Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatkan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi mendatang.Aspek penghematan dan pelestarian
sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416, air merupakan air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Meningkatnya pembangunan di berbagai sector terutama di sector industry dan
perdagangan di Indonesia, maka cenderung penggunaan air di dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam proses mengolah produknya industri menggunakan bahan
kimia yang dibutuhkannya.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. Sampel yang diambil dapat mewakili sumber daya air yang
bersangkutan.Terhindar dari kontaminasi sekunder.Sifat kimia dan fisik sampel
air dipertahankan sampai pada proses analisa.
Air juga merupakan zat yang sangat dibutuhan selain udara dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu,
air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan
kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Akan
tetapi, air bisa menjadi petaka jika kita tidak bisa merawat sumbernya. Air bisa
menjadi perantara penyakit-penyakit yang menyerang manusia.
Dinegara-negara berkembang, termasuk Indonesia, kontaminasi air oleh
mikroorganisme ke badan air dan pasokan air yang sering terjadi, dan kali ini
dengan faktor kimia dan fisika, misalnya kontaminasi oleh senyawa polutan mikro

1
yang mutagenik/penyebab kanker perlu diwaspadai.Hal yang sering muncul
sebagai akibat dari urbanisasi dan indistrilialilasi dan juga karena pengunaan
teknologi produksi yang sering tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan atau
kesehatan masyarakat.Pada tahun 2013, dari sekitar dua ratu jutaan orang
Indonesia,hanya 20% yang memiliki akses air bersih.Sebagian besar berada di
daerah perkotaan.Adapun sisanya, atau sekitar 80% masyarakat Indonesia masih
mengonsumsi air yang tidak layak untuk kesehatan. Hal itu dibuktikan oleh
penelitian Jim Woodcosk, konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia,
hasilnya adalah bayi di Indonesia kurang lebih 100.000 tewas setiap tahun akibat
diare, penyakit yang paling mematikan sekunder unutk infeksi saluran pernapasan
akut.Penyebab utama, jelas kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Peraturan menteri lingkungan hidup republik indonesia No. 5 tahun 2014
tentang baku mutu air limbah air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau
kegiatan yaLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Yaitu suatu sisa atau barang bekas
yang dianggap tidak bernilai dan sudah tidak lagi dipergunakan lagi.
Limbah bisa juga diartikan sebagai benda yang dibuang, baik berasal dari
alam maupun dari hasil proses teknologi, yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.
Limbah cair adalah limbah yang paling sering kita temui di bandingkan
limbah padat ataupun limbah gas. Bahkan tidak jarang limbah padat justru
berubah atau disatukan menjadi limbah cair. Air limbah dapat berasal dari
berbagai macam sumber, mulai dari air hujan, air buangan rumah tangga,
perkantoran sampai industry.
Dengan meningkatkan pembangunan di berbagai sector terutama di sector
industry dan perdagangan di Indonesia, maka cenderung penggunaan air di dalam
kehidupan sehari-hari dan di dalam proses pengolah produknya industri
menggunakan bahan kimia yang dibutuhkannya, semakin meningkat pemakaian
bahan kimia, maka semakin banyak limbah cair dan emisi yang dihasilkan juga
akan meningkat. Konsekuensi dari penggunaan air dan bahan kimia tersebut yang
sangat besar, maka limbah yang dihasilkan akan menimbulkan pencemaran

2
lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Pencemaran lingkungan ini
tentunya akan memiliki dampak yang negative terhadap kesehatan masyarakat.
Limbah yang sering banyak dijumpai di Indonesia yaitu Limbah
padat.Limbah padat biasanya lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatifterhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,sehingga
perlu dilakukan penangganan terhadap limbah.Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Maka dari itu kami melakukan pratikum teknik pengambilan sampel air dan
limbah untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan air bersih dan
juga limbah.

B. Tujuan
1. Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk pengamblan sampel Air
secara Fisik dan kimia.
2. mengetahui Prosedur pengambilam sampel air secara fisik dan kimia.
3. Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk pengamblan sampel Air
secara Mikrobiologis.
4. mengetahui Prosedur pengambilam sampel air secara Mikrobiologis.
5. Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk pengamblan sampel
Limbah secara Fisik dan kimia.
6. mengetahui Prosedur pengambilam sampel limbah secara fisik dan kimia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
2.1.1 Definisi air
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 416/Men.Kes/PER.IX/1990
yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berasa
dan tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang membahayakan tubuh.
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai ar bersih yaitu air yang
dipergunakan keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak.
2.1.2 Persyaratan alat pengambilan sampel air
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam).
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya.
c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampungan tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalammya.
d. Kapasitas alat 1 - 5 L tergantung dari maksud pemeriksaan.
e. Mudah dan aman dibawa.
2.1.3 Persyaratan air bersih secara fisik,kimia dan mikrobilologis
 Secara fisik
 air harus bersih dan tidak keruh
 tidak berwarna apapun
 tidak berasa apapun
 tidak berbau apapun
 suhunya antara 10-25 c
 tidak mennggalkan endapan

4
 Secara kimia
 Tidak mengandung bahan kimia yang mengandung racun
 Tidak mengandung zat-zat kimia yang berlebihan
 Cukup yodium
 pH air antara 6,5-9,2
 Secara mikrobiologi
 Tidak mengandung kuman-kuman penyakit eperti
disentri,tipus,kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
2.1.4 Jenis-jenis air
1. Air hujan
Air hujan merupakan air yang jatuh dari langit akibat kondensasi uap air yang
dapat ditampung,yang kemudian dijadikan air minum. Akan tetapi air hujan ini
tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapar dijadikan air minum yang
sehat perlu ditambah kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan air danau
Menurut asalnya sebagian dari air hujan yang mengalir melalui saluran
kedalam sungai atau danau. Oleh karena itu air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan
dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Air mata air
Suatu keadaan alam dimana air tanah mengalir keluar dari akuifer menuju
permukaan tanah.
4. Air sumur pompa dangkal
Air yang dihasilkan belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari
permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu dimasak dahulu ebelum
diminum.
5. Air sumur dalam
Berasal dari lapisan kedua didalam tanah. Dalamnya dari pemukaan tanah
biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur yang
kedalamannya seperti ini sudah cukup sehat dijadikan air minum yang langung
diminum.

5
2.2 Limbah
2.2.1 Defenisi limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Yaitu suatu sisa atau barang bekas
yang dianggap tidak bernilai dan sudah tidak lagi dipergunakan lagi.
Limbah bisa juga diartikan sebagai benda yang dibuang, baik berasal dari
alam maupun dari hasil proses teknologi, yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.
Peraturan menteri lingkungan hidup republik indonesia No. 5 tahun 2014
tentang baku mutu air limbah air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau
kegiatan yaLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Yaitu suatu sisa atau barang bekas
yang dianggap tidak bernilai dan sudah tidak lagi dipergunakan lagi.
2.2.2 Persyaratan Pengambil Sampel limbah
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari
logam)
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampungan tanpa ada sisa
bahan tersuspensi di dalammya
d. Kapasitas alat 1 - 5 L tergantung dari maksud pemeriksaan
e. Mudah dan aman dibawa.
2.2.3 Karakteristik fisika
1. Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :
a. Total Solid (TS)
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan
organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi
dalam air.
b. Total Suspended Solid (TSS)

6
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di
dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987). Total Suspended Solid atau
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen.
c. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan
waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari
yang abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya
ion-ion logam besi dan mangan (secara alami), humus, plankton,
tanaman air dan buangan industri.Warna air dibedakan atas dua
macam, yaitu :
1) Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan
terlarut.
2) Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-
bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang
bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam
air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan
pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi masuknya
cahaya dalam air
e. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air
dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya
suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat berikut :
1) Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
2) Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

7
3) Mengganggu kehidupan organisme air.
f. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Sifat bau
limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah berurai dalam
limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide atau amoniak yang
menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini disebabkan adanya
pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat
penting karena terkait dengan masalah estetika.
g. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke
dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas
permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan organis bersifat
tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri. Karena berat jenisnya lebih
kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan tipis di
permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan
terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.
2. Karateristik Kimia
b. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan
buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan
organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relativ jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan
tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan dengan
semakin kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti
kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.
BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan
dihabiskan dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik
dalam suatu volume limbah pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan
dengan ppm.

8
c. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk
proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang
ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/
liter.(Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan
COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air
limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia
dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak
dapat dipecah secara biokimia.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
anorganik. Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat
dengan membuat pengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagi
sumber oksigen.
d. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk
respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung
pada temperatur dan salinitas. Keadaan DO berlawanan dengan
keadaan BOD. Semakin tinggi BOD semakin rendah DO. Keadaan DO
dalam air dapat menunjukan tanda-tanda kehidupan organisme dalam
perairan. Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang
semakin baik.
e. Derajat Keasaman (pH)
Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman ditetapkan
berdasarkan tinggi- rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. pH
dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah
atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph
normal untuk kehidupan air 6 – 8.
f. Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik,
diantaranya berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat
bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan
pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.

9
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik
(As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni).
Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh
suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu
yang lama sebagai racun yang terakumulasi.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air
terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter
yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung
dalam air limbah.

10
BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Waktu Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Rabu, 01 Agustus 2018
b. Tempat : Laboratorium Poltekes Kemenkes RI Padang
c. Jam : 07.30-10.30 WIB
d. Materi : Persiapan alat dan bahan teknik pengambilan
sampel air & limbah.
B. Pengambilan Sampel Air dan limbah cair secara fisik dan kimia
I. Alat dan bahan
No. Nama Alat dan Gambar Kegunaan
Bahan
1. Botol kaca gelap Digunakan untuk
meletakaan
sampel yang
diteliti.

2. Tali/benang Digunakan untuk


jagung mengikat dan
melilit botol
sampel yang
digunakan unutk
kedalaman
tertentu.
3. Kertas Digunakan untuk
Pembungkus membungkus
botol (koran) alat-alat yang
akan disterilisasi.

11
4. Autoclave Digunakan untuk
mensterilkan alat
dan bahan
dengan
menggunakan
uap.

5. Termoeeter Digunakan untuk


mengukur suhu

6. Ph meter Digunakan untuk


mengukur asam
dan basa sampel
air

7. Label Digunakan untuk


identitas sampel.

8. spidol Digunakan unuk


membuat
identitas sampel.

9. Botol BOD Digunakan untu


analisis BOD dan
oksigen terlarut.

12
10. Tutup botol Digunakan untuk
menutup botol
sampel agar tidak
terkontaminasi
dengan zat lain.

11. Alkohol Digunakan untuk


mensterilan
bahan-bahan dan
alat-alat yang
akan digunakan
dala pengambilan
sampel.

II. Prosedur atau cara kerja


a. Prosedur pengambilan sampel Air Kran secara fisik dan kimia
1) Sediakan botol yang sudah bersih
2) Biarkan air mengalir selama 1-2 menit
Bertujuan supaya membuang sisa-sisa pada pipa
3) Tutup kran kembali
4) Setelah lama buka kran kembali
5) Miringkan botol 45o
Biarkan air mengalir pada dinding-dinding botol.
Prinsip pengambilan sampel air fisik dan kimia :
1. Air terisi penuh berlimpah
2. Minimalisir gelembung udara saat mengambil air
b. Prosedur pengambilan Sampel Air Sumur Gali secara fisik dan kimia
1) Bawalah box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel air seperti

13
bunsen, alkohol 70%, botol sampel dilengkapi tali untuk mengambil
sampel air dengan panjang ±15 meter, label dan alat tulis;
2) Botol-botol ini dilengkapi dengan tali.
3) Sebelum pengambilan sampel air,
4) Pengambilan Sampel Air Sumur Gali pertama dilakukan untuk
pencucian , pengambilan sampel kedua digunakan untuk pembilasan,
dan pengambilan ketiga digunakan untuk sampel.
5) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke dalam sumur sampai
mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air
memungkinkan)
5) Pasang juga pemberat dibagian bawah botol agar botol tidak
mengapung dipermukaan air.
6) Kemudian siap diberi label;
14) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.
c. Prosedur pengambilan sampel air kran dan air sumur gali secara
mikrobiologi
1) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan
sampel air dari tangan yang terkontaminasi;
2) Lalu kran dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup
untuk membersihkan mulut kran, kemudian tutup kembali;
3) Nyalakan bunsen dengan korek api dan kapas diberi cairan spritus
menggunakan krustang/pinset.
4) Mulut kran dipanaskan sampai timbul uap air keluar(di flambir)
5) Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai setengah
saja untuk menghindari kontaminasi). Tutup botol dan kertas
pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari
tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan untuk menghindari
kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan secara aseptis;
6) Flambir bibir botol sampel hingga cukup panas;
7) Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan
botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan

14
bakteriologis);
8) Bibir botol diflambir lagi hingga cukup panas lalu secepatnya
ditutup kembali;
9) Matikan api di bunsen dengan penutup bunsen;
10) Kemudian di beri label;
11) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati

d. Prosedur pengambilan sampel limbah secara fisik dan kimia


1) Bawalah box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel air seperti
bunsen, alkohol 70%, cairan spritus, bunsen, korek api, kapas,
krustang, botol sampel dilengkapi tali untuk mengambil sampel air
dengan panjang ±10 meter, label dan alat tulis;
2) Lakukan pengambilan sampel limbah sama dengan teknik
pengambilan sampel air
3) Jarak antara sumbar limbah dari tempat kita mengambil limbah
jaraknya kurang lebih 1,5 meter.
Prinsip pengambilan sampel limbah fisik dan kimia :
3. Air terisi penuh berlimpah
4. Minimalisir gelembung udara saat mengambil limbah, usahakan
limbha mengalir di tepi bibir botol.

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jadi bahan yang kita gunakan untuk pengambilan sampel air secara fisik
dan kimia yaitu botol sampel, tali, termometer, ph meter, label, spidol,
botol BOD, dan tutup botol.
2. Prosedur yang kita lakukan saat pengambilan sampel air secara fisik dan
kimia yaitu jangan lupa beri pembert dibagian bawah botol, dan usahakan
jangan ada gelembung udara saat pengambilan air ,jika sumur dangkal
miringkan botol dengan kemiringan 45o, setelah elesai beri label pada
setiap sampel yang telah kita ambil.
3. Bahan yang kita gunakan untuk pengambilan sampel secara mikribiologis
yaitu autoclave, alkohol dan kertas koran.
4. Prosedur yang kita lakukan unutk pengambilan sampel air secara
mikribilogis yaitu sama dengan pengambilan fisik dan kimia namun dalam
pengambilan sampel air secara mikrobiologis botol harus kita sterilkan
terlebih dahulu. Alat yang kita gunakan untuk mensterilisasi yaitu
autoclave. Setelah diambil sampel jangan lupa diflambir terlebih dahulu.
5. Alat dan bahan yang kita gunakan untuk pengambilan sampel limbah sama
dengan pengambilan sampel air.
6. Prosedur yang kita lakukan untuk pengambilan sampel limbah yaitu
dengan cara pengambilan sampel air. Jarak saat kita pengambilan sampel
lmbah yaitu kurang lebih 1,5 m dari sumber limbah.

B. Saran
Untuk mahasiswa :
1. Lakukan praktikum dengan tenang, hati-hati dan sesuai prosedur/syarat,
agar sampel tidak terkontaminasi;
2. Dalam pembuatan label sampel air terutama kode label, dan sebagai
berikutnya harus teliti;
3. Patuhi aturan dan tata cara praktikum;
4. Tidak bercanda atau bermain-main saat pratikum berlangsung.
5. Perlunya pemahaman dan pendalaman materi sebelum melakukan
praktikum

16

Anda mungkin juga menyukai