Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN

LINEN INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

No.Dokument No. Revisi Halaman :

DENKESYAH 02.04.03 1/1V/2016 1/3


RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

Ditetapkan,
Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04

SPO 22-4-2016

(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) dr.Djoko sulistiyo purwodarminto,Sp.An

Mayor Ckm NRP 110000003530571

Pengelolaan linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari


pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan,
PENGERTIAN pengangkutan, pencucian,penyetrikaan,penyimpanan dan
penggunaan kembali yang sudah bersih. Linen terbagi atas
yaitu:
1. Linen infeksius adalah linen kotor bekas pasien yang
berpenyakit menular (hepatitis, AIDS,TBC, penyakit
kelamin, dll) terkena darah atau feses. Linen infeksius
dimasukkan ke dalam plastik kuning dan diberi lebel
Linen Infeksius.
2. Linen non infeksius adalah linen kotor bekas dipakai
pasien dengan penyakit tidak menular. linen non
infeksius dimasukkan ke dalam plastik hitam dan
diberi label Non infeksius.
a. Sebagai pedoman proses pengelolaan linen di rumah
sakit
TUJUAN b. Mencegah terjadinya infeksi silang, infeksi
nosokomial bagi pasien dan petugas rumah sakit

1. Surat perintah kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04


KEBIJAKAN Nomor 278/XI/2016 tentang Akreditasi Rumah Sakit
TK IV 02.07.04
2. Surat kebijakan kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
Nomor : I / IV / 2016
Dalam proses kegiatan petugas menggunakan alat pelindung
diri (APD)

PROSEDUR TAHAP PENGUMPULAN :

1. Linen kotor dari masing- masing ruangan


dikumpulkan dahulu sebelum diangkut ke tempat
pencucian sesuai dari sifat linen tersebut
2. Pengumpulan linen dari ruangan dilakukan oleh
petugas ruangan
3. Perlu dibedakan antara linen infeksius dan linen non
infeksius
4. Linen kotor dari ruangan 2x pengambilan oleh petugas
laundry yaitu pagi pada Pukul 05.00-05.30 Wib dan
Sore pada pukul 16.00Wib
a. Linen Infeksius
a. Kumpulkan dan dimasukan kedalam
kantong plastik kuning/ tempat khusus linen
infeksius (Kuning) ,lakukan desinfeksius
dengan bayclin sebelum dibawa ke tempat
cucian.
b. Linen non Infeksius dikumpulkan dan
dimasukan kedalam kantong Hitam /tempat
linen non infeksius (Biru)

5. Dilakukan serah terima dan didokumentasikan pada


buku catatan sesuai jumlah linen yang diambil

TAHAP PENGANGKUTAN :

Linen kotor yang telah dipisah- pisahkan antara linen


infeksius dan non infeksius diangkut dengan Troli tertutup
menuju ke tempat cucian.

TAHAP PENCUCIAN :

1. Linen kotor setibanya diruang cucian segera


ditempatkan di tempat pencucian dan lakukan
perendaman sesuai sifat dari masing masing linen.
2. Kemudian dilakukan pencucian dengan mengunakan
mesin cuci dengan deterjen,pemutih dan softener
3. Pengeringan, penyetrikaan dan pelipatan

TAHAP PENYIMPANAN :

Linen bersih yang sudah disetrika harus disimpan rapi


dalam lemari dan tertutup

TAHAP PENGAMBILAN

1. Pengambilan linen bersih dari ruang laundry diambil


oleh masing masing petugas pada pukul 14.00-15.00
Wib linen terbungkus rapi dan diangkut dengan
kereta dorong
2. Khusus untuk ruang operasi linen harus dilakukan
sterilisasi dengan prosedur sebelum disimpan diruang
operasi.
3. Dilakukan serah terima dan didokumentasikan pada
buku catatan sesuai jumlah linen yang diambil

1. Unit Rawat jalan


UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat inap
3. Laundry
KEPUTUSAN

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

NOMOR : I / IV / 2016

TENTANG

PENGELOLAAN LINEN INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

DI RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

BANDAR LAMPUNG

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RS TK IV 02.07.04


maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang profesional dan bermutu
tinggi dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan yang berfokus
kepada pasien.

b. Bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit


merupakan bagian dari pelayanan kesehatan mengutamakan pelayanan yang
aman dan memberikan perlindungan dari resiko infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan.

c. Bahwa dalam pelayanan yang aman yang memberikan perlindungan dari


resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan termasuk pengelolaan
linen yang meminimalisasi resiko penularan infeksi

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b dan c,


perlu ditetapkan dengan Keputusan RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang


Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/2007 tentang Pedoman


Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/2007 tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan
Kesehatan Lainnya

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 BANDAR


LAMPUNG

Kesatu : Kebijakan Pengelolaan Linen di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 sebagaimana yang


dimaksud tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala RS TK IV 02.07.04

Kedua : Kebijakan Pengelolaan Linen di RS TK IV 02.07.04 sebagaimana yang


dimaksud dalam diktum kesatu merupakan pedoman bagi petugas kesehatan
dalam melaksanakan pengelolaan linen yang meminimalisasi resiko penularan
infeksi di rumah sakit.

Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Paurmed dan TIM Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Bandar Lampung

Pada tanggal : 19 April 2016

Kepala RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung

dr. Djoko Sulistyo Purwodarminto.Sp.An


Mayor Ckm NRP 11000003530571
Lampiran
Keputusan Kepala RS TK IV 02.07.04 Bandar Lampung
Nomor : I/IV/2016
Tanggal : 19 April 2016

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN


RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 BANDAR LAMPUNG

I. KEBIJAKAN UMUM

A. Pengadaan linen harus memenuhi kriteria dari bahan yang kuat, menyerap air, tidak
terlalu tipis dan mudah dicuci.
B. Kegiatan Laundry harus dilaksanakan pada ruangan-ruangan yang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, kamar mandi dan ruang
peniris atau pengering.
C. Pengangkutan linen menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara
linen bersih dan linen kotor.
D. Kantong pembungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan
untuk membungkus linen kotor yaitu kantong plastic untuk linen infeksius dan
kantong hitam untuk linen non infeksius
E. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen
kotor.
F. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
G. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda.
H. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry memakai alat pelindung diri dan
dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta telah memperoleh imunisasi
hepatitis B.

II. KEBIJAKAN KHUSUS


A. Pengorganisasian:
1. Pengelolaan linen dilaksanakan secara sentralisasi di unit laundry
2. Unit laundry dipimpin oleh kepala unit dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Unit dibantu oleh :
a. Penanggungjawab pelayanan,
b. Penanggung jawab administrasi dan logistik
c. Sub Penanggung jawab penerimaan linen kotor dan pendistribusian linen
d. Sub Penanggung jawab pencucian
e. Sub Penanggung jawab pengeringan dan penstrikaan
f. Sub Penanggungjawab administrasi dan logistic
B. Ruangan lingkup:
Ruang lingkup kegiatan pokok Unit Laundry meliputi sebagai berikut :
1. Proses Penerimaan Linen Kotor
2. Proses Perendaman dan Pencucian Linen
3. Proses Pengeringan dan Penyetrikaan
4. Pelipatan dan Penyotiran
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Logistik dan Administrasi
C. Zona/area laundry :
1. Area Kotor dilakukan proses
a. Penerimaan linen kotor
b. Penimbangan.
c. Pemisahan (linen infeksi dan non infeksi ).
d. Perendaman.
e. Pencucian.
f. Pemerasan.
2. Area Bersih dilakukan proses :
a. Pengeringan.
b. Penyetrikaan.
c. Sotiran linen rusak
d. Pelipatan
e. Penyimpanan.
3. Area Distribusi dilakukaan poses:
a. Pendistribusian Linen
b. Untuk kegiatan Administrasi laundry.
D. Jenis linen
1. Sprei
2. Perlak
3. Sarung bantal
4. Selimut
5. Baju Pasien
6. Baju petugas
7. Baju operasi
8. Macam macam Doek
9. Dll
E. Bahan Cucian
Bahan pencucian pada Unit laundry menggunakan bahan pencucian kimiawi dengan
komposisi dan kadar tertentu agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen mesin cuci,
kulit petugas yang melaksanakan dan limbah bangannya tidak merusak lingkungan
Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari:
1. Deterjen : sabun pencuci
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global
2. Bleach = pemutih
Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna, dan yang putih
3. Softener
Melembutkan linen. digunakan pada proses akhir pencucian
Penatalaksanaan Linen
1. Kualifikasi Linen :
a. Linen bersih
b. Linen kotor infeksius adalah linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit
menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh.
c. Linen kotor ternoda
d. Linen Steril
e. Linen kotor non infeksius adalah Linen kotor yang berasal dari rungan
administrasi, apotik,ruang tunggu dan ruang perawatan yang bukan pengakit
menula
Penanganan linen kotor di ruangan
a. Pemisahan linen :
 Gunakan APD
 Segera dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen kotor infeksius dan
kotor non infeksius
 Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning
dengan label yang jelas
 Dilarang mengibaskan linen dan meletakkan linen di lantai
b. Penempatan Linen
 Pemisahan antara linen kotor infeksius dan non infeksius
 Kantong harus kuat
 Kantong dengan warna kuning untuk linen infeksius
 Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan.
c. Pengangkutan linen.
 Menggunakan kereta dorong yang tertutup.
 Kereta dorong berbeda untuk linen bersih dan linen kotor
 Jangan menyeret linen di lantai
 Jangan meletakan linen sementara di lantai
d. Pengiriman Linen kotor ke laundry
 Petugas laundry mengambil linen kotor dari ruangan dan dilakukan
pencatatan pada buku serah terima linen dan di tandatangani
 Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen kotor
infeksius dan non infeksius
 Petugas penerima selalu memakai sarung tangan rumah tangga,
masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu
boots saat melakukan penghitungan linen.
2. Penangan Linen di Laundry.
a. Penilaian linen kotor :
 Tingkat kekotorannya ( berat,sedang atau ringan )
 Jenis linen ( tipis, berwarna,atau tidak berwarna ,dasar linen )
 Linen infeksius/ternoda atau tanpa noda
b. Pengumpulan /pemisahan linen :
 Gunakan alat pelindung Diri (sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung
mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots)
 Pisahkan linen kotor terkontaminasi dan non terkontaminasi/sesuai
karakteristik linen
 Linen kotor dipegang menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan
gerakan yang sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi pada udara dan
petugas
 Diperiksa dan dicatat bila ditemukan peralatan kesehatan seperti needle/alat
suntik atau instrumen operasi atau benda tajam yang terbawa bersama dengan
linen, untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim PPIRS dan unit kerja terkait.
Segala peralatan yang ditemukan disimpan pada wadah/tempat yang aman
untuk dilakukan proses selanjutnya.
 Bila linen terkontaminasi darah, cairan tubuh dilakukan perendaman selama
10 menit dalam bak perendaman berisi larutan klorin 0,5%.
 Setelah 10 menit cairan perendam dibuang dan ditiriskan, selanjutnya linen
baru dapat dilakukan proses pencucian.
c. Proses pencucian linen :
 Sebelum melakukan pencucian petugas terlebih dahulu memakai APD (sarung tangan
rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu
boots)Lakukan penimbangan.
 Untuk linen yang infeksius harus terlebih dahulu yang telah dilakukan proses
perendaman selama 10 menit dengan larutan klorin 0,5% dan telah ditiriskan
 Gunakan detergen berdasarkan tingkat kontaminasi (infeksius) dan tingkat noda:
berat, sedang, ringan, linen berwarna
 Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )
 Waktu pelaksanaan pencucian:
 Prewash lebih kurang 10 menit
 Pembuangan ke-1 dilanjutkan pencucian utama selama 15
menit dengan memasukan alkali
 Pembuangan ke-2 dilanjutkan dengan pencucian ke 2 selama 20
menit dengan masukan deterjen dan alkali sesuai dengan
kapasitas mesin dan tingkat noda linen .
 Pembuangan ke-3 dan ke 4 akhir dengan memakai softener
selama 5 menit menuju ke proses pengeringan
d. Proses pengeringan
 Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebelum pengeringan
 Linen yang sudah diperas dimasukan kedalam mesin pengering dengan suhu
 Linen tipis 10-20 menit
 Linen tebal 15-20 menit
 Linen tebal perlu pengeringan
 Gordyn tidak perlu pengeringan dengan mesin
 Lakukan penjemuran
e. Proses Penyetrikaan
Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi bersih
f. Proses Pelipatan
 Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen yang rusak
 Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor agar linen tidak terkontaminasi.
 Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan tujuan mempermudah
penggunaannya.
g. Proses penyimpanan
 Selalu menjaga kebersihan linen
 Tempatkan sesuai dengan jenis linen dan disimpan per unit
 Lingkungan harus bersih dan kering tidak bercampur dengan penyimpanan zat kimia
serta tidak menyentuh lantai atau tempat terbuka
 Jangan mencapur linen bersih & linen kotor
 Adanya sistim pencatatan barang
h. Pengambilan Linen
 Selalu menjaga kesterilan dan kebersiahan linen & cuci tangan
 Gunakan sistim FIFO
 Pastikan semua perlatan yang akan digunakan bersih dan kering
 Jaga linen jangan jatuh ke lantai
 Linen dibawah dengan trolly tertutup
Hal-hal yang direkomendasikan pada petugas pengelolaan linen baik di ruangan maupun di
laundry adalah menerapkan kewaspadaan standar:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Gunakan alat pelindung diri
 Tutup kepala
 Masker bisa
 Pelindung mata (bila perlu)
 Sarung tangan rumah tangga heavy duty
 Apron kedap air
 Sepatu boot
3. Kereta dorong linen kotor dan linen bersih harus terpisah
4. Kereta dorong linen kotor dicuci setiap hari

III. PEMBINAAN, PENGAWASAN


a. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh kepala Rumah Sakit TK IV
02.07.04 melalui TIM Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).
b. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui pelatihan, bimbingan teknis,
konsultasi dan lain-lain.
c. Pengawasan dilaksanakan dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan
oleh atasan langsung satuan kerja/instalasi terkait di lingkungan RS TK IV
02.07.04, dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
.
IV. PENUTUP
Demikian kebijakan ini disusun agar program pencegahan dan pengendalian infeksi
rumah sakit di RSUD Meuraxa dapat diselenggarakan dengan baik dan secara bermakna
menekan angka kejadian infeksi rumah sakit/ nosokomial di RS TK IV 02.07.04

Ditetapkan di : Bandar lampung

Pada tanggal : 19 April 2016

Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04

dr. Djoko Sulistyo Purwodarminto.Sp.An


Mayor Ckm NRP 11000003530571

Anda mungkin juga menyukai