Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Farhan Husein Harahap

Notar : 2001273
Kelas : TD2.4
Matkul : Teknik Sarana KA
Dosen : Ir. Efrianto R. Chan

RESUME 3

Sistim Transmisi Daya Lokomotif dan Cara Kerja Lokomotif

Transmisi ialah alat untuk mengatur/menyalurkan daya dari sumber daya ke mesin yang
membutuhkan daya sehingga merubah daya menjadi bentuk yang berguna.

Syarat Transmisi

• Dapat menyalurkan tenaga dari mesin ke roda


• Memiliki perlengkapan untuk menyambung dan memutuskan mesin dari as untuk
menghidupkan dan mematikan lokomotif
• Memiliki mekanisme untuk membalikkan arah gerak lokomotif
• Dapat memberikan pengurangan kecepatan permanen
• Dapat memberikan peningkatan torsi tinggi ketika mulai dan secara bertahap akan turun saat
kendaraan menambah kecepatan atau sebaliknya.

Persyaratan Traksi adalah,

• Membutuhkan torsi awal yang tinggi pada kecepatan nol agar kereta dapat mulai tanpa
sentakan.
• Begitu kereta dimulai, torsi harus berkurang dengan cepat, merata, dan kecepatan harus
meningkat dengan akselerasi tinggi.
• Karakteristik kecepatan dan daya harus berubah secara otomatis & seragam tergantung pada
kebutuhan jalan sehingga transmisi daya bebas dari sentakan.
• Transmisi daya harus reversibel dengan karakteristik kecepatan dan torsi yang identik dengan
reversibilitas yang mudah di kedua arah.
• Harus ada pengaturan pemutusan daya bila diperlukan.

REL DAN ADHESI RODA

• Roda lokomotif berjalan di jalur logam/baja.


• Setiap gaya tangensial yang diberikan pada pelek roda akan menyebabkan pergerakan linier
kendaraan hanya jika roda penggerak memiliki pegangan pada rel, karena jika tidak, maka
roda akan tergelincir dan kendaraan tidak akan maju.
• Gaya maksimum yang dapat diberikan oleh roda penggerak tanpa menimbulkan slip (ketika
roda berputar namun diam ditempat yang dapat mengakibatkan roda tergelincir. Sehingga
untuk menghindari slip, harus memperhatikan seberapa besar koefisien gesek antar rodan
dan rel. untuk meminimalisir/menghindari slip maka beban lokomotif dapat ditambah
ataupun dengan mennyebarkan pasir di rel) disebut batas adhesi lokomotif.
• Batas adhesi terutama tergantung pada :
o berat adhesi lokomotif
o gesekan antara permukaan kontak rel dan roda.
• Koefisien adhesi saat start, antara rel dan pelek roda, umumnya terletak antara 0,25 dan 0,33,
tergantung pada jenis transmisi, konfigurasi gandar, desain bogie, dan lainnya
• Pemilihan sistem transmisi untuk lokomotif harus sedemikian rupa, bahwa usaha traksi saat
start harus selalu jauh di atas batas adhesi lokomotif, sehingga beban start dibatasi oleh faktor
adhesi dan bukan oleh tenaga mesin.

Jenis Sistim Transmisi

• Sistim Transmisi Daya Mekanik


Sistim transmisi yang memindahkan tenaga mesin melalui satu pasangan gigi pada
waktu terhubung ke roda Lokomotif.

Sistem transmisi daya mekanik, menggunakan :


▪ Kopling
▪ Kotak roda gigi multi-rasio (Gear box) adalah tempat merubah tingkat
kecepatan dengan cara merubah rasion pasangan/rasio/jumlah gigi.gir

• Sistim Transmisi Daya Hidrolik


Transmisi ini hampir sama dengan transmisi daya mekanik.

Transmisi hidrolik memiliki dua jenis, yaitu


▪ Kopling cairan (Fluid Coupling)
Kopling pertama kali ialah kopling fottinger yang ditemukan oleh
herman fottinger. Kopling Fluidapun juga ditemukan oleh herman fottinger.

Prinsip kerja kopling fluida seperti dua kipas angin yang diletakkan
saling berhadapan. Dimana salah satu kipas dihidupkan sehingga dapat
mempengaruhi kipas yang berada di depannya untuk bergerak walau secara
bertahap. Sehingga kecepatan kedua kipas tersebutpun akan sama. Pada
kopling fluida membutuhkan gearbox

Komponen utama kopling fluida, ialah


o Impeller (Pompa)
Sebagai kipas pertama dikarenakan impeller langsung
terhubung ke sisi input sistem transmisi daya (digerakkan
oleh mesin).

o Turbin (Runner)
Sebagai kipas ke dua (menggerakkan poros input gearbos).

o Housing/Casing
Shell yaberisi cairan transmisi dan memiliki segel kedap
minyak di sekitar poros penggerak yang juga melindungi
impeller dan turbin dari kerusakan luar.
▪ Konverter Torsi Hidrolik (Hydraulic Torque Converter (HTC))
Prinsip kerja HTC hampir sama dengan kopling fluida. Pada HTC hanya
penambahan Stator yang mana fungsi stator tersebut untuk
mengatur aliran minyak (melipatgandakan torsi) sehingga terjadinya
hukum kontinuitas.
Prinsipnya seperti menekan ujung selang maka aliran air akan
semakin kencang. Pada HTC tidak membutuhkan gear box

• Sistim Transmisi Daya Listrik.


Sistem penerus daya dari sumber tenaga listrik ke roda penggerak lokomotif melalui traksi
motor.

Transmisi Daya Listrik ada 2, yaitu


o Gardu Listrik Aliran Atas (LAA)
Prinsip kerja LAA
▪ Gardu Listrik mendistibusikan daya ke jaringan Listrik Aliran Atas (LAA)
▪ Kemudian pantograph mendistribusikan daya LAA ke KRL
▪ Lalu Load Breaker mendistribusikan daya ke Populasi Kontrol
▪ Populasi kontrol mendistribusikan dan mengatur kecepatan motor
▪ Kemudian di traks motor, motor listrik mengubah daya listrik menjadi tenaga
gerak
▪ Dan pada Brake Resistor, mengubah arus listrik menjadi panas yang berfungsi
sebagai tahanan pengereman listrik

o Motor Diesel (Generator Listrik)


pada lokomotif diesel elektrik, daya listrik telah disediakan pada mesin diesel
yang berada pada lokomotif.

Prinsip Kerja Transmisi Elektrik


1. Mesin Diesel (MD)
2. Coupling
3. Generator Listrik
4. Contactor/Relays and Control
5. Gear Box
6. Traksi Motor ( Electric Motors
7. Roda Pengerak ( Driving Wheels)

Ada 3 Jenis sistim transmisi daya elektrik, yaitu

o SISTIM TRANSMISI DAYA ELEKTRIK DC-DC (tidak ada AC)


o SISTIM TRANSMISI DAYA ELEKTRIK AC-DC
o SISTIM TRANSMISI DAYA ELEKTRIK AC-AC (masih memiliki DC)

Anda mungkin juga menyukai