PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu bidang studi yang diberikan kepada siswa
penerapan dari pengertian yang ada. Matematika terdiri dari empat bidang yaitu
aljabar, aritmatika, geometri dan analisis. Di sini peneliti terfokus pada geometri,
karena salah satu cabang matematika yang di pelajari dari tingkat dasar sampai
Istilah geometri sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya
bumi dan metro yang artinya mengukur. Sedangkan menurut Uno Hamzah (2009:
113), Geometri berasal dari bahasa latin yang berarti bumi dan ukuran-ukura.
seperti Mesir, di mana di sungai Nil membanjiri lembah dan perbatasan harus
yang dulu. Jadi dulu geometri adalah suatu ilmu yang di gunakan untuk
1
2
dengan posisi atau lokasi pada ruang. Jhon Bird (2004: 110), mengatakan bahwa
Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis,
bidang dan ruang. Selaras dengan pendapat jhon bird ahsanul in’am juga
unsur dan relasi yang ada antara unsur tersebut. Jadi geometri adalah salah satu
bagian dari matematika yang membahas tentang unsur (titik, garis, bidang, dan
ruang) dan relasi antara unsur tersebut. Endorgan hallat mengatakan bahwa
kekurangan pengetahuan tentang geometri pada kelas tengah dan tinggi. Karena
hal tersebut pokok bahasan ini sangat menarik untuk dibahas. “Guay and
McDaniel ( 1997 ), however heve repoted data which not only suggest that
elementary school children” (Lean Glean and clements, 1981: 277). Guay dan
matematika dan berfikir spasial. Jadi ada hubungan antar matematika (geometri)
belajar terdapat aliran belajar kognitif yang merupakan teori belajar yang lebih
mengutamakan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Keterampilan terdiri dari
bentuk deklaratif dan persepsi pengetahuan dan beberapa operasi kognitif yang
pengetahuan ini. Berfikir spasial dapat mendukung siswa untuk eksplorasi dan
penemuan. Jadi pada berfikir spasial sebenarnya tidak ada batasan proses yang
harus di lalui oleh siswa, NRC (National Research Council) tidak memiliki
standar penilaian yang valid dan dapat diandalkan untuk berfikir spasial. Berfikir
spasial merupakan ketrampilan dasar yang dapat diakses oleh semua orang untuk
derajat yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk memecahkan masalah
dalam berbagai konteks. Dengan berfikir spasial kita (semua orang dari berbagai
segi kehidupan, entah berbeda usia ataupun berbeda jenis kelami) dapat
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa berfikir
konteks kehidupan.
Lee Jongwon dan Bednars S Robert (2011: 103), menuliskan bahwa “the
spatial thinker to understand three related components: the nature of space, the
spasial, dan proses penalaran spasial. Tiga komponen ini saling terkait, saling
berpikir spasial, individu mengamati apa pola (konsep) yang ada di lingkungan
4
dan berusaha untuk memberikan penjelasan (metode dan penalaran) untuk pola-
pola ini.
tentang konsep tata ruang. Konsep ruang adalah bentuk deklaratif pengetahuan,
dan dasar untuk berpikir spasial. “Lokasi, dimensi, kontinuitas, pola, asosiasi
spasial, jaringan, dan kedekatan adalah contoh dari konsep tata ruang yang telah
secara eksplisit diakui oleh para peneliti” (metoyer 2015:22). Adapun contoh
konsep seperti simetri, isomorfisma, refleksi, orientasi, rotasi, dan fungsi adalah
disiplin ilmu yang diterapkan. Jadi konsep ruang adalah bentuk deklaratif
konsep, ide dan emosi dalam bentuk simbolik yang dapat menular dan bermakna.
melalui suatu gambar atau ataupun itu. Kemudian setelah representasi baru
obyek dalam ruang dan antar hubungan mereka dikumpulkan dengan berbagai
sampai pada kesimpulan yang valid mengenai hubungan benda-benda atau dalam
hubungan spasial mungkin antara satu set objek menggunakan subset dari
hubungan tertentu. Proses penalaran sangat penting untuk belajar sebagai individu
Berfikir spasial merupakan ketrampilan dasar yang dapat diakses oleh semua
orang untuk derajat yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk
keahlian dalam berfikir spasial, yang kedua peran perbedaan jenis kelamin
seberapa cepat dan seberapa baik mereka melakuakan sesuatu. Jadi keahlian
mempengaruhi berfikir spasial adalah perbedaan jenis kelamin. Salah satu yang
berpengaruh dalam berfikir spasial antara laki-laki dan wanita adalah struktur
otanya. “Area lobus parientalis yang berfungsi dalam ketrampilan visual spasial
pada otak laki-laki cenderung lebih besar daripada perempuan” (frederiksen &
lain, 2000 dalam santrock, 2004: 186). Hal ini menyebabkan kemampuan laki-laki
dalam visuo spasialnya cenderung lebih baik daripada perempuan. Tapi juga
banyak peneliti yang beranggapan bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak
B. Ruang Lingkup
1. Siswa SMP.
2. Materi geometri.
3. gender.
C. Pertanyaan Peneliti.
D. Tujuan Penelitian.
geometri.
geometri.
geometri.
E. Kegunaan Penelitian.
pembelajaran.