Anda di halaman 1dari 40

AP.

1. PEDOMAN PELAYANAN RAD. SESUAI STANDAR NASIONAL


KEPMENKES RI NOMOR 1014/MENKES/SK/XI/2008
2. SPO, PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI DAN KEBIJAKAN
3. SPO, PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI DAN KEBIJAKAN PELAYANAN
GAWAT DARURAT.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun buku Pedoman Pelayanan
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soeprapto Cepu.
Di Indonesia pemanfaatan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya khususnya dalam
bidang kesehatan banyak digunakan sejak puluhan tahun yang lalu. Untuk mencapai suatu
pekerjaan yang baik, memuaskan dan aman tentunya harus dimulai dari sejak perencanaan
dengan keterlibatan personil yang memliki pendidikan dan pengalaman yang sesuai
dibidangnya. Dengan adanya buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi ini sebagai acuan
dalam melaksanakan pelayanan radiologi sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada
pasien secara optimal sesuai dengan pedoman yang ada sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan Instalasi radiologi RSUD dr. R. Soeprapto Cepu.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu masukan dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk sehingga kami dapat memperbaiki dikemudian
hari.

Cepu, 2015
Hormat Kami,

Instalasi Radiologi
RSUD dr. R. Soeprapto Cepu
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
RSUD Dr. R. SOEPRAPTO
Jl.Ronggolawe 50 Telp.(0296) 421026 Fax:424373
E-mail:rs.soeprapto.cepu@gmail.com
CEPU – 58311

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. R. SOEPRAPTO CEPU KABUPATEN BLORA
NOMOR :
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEPRAPTO CEPU
KABUPATEN BLORA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEPRAPTO CEPU


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
Instalasi radiologi Rumah Sakit Umum dr. R. Soeprapto
Cepu dipandang perlu untuk menetapkan kebijakan
pelayanan Instalasi radiologi Rumah Sakit Umum dr. R.
Soeprapto Cepu;
b. Bahwa untuk maksud huruf a diatas, maka perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum dr. R. Soeprapto Cepu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan ( LN tahun 1992,
TLN No. 2068 );
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah (LN tahun 1999
Nomor 60, tambahan LN Nomor 3079 );
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor 23 tahun 2001 tentang Prosedur Penyusunan
Produk Hukum Daerah;
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1014/Men.Kes/SK/XI/2008, tentang Standar
Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan
Kesehatan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. R.SOEPRAPTO
CEPU TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI
RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM dr. R. SOEPRAPTO CEPU
KABUPATEN BLORA;

KESATU : Kebijakan Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum dr. R. Soeprapto
Cepu Kabupaten Blora meliputi antara lain :
1. Pelayanan Instalasi Radiologi 24 Jam
2. Pemeriksaan Pasien IGD
3. Penyimpanan arsip Radiologi
4. Pertemuan Rutin Instalasi Radiologi

KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Radiologi pada diktum kesatu secara rinci
dijelaskan dalam buku Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah
sakit Umum dr. R. Soeprapto Cepu Kabupaten Blora;

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan keputusan ini akan
ditinjau kembali serta diadakan perbaikan seperlunya apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penerapannya.

Ditetapkan di : CEPU
Pada Tanggal : 2015

DIREKTUR RSUdr. R. SOEPRAPTO CEPU


KBUPATEN BLORA

NUR MOHAMMAD PUTRA


PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI
RSUD dr. R. SOEPRAPTO CEPU
KAB. BLORA

Jl.Ronggolawe 50 Telp.(0296) 421026 Fax:424373


E-mail:rs.soeprapto.cepu@gmail.com
CEPU – 58311
ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Sasaran
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
F. Pelaksanaan
G. Evaluasi Pelaksanaan

BAB II PENGENDALIAN MUTU


A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan
E. Pelaksanaan
F. Pencatatan dan Pelaporan
G. Evaluasi Pelaksanaan

BAB III STANDAR FASILITAS


A. Deskripsi Fasilitas
B. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja
C. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi
D.
BAB IV STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Metodologi
E. Distribusi Ketenagaan
F. Pengaturan Dinas Jaga

BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Pendaftaran dan Pencatatan
D. Pemeriksaan Radiologi
E. Pengelolaan Limbah
F. Laporan Hasil dan Arsip

BAB VI KEAMANAN DAN KESELAMATAN RADIASI


A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Resiko Keamanan Radiasi dan Penanggulangan
BAB VII PELAKSANAAN PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Langkah-Langkah Kegiatan
D. Stok Maksimal, Minimal Obat Kontras dan Film
E. Pelaksanaan Kalibrasi dan Perawatan Peralatan Radiologi

BAB VIII PENUTUP


BAB I PENDAHULUAN

PelayananRadiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu


menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pelayanan unit kerja Radiologi merupakan
pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar pengion sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan
diagnose dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaanya tidak
tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten atau
bukan radiografer dan spesialis radiologi, untuk itu setiap pengguna penguasa ataupun
pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa menjamin mutu pelayananya yaitu harus tepat
dan aman baik bagi pasien, pekerja maupun lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Kini
saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan radiologi mulai memikirkan,
menerapkan dan melaksanakan sistem keselamatan pasien, sehingga pelayanan radiologi
(radiodiagnostik) tidak hanya mampu memberikan pelayanan dan hasil layanan yang bermutu
tinggi tetapi juga memberikan kepastian terwujudnya keselamatan pasien (pasien safety).

A. Tujuan
Tujuan Umum : tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostik diseluruh
Indonesia sesuai dengan jenis dan kelas sarana pelayanan
kesehatan.

Tujuan Khusus :

1. Sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan


pelayanan radiologi diagnostik.

2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan radiologi.

3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang arahannya


disesuaikan dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah dicapai dan
proyeksi kebutuhan pelayanan di masa depan.
B. Sasaran
Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radio-
diagnostik.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan radiologi diagnostik meliputi :

1. Pelayanan Radiodiagnostik
2. Pelayanan Imejing diagnostik,

Dimana melayani pasien pasien rawat jalan, rawat inap, IGD dan dari luar rumah sakit.

D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Radiodiagnostik
Pelayanan radioidiagnostik meliputi sebagai berikut:

1.1 Pemeriksaan non kontras


Pemeriksaan radilogi secara sederhana tanpa menggunakan bahan/obat-obatan,
antara lain:
1. Thorax
2. Ektrimitas atas
3. Ektrimitas bawah
4. BNO /abdomen polos
5. Vertebra
6. Cranium

1.2 Pemeriksaan dengan kontras


Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostik medik.

Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan


daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi
sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada
berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan
lain sebagainya. Pemeriksaan radiologi dengan kontras dengan menggunakan
bahan/obat-obatan yang dimasukkan melalui pembuluh vena/arteri, oral/anal,
saluran kelamin/reproduksi,antara lain:
1. IVP
2. HSG
3. Colon in Loop
4. OMD
5. Cystografi
6. Fistulografi
2. USG

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan


untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang
pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk
menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.Ultrasonografi dapat digunakan
untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih,
jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk
membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion dapat
menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat
mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas,
limpa, tiroid dan lain-lain.

E. Landasan Hukum
1. Kepmenkes RI No.1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
2. KepMenkes RI No 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang penyelenggaraan
pelayanan radiologi
3. Undang-Undang No. 36/2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 33/2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
5. Peraturan Pemerintah No. 29/2008 tentang Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan
Bahan Nuklir.
6. Permenkes No. 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja
Radiografer.
7. Permenkes No. 375/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer.

F. Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Radiologi.

Pelaksana : Radiografer.

G. Evaluasi Pelaksanaan

Setiap akhir tahun dan koordinasi dengan klinisi.


BAB II PENGENDALIAN MUTU
A. Pendahuluan

Sesuai dengan falsafah Radiologi yaitu “ Menjadi Sarana Penyelenggara dagnostik


imejing bermutu yang dipilih karena dipercaya, diakui profesionalismenya didalam dan
diluar negeri.Dengan pelayanan yang dilandasi iman kepada Tuhan “ serta tujuan
Instalasi Radiologi yaitu Terwujudnya pelayanan radiologi yang bermutu dan terjangkau
bagi masyarakat melalui diagnostik imejing berkualitas dengan memperhatikan etika
profesi dan kepuasan pelanggan dan Terwujudnya pelayanan radiologi yang mendukung
diagnosis pasien dengan cepat, tepat,bermutu dan aman. Maka perlu dibuatkan
Pengendalian mutu pelayanan radiologi serta evaluasi terhadap mutu pelayanan
radiologi. Evaluasi pelayanan didapat dari pasien dan para dokter/klinisi yang merujuk
ke pasien.

B. Tujuan

Tujuan pengendalian mutu dan evaluasi pelayanan Radiologi adalah :

1. Mewujudkan falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi secara keseluruhan.


2. Menyediakan media kepada seluruh staf untuk berkompetisi dalam meningkatkan
mutu Pelayanan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Radiologi melalui masukan baik dari pasien
ataupun dokter klinisi.

C. Sasaran

1. Pencapaian lama waktu tunggu hasil Pelayanan Radiodiagnostik Konvensional /x-ray


Tanpa Kontras adalah kurang lebih sama dengan 15 menit.
2. Pencapaian lama waktu tunggu hasil Pelayanan Radiodiagnostik Konvensional/x-ray
Dengan Kontras adalah kurang lebih sama dengan 60 menit.
3. Pencapaian lama waktu tunggu Pembacaan Ekspertisi hasil pemeriksaan
Radiologi dan Ultrasonografi (USG) oleh dokter Spesialis Radiologi maksimal 7 hari.

D. Langkah-Langkah Pelaksanaan

Adapun program kontrol mutu untuk evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di
Instalasi

Radiologi sebagai berikut :

1. Metode Tes.
Untuk sasaran mutu waktu tunggu hasil pelayanan Radiodiagnostik Konvensional
(tanpa kontras, dengan kontras, USG), pengumpulan data diambil melalui :
a. Pengumpulan waktu/jam pemeriksaan foto dan waktu/jam hasil yang ada di Buku
Register.
b. Waktu/jam foto di isi oleh Radiografer/operator setelah selesai melakukan
pemeriksaan foto
c. Waktu/jam hasil foto di isi oleh petugas administrasi setelah hasil foto kering
sampai
Diserahkan pada pasien dan atau/ setelah ekspertise foto selesai dibaca oleh dokter
Spesialis.
d. Melalui jumlah pemeriksaan data akan di rekap dan dihitung rata-rata waktu/jam
hasil pemeriksaan.
e. Frekuensi/analisa dilakukan selama 1 bulan sekali.
Untuk sasaran mutu kerusakan film (kegagalan pelayanan Rontgen)

Pengumpulan data diambil melalui :

a. Menghitung jumlah film rusak yang telah dikumpulkan oleh


Radiografer/operator.
b. Mengelompokkan berdasarkan ukuran film.
c. Menghitung rata-rata film rusak dibandingkan dengan jumlah film terpakai.
d. Frekuensi/analisa dilakukan selama 1 bulan sekali.

2. Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing.


3. Perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan.
4. Pendokumentasian/perngarsipan hasil dan langkah-langkah perbaikan.

E. Pelaksanaan

Penanggung Jawab : dr. Heru Setyono


Pelaksana harian : Radiografer/operator dan administrasi.

F. Pencatatan dan Pelaporan

Laporan dibuat dan akan diberikan ke bagian PenunjangMedik.

G. Evaluasi Pelaksanaan

Evaluasi program kerja secara keseluruhan dengan membuat rekapitulasi dan laporan
yang dilakukan setiap 1 bulan.
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Deskripsi Fasilitas
Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu
dengan spesikasi pembagian ruang sebagai berikut:

DATA RUANG RADIOLOGI


Nama ruangan Ruang 1 Ruang 2
Ukuran Ruangan 570 cm x 675 cm 570 cmx675 cm
Nomor Izin Pemanfaatan Dalam proses No.020548.1.204. Dalam proses
pengajuan 00000.060215 pengajuan
Merk Pesawat sinar x Del Meldical Siemens Siemens
Tipe/Model Pesawat sinar FWFC Polymobil Plus Polyskop
X
No. Seri Pesawat Sinar X - 20583 48149875/481
Tahun Pembuatan - 2008 -
Tahun Pemasangan 2014 Akhir 2008 1987
DATA TABUNG
Merk Tabung Toshiba Siemens Siemens
Tipe Tabung Single Tank 3123990
No Seri Tabung 13GH60 X1123/81/0125
5
Beda tegangan 125 125
Maksimum(KV)
Arus(MA) Maksimum 500 250
Arus Waktu(mAS) 250 800
Maksimum
Pengukuran
Tebal
Lokasi disekitar ruang radiologi Jenis material + Pb paparan
dinding
(mR/jam)

Kanan : Kasir 30 cm Batu bata PC -

Kiri : Jalan/zal Dahlia 30 cm Batu bata PC -

Atas : Atap genting

Bawah : Lantai keramik

Belakang : Taman 30 cm Batu bata PC -

Depan : Ruang 30 cm Batu bata PC -


tunggu/halaman

Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik


radiasi
Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca

Pesawat sinar-X dengan penetapan penghentian

Data pesawat sinar-X yang tidak lagi digunakan.

Data pesawat sinar-X


Nomor izin pemanfaatan Kondisi1
Trophy N 500 HF Rusak

B. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja.

Pembagian daerah kerja pada RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu terbagi atas Daerah
Pengendalian dan/atau Daerah Supervisi. Manajemen berupaya melindungi masyarakat
dengan mencegah akses masyarakat ke Daerah Pengendalian. Proteksi radiasi di
Daerah Pengendalian dilakukan dengan cara menempelkan tanda peringatan bahaya
radiasi yang jelas, mudah terlihat, dan mencolok di setiap pintu akses ke Daerah
Pengendalian. Ruang radiologi juga dilengkapi dengan lampu tanda radiasi di luar pintu
masuk yang menyala saat ruang radiologi digunakan. Manajemen RSUD Dr. R.
Soeprapto Cepu memastikan bahwa seluruh tanda bahaya radiasi ini berfungsi.

1. Daerah Pengendalian, di daerah pengendalian ini Nama instansi melakukan


tindakan proteksi dan keselamatan radiasi dengan:
a. menandai dan membatasi Daerah Pengendalian yang ditetapkan dengan tanda
fisik yang jelas atau tanda lainnya;
b. memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses
dan lokasi lain yang dianggap perlu di dalam Daerah Pengendalian;
c. memastikan akses ke Daerah Pengendalian:
 hanya untuk Pekerja Radiasi; dan
 pengunjung yang masuk ke Daerah Pengendalian didampingi oleh Petugas
Proteksi Radiasi;
d. menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi.

Daerah Pengendaliandalam instansi radiologi kami adalah ruang radiologi yang


terdapat pemanfaatan pesawat sinar –X di dalamnya, yaitu ruang radiologi 1,dan
ruang radiologi 2.

2. Daerah Supervisi, di daerah ini Nama instansi menetapkan daerah supervisi


dengan mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi individu
lebih dari NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 (tiga per sepuluh) NBD
pekerja radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu Nama instansi:
a. menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda
yang jelas; dan
b. memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi

C. Deskripsi Perlengkapan proteksi Radiasi

Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, Nama


instansi menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan
memastikan bahwa perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana
mestinya. Saat ini “RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu” memiliki perlengkapan proteksi
sebagai berikut:

Alat perlengkapan proteksi radiasi

Nama Peralatan Jumlah


TLD/film badge 9 buah
Apron 5
Tabir radiasi mobile 3 Ukuran:1x1,9 m,
1x1,9 m,2x1,9m
Sarung tangan2 -
Dosimeter saku -
Pelindung tiroid -
3
Pelindung gonad/ovarium -
Kacamata Pb -

.
BAB IV STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA

A. Pendahuluan

Meningkatnya persaingan rumah sakit dengan adanya pengembangan tehnologi dalam


pelayanan rumah sakit mengakibatkan banyaknya kesempatan masyarakat untuk
melakukan pilihan dalam memperolek pelayanan penyembuah dan rehabilitasi
penyakit.salah satu penunjang untuk menjadi pilihan terpercaya pelayanan rumah sakit
yaitu sumber daya manusia yang berkualitas serta senantiasa dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bagian radiologi.

Maka radiologi salah satu pelayanan di rumah sakit berupaya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya melalui program pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan baik melalui pendidikan formal maupun informal

B. Tujuan

Meningkatkan mutu pelayanan radiologi Dr R.Soeprapto Cepu melalui meningkatkan


pengetahuan dan ketrampilan staf radiologi serta meningkatkan jenjang pendidikan
formal staff Radiologi.

C. Sasaran

Seluruh staf Radiologi mendapatkan pendidikan formal dan atau informal

D. Metodologi

Pendidikan Informal

- Inhouse Training yaitu pelatihan yang dilakukan didalam Rumah Sakit Dr. R.
Soeprapto Cepu.
- Out House Training yaitu pelatihan yang dilakukan diluar Rumah Sakit Dr. R.
Soeprapto Cepu.

Pendidikan Formal

- Pendidikan setingkat D3/D4 Radiologi


- Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi
E. Distribusi Ketenagaan

Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :

1. Jenis sarana kesehatan


2. Kemampuan/Kompetensi
3. Beban kerja
4. Jumlah pesawat

Jenis dan jumlah tenaga yang ada di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu yang bertype/kelas C
sebagai berikut ;

No. Jenis Tenaga Jenis Tenaga Jumlah

1 Spesialis Radiologi Memiliki SIP 1 orang


2 Radiografer D III Teknik Radiologi 6 orang

Memiliki SIKR

3 Petugas Proteksi Radiasi Memiliki SIB 1 orang


4 Tenaga Elektro Medis D III Atem 2 orang
5 Tenaga Administrasi dan SMU/sederajat 2 orang
Kamar Gelap

Setiap tenaga yang ada dalam Instalasi Radiologi Diagnostik mempunyai tugas dan
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu teknis dan
proteksi/keamanan pelayanan Radiodiagnostik-Imejing/Intervensional.

Tugas pokok masing-masing jenis tenaga radiologi adalah :

1. Dokter Spesialis Radiologi


a. Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SOP tindak medik
radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional serta
melakukan revisi bila perlu.
b. Melaksanakan dan mengevaluasi tindak radiodiagnostik, imejing diagnostik
dan radiologi intervensional sesuai yang telah ditetapkan dalam SOP.
c. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopibersama dengan
radiografer. Khusus pemeriksaan yang memerlukan penyuntikan intravena,
dikerjakan oleh dokter spesialis radiologi atau dokter lain/tenaga kesehatan
yang mendapat pendelegasian.
d. Menjelaskan dan menandatangani informed consent/izin tindakan medik
kepada pasien atau keluarga pasien.
e. Melakukan pembacaan terhadap hasil pemeriksaan radiodiagnostik, imejing
diagnostik dan tindakan radiologi intervensional.
f. Melaksanakan teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik
dan radiologi intervensional sesuai kebutuhan.
g. Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan
dilaksanakan.
h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap pasien.
i. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra
radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat
panduan paparan medik.
j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnostik atau
intervensional dengan mempertimbangkaninformasi pemeriksaan sebelumnya.
k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.
l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK Radiologi.

2. Radiografer
a. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan
pembuatan foto radiologi.
b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.
c. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP. Khusus untuk
pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi pemeriksaan dikerjakan bersama
dokter spesialis radiologi.
d. Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work station)
e. Melakukan penjaminan dan kendali mutu.
f. Memberikan proteksi terhadap pasien dirinya sendiri dan masyarakat disekitar
ruang pesawat sinr x.
g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan
yang diterima pasien sesuai kebutuhan.
h. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin.

3. Tenaga Teknik Elektromedis


a. Melakukan perawatan peralatan radiologi diagnostik bekerja sama dengan
Fisikawan Medis secara rutin.
b. Melakukan perbaikan ringan.
c. Turut serta dengan supplier pada tiap pemasangan alat baru atau perbaikan
besar.
4. Tenaga PPR
a. Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
b. Memantau aspek operasional program Proteksi dan Keselanatan Radisi.
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi dan
memantau pemakaianya.
d. Meninjau secara sistematik dan periodik program pemantauan di semua
tempat di mana pesawat sinar x digunakan.
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
f. Berpartisipasi dalam mendesaian fasilitas radiologi.
g. Memelihara Rekaman.
h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.
i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan dalam hal
kedaruratan.
j. Melaporkan kepada Pemegang izin setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi kecelakaan radiasi.
k. Menyiapkan laporan tertulis mengnai pelaksanaan program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh
Pemegang izin untuk dilaporkan kepada Kepala BAPETEN.
l. Melakukan inventarisasi zat radioaktif.
5. Tenaga Kamar Gelap
a. Menyiapkan kaset dan film.
b. Melakukan pemrosesan film.
c. Mengganti cairan processing (cairan developer dan fixer)
d. Bertangung jawab terhadap kebersihan ruang kamar gelap.

6. Tenaga Administrasi
Melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan pemeriksaan yang dilakukan
di institusi pelayanan.
Dilihat dari jenis/standar tenaga tersebut, Instalasi Radiologi Dr.R.Soeprapto Cepu
Kedepannya membutuhkan tenaga seperti : Fisikawan Medik, perawat, dan IT.

F. Pengaturan Dinas Jaga


Radiologi merupakan salah satu penunjang medis yang berperan penting di dalam rumah
sakit, sehingga radiologi harus ada setiap saat, sehingga radiologi dibuat 24 jam untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan tersebut. Untuk pembagian dinas jaga Instalasi
Radiologi RSUD Dr.R.Soeprapto Cepu dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut :
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala ruang, 2 orang
radiografer dan 1 orang tenaga administrasi.
b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang radiografer.
c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang radiografer.

Untuk dokter spesialis radiologi di RSUD dr.R.Soeprapto Cepu praktek setiap hari senin
dan kamis jam 10.00 WIB sampai jam 14.00 WIB.
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendahuluan
Pelayanan radiologi sebagai bagian terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana
kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat. Bertolak dari hal tersebut serta makin
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan
radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.

B. Tujuan
Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan di instalasi radiologi untuk membantu
menegakkan diagnosa.

C. Pendaftaran dan Pencatatan


Pelayanan Instalasi Radiologi dilakukan oleh radiografer dan dokter spesialis radiologi
sesuai kebutuhan . Pelayanan radiologi meliputi pasien rawat jalan, pasien rawat inap,
pasien gawat darurat dan dari luar rumah sakit. Dimana tatacara pendaftaran dan
pencatatannya meliputi :
1. Surat pengantar dari dokter rawat jalan, rawat inap, Instalasi Gawat Darurat, dan dari
luar rumah sakit diserahkan ke loket radiologi untuk dicatat dalam buku register.
2. Untuk pasien rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat dan dari luar rumah sakit petugas
loket radiologi memberikan informasi tentang tariff pemeriksaan radiologi yang harus
dibayar.
3. Untuk pasien rawat inap petugas loket radiologi menulis besarnya biaya pada kolom
lembar Rekam Medik untuk penghitungan biaya.
4. Petugas administrasi radiologi memberikan blangko permintaan foto pada petugas
pelaksana radiology.
5. Petugas pelaksana radiologi memberi informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien.
6. Selanjutnya segera dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan.
7. Hasil pemeriksaan ditandai dengan jelas seperti nomor foto, nama, umur, jenis
kelamin, alamat, dari bagian mana dan dokter pengirimnya.
8. Hasil pembacaan dari dokter spesialis radiologi dibuat rangkap dua, satu untuk arsip
dan yang satu untuk pasien (dokter pengirim).
9. Pengambilan hasil setelah dibaca dokter spesialis radiologi.
10. Mendahulukan pemeriksaan kasus gawat darurat atau cito.
11. Hasil pemeriksaan foto cito disampaikan ke dokter yang memeriksa.

D. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang ada di Instalasi Radiologi RSUD dr. R. Soeprapto Cepu
meliputi pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing diagnostik/USG.
1. Pemeriksaan Radiodiagnostik meliputi :
1.1 Pemeriksaan non kontras
Pemeriksaan radilogi secara sederhana tanpa menggunakan bahan/obat-obatan,
antara lain:
a. Thorax
b. Ektrimitas atas
b. Ektrimitas bawah
c. BNO /abdomen polos
d. Vertebra
e. Cranium

1.2 Pemeriksaan dengan kontras


Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostik medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi
sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada
berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan
lain sebagainya. Pemeriksaan radiologi dengan kontras dengan menggunakan
bahan/obat-obatan yang dimasukkan melalui pembuluh vena/arteri, oral/anal,
saluran kelamin/reproduksi,antara lain:
a. IVP
b. HSG
c. Colon in Loop
d. OMD
e. Cystografi
f. Fistulografi

2. Pemeriksaan Imejing Diagnostik meliputi USG

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk


melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang
pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk
menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.Ultrasonografi dapat digunakan
untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih,
jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk
membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah
refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi
ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan
lain-lain.

E. Pengelolaan Limbah
Instalasi Radiologi RSUD dr.R.Soeprapto Cepu dalam melakukan prosessing film
radiografi masih menggunakan pencucian manual dimana cairan pencucian film
ditambung di drum-drum pencucian film yang terdapat di dalam kamar gelap. Bekas sisa
dari proses pencucian film inilah yang menghasilkan limbah di Instalasi Radiologi.
Limbah dari proses pencucin film meliputi :
1. Limbah developer adalah cairan sisa larutan pengembangan dalam prosessing film.
2. Limbah fixer adalah cairan sisa larutan fiksasi dalam prosessing film.
3. Limbah cair lainnya adalah cairan bekas pencucian peralatan medik yang digunakan
untk pemeriksaan radiografi intervensional.
Limbah dari proses prosessing film ini harus ditangani dengan benar karena bila tidak
bisa memberikan dampak negatif dilingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu
pengelolaan limbah di RSUD dr. R.Soeprapto Cepu dilakukan oleh IPAL. Dimana
limbah developer dan limbah cair lainnya dari kamar gelap dialirkan langsung ke
dalam pipa IPAL rumah sakit, sedangkan limbah fixer dikelola oleh pihak luar
karena rumah sakit tidak mempunyai alat untuk proses daur ulang limbah fixer.

F. Laporan Hasil dan Arsip


Untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan Instalasi radiologi dilakukan
pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan. Pencatatan dan pelaporan meliputi :
1. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien :
a. Pasien rawat jalan
b. Pasien rawat inap
c. Pasien IGD
d. Pasien kiriman dari luar rumah sakit.
2. Pencatatan dan pelaporan jumlah dan jenis tindakan pemeriksaan yang dilakukan di
radiologi meliputi pemeriksaan kontras, non kontras dan USG.
3. Pencatatan dan pelaporan kejadian yang tidak diiginkan (KTD) dalam melakukan
pemeriksaan di radiologi.
4. Pencatatan kondisi peralatan dan jadwal kalibrasi.
5. Pencatatan pemakaian bahan dan alat yang meliputi :
a. Film termasuk jumlah film yang ditolak dan diulang/rusak.
b. Bahan kimia untuk prosessing film.
c. Bahan kontras
d. Obat-obatan dll.
Laporan disampaikan secara berkala kepada ke bagian PenunjangMedik.
Penyimpanan Dokumen
Dokumen yang ada di instalasi radiologi RSUD dr. R. Soeprapto Cepu meliputi :
a. Surat rujukan dokter/surat permintaan foto.
b. Hasil pembacaan dokter spesialis radiologi.
c. Catatabn dosis
d. Catatan kondisi peralatan.
e. Hasil tes kesehatan petugas radiologi.
BAB VI KEAMANAN DAN KESELAMATAN RADIASI

A. Pendahuluan

Alasan pembuatan program keamanan dan keselamatan pasien (radiasi) adalah bahwa
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu mrmpunyai tugas untuk melayani masyarakat dalam
pembuatan citra radiologi, RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu mempunyai peralatan dan
sumber radiasi yang digunakan untuk melayani masyarakat dalam pembuatan citra
radiologi demi membantu dalam menegakkan diagnosa, agar kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan maka
diperlukan program proteksi dan keselamatan pasien (radiasi), sehingga pasien, pekerja
maupun lingkungan di sekitarnya dapat dipantau dan dijamin keselamatanya.

B. Tujuan

Program keamanan dan keselamatan pasien (radiasi) dibuat untuk menunjukan tanggung
jawab manajemen untuk memberikan proteksi dan keselamatan radiasi melalui
penerapan struktur manajemen, kebijakan, prosedur, dan susunan rencana organisasi
yang sesuai dengan sifat dan besarnya potensi bahaya radiasi bagi manusia sehingga
resiko pemanfaatan radiasi pengion dapat dikurangi serendah mungkin sedangkan
manfaat yang diperoleh sebesar-besarnya.

C. Ruang Lingkup

Program proteksi dan keselamatan pasien (radiasi) dilaksanakan di lingkungan RSUD dr.
R. Soeprapto Cepu, rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi : Pemantauan daerah
kerja, pemantauan perorangan, perawatan peralatan, dan pemantauan kesehatan pekerja
radiasi.

D. Resiko keamanan Radiasi dan Penanggulangn

Dalam setiap tindakan pekrjaan yang dilakukan di instalasi radilogi yang dilakukan oleh
petugas radiasi selalu mempunyai potensi bahaya di dalamnya baik itu dari manusia, alat
yang digunakan maupun tempat kerja.

Penggunaan APD yang tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk mengendalikan
resiko tersebut, bila pengendalian secara teknis dan administratif belum dapat
mengurangi dampak resiko yang ada.

Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi

Peralatan proteksi yang digunakan disesuaikan dengan potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh sumber radiasi tersebut, antara lain :
a. Monitor Perorangan (Film Badge)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000
tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion pasal 10
ayat (1) yang menjelaskan untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja
radiasi maka dilakukan pemantauan eksterna dan atau interna. Pemantauan eksterna
dilakukan dengan menggunakan dosimeter perorangan atau monitor perorangan.
Monitor perorangan digunakan untuk mengetahui besar dosis radiasi yang diterima
pekerja dalam suatu periode tertentu. Film badge digunakan pada setiap kegiatan di
medan radiasi, Film badge harus dikirim ke BATAN setiap bulan untuk dievaluasi.
Jumlah pemakai Film badge sebanyak 10 orang, diantaranya yaitu :
1. dr. H.Heru Setyono
2. dr. Syaifuddin Jamil, Sp. Rad.
3. Yunani
4. Agus Lasdi Andono, AMR (Petugas Proteksi Radiasi)
5. Wati
6. Erwin Darmawan, AMR
7. Slamet, AMR
8. Lenni Kartika Etiminingse, AMR
9. Puji Santoso, AMR
10. Suwito, AMR
b. Perlengkapan Proteksi Radiasi yang Tersedia
Apron di Radiologi : 5 buah
Sarung Tangan di radiologi : 1 buah
c. Penahan Radiasi
Penahan Radiasi Pb (timbal) digunakan untuk melindungi pekerja dari sumber
radiasi eksterna pemancar radiasi sinar X.
Jumlah tabir Pb yang tersedia adalah 4 buah di ruang pemeriksaan.
Lebar : 120 cm
Tinggi : 180 cm
Tebal : ± 3 cm
Pb : 2mm
d. Tanda Bahaya Radiasi
Tanda bahaya radiasi dipasang di tempat-tempat yang dianggap perlu, yaitu
pemasangan tanda radiasi dalam bentuk acrilyc yang di tempel di setiap pintu
pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan dilakukan maka radiografer akan menutup
seluruh pintu akses di ruangan dan lampu merah di atas pintu pemeriksaan otomatis
menyala saat pintu pemeriksaan ditutup. Itu menandakan bahwa sedang ada
pemeriksaan sebagai peringatan bahwa akan da radiasi di dalam ruangan.
Penanggung jawab pengukuran tingkat kebocoran sumber radiasi adalah masing-
masing Petugas Proteksi Radiasi yang tercantum dalam ijin pemanfaatan sumber
radiasi.
BAB VII PELAKSANAAN PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI

A. Pendahuluan

Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas
sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan. Oleh sebab itu kemampuan radiografer
dalam mengelola khususnya memelihara sarana, p[rasarana dan peralatan radiologi
dalam batas kewenangannya sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan.

Hasil kualitas citra radiografi yanng bagus sangat tergantung pada beberapa faktor.
Banyak faktor yang menentukan kualitas citra radiografi yang sesuai, antara lain ; faktor
peralatan(unit x-ray,kaset dan prosessing) dan faktor teknik (SDM dan pasien).
Penggunaan peralatan radiografi yang digunakan berkali-kali selama kurun waktu yang
lama dan jumlah permintaan foto yang banyak, maka tidak menutup kemungkinan alat
tersebut mengalami pergeseran nilai standar yang telah ditentukan. Pergeseran tersebut
seharusnya terdeteksi sehingga dapat diatur kembali seperti semula sesuai dengan nilai
standar.

Untuk menjamin agar peralatan radiologi tetap sesuai dengan standar pelayanan, salah
satu caranya adalah dengan adanya pelaksanaan pengelolaan peralatan radiologi.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan


kesehatan di Rumah sakit.

Tujuan Khusus

1. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan


radiologi secara sistematik dan terarah.
2. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan kendali mutu
peralatan radiologi.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan radiologi.
4. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

C. Langkah-Langkah Kegiatan
Proses Pengadaan Peralatan Radiologi

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
Untuk mendukung kegiatan operasional RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Pengadaan persediaan obat, makanan, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit merupakan
pengadaan khusus yang harus selalu terjamin ketersediaanya untuk
pelaksanaanpeningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Untukmenunjang ketersediaan barang tersebut maka harus dikelola dengan baik dan
benar dengan operasional, yang pada giliranya dapat mewujutkan pengadaan obat, bahan
habis pakai dan makanan yang tertib dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
memperhatikan azas sebagai berikut

a. Azas fungsional, yaitu pengadaan obat, makanan dan bahan habis pakai dilaksanakan
oleh Pejabat yang bertanggung jawab di Instalasi, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Kuasa Pengguna Anggaran, Pengguna Anggaran, Pejabat Pengadaan, Pejabat
Pembuat Komitmen dan Direktur sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing.
b. Azas Kepastian Hukum, yaitu pengadaan persediaan obat, makanan, dan bahan habis
pakai harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan barang obat-obatan, bahan habis pakai dan makanan harus menerapkan
prinsip-prinsip antara lain : Efisiensi, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak
diskriminatif dan akuntabel. Selain prinsip tersebut situasi dan kondisi rumah sakit juga
patut dipertimbangkan dalam memilih sistem pengadaan obat, makanan,dan bahan habis
pakai, situasi dan kondisi yang dipertimbangkan antara lain :

a. Kebutuhan mendesak yang harus segera tersedia.


b. Kondisi keuangan, karena biaya pengadaan berasal dari pendapatan Jasa Pelayanan
Kesehatan.

Sistem Pengadaan dengan cara :

a. Swakelola
b. Pembelian langsung
c. Pengadaan langsung
d. Penunjukan langsung
Maksudnya ialah menyeragamkan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam
pengadaan obat, bahan habis pakai dan makanan di lingkungan RSUD Dr. R. Soeprapto
Cepu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan bertujuan sebagai pedoman
bagi pejabat pengguna/pengelola/pengadaan persediaan (obat,makanan, dan bahan habis
pakai) secara menyeluruh sehingga dapat dipakai sebagai acuan dan pedoman oleh semua
pihak dalam rangka melaksanakan pengadaan persediaan.

Ketentuan Umum

1. Instalasi Radiologi adalah tempat penyelenggaraan pelayanan radiologi dan atau


radioterapi kepada pasien yang membutuhkan dengan menegakan diagnosisyang
cepat dan tepat dan atau pemberian radioterapi yang akurat.
2. Pengguna Anggaran/PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
3. Kuasa Pengguna Anggaran/KPA adalah Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD
4. Pejabat Pembuat Komitmen/PPK adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
5. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahliaan Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksankn Pengadaan Barang/Jasa.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
7. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jsa lainnya.
8. Surat Perjanjian Kerja/SPK adalah perjanjiantertulis antara PPK dengan Penyedia
Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
9. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan dan/atau diawasi sendiri olehK/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran,
instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
Proses Pengadaan Bahan Habis Pakai sebagai berikut :

1. Perencanaan Kebutuhan Bahan Habis Pakai berdasarkan :


- Perencanaan tahunan
- Untuk perencanaan kebutuhan bahan habis pakai (film, obat kontras, cairan
processing film) disusun berdasar dari rekapitulasi jumlah pasien dari instalasi
radiologi selanjutnya mengajukan SP/Surat Permintaan dan diajukan ke PPTK serta
diketahui oleh PA/KPA.
- PPTK melakukan verifikasi dengan pedoman kebijakan umum pengadaan Bahan
Habis Pakai dan kebutuhan Bahan Habis Pakai di Instalasi
- Kemudian perencanaan bahan habis pakai di tanda tangani PA/KPA untuk di serahkan
Kepada Pejabat Pengadaan.
2. Pejabat Pengadaan menyiapkan dokumen pembelian langsung/pengadaan
langsung/penunjukan langsung dan menetapkan Penyedia Barang yang memenuhi
syarat pengadaan sesuai mekanisme evaluasi teknis dan harga serta negosiasi.
3. PPK dan Penyedia menandatangani SPK dan Surat Pesanan dengan mengetahui PA.
4. Barang Pesanan yang dikirim diperiksa oleh Panitia Penerima Barang yang
didampingi Tim Teknis yang paham dengan spesifikasi barang tersebut selanjutnya
dibuatkan Berita Acara/BA.
5. Barang Pesanan yang sesuai spesifikasi pesanan dicatat oleh Penyimpan Barang di
Instalasi Radiologi dengan tembusan kepada PA/KPA dan Pengurus Barang.

SistemPengadaan Bahan Habis Pakai

1. Proses Pengadaan dengan Pembelian Langsung :


- Kebutuhan darurat yang harus segera tersedia yang dilengkapi dengan Berita Acara Pe
Rencanaan Kebutuhan darurat bahan habis pakai.
- Pengadaan barang dengan nilai maksimal Rp. 15.000.000,-
- Pertanggungjawaban administrasi pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Proses Pengadaan dengan Pengadaan Langsung :


- Pengajuan perencanaan kebutuhan dilengkapi dengan Berita Acara kebutuhan bahan
habis pakai.
- Pengadaan barang dengan nilai maksimal Rp. 50.000.000,-
- Pertanggungjawaban administrasi pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Proses Pengadaan dengan Penunjukan Langsung :


- Pengajuan perencanaan kebutuhan dilengkapi dengan Berita Acara kebutuhan bahan
habis pakai.
- Pengadaan barang dengan nilai maksimal Rp. 200.000.000,-
- Pertanggungjawaban dministrasi pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. Stok Maximal, Minimal Obat Kontras Dan Film

DAFTAR FILM RADIOLOGI

No Nama Barang Isi/Box Stok Stok Suhu Satuan


. Min. Max. (Max)
1. Film AGFA uk. 100 150 300 ≤ 25oC Lembar
18x24cm
2. Film AGFA uk. 100 150 300 ≤ 25oC Lembar
24x30cm
3. Film AGFA uk. 100 200 400 ≤ 25oC Lembar
30x40cm
4. Film AGFA uk. 100 200 400 ≤ 25oC Lembar
35x35cm
5. Film AGFA DENTUS 25 50 100 ≤ 25oC Lembar
uk. 3x4cm
6. Film USG 1 Roll 2 Roll 4 Roll ≤ 25oC Roll

DAFTAR OBAT KONTRAS

No. Nama Barang Isi/Box Stok Min. Stok Suhu Satuan


Max. Max.
1. IOPAMIRO 300 10 10 20 ≤ 25oC Vial
2. Barium Sulfat 3.5 3.5 7 ≤ 25oC Kg
E. Pelaksanaan Kalibrasi Dan Perawatan Peralatan Radiologi

Pelaksanaan kalibrasi dilakukan setiap 1 tahun dari tanggal kalibrasi sebelumnya.

Melaksanakan kalibrasi dan perawatan peralatan radiologi, perlu diketahui daftar alat medik

yang ada diradiologi, yaitu: Gnatus Dental X-Ray, Del Medika, Siemens ERGOPHOSE 4.

Perbaikan Alat Medik

a. Bila dijumpai kerusakan alat, Petugas radiologi yang bertugas :

b. Mengisi formulir perbaikan sarana. Formulir ditandatangani oleh petugas yang melapor

dan PPR.

c. Menyerahkan formulir tersebut kepada Kabid. Penunjang medis.

d. Petugas dari distributor membuat laporan kerusakan yang ditandatangani oleh petugas

yang bersangkutan dan analisis yang bertugas pada saat itu.

e. Surat tersebut diserahkan ke Kabid. Penunjang Medis, fotocopy surat disimpan di

radiologi.

Perbaikan Umum

a. PPR bersangkutan mengisi formulir perbaikan saranaumum. Formulir ditanda tangani

pelapor.

b. Menyerahkan formulir tersebut kepada bagian rawat sarana umum.

c. Petugas rawat sarana memperbaiki alat yang rusak atau menghubungi distributor alat

bersangkutan.

d. Petugas rawat sarana membuat laporan kerusakan yang ditandatangani petugas yang

bersangkutan dan petugas radiologi yang bertugas pada saat itu.


BAB VIII PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostik merupakan bagian integral dari pelayanan medik yang
perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakan diagnosa, juga
sangat berbahaya baik bagi pasien ,petugas maupun lingkungan sekitarnya bila tidak
diselengarakan secara benar.Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan
aman diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang didukung oleh
sarana/prasarana, sumber daya manusia dan peralatan yang baik pula.

Agar seluruh sarana pelayanan kesehatan mempunyai mutu yang sama dalam
menyelengarakan pelayanan radiologi diagnostik, maka diperlukan standar pelayanan
radiologi diagnostik yang dapat dipakai sebagai acuan dan dipenuhi oleh sarana pelayanan
kesehatan yang akan menyelengarakan pelayanan radiologi diagnostik.
PELAYANAN RADIOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD
DR.R.SOEPRAPTO CEPU

Tanggal terbit Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Nur Muhammad Putra

PENGERTIAN Merupakan pemeriksaan penunjang medis, baik sebagai penunjang


diagnostik maupun terapi bagi pasien rawat jalan, rawat inap , atau pasien
kiriman luar rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan, sebagai upaya membantu


menegakkan diagnosa.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD dr.R.Soeprapto Cepu Nomor: 445/ /2015


tentang Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr.R. Soeprapto Cepu.

PROSEDUR 1. Surat pengantar dari dokter rawat jalan, rawat inap, Instalasi Gawat
Darurat, dan dari luar rumah sakit diserahkan ke loket radiology untuk
dicatat dalam buku register.
2. Untuk pasien rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat dan dari luar rumah
sakit petugas loket radiology memberikan informasi tentang tariff
pemeriksaan radiology yang harus dibayar.
3. Untuk pasien rawat inap petugas loket radiology menulis besarnya
biaya pada kolom lembar Rekam Medik untuk penghitungan biaya.
4. Petugas administrasi radiology memberikan blangko permintaan foto
pada petugas pelaksana radiology.
5. Petugas pelaksana radiology memberi informasi tentang tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien.
6. Selanjutnya segera dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan.
7. Hasil pemeriksaan ditandai dengan jelas seperti nomor foto, nama,
umur, jenis kelamin, alamat, dari bagian mana dan dokter
pengirimnya.
8. Hasil pembacaan dari dokter spesialis radiology dibuat rangkap dua,
satu untuk arsipdan yang satu untuk pasien (dokter pengirim) atau
ditempel pada lembar Rekam Medik.
9. Pengambilan hasil setelah dibaca dokter spesialis radiology.
10. Mendahulukan pemeriksaan kasus gawat darurat atau cito.
11. Pemeriksaan diluar jam dinas diluar kasus gawat darurat atau cito
dilayani dengan cara on-call (panggilan) oleh petugas piket cito.
12. Hasil pemeriksaan foto cito disampaikan ke dokter yang memeriksa.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan. 3. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat. 4. Instalasi Radiologi.
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
RSUD Dr. R. SOEPRAPTO
Jl.Ronggolawe 50 Telp.(0296) 421026 Fax:424373
E-mail:rsdrsoeprapto@yahoo.com
CEPU – 58311

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEPRAPTO CEPU
KABUPATEN BLORA
NOMOR :
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI


PEMERIKSAAN PASIEN GAWAT DARURAT (IGD)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEPRAPTO CEPU
KABUPATEN BLORA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEPRAPTO CEPU

Menimbang : a. Bahwa pelayanan Instalasi radiologi merupakan pelayanan penunjang


yang sangat dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan terapi;
b. Bahwa perlunya kelancaran pelayanan radiologi di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soeprapto Cepu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan;
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
133/Men.Kes/SK/XII/1999, tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1014/Men.Kes/SK/XI/2008, tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan;
4. Surat Keputusan Yan.Med. No. 1201 / Yan.
Med/RS.Um.Dik.Rad./XI/1987, tentang Pedoman Pelayanan di Rumah
Sakit Umum Pemerintah Kelas C dan D.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. R.SOEPRAPTO
CEPU TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI
RADIOLOGI PEMERIKSAAN PASIEN GAWAT DARURAT (IGD)
RUMAH SAKIT UMUM dr. R. SOEPRAPTO CEPU KABUPATEN
BLORA;

PERTAMA : Terlaksananya dan terselenggaranya pelayanan Radiologi rutin (setiap hari)


24 jam untuk Pasien Gawat Darurat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. R. Soeprapto Cepu.

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan keputusan ini akan
ditinjau kembali serta diadakan perbaikan seperlunya apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penerapannya.

Ditetapkan di : CEPU
Pada Tanggal : 2015

DIREKTUR RSUdr. R. SOEPRAPTO CEPU


KBUPATEN BLORA

NUR MOHAMMAD PUTRA


PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KEGAWAT DARURATAN MEDIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD dr.R.SOEPRAPTO
CEPU

Tanggal terbit Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
Nur Muhammad Putra

PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang menggunakan sinar-X dengan penanganan


sesegera mungkin untuk menghasilkan gambaran foto dan untuk
mengetahui kelainan patologi pada pasien.

TUJUAN Sebagai acuan pemeriksaan radiology kegawatdaruratan medik dalam


upaya membantu menegakkan diagnosa dan terapi.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD dr.R.Soeprapto Cepu Nomor: 445/ /2015


tentang Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr.R. Soeprapto Cepu.
PROSEDUR A. Pemeriksaan Foto Rontgen Kranium
1. Bahan dan Alat :
 Kaset (sesuai dengan kebutuhan)
 Grid/Lysolm
 Kertas kardus/Gabus
 Sand bag
 Kain katun sebagai pengganjal
 Marker
 Imobilisasi kepala
2. Prosedur
 Untuk mobilisasi pasien dengan foto kranium harus sangat
hati-hati supaya tidak menambah kesakitan dan kelainan.
 Posisikan kranium berada ditengah-tengah kaset/film,
sehingga mide sagital plane kranium tegak lurus dengan
kaset/film.
 Orbito meatal line tegak lurus dengan kaset/film.
 Pakai alat bantu sesuai kebutuhan.
 Pada pasien dengan kasus corpus allienum, tempat masukknya
tersebut diberi marker.
 Pada pengambilan radiograf lateral dibuat dengan arah sinar
horizontal pada bagian posterior kranium diberi pengganjal.

B. Pemeriksaan Foto Rontgen Abdoment


1. Bahan dan Alat
 Kaset (sesuai dengan kebutuhan)
 Grid/Lysolm
 Sand bag
 Marker
 Imobilisasi abdoment
2. Prosedur
 Proyeksi pemotretan yang diambil adalah BNO 2 Posisi untuk
mengetahui adanya kelainan pada usus/acute abdoment.
 Seluruh lapangan abdoment berada ditengah-tengah film
sehingga mid sagital plane abdoment tegak lurus dengan film.
 Pakai alat bantu sesuai kebutuhan.
 Untuk pemotretan Left Lateral Decubitus (LLD) dibuat dengan
arah sinar horizontal.

C. Pemeriksaan Foto Rontgen Thoraks


1. Bahan dan Alat
 Kaset (sesuai dengan kebutuhan)
 Grid/Lysolm
 Marker
 Tabung Oksigen
2. Prosedur
 Proyeksi yang diambil thoraks AP dan Lateral, diusahakan
dengan posisi berdiri, duduk, setengah duduk dan apabila
terpaksa sekali dengan tiduran.
 Seluruh lapangan thoraks berada ditengah-tengah kaset/film.
 Dipaki alat bantu sesuai kebutuhan.
 Pasien dengan kasus corpus allienum, tempat masuknya
tersebut diberi marker.

D. Pemeriksaan Foto Rontgen Ekstremitas


1. Bahan dan Alat

 Kaset (sesuai dengan kebutuhan)


 Sand bag
 Marker
 Pb (timbal) pembatas area penyinaran
 Imobilisasi ekstremitas
2. Prosedur

 Proyeksi yang diambil untuk ekstremitas AP dan Lateral, dan


apabila tidak memungkinkan sekali cukup dibuat AP saja.
 Ekstremitas yang akan difoto diletakkan ditengah-tengah
kaset/film.
 Pakai alat bantu sesuai kebutuhan.
 Pasien dengan kasus corpus allienum, tempat masuknya
tersebut diberi marker.

Catatan :

Untuk foto femur pada kasus trauma (fraktur), dibuat dengan memuat
kedua sendi femur (bagian proksimal dan distal).

Keterangan :

Keadaan darurat dan tertentu tersebut antara lain :

 Foto roentgen diatas brankart atau kursi roda yang kondisinya tidak
mungkin dilakukan ganti baju.
 Pasien KLL berat.
 Pasien sesak napas yang sangat.
 Pasien sudah tua sehingga susah diajak komunikasi.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi


2. Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai