Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan Anestesi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

DENKESYAH 13.04.02 PALU


RUMKIT TK. IV 13.07.01 1 dari 4
0
WIRABUANA
Jl. Sisingamangaraja No. 04 Palu
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 13.07.01
SPO Wirabuana
TanggalTerbit
(Standar Prosedur
Operasional)

dr. Dudy Kusmartono Sp.B


Mayor Ckm NRP 11010016080375
Suatu prosedur tindakan anestesia yang dilakukan oleh DPJP
Anestesiologi untuk memenuhi keadaan Sedasi, Analgesia dan
PENGERTIAN Relaksasi (SAR), yang meliputi: proses penerimaan,
perencanaan, persiapan, tindakan, pemantauan selama anestesia
dan perawatan pasca anestesia
1. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama
tindakan operasi atau tindakan lain yang menyebabkan
pasien memerlukan anestesia umum, regional dan blok
perifer.
TUJUAN 2. Membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk prosedur
yang akan dijalani
3. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian selama
layanan anestesia.
4. Peningkatan kualitas layanan anestesia
Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 13.07.01 Wirabuana nomor
KEBIJAKAN : SK/ / / Tentang Kebijakan Pelayanan Kamar Operasi
1. Pelayanan anestesia dilakukan di kamar bedah dan luar
kamar bedah termasuk ruangan tindakan invasif, ruang
radiologi, ruang rawat khusus (ICU), ruang rawat inap, rawat
jalan, dan ruang lain bila dibutuhkan
2. Layanan anestesia yang diberikan harus dapat memenuhi
kebutuhan layanan anestesia dari disiplin terkait.
PROSEDUR 3. Layanan anestesia yang diberikan harus sesuai dengan jenis
layanan yang dimiliki oleh Instalasi Anestesi Anestesiologi
dan Reanimasi Rumah Sakit TK IV Wirabuana
4. Layanan anestesia dilakukan oleh staf Instalasi Anestesi dan
Reanimasi yang memiliki SIP (Surat Ijin Praktek) di Rumah
Sakit TK IV Wirabuanan sebagai DPJP anestesi
5. Setiap tindakan anestesi yang dilakukan oleh DPJP harus
Pelayanan Anestesi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

DENKESYAH 13.04.02 PALU


2 dari 4
RUMKIT TK. IV 13.07.01
WIRABUANA
Jl. Sisingamangaraja No. 04 Palu
melalui proses komunikasi dan pemberian informasi serta
mendapat persetujuan dari pasien atau keluar
6. Setiap pelayanan anestesia harus didokumentasikan
dalam rekam medis dan status anestesia.

Tahap pra-anestesia
a. DPJP Anestesiologi akan menerima konsultasi dari
sejawat Bedah mengenai rencana prosedur yang
memerlukan anestesia dan sedasi.
b. Proses penerimaan konsultasi untuk layanan anestesia
dan sedasi dapat dilakukan di Poliklinik preoperatif sesuai
dengan jadwal DPJP yang bertugas.
c. DPJP Anestesiologi melakukan kunjungan pra anestesia
(detail pada SPO Kunjungan Pra Anestesia)
d. Hasil penilaian yang dilakukan pada kunjungan pra
anestesia akan mendasari perencanaan anestesia yang
akan dilakukan.
PROSEDUR
e. Setiap rencana tindakan anestesia harus diberikan
penjelasan dan edukasi kepada pasien dan keluarga
kemudian diminta persetujuan tindakan medis dengan
menandatangani Informed Consent oleh pasien atau
keluarga pasien.
f. Persiapan anestesia dilakukan oleh DPJP Anestesiologi
melalui kunjungan pra anestesia.
g. Persiapan anestesia dilakukan di poliklinik preoperatif
maupun rawat inap (detail pada SPO Persiapan
anestesia)
h. DPJP Anestesiologi melakukan dokumentasi proses pra
anestesia dalam rekam medis.

Tahap Intra anestesia


a. Tindakan anestesia dilakukan oleh DPJP Anestesiologi
b. DPJP Anestesiologi yang melakukan anestesia tetap
berada dalam wilayah kamar bedah selama tindakan
Pelayanan Anestesi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

DENKESYAH 13.04.02 PALU


RUMKIT TK. IV 13.07.01
3 dari 4
WIRABUANA
Jl. Sisingamangaraja No. 04 Palu
c. Sebelum dilakukan tindakan anestesia harus dievaluasi
kembali kelengkapan status pasien, obat-obatan,
peralatan anestesia, monitoring pasien, serta troli
emergensi dan peralatan resusitasi berdasarkan cek list
kesiapan anestesia.
d. DPJP Anestesiologi harus terlibat dalam proses sign in, time
out dan sign out
Sesaat sebelum induksi, DPJP Anestesiologi melakukan
penilaian pra induksi (detail SPO Penilaian Pra-Induksi
e. Selama prosedur anestesia, DPJP Anestesiologi
melakukan pemantauan yang berkesinambungan (detail
pada SPO Pemantauan Selama Anestesia)
f. Selama anestesia, DPJP Anestesia harus bereaksi cepat
terhadap segala kondisi pasien akibat tindakan anestesia
dan pembedahan.
g. Semua kondisi pasien, perubahan teknik anestesia dan
komplikasi catatan sedasi dan dimasukkan di dalam
rekam medis.

PROSEDUR Tahap Pasca anestesia


a. Setelah pembedahan selesai, kedalaman anestesia
pasien harus tetap dipantau dan dicatat dalam Status
Anestesia.
b. Sebelum pasien dipindahkan ke ruang pulih, dievaluasi
kembali kondisi pasien.
c. Proses pemulihan pasien pasca anestesia dipulihkan di
ruang pulih kecuali pasien yang direncanakan dirawat di
ruang khusus (detail pada SPO pengelolaan pasien pasca
anestesia di ruang pulih).
d. Bagi pasien yang belum sadar setibanya di ruang pulih
maka pasien harus dipantau secara ketat oleh staf ruang
pulih.
e. Petugas ruang pulih mencatat waktu kedatangan pasien.
f. DPJP Anestesiologi harus mengidentifikasi keadaan
pasien bila terjadi keadaan anestesia yang
berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan
anestesia yang lambat.
g. DPJP Anestesiologi harus membuat rencana pengelolaan
Pelayanan Anestesi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

DENKESYAH 13.04.02 PALU


4 dari 4
RUMKIT TK. IV 13.07.01
WIRABUANA
Jl. Sisingamangaraja No. 04 Palu
keperawatan pasien selanjutnya dan menginformasikan
kepada pasien dan keluarga, bila diperlukan DPJP
Anestesiologi dapat langsung memindahkan pasien ke
ruang rawat khusus sampai pulih sepenuhnya.
h. Setiap pasien pasca anestesia diobservasi di ruang pulih
PROSEDUR dengan penilaian secara periodik menggunakan kriteria
Aldrette Skor/ Bromage Skor/ Steward Skor.
i. DPJP Anestesiologi menginformasikan kepada perawat
bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan ke ruang
rawat inap atau dapat dipulangkan. Waktu pemindahan
pasien dari ruang pulih dicatat oleh petugas ruang pulih.
j. Semua proses pasca anestesia harus terdokumentasi dan
dimasukkan dalam rekam medis pasien.
1. Ruang perawatan
UNIT TERKAIT 2. HCU
3. IGD
4. IBS

Anda mungkin juga menyukai