POWER
TRAIN 2
TORQUE CONVERTER
SEMESTER 3
1|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Torque Converter
A. Pengertian dan fungsi Torque Converter
Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive train.
2|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Jika kopling fluida hanya terdiri atas pump impeller yang dihubungkan
dengan mesin dan turbine runner yang dihubungkan dengan input transmisi ,
sedangkan pada torque converter terdapat penambahan komponen yang
dipasangkan diantara pump impeller dan turbine runner, yang disebut dengan
stator. Untuk memaksimalkan kerja stator maka pada poros stator dipasangkan
OWC (one way clutch) yang berfungsi untuk mencegah putaran balik stator
yang dapat menghambat aliran fluida untuk menggerakkan turbine runner.
Pada dasarnya, kopling fluida dan torque converter mempunyai prinsip kerja
yang sama. Jika dua kipas angin ditempatkan saling berhadapan satu sama lain,
dan salah satu kipas angin dinyalakan, angin yang ditimbulkan akan
menggerakkan sirip kipas angin satunya (kipas angin yang tidak dinyalakan)
dan akhirnya keduanya berputar.
3|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Sirip kipas angin yang berputar pertama kali akan berputar secara bertahap lebih
cepat sampai pada akhirnya kedua kipas angin berputar dengan kecepatan yang
sama.
Apa yang terjadi dengan torque converter adalah mirip dengan kejadian
di atas. Kipas angin digantikan dengan dua roda yang bersirip. Dua roda bersirip
tersebut diletakkan saling berdekatan dalam sebuah casing yang berbentuk
lingkaran dan dibautkan pada roda gila (flywheel) mesin. Casing tersebut diisi
dengan ATF yang berfungsi sebagai media menggantikan fungsi angin dalam
gambaran kerja dua kipas angin.
4|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Torque Converter terbuat dari plat baja yang dipasang pada drive plate
poros engkol sehingga torque converter berputar sesuai dengan putaran mesin.
1.Pump Impeller
Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi
untuk memberikan celah yang memperlancar aliran minyak.
5|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
2. Turbine Runner
Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, hal
ini berarti turbine runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump
impeller dan menggerakkan input shaft transmisi. Turbine runner terdiri dari
vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane
pump impeller.
6|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
3. Stator
7|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Ada pun cara kerja dari outer race ialah sebagai berikut.
Saat outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan bergerak
miring mendekati bagian atas sprag. Karena panjang l1 lebih pendek dari l maka
outer race berputar
Bila outer race berputar berlawanan arah putaran poros engkol, sprag
tidak dapat miring karena panjang l2 lebih panjang dari l. Akibatnya sprag
berfungsi pengunci yang mengunci outer race dan mencegahnya berputar.
Retainer spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap ke atas
pada arah hampir mengunci outer race.
8|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
9|To rq u e Co n v e rt er
POWER TRAIN 2
Vortex flow: aliran ATF yang dipompakan oleh impeller saat ia mengalirkan
ATF ke turbine runner lalu ke stator dan kembali kepadanya. Aliran semakin
kuat bila perbandingan kecepatan putar antara pump impeller dan turbine runner
semakin besar. Contohnya pada saat kendaraan di start dari sebelumnya dalam
keadaan diam.
Vortex Flow
Rotary flow: aliran ATF di dalam torque converter searah dengan putaran
torque converter juga. Aliran ini besar jika perbedaan putaran turbine runner
dengan pump impeller kecil. Contohnya saat kendaraan dibawa dengan
kecepatan konstan. Aliran semakin kecil sebanding dengan perbedaan kecepatan
putar pump impeller dengan turbine runner.
Rotary Flow
10 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Jika pump impeller diputar oleh crankshaft, ATF yang ada didalamnya
akan ikut berputar bersama dengan arah yang sama pula. Semakin cepat putaran
pump impeller, semakin besar gaya sentrifugal yang berakibat ATF akan
terpental keluar dari pump impeller. ATF yang terpental tersebut akan
membentur vane pada turbine runner dan turbine runner tersebut akan berputar
searah dengan pump impeller. Pada saat ATF mengenai bagian dalam
permukaan turbine runner, maka ATF tersebut akan diarahkan kembali ke pump
impeller.
11 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Masih sama dengan prinsip kipas angin yang saling berhadapan tersebut,
namun sekarang ditambahkanlah air duct di belakang kipas.
Dengan ditambahkannya air duct ini maka aliran yang mengalir ke kipas
B akan dialirkan kembali menuju kipas A sehingga putaran kipas A semakin
cepat. Dalam torque converter, stator berperan sebagai air duct tersebut.
Pada torque converter, aliran ATF yang mengalir dari pump impeller ke
turbine runner dan melewati stator vane dan kembali ke pump impeller
merupakan prosespembesaran momennya. Dengan kata lain, pump impeller
dputarkan oleh mesin dan juga dibantu oleh kembalinya ATF dari turbine runner
yang melalui stator vane selaku air duct sehingga putaran pump impeller
semakin cepat dan meperbesar momen yang ada padanya.
12 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
1. Torque Ratio
Pelipatgandaan momen oleh torque converter akan terjadi sebanding
dengan semakin tingginya vortex flow. Kerja torque converter terbagi dalam
dua bagian yaitu converter range di mana saat itu terjadi pelipatgandaan momen
dan coupling range yang pada saat itu tidak terjadi pelipatgandaan momen.
Clutch point adalah garis batas dari kedua bagian itu.
13 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Yang dimaksud dengan stall point adalah jika mesin hidup akan tetapi
turbine runner tidak berputar. Stall point terjadi saat stator turbine runner tidak
bergerak atau saat speed ratio (e) nol. Pada posisi ini, momen yang dihasilkan
oleh pump impeller paling besar. Sedangkan clutch point adalah garis pembagi
antara converter range dan coupling range. Artinya bila speed ratio mencapai
tingkat tertentu, maka vortex flow mencapai maksimal, jadi torque ratio
mendekati 1:1. Hal ini akan membuat torque converter bekerja sebagai kopling
fluida pada clutch point untuk mencegah torque ratio menurun di bawah 1.
2.Transmission Efficiency
Maksud dari Transmission Efficiency ini adalah menunjukkan keefektifan
torque converter dalam menyalurkan energi yang diberikan pump impeller ke
turbine runner.
14 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Pada stall point, pompa impeller berputar, namun turbine runner berhenti.
Efisiensi transmisi nol karena turbine tidak berputar. Seiring speed ratio
bertambah dan turbine runner mulai berputar, efisiensi meningkat tajam hingga
mendekati clutch point. Setelah mencapai titik efisiensi maksimum itu perlahan
efisiensinya kembali turun karena ATF ada yang mengalir (mengenai) ke bagian
belakang permukaan stator vane. Pada clutch point, di mana sebagian besar
minyak dari turbine membentur permukaan bagian belakang stator vane mulai
berputar mencegah penurunan efisiensi transmisi lebih jauh dan torque
converter mulai berfungsi sebagai kopling fluida. Momen dipindahkan pada
perbandingan mendekati 1 : 1 dalam kopling fluida, efisiensi transmisi pada
coupling range meningkat berbanding lurus dengan speed ratio. Akibat kerugian
panas pada ATF, maka efisiensi yang ada pada torque converter tidak dapat
mencapai 100 % dan biasanya tidak lebih dari 95 %.
15 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Tidak berhubungan
Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan yang relatif rendah, ATF
yang bertekanan mengalir ke bagian depan one-way clutch. Akibatnya, tekanan
pada bagian depan maupun belakang lock up clutch menjadi sama, sehingga
lock up clutch tidak berhubungan dengan front cover.
Saat berhubungan
Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang sampai tinggi (50
km/jam ke atas), ATF yang bertekanan akan mengalir ke bagian belakang lock-
up clutch yang menyebabkan lock-up clutch tertekan kea rah converter case.
Hal ini berakibat lock-up clutch dan front cover akan berputar bersama,
16 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
17 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Karter / Bak Oli ⇒ Pompa Oli ⇒ Valve Body ⇒ Pump Impeller ⇒ Turbine
Runner ⇒ Stator ⇒ Oil Cooler ⇒ Karter / Bak Oli
18 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Ketika turbin pada posisi diam, Oli memasuki pusat converter menuju
impeller dan terlempar ke sisi luar converter karena gaya sentrifugal. Oli
menabrak bilah turbin yang melengkung dan oleh sebab turbin diam maka oli
kembali ke pusat converter dengan aliran berlawanan arah perputaran mesin.
Oli menekan stator yang terkunci oleh kopling searah (one way clutch). Bilah
lengkung dari stator mengarahkan oli kembali ke sisi belakang impeller untuk
membantu putaran mesin. Aliran ini menghasilkan pelipatan tenaga puntir
(torsi/torque), dimana pelipatan maksimal terjadi saat posisi diam (stall).
19 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Coupling Point : Oli bergerak pada converter dalam aliran melingkar (rotary).
Coupling Point tercapai ketika putaran turbin mencapai sekitar 90% dari
kecepatan impeller. Pada titik ini, tekanan oli dari turbin belum mencukupi
untuk mengunci stator pada one-way clutch (kopling searah) sehingga stator
berputar bersama-sama dengan impeller dan turbin. Impeller dan turbin
melemparkan oli ke bagian luar converter disebabkan gaya sentrifugal sehingga
oli memutar converter dalam aliran melingkar (rotary flow).
20 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Lock-up
Lock-up converter digunakan pada ECT (Electronically Controlled
Transmission) untuk menurunkan konsumsi BBM sewaktu cruising. ECT
memiliki konstruksi serupa dengan konventional kecuali Lock-up clutch yang
terhubung ke turbin melalui pegas damper yang menyerap getaran putaran
(torsional vibration) dari mesin ketika kopling mengunci (enggage).
21 | T o r q u e C o n v e r t e r
POWER TRAIN 2
Lock-up Release
Pada posisi Release (lepas Lock-up), tekanan Torque Converter dari Valve Body
diarahkan antara Lock-Up Clutch dan Housing untuk menahan kopling menjauh
dari Housing. Oli selanjutnya mengalir mengitari Plat sehingga terjadi operasi
Torque Converter secara konventional.
22 | T o r q u e C o n v e r t e r