1. Standart Operational Procedure (SOP) jika terjadi mal fungsi pada IATS?
Sensor Temperatur Udara lntake (lAT), yang mendeteksi lAI, ditempatkan pada bagain
depan case saringan udara. Thermistor yang dibuat menyatu dalam sensor dan mengubah
tahanan sesuai dengan lAT. Pada saat temperatur udara intake rendah, tahanan
thermistor bertambah. pada salt temperatur udara intake tinggi, tahanan thermistor
berkurang. Pada saat tahanan pada sensor IAT berubag sesuai dengan perubahan lAT,
voltase pada terminalTHA juga berubah. Berdasarkan pada sinyal ini, ECM menambah
volume injeksi bahan bakar untuk memperbaiki pengendaraan selama pengoperasian
mesin dingin.
PETUNJUK:: Pada saat DTC P0110/43 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan
perrdingin item menu berikut pada intelligent tester:Powertrain / Engine / Data List / lnta-
ke
mesin dengan memilih Air Temp.
Langkah pemeriksaan :
1. Putar kunci kontak ke arah "ON"
2. Ukur soket/konektor pasangan IAT yang sudah di lepas tadi dengan AVO meter
dimana selektor mengarah ke VDC 10 volt.
3. Hubungkan probe (colok) AVO meter Merah untuk positif 5V yang keluar dari ECU
dan Hitam untuk negatip ECU. Bila probe terbalik maka jarum AVO akan mengarah
terbalik juga, cek sekali lagi jangan sampai terbalik.
Voltase Standar
Langkah pemeriksaan :
1. Pastikan kunci kontak "Off"
2. Lepaskan konektor(soket) sensor IAT
3. Lepas sensor IAT dari dudukannya agar dapat di periksa di
tempat yang lebih aman
5. Periksa nilai tahanan pada IAT sebelum IAT di panaskan dan selama proses memanaskan
berlangsung. Harus terjadi perubahan nilai tahanan secara linear, tidak boleh terjadi
kejutan. Memanaskan IAT bisa dengan memakai 'hair dryer' atau pengering rambut.
Tutup radiator, sangat berfungsi dalam menjaga tekanan di dalam ruang sirkulasi air atau coolant.
Tekanan tertinggi yang diperbolehkan didalam ruang sirkulasi dibutuhkan agar titik didih air
dapat di tinggikan.
Misalnya : titik didih normal air pada tekanan udara ambient normal adalah 100o C , akan tetapi
dengan adanya tekanan yang lebih tinggi di dalam ruang sirkulasi maka temperatur dapat
mencapai angka yang lebih tinggi sebelum air radiator mendidih dan menguap dari
mesin.
Sebagai contoh kita ambil saja contoh extreme, dengan adanya tekanan 0.9 bar didalam ruang
sirkulasi air maka air dapat mencapai angka 120o C.
Lalu kenapa temperatur tinggi diharapkan didalam ruangan sirkulasi air ? hal ini sesuai dengan
prinsip perpindahan kalor yaitu dengan semakin besarnya perbedaan temperatur (delta T) maka
akan semakin banyak kalor yang dapat dipindahkan.
Apabila temperatur air di radiator mencapai 120o C sedangkan temperatur udara di luar tetap
30o C maka kalor yang dipindahkan dari radiator ke udara akan lebih besar dibandingkan jika air
radiator hanya bertemperatur 100o C dan temperatur udara di luar radiator tetap 30o C.
Inilah yang menunjukkan mengapa mesin akan lebih efisien bila dalam kondisi panas. Tutup
radiator dalam hal ini bergungsi sebagai pressure valve. Yaitu menjaga tekanan di dalam ruang
sirkulasi air tetap pada tekanan yang di inginkan.
Biasanya di atas tutup radiator terdapat angka 0,9 atau 1,2 itu merupakan indikator tekanan yang
harus dipertahankan di dalam ruangan sirkulasi air dalam satuan Bar.
Apabila tekanan didalam ruangan sirkulasi air sudah melebihi tekanan set, maka pegas dari
pressure valve akan tertekan ke atas, kemudian akan terbuka ruangan yang menghubungkan
antara ruang sirkulasi air dengan ruang reservoir sehingga tekanan dapat dikurangi sekaligus
volume air yang mengalami expansi akibat pemanasan dipindahkan ke reservoir.
Saat mesin mati atau mesin mengalami pendingian begitu juga dengan air radiator maka akan
mengalami pendinginan, sebagai akibat volume air akan mengalami penyusutan atau berkurang.
Efek samping dari adanya penyusutan volume air maka akan terjadi ke vakuuman di dalam ruang
sirkulasi air. Saat terjadi kevakuuman di ruang sirkulasi air maka klep tutup radiator bagian tengah
yang kecil akan membuka maka ruang sirkulasi air dan reservoir akan terhubung kembali dan
sebab adanya vakuum di ruang sirkulasi air maka air akan mengalir kembali dari tabung reservoir
ke ruang sirkulasi.
Klep kecil ditengah tutup radiator ini di sebut vacuum valve sebab bekerja pada saat ke vakuuman
terjadi di ruang sirkulasi air.
Kegagalan tutup radiator dalam menjalankan fungsinya dapat diakibatkan usia tutup radiator
yang sudah cukup tua sehingga pegas-pegas yang berfungsi sebagai pengatur fungsi valve sudah
tidak bekerja sesuai dengan spec, atau juga bisa diakibatkan korosi dan kotoran atau endapan air
radiator yang terdapat di tutup radiator menghambat kerja pegas.
Selain itu tutup radiator yang imitasi dan dengan kualitas rendah juga sangat rentan kegagalan
dalam melakukan fungsi pressure valve dan vacuum valve
Masalah-masalah yang timbul akibat kegagalan fungsi dari tutup radiator antara lain :
Fungsi Pressure Valve : Apabila terjadi kegagalan fungsi maka tutup radiator tidak dapat menjaga
tekanan tinggi didalam ruang sirkulasi, dan sebagai akibatnya air di ruang sirkulasi akan cepat
mendidih (boil) dan berubah menjadi uap air yang dapat dengan mudah lolos dari ruang sirkulasi
air sehingga air radiator kerap berkurang padahal mesin kita tidak bermasalah dan indikator
temperatur juga tidak menunjukan panas yang significant. Dan sebaliknya jika tekanan yang
berlebih di dalam ruang sirkulasi tidak dapat di release/ di lepas ke udara melalui reservoir maka
di dalam ruang sirkulasi air akan terjadi tekanan tinggi di luar kemampuan parts-parts kendaraan
kita. Yang terjadi adalah indikator temperatur akan menunjukan “hot ” , parts-parts yang tidak
tahan terhadap tekanan tinggi akan mengembang dan akhirnya meletus/meledak atau bocor
seperti selang radiator, seal waterpump bocor bahkan radiator itu sendiri yang bocor.
Fungsi Vacuum Valve : Jika terjadi kegagalan fungsi ini maka tutup radiator tidak dapat membuka
ketika terjadi pendinginan di dalam ruang sirkulasi air, hal ini mengakibatkan air dari tabung
reservoir tidak dapat masuk kembali ke ruang sirkulasi air. Ketika dingin dan kita check volume
air radiator akan terlihat berkurang padahal temperatur pada indikator temperatur biasa-biasa
saja. Sedangkan volume air di tabung reservoir akan penuh terus dan bahkan luber.
3. Kapan Baterai (ACCU) harus diganti?
Dengan melihat spesifikasi pada buku manual, seperti yang ditunjukan dibawah ini:
1 PERIKSA VOLTASE BATERAI
oltase standar: ll sampai 14 V Bila voltase di bawah 11 V isi kembali bateraiatau
ganti baterai sebelum melanjutkan.
Ada beberapa tanda atau ciri yang harus diperhatikan oleh pemilik mobil sebagai
acuan untuk segera mengganti aki mobil, yaitu :
4. Apa yang mempengaruhi HC dan CO pada emisi gas buang jika tidak
sesuai spesifikasi?
Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan Catalytic Converter (CC), emisi
HC yang dapat ditolerir adalah 500 ppm dan untuk mobil yang dilengkapi
dengan CC, emisi HC yang dapat ditolerir adalah 50 ppm.
Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panas dan
oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran.
Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan
emisi HC secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi
dengan electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat
cold-start untuk menurunkan emisi HC sesaat sebelum CC mencapai suhu
kerja ideal.
Apabila emisi HC tinggi, menunjukkan ada 3 kemungkinan penyebabnya
yaitu CC yang tidak berfungsi, AFR yang tidak tepat (terlalu kaya) atau
bensin tidak terbakar dengan sempurna di ruang bakar. Apabila mobil
dilengkapi dengan CC, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu
terhadap CC denganc ara mengukur perbedaan suhu antara inlet CC dan
outletnya. Seharusnya suhu di outlet akan lebih tinggi minimal 10%
daripada inletnya.
Apabila CC bekerja dengan normal tapi HC tetap tinggi, maka hal ini
menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat atau terjadi misfire. AFR
yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias
disebabkan antara lain kebocoran fuel pressure regulator, setelan
karburator tidak tepat, filter udara yang tersumbat, sensor temperature
mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu
kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat
membuat butiran bensin menjadi terlalu besar untuk terbakar dengna
sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun
alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi
tinggi dan bahkan menyebabkan outlet dari CC mengalami overheat,
tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya
pelumas ke ruang bakar.
Untuk mobil yang dilengkapi dengan sistem EFI dan CC, gejala misfire ini
harus segera diatasi karena apabila didiamkan, ECU akan terus menerus
berusaha membuat AFR menjadi kaya karena membaca bahwa masih ada
oksigen yang tidak terbakar ini. Akibatnya CC akan mengalami overheat.
Emisi Karbon Monoksida (CO)
Gas karbonmonoksida adalah gas yang relative tidak stabil dan cenderung
bereaksi dengan unsur lain. Karbon monoksida, dapat diubah dengan
mudah menjadi CO2 dengan bantuan sedikit oksigen dan panas. Saat
mesin bekerja dengan AFR yang tepat, emisi CO pada ujung knalpot
berkisar 0.5% sampai 1% untuk mesin yang dilengkapi dengan sistem
injeksi atau sekitar 2.5% untuk mesin yang masih menggunakan
karburator. Dengan bantuan air injection system atau CC, maka CO dapat
dibuat serendah mungkin mendekati 0%.
Apabila AFR sedikit saja lebih kaya dari angka idealnya (AFR ideal =
lambda = 1.00) maka emisi CO akan naik secara drastis. Jadi tingginya
angka CO menunjukkan bahwa AFR terlalu kaya dan ini bisa disebabkan
antara lain karena masalah di fuel injection system seperti fuel pressure
yang terlalu tinggi, sensor suhu mesin yang tidak normal, air filter yang
kotor, PCV system yang tidak normal, karburator yang kotor atau
setelannya yang tidak tepat.
– www.saft7.com –
Perlu diingat bahwa sumber dari CO2 ini hanya ruang bakar dan CC.
Apabila CO2 terlalu rendah tapi CO dan HC normal, menunjukkan adanya
kebocoran exhaust pipe.
Oksigen (O2)
Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik
dengan konsentrasi CO2. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang
sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus
mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon.
Dalam ruang bakar, campuran udara dan bensin dapat terbakar dengan
sempurna apabila bentuk dari ruang bakar tersebut melengkung secara
sempurna. Kondisi ini memungkinkan molekul bensin dan molekul udara
dapat dengan mudah bertemu untuk bereaksi dengan sempurna pada
proses pembakaran. Tapi sayangnya, ruang bakar tidak dapat sempurna
melengkung dan halus sehingga memungkinkan molekul bensin seolah-
olah bersembunyi dari molekul oksigen dan menyebabkan proses
pembakaran tidak terjadi dengan sempurna.
Mesin tetap dapat bekerja dengan baik walaupun AFR terlalu kurus
bahkan hingga AFR mencapai 16:1. Tapi dalam kondisi seperti ini akan
timbul efek lain seperti mesin cenderung knocking, suhu mesin
bertambah dan emisi senyawa NOx juga akan meningkat drastis.
Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan
berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang amat
berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan
membentuk asam nitrat.
– www.saft7.com –
10. Konsentrasi senyawa NOx. Senyawa NOx termasuk nitrit oksida (NO)
atau nitrat oksida (NO2) akan terbentuk bila suhu ruang bakar mencapai
lebih dari 2500 derajat Farenheit (1350 oC). Senyawa ini juga dapat
terbentuk apabila mesin mendapat beban berat.
Oleh:
Sidik Purnomo