digunakan dalam trading guna memprediksi
kemungkinan untuk entry dan exit. Retracement berguna untuk
melihat level-level support atau resistance selama periode
koreksi (retrace), sedang extension biasanya digunakan untuk
menentukan level take profit (target). Baik
level retracement maupun extension ditentukan berdasarkan
deret Fibonacci yaitu: 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233,
377, …… dan seterusnya.

Deret ini dibuat dari penjumlahan 2 angka yang berurutan,


yaitu 1+2=3, 2+3=5, 3+5=8, dan seterusnya. Jika angka yang
berurutan setelah 89 saling dibagi, maka akan selalu
menghasilkan 0.618 dan 1.618, yang disebut dengan golden
ratio Fibonacci. 89/144=0.618 dan 144/89=1.618 ;
144/233=0.618 dan 233/144=1.618, dan seterusnya. Dengan
kaidah serupa yang sederhana tapi mengherankan diperoleh
angka-angka ratio yang disepakati sebagai level-
level retracement dan level-level extension.

Kenapa para trader dan analis sepakat untuk menggunakan


angka-angka ratio Fibonacci? Karena telah terbukti tepat dan
cukup akurat. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Hingga saat ini
belum ada seorangpun yang bisa menjelaskan secara ilmiah
dan masuk akal. Bahkan Leonardo Pisano alias Fibonacci sendiri
tidak pernah menjelaskan dasar dari teorinya, menurutnya ia
hanya menggali apa yang sebenarnya sudah ada. Jauh sebelum
Fibonacci, para arsitek Mesir jaman Firaun telah menerapkan
teori golden ratio dalam membangun piramida. Yang jelas saat
ini hampir semua platform trading dilengkapi dengan alat
analisa Fibonacci retracement, extension dan Fibonacci fan.
Contoh Penggunaan Level Retracement
Fibonacci Dalam Trading
Dalam alur pergerakan harga pasar, retracement bisa diartikan
sebagai koreksi dari trend utama yang sedang terjadi. Jika
koreksi telah melampaui batas atas atau batas bawah level
awal saat dimulainya trend utama, maka probabilitas untuk
terjadinya pembalikan arah trend (trend reversal) adalah besar.
Dengan teori Fibonacci, setiap level retracement yang sesuai
dengan angka ratio merupakan level-level support atau
resistance yang memungkinkan berakhirnya koreksi. Jika satu
level terlampaui, acuan support atau resistance selanjutnya
adalah pada level retracement berikutnya.

Contoh pada kondisi pasar yang sedang uptrend:


Dalam kondisi pasar uptrend seperti pada gambar atas,
pengukuran level retracement dimulai ketika pergerakan harga
telah mengisyaratkan akan terjadinya koreksi. Kita tarik garis
dari level terendah (swing low) ke level tertinggi (swing high)
sehingga level minimum retracement adalah pada 0.000 atau
0% (swing high) dan level maksimum pada 1.000 atau 100%
(swing low).

Dalam contoh di atas, swing low ada pada harga 71.31 dan
swing high ada pada harga 89.83. Dari level-level
Fibonacci retracement yang tampak, kita bisa memprediksikan
level-level support ada pada 85.46 (pada 0.236 atau 23.6%),
82.76 (pada 0.382 atau 38.2%), 80.57 (pada 0.500 atau 50%).,
dan seterusnya. Pada level-level tersebut diasumsikan koreksi
akan berakhir dan harga akan kembali naik (bouncing), atau
break ke level dibawahnya dan meneruskan koreksi hingga ke
level berikutnya. Biasanya trader mengantisipasi untuk entry
buy pada level-level tersebut dengan asumsi koreksi akan
berakhir.
Trading Dengan Teori Fibonacci
(2)
Level-level fibonacci retracement dan extension adalah yang
paling banyak digunakan dalam trading guna memprediksi
kemungkinan untuk entry dan exit.

Dari contoh chart daily sebelumnya kita lihat yang terjadi pada
pergerakan harga selanjutnya:

Pada hari berikutnya harga bergerak dan berhenti pada level


Fibo 0.236 atau 23.6% sebagai supportnya sebelum menembus
level tersebut sehari kemudian. Setelah mencapai level 0.382
atau 38.2%, harga menemukan level support yang relatif stabil
di hari-hari sesudahnya. Dengan formasi doji pada candlestick
sebagai salah satu sinyal, dihari berikutnya harga terus
bergerak naik. Jika hanya berpatokan pada level Fibo
retracement sebagai support (atau resistance untuk
downtrend), maka entry buy pada level 23.6%, stop loss bisa
pada 38.2% atau 50%. Untuk entry di level 38.2%, stop loss
pada level 50% atau 61.8%.

Contoh 2:
Tentukan level-level Fibo retracement saat pergerakan harga
mulai

koreksi:

Yang terjadi sesudahnya:


Dalam hal ini kita baru bisa entry buy setelah harga mengalami
penolakan (rejection) pada level 76.4% dari setup price action
yang terbentuk.

Contoh 3: masih untuk kondisi uptrend, kita tarik level-level


retracement saat mulai koreksi:
Dan yang terjadi berikutnya:

Sekali lagi kita kita lihat rejection dari pin bar pada level
retracement 50% dimana kita baru bisa entry (buy).

Level Fibo Retracement Perlu Faktor


Pendukung
Dari 3 contoh diatas bisa disimpulkan bahwa agak sulit jika kita
hanya mengandalkan level-level Fibo retracement saja.
Walaupun level-level tersebut bisa berfungsi sebagai level
support sementara (tidak selalu, tetapi sering), tanpa faktor
lain yang mengkonfirmasi level tersebut akan sangat riskan
untuk entry, karena:

1. Tidak ada petunjuk yang mengisyaratkan level


retracement mana yang akan jadi support yang valid.
Meski level 0.236 (23.6%) biasanya lemah, level-level
yang lain juga tidak menjamin sebagai support yang lebih
kuat apalagi valid.
2. Pergerakan harga pasar tidak akan selalu koreksi atau
berbalik arah (bouncing) ketika telah menyentuh level-
level tersebut, tetapi bisa menembus dan terus turun
meski tidak sampai level swing low-nya.
3. Kita akan kesulitan menentukan level stop loss. Cara yang
paling aman adalah beberapa pip dibawah level swing low-
nya. Tetapi jika kita trading pada time frame daily atau
weekly, berapa risk/reward ratio kita agar diperoleh level
target profit yang wajar? Dengan 1:1 pun untuk time
frame daily kita mungkin bisa menunggu hingga
berminggu-minggu, itupun jika kita tidak salah. Mungkin
jika kita masuk di time frame 30 menit atau 15 menit
risk/reward ratio kita bisa lebih tinggi dengan waktu
tunggu yang tidak begitu lama (jika benar).

Fibo Retracement Berlaku Pada Semua


Time Frame
Yang juga cukup mengherankan dari teori Fibonacci
retracement adalah kaidah ini berlaku pada semua time frame,
dari 1 menit hingga monthly (bulanan). Anda bisa mencobanya.
Namun sekali lagi, untuk trading hanya dengan mengandalkan
level Fibo retracement sangat riskan. Anda perlu indikator
teknikal atau faktor pendukung lain untuk konfirmasi.

Trading Dengan Teori Fibonacci


(3)
Level-level fibonacci retracement dan extension adalah yang
paling banyak digunakan dalam trading guna memprediksi
kemungkinan untuk entry dan exit.

Level Extension Fibonacci


Extension Fibonacci atau disebut juga expansion Fibonacci
adalah perluasan dari level retracement tertentu. Pada platform
trading Metatrader bisa dilakukan dengan menarik garis dari
swing low ke swing high (untuk uptrend), dan garis retracement
yang akan diukur perluasannya ditarik lagi ke level swing low
(2), dan ini adalah level Fibonacci Expansion (FE) 0.0. Lihat
gambar berikut:

Level-level extension akan tampak setelah level patokan FE 0.0


atau 0.000, yaitu:

 level FE 38.2 atau 0.382 (38.2%)


 level FE 61.8 atau 0.618 (61.8%)
 level FE 100.0 atau 1.000 (100%)
 level FE 138.2 atau 1.382 (138.2%)
 level FE 161.8 atau 1.618 (161.8%).
 Cara menerapkan level-level FE pada
platform Metatrader adalah dengan masuk ke Insert –
Fibonacci – Expansion. Untuk menambahkan level-level FE
standard adalah dengan masuk ke Fibo Levels – Add.
Biasanya hanya ada FE 100.0 dan FE 161.8 sebagai
default, atau jika alat bantu ini belum pernah digunakan.

Level extension Fibonacci ini biasanya digunakan untuk


menentukan level target profit. Jika kita membuka posisi
buy pada level swing low (2) dengan perkiraan level
tersebut adalah support, maka target profit bisa kita
tentukan pada level-level FE 38.2 atau FE 61.8 dan
seterusnya sesuai dengan strategi money management
yang telah kita sepakati. Apakah akan efektif dengan cara
ini? Sebagai illustrasi berikut beberapa contoh untuk
kondisi pasar uptrend:

Contoh 1:

Pada contoh diatas kita tarik titik swing low (2) di 44.46 setelah
tampak formasi candlestick engulfing bullish sebagai sinyal
untuk membuka posisi buy. Tujuan kita adalah mengetahui
level-level resistance berdasarkan teori extension Fibonacci,
guna menentukan level take profit. Dalam hal ini level take
profit bisa kita tetapkan minimal pada level 48.29 atau FE 38.2.
Pergerakan harga yang terjadi sesudahnya adalah:

Pada gambar diatas tampak bahwa pergerakan harga sempat


berkonsolidasi pada level FE 38.2 (0.382) sebelum rally dan
menembus level FE 161.8 (1.618). Take profit pada 48.29 (level
0.382) terlalu prematur. Level target yang agak lumayan adalah
pada FE 100.0 atau level 54.19.

Seperti halnya Fibonacci retracement, pada Fibonacci extension


ini juga tidak ada petunjuk atau kaidah khusus yang
mengisyaratkan level FE mana yang paling valid. Namun pada
salah satu atau semua level-level FE tersebut sering terjadi
konsolidasi yang bisa dianggap sebagai support atau
resistance, baik untuk kondisi pasar uptrend maupun
downtrend.
Contoh 2:

Seperti contoh sebelumnya, pada gambar diatas tampak harga


berkonsolidasi di level extension 38.2% sebelum akhirnya
turun. Entry pada level swing low (2) di 70.4 hanya bisa take
profit di sekitar level FE 38.2 (0.382) atau sekitar level 75.14.
Hal ini membuktikan bahwa hanya berpatokan pada level
extension Fibonacci saja jelas tidak akurat, walau perilaku teori
Fibonacci masih berlaku pada contoh tersebut, yaitu level FE
38.2 berlaku sebagai resistance yang kuat.

Konvergensi Level-Level Retracement


Fibonacci
Konvergensi level-level retracement terjadi bila kita menarik 2
pola retracement dari 2 titik swing low yang berbeda ke sebuah
titik swing high yang sama. Tujuannya untuk memperoleh area
kelompok harga (price cluster) dengan probabilitas pembalikan
arah (turning point) yang lebih besar. Dari 2 pola retracement
tersebut bisa saja terjadi level 38.2% pola 1 berimpit atau
dekat dengan level 61.8% pola 2, atau level 76.4% pola 2 dekat
dengan level 50% pola 1 seperti pada contoh berikut:

Pada contoh diatas tampak bahwa:

Kelompok (cluster) A adalah harga-harga dimana level


retracement 38.2% pola 1 berdekatan dengan level
retracement 61.8% pola 2. Level support di area ini tampak
sangat kuat dan probabilitas harga untuk rally cukup besar.

Kelompok B adalah harga-harga dimana level retracement


23.6% pola 1 berdekatan dengan level retracement 38.2% pola
2. Tampak harga berkonsolidasi dengan kuat pada area ini
sebelum akhirnya bergerak kebawah dan konsolidasi lagi pada
level area kelompok A.

Kelompok C adalah harga-harga dimana level retracement


61.8% pola 1 berdekatan dengan level retracement 100% pola
2. Disini tampak juga harga berkonsolidasi dengan kuat
sebelum akhirnya naik kembali.

Untuk memperoleh konvergensi level-level pola retracement


dengan probabilitas yang cukup tinggi, titik swing low ke 2
hendaknya diambil pada titik lembah level support (untuk
uptrend) atau titik puncak level resistance (untuk downtrend),
atau pada area keseimbangan harga (equilibrium) permintaan
dan penawaran.

Contoh trading dengan kombinasi level-level


retracement dan extension

Berikut dicontohkan penggunaan kombinasi level retracement


Fibonacci sebagai indikator untuk membuka posisi dan level
extension Fibonacci sebagai indikator untuk menentukan level
target.
Pada chart 4-hour USD/CHF diatas, level retracement Fibo (1)
kita tarik dari titik swing low ke titik swing high. Setelah tampak
sinyal pin bar yang cukup valid disekitar level retracement
76.4%, kita tentukan level entry beberapa pip diatas level
76.4% tersebut. Untuk menentukan level take profit (target),
kita tarik garis extension Fibonacci dari titik swing low-swing
high-swing low (2) yang tepat pada level retracement 76.4%
sebagai level FE 0.0. Level target bisa pada FE 38.2 yang
berimpit dengan level retracement 38.2% atau level FE 61.8.

Kipas Fibonacci Untuk


Menentukan Support Dan
Resistance
Kipas Fibonacci atau Fibonacci Fan digunakan untuk
mengantisipasi support dan resistance pada pergerakan di
pasar forex, guna menentukan titik entry dan exit.

Kipas Fibonacci atau Fibonacci Fan adalah garis-garis support


dan resistance yang dibuat berdasarkan angka-angka rasio
Fibonacci dari suatu titik tertentu, sehingga membentuk sudut
dengan kemiringan yang berbeda-beda dan menyerupai kipas
(fan). Kipas Fibonacci ditentukan dari dua titik ekstrem yaitu
level harga tertinggi (high) dan terendah (low) pada suatu
periode waktu tertentu untuk mengantisipasi level-level
support dan resistance pada pergerakan harga selanjutnya.

Perangkat ini termasuk diantara jenis-jenis Fibonacci yang


digunakan oleh trader forex. Berikut ulasan mengenai
penggunaannya.

Kipas Fibonacci Pada Downtrend


Pada dasarnya, fungsi kipas Fibonacci sama dengan Fibonacci
Retracement biasa (dengan tampilan garis horisontal). Akan
tetapi, kipas Fibonacci lebih akurat untuk jangka panjang. Oleh
sebab itu, kipas Fibonacci direkomendasikan untuk digunakan
pada time frame tinggi (di atas 1-hour). Kipas Fibonacci bisa
diterapkan pada semua kondisi pasar, baik untuk pasar yang
sedang uptrend, downtrend maupun sideways.
Berikut contoh penggunaan kipas Fibonacci pada EUR/USD 4-
hour:

Pada time frame Daily dan Weekly, diketahui arah pergerakan


EUR/USD pada periode waktu tersebut (Oktober 2014) sedang
bearish, sehingga ketika terjadi retrace atau koreksi, dan kita
ingin mengantisipasi arah pergerakan selanjutnya.
Titik high pada 1.2881 (harga tertinggi 15 Oktober 2014) dan
titik low pada level support 1.2613 (harga terendah 23 Oktober
2014). Dalam hal ini, kita mengantisipasi level-level
support dan resistance pada pergerakan harga
selanjutnya, baik jika harga bergerak uptrend (retrace)
maupun meneruskan downtrend.

Pergerakan selanjutnya menunjukkan garis A (76.4% Fibo Fan


line) adalah garis resistance yang telah diuji (1), garis C
(50% Fibo Fan line) adalah resistance yang kuat dan telah diuji
3 kali (3, 5 dan 6), garis D (38.2% Fibo Fan) dan garis E (23.6%
Fibo Fan) adalah garis support yang juga telah diuji (2, 7 dan 4).
Anda bisa perhatikan perilaku pergerakan harga di sekitar
garis-garis kipas Fibonacci tersebut.
Jika harga telah menembus level penting tertentu,
misalnya level support psikologis 1.2500, Anda bisa
menggeser titik low ke level support yang baru, dalam
hal ini titik 4 pada 1.2438 (harga terendah 3 Nopember 2014).
Hal ini dilakukan untuk menambah akurasi setelah terjadi
pergeseran titik acuan. Titik-titik pada garis support dan
resistance tersebut bisa digunakan sebagai level acuan untuk
entry atau exit.

Kipas Fibonacci Pada Uptrend


Dengan cara yang sama, Kipas Fibonacci bisa diterapkan pada
kondisi pasar yang sedang uptrend, seperti pada USD/CAD
Daily berikut ini:

Perhatikan juga perilaku pergerakan harga di sekitar garis-garis


Kipas Fibonacci di atas yang berfungsi sebagai resistance (titik
1, 2, 3, 5 dan 7), dan support (titik 4 dan 6).
Apakah Anda ingin mencoba menggunakan Kipas Fibonacci ini?
Pada platform trading Metatrader 4, kipas Fibonacci bisa
diperoleh dengan klik menu Insert - Fibonacci - Fan.
Pemasangannya sangat mudah dan bisa dipraktekkan siapa
saja.

Taktik Prediksi Naik Atau


Turunnya Harga Dengan
Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement merupakan sarana trading penting bagi
trader untuk mengetahui kapan Anda harus buka atau tutup
posisi.

Bagi Trader pemula, pergerakan harga dalam pasar valuta


asing (Forex) biasanya tampak tak beraturan dan
membingungkan. Kadang naik tajam, tapi kalau sudah turun, ya
juga tidak ada peringatan. Tak heran, mereka biasanya
bergantung sepenuhnya pada indikator atau robot trading
untuk mendapat keuntungan. Padahal, ada satu cara
sederhana untuk dapat memprediksikan ke mana arah
harga akan bergerak; yaitu dengan menggunakan Fibonacci
Retracement.

Fibonacci Retracement, Diucapkan Saja


Sulit, Di Mana Sederhananya?
Maklum, karena metode Fibonacci Retracement ditemukan di
negara asing, maka namanya juga mengikuti
selera penemunya. Tak penting seberapa asing istilah itu
ditelinga kita, yang penting gunanya. Sebelum praktek
bagaimana cara menggunakannya, kita harus mengetahui
pengertian dasar dari Fibonacci Retracement.

Fibonacci Retracement pada dasarnya adalah garis-garis visual


(biasanya mendatar) yang mampu menunjukkan di mana harga
berpotensi besar untuk berbalik arah (retrace) dari periode
kenaikan (Swing High) atau penurunan (Swing Low) yang telah
berlangsung. Masih susah membayangkannya? Ini contoh
sederhananya pada grafik harga:

Contoh#1:

Coba perhatikan, bagaimana harga menunjukkan “reaksi” di


sekitar garis-garis biru mendatar pada grafik harga pasangan
mata uang Dolar AS dengan Dolar Kanada (USD/CAD) di atas.
Bila diamati, harga tampak “memantul” saat mendekati garis
merah terdekat.

Bukan sulap, bukan sihir. Itulah alasan kenapa garis Fibonacci


Retracement menjadi salah satu alat bantu teknikal bagi para
trader untuk menentukan kapan harga akan berbalik arah dari
periode trend sebelumnya. Mari kita coba amati lagi cara kerja
Fibonacci Retracement di grafik harga yang lain:

Contoh#2:

Hal yang serupa juga terjadi di grafik harga pasangan mata


uang Euro dan Dolar AS. Lingkaran biru pertama dari kiri
menunjukkan harga berusaha mendaki, tapi kemudian ditekan
mundur pada titik Fibonacci 0.5, hingga berubah menjadi
Candlestick merah (bearish) dengan sumbu mencuat ke atas.

Sederhana, bukan? Dibandingkan indikator yang paling


sederhana seperti Moving Average sekali pun, Fibonacci
Retracement bisa dibilang lebih mudah digunakan. Alasannya,
garis Fibonacci memiliki fleksibilitas tinggi, sehingga dapat
digunakan pada segala macam jenis pasangan mata uang, di
kondisi pasar apapun, dan berlaku di semua time frame.

Sayangnya, masih belum banyak trader pemula yang


menyadari kegunaan esensial dari Fibonacci Retracement.
Padahal untuk menjadi trader, ketrampilan dasar untuk
mengontrol resiko dan mengukur target keuntungan terletak
pada kemahiran menggunakan Fibonacci Retracement.

Mengapa Fibonacci Penting Untuk


Dipelajari?
Sampai di sini, Anda sudah mengetahui bagaimana pergerakan
harga bereaksi terhadap garis-garis Fibonacci Retracement. Itu
saja belum cukup, tahukah Anda alasan teknisnya kenapa
harga bergerak memantul pada titik-titik Fibonacci tertentu?

Secara teknis, Fibonacci Retracement mendapatkan


namanya karena prinsip dasar dari deret Fibonacci, di
mana harga memiliki tendensi untuk bergerak dengan
pola berulang. Maksudnya, harga tidak semata wayang naik
atau turun secara acak. Pergerakan harga pada dasarnya
dimotori oleh perubahan keseimbangan antara penawaran
(jual) dan permintaan (beli).

Seringkali, saat suatu trend sedang berjalan, harga mengalami


pembalikan arah. Misalnya saja saat trend mendaki sedang
berlangsung, itu berarti jumlah permintaan lebih besar dari
penawaran. Jika tiba-tiba jumlah permintaan turun (karena
harga terlalu mahal atau alasan lainnya), maka harga akan
berbalik arah menurun untuk mengimbangi jumlah penawaran.

Pada pasangan mata uang USD/CAD sebelumnya (contoh#1),


terlihat trend terus mendaki dari titik rendah Swing Low-nya.
Setelah mencapai titik tertinggi, harga berbalik arah menurun.
Ternyata, harga hanya menurun sampai titik Fibonacci
Retracement 0.236, lalu kembali mendaki.

Dengan kata lain, Fibonacci Retracement dapat


digunakan sebagai acuan Support dan Resistance.
Ketika harga mendaki dari Swing Low, gunakan titik-titik
Fibonacci Retracement sebagai level-level Support.
Sebaliknya, ketika harga menurun dari Swing High, gunakan
titik pada Fibonacci Retracement sebagai level-level Resistance.

Manfaatkan level-level Support untuk mendapatkan


keuntungan dari posisi Long (Beli), dengan ekspektasi bahwa
harga akan kembali meneruskan reli trend sebelumnya.
Sebaliknya, gunakan level-level Resistance untuk menjual mata
uang yang nilai tukarnya sudah terlalu tinggi atau mahal.

Kesalahan Umum Trader Dalam


Menggunakan Fibonacci
Meskipun tampak sederhana dan mudah digunakan, Fibonacci
Retracement membutuhkan kehatian-hatian dan pengalaman
untuk dikuasai. Alasan utamanya adalah karena pengunaannya
yang subyektif. Maksudnya, satu trader dapat menarik garis
Fibonacci Retracement pada titik-titik harga yang berbeda
dengan trader lainnya, di pasangan mata uang dan Timeframe
yang sama persis.

Langkah pertama untuk menarik garis Fibonacci Retracement


adalah proses identifikasi Swing High atau Swing Low selama
periode tertentu. Swing High adalah titik tertinggi di mana
trend mendaki berubah arah menjadi trend menurun.
Sebaliknya, Swing High merupakan titik terendah dari trend
menurun sebelum menjadi trend mendaki.
1. Salah Identifikasi Swing High/Low
Dalam kondisi pasar mendatar atau Sideways, indentifikasi
Swing High atau Swing Low menjadi lebih sulit. Pasalnya, harga
bergerak naik turun silih berganti. Di sinilah, trader pemula
sering melakukan kesalahan.
Contoh#3:

Pada Pair NZD/USD (Timeframe H4) di atas, harga terlihat


bergerak naik lalu turun dalam periode singkat. Fibonacci
Retracement dengan tanda “X” adalah contoh penarikan garis
Swing High (merah) atau Swing Low (garis biru) yang salah.
Sedangkan, tanda “✓” adalah contoh yang benar.

Letak kesalahan berada di proses identifikasi Swing High/Low


yang terburu-buru. Jangan menarik garis Swing High dari titik
tertinggi yang berbalik arah menurun, tapi tidak lama kemudian
mendaki kembali (ter-retrace). Begitu pula dengan Swing Low,
jangan ditarik dari garis terendah yang merupakan
Retracement dari periode pendakian sebelumnya.

2. Salah Menarik Arah Garis


Kesalahan kedua, seringkali juga terjadi, adalah ketika trader
salah menarik arah garis Fibonacci Retracement. Seringkali,
trader pemula terbalik menarik garis dari atas ke bawah.
Akibatnya, garis Fibonacci Retracement berubah fungsi
menjadi Fibonacci Extension.

Contoh#4

Perhatikan kedua garis Fibonacci pada Pair NZD/USD di atas.


Kedua-duanya sama-sama ditarik dari Swing Low. Bedanya,
garis fibonacci di sebelah kiri ditarik dari bawah ke atas,
sehingga menjadi Fibonacci Retracement dengan titik 0 berada
di atas. Sedangkan, garis Fibonacci Extension di sebelah kanan
ditarik dari atas ke bawah dengan titik 0 berada di bawah.

Kedua kesalahan tersebut terlihat remeh, tapi memiliki dampak


besar pada akurasi titik Support dan Resistance. Selain itu,
masih ada lagi kesalahan-kesalahan lain yang sering terjadi.
Intinya, belajar Fibonacci Retracement itu mudah, tapi butuh
waktu dan kesabaran untuk dapat menguasainya.
Kesalahan Dalam Menggunakan
Fibonacci Retracement
Indikator ini sering digunakan dalam trading, tetapi ada 4
kesalahan dalam menggunakan Fibonacci Retracement yang
perlu diketahui sebelum terlanjur loss.

Level-level retracement Fibonaci sering digunakan dalam


trading, baik di pasar forex, saham, komoditi maupun futures.
Ada trader yang dengan rutin menggunakannya dan ada yang
hanya sekali waktu. Namun tidak peduli seberapa sering, yang
paling penting trader bisa menggunakannya dengan benar.
Penerapan level-level retracement yang kurang akurat bisa
mengakibatkan level entry dan exit yang kurang tepat, yang
pada akhirnya bisa saja merugikan trader.

Artikel ini mengulas empat kesalahan dalam


menggunakan Fibonacci retracement yang mesti dihindari,
terutama dalam trading forex. Dengan mengetahui kesalahan-
kesalahan tersebut, diharapkan trader akan terhindar dari
kesalahan analisa dengan segala akibatnya.

1. Hindari Menggunakan Kombinasi Titik


Referensi

Retracement adalah koreksi dari trend yang sedang terjadi.


Dengan teori Fibonacci, setiap level retracement yang sesuai
dengan angka ratio merupakan level-level support atau
resistance yang digunakan sebagai acuan entry atau exit.
Level-level retracement ditentukan dari titik-titik referensi. Titik
referensi level tertinggi disebut dengan swing high dan titik
refensi level terendah disebut dengan swing low. Titik-titik
referensi swing high dan swing low bisa ditentukan dengan
harga penutupan (closing price)bar candlestick atau harga
ekstrem (tertinggi atau terendah) bar candlestick.
Jika Anda menggunakan harga penutupan sebagai referensi
untuk swing high (pada body bar candlestick), maka untuk titik
referensi swing low harus pada harga penutupan juga.
Demikian juga jika Anda menggunakan harga ekstrem,
jika swing high pada titik tertinggi bar candlestick (ekor
sebelah atas), maka swing low harus pada titik terendah bar
(ekor sebelah bawah).

Hindari untuk menggunakan kombinasi keduanya. Anda mesti


konsisten dalam menentukan titik-titik referensi. Body ke body,
ekor ke ekor. Berikut contoh penentuan titik referensi yang
benar dan yang dengan kombinasi:
Pada contoh GBP/USD daily diatas, dengan swing
high dan swing low yang ditarik dari ekor ke ekor (harga
tertinggi bar ke harga terendah bar), tampak resistance terjadi
pada retracement 50%, yaitu pada level 1.5925. Sedang
dengan titik referensi body ke ekor (harga penutupan bar
sebelah atas ke harga terendah bar sebelah bawah) resistance
ada pada level retracement 61.8% atau 1.6000.

Meski level resistance dan support tidak bisa ditentukan secara


mutlak dan pasti, namun jika Anda trading dengan basis time
frame daily pada contoh (2), Anda mungkin akan menunggu
sekitar 2 minggu lebih lama untuk memastikan level
resistance, dibandingkan dengan yang menggunakan referensi
ekor ke ekor pada contoh (1). Selain itu pada (1) Anda telah
mendapatkan sinyal trading dan bisa entry sell ketika pin
bar yang terbentuk dikonfirmasi oleh
penolakan (rejection) pada resistance retracement Fibo 50%,
sementara pada (2) mungkin masih menunggu konfirmasi.

Sekali lagi, level resistance dan support sangat relatif dan


belum tentu terjadi seperti keadaan diatas, tetapi dengan
menentukan titik-titik referensi yang konsisten
pada retracement Fibonacci, Anda akan memperoleh acuan
support dan resistance yang lebih akurat. Anda bisa juga
mencoba dengan titik-titik referensi pada harga penutupan bar
candlestick (body to body).

2. Tidak Mengabaikan Trend Jangka


Panjang
Trend jangka panjang bisa dilihat pada time frame yang lebih
tinggi. Dalam menggunakan Fibonacci retracement, dianjurkan
untuk selalu memeriksa trend yang terjadi pada time frame
sekarang dengan time frame yang lebih tinggi, kecuali jika
Anda memang terbiasa trading dengan time frame tinggi. Hal
ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan prediksi trend
dalam jangka panjang yang bisa mengakibatkan hasil trading
tidak maksimum, atau bahkan loss.

Berikut contoh NZD/USD Daily dan 1-hour, yang diambil pada


periode waktu trading yang sama:
Jika Anda trading antara 8-9 Mei 2013 dengan time frame daily,
sangat mungkin Anda akan masuk sellpada level antara
0.8450-0.8400, setelah level support
Fibonacci retracement 38.2% dan 50% ditembus. Selain
itu, formasi candle doji yang mendapat penolakan (rejection) di
level Fibo retracement 23.6% juga menjadi sinyal yang kuat.
Tetapi akan berbeda jika pada waktu yang sama Anda trading
pada time frame 1-hour. Disini Anda sangat mungkin
entry buy pada level 0.8410-0.8435 setelah level resistance
Fibonacci retracement 23.6% dan 38.2% ditembus. Selain
itu formasi candle bullish morning star adalah sinyal buy yang
cukup valid.

Dengan time frame 1-hour Anda bisa saja profit 50 pip atau 60
pip, namun tidak sebanding dengan profit 500 pip hingga 600
pip yang akan Anda peroleh jika menggunakan time frame
daily.

3. Gunakan Indikator Tambahan Sebagai


Konfirmator Fibonacci Retracement
Untuk menghindari kesalahan akibat momentum entry yang
kurang tepat, Anda bisa menerapkan indikator tambahan untuk
mengkonfirmasi level-level Fibonacci retracement. Indikator
yang biasa digunakan adalah jenis oscillator (MACD, stochastic,
atau RSI). Perhatikan contoh berikut:
Dari contoh di atas tampak bahwa akan lebih akurat membuka
posisi pada saat garis %K dan %D stochastic saling
berpotongan. Perpotongan kedua garis tersebut, atau
kondisi overbought dan oversold pada saat harga menembus
level-level Fibonacci Retracement, adalah momentum yang
tepat untuk entry.

4. Hindari Menggunakan Fibonacci


Retracement Pada Time Frame Sangat
Rendah
Time frame yang sangat rendah seperti 1 menit akan banyak
mengandung noise atau sinyal-sinyal yang tidak reliable. Selain
volatilitasnya sangat tinggi, ketidak-akuratan level-level
resistance atau support dari Fibonacci retracement sangat
besar. Selain kesalahan prediksi trend yang bisa terjadi seperti
pada point (2), Anda akan kesulitan menentukan level exit
karena biasanya pergerakan pip-nya relatif kecil. Penerapan
Fibonacci retracement pada time frame yang sangat rendah
bisa sangat riskan dan tidak efektif.
Kombinasi Fibonacci Dan RSI
Dalam Trading Forex
Dalam strategi trading ini, Fibonacci Retracement digunakan
untuk menentukan level support dan resistance, sedangkan
indikator RSI sebagai konfirmator-nya.

Artikel ini mencontohkan penggunaan kombinasi dua indikator


yang populer dalam trading forex, yaitu level-level Fibonacci
Retracement dan indikator oscillator Relative Strength Index
(RSI). Fibonacci Retracement digunakan untuk menentukan
level support dan resistance; sedangkan indikator RSI sebagai
konfirmator-nya. Metode kombinasi ini bisa diterapkan pada
semua time frame trading dengan Risk/Reward Ratio minimal
1:2.

RSI Melengkapi Fibonacci Retracement


Trader forex biasanya menggunakan Fibonacci
Retracement untuk mengetahui level-level support dan
resistance yang tersembunyi (hidden levels), dimana pada
level-level tersebut sering kali terjadi koreksi atau penembusan
(break). Level-level Retracement yang penting diperhatikan
adalah 23.6%, 38.2%, 50.0% dan 61.8%. Level-level tersebut
sering kali juga dinamakan angka rasio Fibonacci. Banyak
trader menganggap level 50.0% dan 61.8% adalah yang
paling penting karena pada level-level tersebut sering
terjadi reaksi yang signifikan.

Bagi mereka yang baru mempelajari teori Fibonacci


Retracement, tentu akan bertanya level mana yang harus kita
perhatikan, dan bagaimana kita tahu reaksi yang akan terjadi
pada level tertentu, akan koreksi atau break?

Pertanyaan tersebut sangat logis, karena level-level


Fibonacci Retracement memang hanya menunjukkan
support atau resistance saja. Sedangkan untuk mengetahui
reaksi pergerakan harganya, kita mesti mencari alat bantu
lainnya seperti setup Price Action yang biasanya membentuk
formasi tertentu pada candlestick, atau indikator teknikal.

Masalahnya pada time frame trading yang semakin rendah


(biasanya di bawah 4 jam, misal 1 jam atau 30 menit), rawan
terjadi kesalahan akibat sinyal-sinyal palsu (false signals) jika
kita hanya mengandalkan setup Price Action atau formasi
Candlestick. Oleh karena itu, di bawah time frame Daily,
trader sering menggunakan indikator RSI untuk
konfirmasi.

Contohnya seperti pada gambar di bawah ini, USD/JPY tanggal


23 April 2014 pada time frame 1 jam (H1) di bawah ini:
Tampak pada gambar tersebut:

 Level Fibonacci Retracement 23.6% berfungsi sebagai


resistance yang kuat sebelum ditembus.
 Level 38.2% berfungsi sebagai resistance sekaligus
support yang kuat.
 Level 50.0% juga menahan pergerakan harga.

Yang penting diperhatikan adalah terjadinya divergensi antara


pergerakan harga dan indikator RSI. Divergensi merupakan
sinyal trading yang sering digunakan dan sebagai alat
konfirmasi sebelum entry.
Divergensi Antara Higher High dan Lower
High
Jika pergerakan harga menunjukkan level Higher High (HH),
tetapi indikator teknikal menunjukkan Lower High (LH), berarti
terjadi perlambatan momentum pada level Resistance. Hal ini
bisa dilihat pada kesenjangan yang ditandai dengan panah
oranye dan panah hijau pada gambar di atas.

Kondisi tersebut merupakan sinyal untuk entry sell. Stop


Loss bisa ditentukan beberapa pip di atas level Fibo
Retracement 50.0%, sementara Take Profit pada level support
psikologis 102.00. Tetapkan juga Risk/Reward Ratio di atas 1:1,
dan usahakan semaksimal mungkin.
Menggunakan Level Ekspansi
Fibonacci
Trader pro menggunakan cara trading Fibonacci Ekspansi untuk
menentukan target profit dari tren yang sedang berlanjut.
Bagaimana cara mereka melakukannya?

Belum lancar belajar Fibonacci Retracement, tiba-tiba Anda


menemukan istilah serupa tapi berbeda, yaitu Fibonacci
Ekspansi. Awas, jangan sampai tertukar pengertiannya, karena
dua pendekatan analisa teknikal tersebut ditujukan untuk
situasi dan target berbeda, bahkan berlawanan. Perlu diketahui,
level-level ekspansi Fibonacci (Fibonacci Expansion levels)
digunakan untuk memperkirakan berakhirnya gelombang
ketiga Elliot.

Masih belum jelas? Artikel ini menguraikan pengertian dasar,


perbedaan dengan Fibonacci Retracement, dan bagaimana cara
trading menggunakan Fibonacci Ekspansi
Apa Itu Fibonacci Ekspansi?
Sebelum memulai langkah pertama, ada satu kondisi spesial
yang akan sangat membantu Anda dalam memahami artikel
ini. Cara trading Fibonacci Ekspansi memiliki relasi kuat dengan
fraktal-fraktal pada gelombang Elliott (Elliott Wave). Jadi, jika
Anda belum memahami apa itu Elliott Wave, sekaranglah waktu
yang tepat untuk mempelajarinya.

Pada dasarnya, Fibonacci ekspansi adalah alat bantu


teknikal yang digunakan trader, untuk memprediksi
seberapa jauh harga akan lanjut bergerak searah
dengan tren utama setelah mengalami Retracement
sementara. Kata kunci yang perlu Anda garis bawahi adalah
tren utama dan proyeksi pergerakan harga.
Secara visual, beginilah penampilan Fibonacci Ekspansi:

Perhatikan, titik 1 ke titik 2 merupakan tren utama, sedangkan


titik 2 ke titik 3 adalah Retracement. Trader akan menggunakan
Fibonacci Ekspansi untuk memproyeksikan sejauh mana harga
akan kembali bergerak searah dengan tren utama, setelah
sempat "tertarik mundur" ke titik Retracement.

Bila Anda sudah memahami dasar teori Elliott Wave, pada


dasarnya Fibonacci Ekspansi menunjukkan proyeksi
gelombang ketiga pada Gelombang Impuls
Elliot. Umumnya, gelombang ketiga adalah pergerakan terkuat
dan terpanjang selama tren berlangsung dengan target
berkisar di antara level FE (Fibonacci Ekspansi) 0.5, 0.68, 1,
1.27, sampai 1.68.
Apa Perbedaan Cara Trading Fibonacci
Ekspansi Dengan Fibonacci Retracement?
Sekali lagi, metode penggunaan Fibonacci Ekspansi berbeda
dengan pemakaian Fibonacci Retracement. Kunci
perbandingannya terletak pada prediksi kemana harga akan
bergerak (proyeksi) dari tren utama.

Dari sudut pandang teori Elliott Wave, cara trading Fibonacci


Ekspansi ditujukan untuk memperkirakan panjang gelombang
ketiga dan (jika tren kuat) gelombang kelima dari tren utama.
Sedangkan Fibonacci Retracement digunakan untuk
memetakan gelombang kedua atau keempat sebagai koreksi
dari tren utama.

Sebagai contoh, beginilah perbandingan cara trading Fibonacci


Ekspansi dengan Fibonacci Retracement:
Menggunakan Chart dan Timeframe sama (EUR/USD, H4), gambar
baris atas adalah Fibonacci Retracement, sedangkan contoh cara
trading Fibonacci Ekspansi ditunjukkan pada baris bawah. Selain itu,
Gelombang Impuls Elliot mewakili tren utama dan ditandai dengan
lingkaran bernomor dari urutan angka 1 sampai 5.

Anak panah merah pada Fibonacci Retracement menunjukkan koreksi


dari tren utama, sedangkan anak panah biru pada Fibonacci Ekspansi
dan Retracement memproyeksikan kelanjutan pergerakan harga
searah tren utama setelah mengalami koreksi.

Secara teknis, Fibonacci Retracement memang lebih


multifungsi karena dapat membantu trader memprediksi
koreksi sekaligus kelanjutan tren. Lalu dalam situasi apa cara
trading Fibonacci Ekspansi lebih berguna daripada Fibonacci
Retracement?

Kalau hanya menggunakan Fibonacci Retracement, Anda tidak


dapat mengukur seberapa jauh harga lanjut bergerak searah
tren utama setelah mengalami koreksi. Itulah mengapa, trader
menggunakan Fibonacci Ekspansi karena keunggulan
utamanya dalam memetakan level-level kelanjutan tren.

Dalam prakteknya, trader dapat mengombinasikan


Fibonacci Ekspansi dengan Fibonacci Retracement untuk
mendapatkan sinyal terbaik. Analoginya, Fibonacci
Retracement digunakan sebagai garis Start untuk membuka
posisi, sedangkan Fibonacci Ekspansi sebagai garis Finish untuk
menutup posisi trading.

Membuat level-level Fibonacci Ekspansi lebih mudah daripada


Fibonacci Retracement, karena Anda tidak perlu menentukan di
mana titik Swing High dan Swing Low. Jadi, tidak ada lagi
kemungkinan bagi pemula untuk terbalik menentukan titik awal
dan akhirnya.
Teknik Trading Sederhana Dengan
Fibonacci Ekspansi
Cara trading menggunakan Fibonacci Ekspansi memungkinkan
fleksibilitas tinggi. Maksudnya, Anda dapat
mengombinasikannya dengan indikator-indikator lain untuk
meningkatkan akurasi. Misalnya, seorang trader veteran sudah
terbiasa menggunakan sistem trading dengan beragam
indikator osilator (MACD, RSI, dsb.) beserta sinyal-sinyal
dari formasi candlestick (Price Action) untuk menentukan Entry.
Ia juga dapat memanfaatkan level-level FE untuk menentukan
poin-poin penutupan posisi (Exit).

Tenang, tak perlu belajar semua teknik-teknik rumit dari trader


veteran tersebut. Di sini, Anda akan mulai belajar cara trading
menggunakan Fibonacci Ekspansi dengan metode-metode
paling sederhana terlebih dulu.

Pada kondisi pasar ideal dengan tren kuat, Fibonacci Ekspansi


dapat digunakan secara eksklusif tanpa perlu menambah
indikator-indikator lain. Berikut adalah langkah-langkah
praktisnya:
1. Temukan Pair-Pair dengan kondisi tren kuat.
Kondisi tren kuat dapat ditemukan pada segala macam pair dan
Timeframe. Namun, bagi pemula disarankan untuk
menggunakan Pair Mayor (EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY) dan
Timeframe H4 sampai Daily untuk mengurangi risiko gejolak
harga.

Dari Chart EUR/USD (H4) di atas, tren menurun (Downtrend)


terlihat jelas karena barisan candle terus menghasilkan nilai
tinggi dan nilai rendah yang terus melandai (Lower High dan
Lower Low). Tren kuat biasanya berlangsung setelah harga
mengalami Breakout dari kondisi Sideways atau konsolidasi.

2. Buat level-level Fibonacci Ekspansi.


Level-level Fibonacci Ekspansi hanya dapat ditentukan setelah
harga siap lanjut bergerak searah dengan tren utama. Dengan
kata lain, level-Level ekspansi hanya berlaku ketika koreksi atau
Retracement telah berakhir, lalu harga menampilkan potensi
untuk kembali bergerak searah dengan tren utama.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui kapan harga akan


kembali bergerak searah tren utama? Ada beberapa alternatif
untuk mengidentifikasinya:

a. Gunakan Fibonacci Retracement untuk mengestimasi


kekuatan tren berdasarkan panjang koreksi (Retracement):
kondisi tren kuat umumnya adalah bila Retracement berakhir di
kisaran level Fibonacci Retracement 0.38 sampai 0.50.
b. Cermati formasi candlestick selama Retracement
berlangsung: formasi candle seperti Pin Bar dan Inside Bardapat
memberikan sinyal berakhirnya Retracement.
c. Pakai indikator pendukung untuk mencari konfirmasi:
indikator suplemen seperti Bollinger Bands, RSI, dan MACD dapat
dimanfaatkan untuk mengonfirmasi ujung Retracement.
3. Tentukan peraturan masuk (Entry Rules) dan
keluar (Exit Rules).
Setelah mendapatkan level-level Fibonacci Ekspansi, Anda
harus menentukan kapan posisi trading dapat dibuka, lalu
ditutup. Entry dan Exit Rules bisa berbeda-beda antara satu
trader dengan trader lainnya, bergantung pada sistem trading
mereka. Namun paling tidak, trader harus dapat memastikan
target profit dan batas kerugiannya.

Salah satu cara untuk menentukan target profit dan batas


kerugian adalah menggunakan Rasio Risk dan Reward. Pada
chart di atas, rasio ditentukan sebesar 1:3, karena batas
kerugiannya diatur sebesar 80 pip dari Entry (diletakkan di
ujung Retracement). Maka dari itu, target profitnya adalah 240
pip.

Berikutnya, posisi dapat ditutup ketika harga mendekati kisaran


level Fibonacci Ekspansi 50 sampai 61.8. Jika Anda berani
mengambil risiko lebih besar, posisi dapat dipertahankan
sampai mencapai level Ekspansi berikutnya, yaitu 1.27 dan
1.68.
Strategi Trading Praktis
Menggunakan Pola Fibonacci

Ingin mengeruk keuntungan dari titik reversal hingga ratusan


pip dengan analisa teknikal sederhana? Ini dia salah satu
pilihan terbaiknya, pakai pola fibonacci.

Dalam bertrading Anda pasti akan menemui istilah-istilah


penting terkait dengan deret Fibonacci. Tidak peduli apakah
Anda trader pemula, mahir, ritel ataupun institusional, deret
urutan Fibonacci akan selalu hadir "menghiasi" chart pair forex
Anda. Seiring waktu, berkembanglah beberapa pola fibonacci
sebagai indikator "ajaib" untuk memprediksi arah pergerakan
harga. Penasaran?

Pengertian dasar Fibonacci


Retracement Dan Extension
Umumnya trader akan menggunakan garis Fibonacci untuk
mengetahui retracement dari trend terkini. Hal tersebut
dikarenakan pergerakan harga di pasar forex secara dinamis
cenderung "memantul" (retraced) di garis-garis fibonacci, di
mana garis-garis tersebut mewakili level-level harga tertentu
yang selalu dipantau para pelaku pasar sebelum membuka
atau menutup posisi.

Dengan kata lain, suatu trend berjalan (entah itu uptrend atau
downtrend) memiliki semacam tanggal "kadaluarsa" di mana
harga akan semakin besar kemungkinannya mengalami
reversal setelah melewati batasan garis fibonacci dari satu
tahap ke tahapan berikutnya.
Tahapan-tahapan tersebut dibagi dalam deret angka berikut;
a. Retracement: 0, 0.23, 0.38, 0.5, 0.61, 0.78
b. Extension: 1.27 dan 1.61
Pada kondisi trend normal, harga akan memantul (bounce)
pada garis-garis retracement. Sedangkan jika trend relatif kuat
karena terdorong oleh event langka tertentu (rilis berita
ekonomi penting) harga akan melesat menembus batas
retracement dan kemungkinan akan mengalami reversal
setelah mengenai batas pada garis extension.

Strategi Trading Praktis Dengan Pola


Fibonacci
Setelah Anda paham dengan dasar dari deret fibonacci, berikut
adalah salah satu contoh pola fibonacci populer dan aplikasinya
sebagai strategi trading sinyal reversal, yaitu pola AB=CD.

grafik 01
Pada gambar grafik 01 terdapat tiga pola fibonacci AB=CD
dalam time frame 4h (untuk trading intraday). Pola fibonacci
paling kanan memiliki kualitas sinyal paling baik daripada sinyal
pola pertama dan kedua. Bingung kenapa? Mari kita bedah
lebih dalam lagi.

Tata Cara Penarikan Garis Dan Kualitas


Sinyal Pada Pola Fibonacci ABCD

Pola Fibonacci AB=CD di atas sekilas terlihat seperti pola garis


zigzag, garis-garis tersebut tidak begitu saja asal ditarik tanpa
ketentuan tertentu.

 Kaki (leg) garis AB ditarik dari harga terendah (low) ke


harga tertinggi terdekat.
 Berikutnya retracement dari kaki AB, yaitu garis BC
sebaiknya berada pada batas retracement 0.38 sampai
0.78 (idealnya pada 0.68) dari garis AB.
 Kaki garis CD ditarik dari harga rendah garis BC menuju
harga tertinggi berikutnya dengan batas extension 1.27
sampai 1.68 dari garis BC.
Strategi trading Pola Fibonacci AB=CD secara ideal
menekankan kesamaan pada panjang kaki dan periode
masa pergerakan harga antara kaki AB dan CD. Walaupun
begitu karena kondisi pasar forex dinamis dan selalu berubah,
sinyal reversal ideal dari pola fibonacci AB=CD akan sangat
sulit ditemukan.

Oleh karena itu, dari contoh gambar grafik 01 (tiga pola


fibonacci AB=CD) panjang dan periode pergerakan harga kaki
AB tidak seratus persen identik dengan CD. Meskipun sinyal
tak sempurna pada pola pertama dan kedua, tapi
reversal benar-benar terjadi karena konfluensi dari
candlestik terakhir; yaitu bearish pinbar dengan ujung harga
tinggi menyentuh garis resistansi (garis putus-putus merah).

Dari segi kualitas, sinyal pola fibonacci AB=CD ketiga lebih baik
dari pola pertama dan kedua karena kriteria berikut:

 Pada pola fibonacci AB=CD ketiga, pasar terlihat jelas


dalam kondisi downtrend, sedangkan pada pola pertama
kondisinya masih sideways.
 Kaki AB dan CD pola fibonacci ketiga relatif sama persis
dari sisi panjang dan periode masa pergerakan harganya
daripada pola pertama dan kedua (bentuk jajar genjang
terlihat lebih sempurna)
 Kaki terakhirnya (CD) berada pada candlestick terakhir di
mana ujung harga rendahnya telah menyentuh batas
support.

Strategi Trading Praktis: Open Dan Exit


Posisi Dengan Pola Fibonacci.
Jika Anda memilih sinyal terbaik (pola fibonacci paling
kanan) perlu Anda catat bahwa pola fibonacci tersebut
berada dalam zona bullish reversal (berlawanan dari
kedua pola sebelumnya). Di mana harga berbalik bullish
setelah pasar dalam kondisi downtrend.

Letakkan pending order buy limit atau instant order beberapa


pip dari ujung harga terendahnya (lowest low). Take Profit (TP)
dapat Anda pasang secara berurutan dari titik fibonacci
retracement 0.23 sampai 0.78. Asumsinya, Anda dapat
membagi-bagi lot pada titik-titik TP tersebut untuk mengurangi
resiko terjadinya reversal kembali sebelum TP final (paling
ujung).

Dari sisi Stop Loss, Anda dapat meletakkan SL bergantung


dari kebijakan manajemen resiko Anda. Sebaiknya posisi SL
memiliki rasio paling tidak 1:2 (50%) dari TP final. Semakin
besar rasionya semakin besar rewardnya namun semakin besar
pula resiko SL tersentuh lebih dulu.

Demikian strategi trading menggunakan pola fibonacci AB=CD.


Pola tersebut adalah pola fibonacci paling sederhana, karena
pada pengembangannya strategi trading pola fibonacci masih
banyak lagi variasinya. Misalnya saja pola fibonacci Gartley,
Butterfly, Crab dan lain sebagainya yang sering dinilai para
analis lebih akurat daripada pola fibonacci AB=CD.

Anda mungkin juga menyukai