1. Inflamasi
Saat terjadi kerusakan jaringan atau infeksi bakteri, Sel imun pertama yang
berperan adalah sel mast dan macrofag residen yang ada pada jaringan tersebut.
Macrofag akan melepaskan vasodilator (juga berperan sbagai sitokin dan zat
zat yang bersifat kemotaxin), sel mast akan melepaskan vasodilator berupa
histamin, prostaglandin, leukokinin (dapat juga sebagai kemotaxin) dan sel yang
nekrosis melepaskan bradikini dan prostaglandin yang akan mengakibatkan
1) vasodilatasi pembuluh darah
2) Peningkatan premeabelitas kapiler dan
3) Menarik macrofag dan neutrofil ke jaringan yang terinfeksi.
Dari ketiga kejadian diatas akan timbul tanda tanda inflamasi, tumor, color,
dolor, rubor dan fungsialesa
Vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan permeabelitas kapiler
ditujukan agar protein protein komplement dan faktor pembekuan serta leukosit
dapat masuk menembus ke jaringan yang terinfeksi.
Berbeda dengan protein plasma yang bisa langsung menembus dinding
kapiler. Leukosit (macrofag dan neutrofil) masuk menembus dinding kapiler
melalui beberapa tahap:
1) Marginasi
Sekresi dari macrofag resident dan sel mast akan berikatan dengan reseptor
yang ada pada endotel sel yang akan menginduksi produksi (cell adhesion
molecule, CAM) yang dinamakan selektin.
Selektin merupakan protein yang berada di membran plasma endotel yang
berfungsi untuk memperlambat pergerakan monosit dan neutofil didalam
darah. Sehingga sempat untuk mendeteksi zat kemotaxis yang disekresi di
jaringan yang terinfeksi.
Setelah terdeteksi monosit dan neutrofil akat merekat erat dengan CAM lain
yaitu integrin
2) Diapedesis
Diapedesis adalah pergerakan leukosit menembus pori kapiler seperti
amoeba. Neutrofil bisa menembus pori lebih cepat dibanding monosit. Karna
ukurannya yg lebih kecil dan mobilitasnya yang lebih tinggi.
3) Kemotaxin
Leukosit yang telah menembus kapiler akan bergerak secara kemotaxic
(mengarah ke tempat infeksi). Mediator kemotaxic akan menginduksi
masuknya Ca2+ kedalam sel leukosit yang meningkatkan kontraktilitasnya
(microfilamen & microtubulus, cth aktin dan miosin). Sehingga dapat
bergerak menuju situs yang terjadi infeksi.
Sel fagosit yang telah menembus kapiler akan mulai melakukan tahap
tahap untuk membersihkan mikroorganisme patogen dan debris debris pada
jaringan. Proses pembersihan ini dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
1) Poliferasi
Salah satu sitokin yang disekresikan oleh macrofag residen adalah CSF
(Colony-stimulating-factors) yang dapat menginduksi polifersai dari
leukosit yang datang.
4. Sistem Komplement.
Sistem komplement adalah serangkaian protein yang dapat berkerja pada
membran sel bakteri menciptakan lubang yang disebut membran attach complex
(MAC) menembus membran yang mengakibatkan permeabelitas bakteri
meningkat dan membengkak dan pecah.
Sistem komplemen diaktifkan secara cascade mulai dari C1 hingga C9
Secara Umum
C1 →C4 →C2 →C3 →C3a dan C3b →C5 →C5a dan C5b →C6 →C7 →C8
→C9
... Membentuk MAC
... Berikatan dengan C3b receptor pada macrofag
1) Jalur Klasik (Antibody Mediated Complement System)
Jalur kasik adalah jalur yang terkait dengan antigen yang diproduksi oleh
sel plasma. Dimulai dari C1 yang berikatan dengan antibody.
2) Jalur Alternatif
Jalur Alternatif adalah jalur diamana tidak diperlukan antibody untuk
memulai pengaktivan sistem komplemen. Dimulai dari C3b yang akan
berikatan dengan reseptor C3b pada membran sel bakteri.
3) Sifat Kemotaksin oleh C3a dan C5a
C3a dan C5a hasil dari pengaktifan C3 dan C5 dapat memperkuat
inflamasi dengan sifat kemotaksinnya, meningkatkan permeabelitas
vaskuler dan menginduksi sel mast untuk memproduksi histamin.
4) Opsonin bagi macrofag
Setelah C5b hingga C9 membentuk MAC, C3b yang tertinggal akan
berikatan dengan C3b receptor pada macrofag agar dapat melakukan
opsonisasi pada bakteri.
Pada tubuh ditemui beberapa jenis sel T, yaitu T”helper” atau Th; T”inducer”,
T”delayed hypersensitivity” atau Td, T”cytotoxic” atau Tc dan T”supressor” atau
Ts. T”helper” atau Th membantu sel B dalam pembuatan “antibodi”. Untuk
membuat antibodi terhadap kebanyakan antigen, baik sel B maupun sel T harus
mampu mengenali kembali bagian-bagian tertentu dari antigennya. Th bekerja
sama juga dengan Tc dalam pengenalan kembali sel-sel yang dilanda infeksi viral
dan jaringan cangkokan alogenik. Th membuat dan melepaskan limfokin yang
diperlukan untuk menggalakkan makrofag dan tipe sel lainnya. T”inducer” adalah
istilah yang digunakan untuk Th yang sedang menggalakkan jenis sel T lainnya.
T”delayed hypersensitivity” atau Td adalah sel T yang bertanggungjawab atas
pengarahan makrofag dan sel-sel inflamasi lainnya ke tempat-tempat dimana
terjadi reaksi hipersensitivitas yang terlambat. Mungkin sekali Td bukan suatu
sub jenis sel T melainkan kelompok Th yang sangat aktif. T”citotoxic” atau Tc
adalah sel T yang bertugas memusnahkan sel atau jaringan cangkokan alogenik
dan sel-sel yang dilanda infeksi viral, yang dikenali kembali dalam interaksi
dengan berbagai antigen dalam MHC molekul pada permukaaan sel tujuannya.
T”supressor” atau Ts mengatur kegiatan sel T lain dan sel B. Sel tersebut dapat
dikelompokkan dalam 2 golongan , yaitu Tc yang dapat menekan aktivitas sel
yang memiliki reseptor antigen spesifik atau yang non-spesifik.