Anda di halaman 1dari 17

Syarat Judul yang baik, yaitu :

a. Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan
sinonimnya,

b. Relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut,

c. Provokatif (Menimbulkan rasa ingin tahu orang lain untuk membaca tulisan itu),

d. Singkat,

Tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat
dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul).
e. Harus bebentuk frasa,
f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
g. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
h. Menarik perhatian,
i. Logis,
j. Sesuai dengan isi.

Syarat karya ilmiah

Ada aturan tersendiri tentang penulisan karya ilmiah, bebrapa jurnal memberikan
syarat-syarat tertentu agar bisa diterima/diterbitkan. Berikut ini disampaikan hal-hal
yang berkenaan dengan penulisan karya ilmiah: Syarat Karya Ilmiah 1. Penulisannya
berdasarkan hasil penelitian 2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
3. Karangan mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya 4. Baik
dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu 5.
Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur dan cermat 6. Bahasa yang digunakan
hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi
pembaca untuk salah tafsir Keterampilan dan Pengetahuan Penulis 1. Memahami
Masalah yang diteliti & dibahasnya 2. Memahami Metode Penelitian 3. Mengerti
Teknik Penulisan Karangan Ilmiah 4. Mengerti penguasaan bahasa yang
baik Penulisan Karya Ilmiah mengacu kepada  Pedoman umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD)  Pedoman umum pembentukan istilah
(PUPI) Tujuan Karya Ilmiah. 1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran
atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis. 2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak
hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen
pemikiran & karya tulis dalam bidang IPTEK terutama setelah penyelesaian
studinya. 3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara institusi dengan masyarakat, atau orang-2 yang
berminat membacanya. 4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki
mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya. 5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. Kesalahan
Yang Sering Terjadi 1. Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya. 2. Salah
dalam menyusun struktur pelaporan. 3. Salah dalam cara mengutip pendapat orang
lain sehingga berkesan menjiplak 4. Salah dalam menuliskan bagian kesimpulan,
penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan
benar. 5. Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan
berkesan seenaknya sendiri). 6. Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang
berubah-ubah, margin yang berubah-ubah). 7. Isi yang terlalu singkat karena dibuat
dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi. 8. Isi justru terlalu
panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Penjelasan syarat judul yang baik

Dan contoh biasa diterapkan

C. Syarat-Syarat Judul Karya Ilmiah yang Baik dan Benar Judul merupakan cermin
dari keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Dengan membaca judul sebuah karya
tulis ilmiah orang bisa mendapatkan gambaran tentang isi dan masalah apa yang
diteliti. Dalam membuat judul seharusnya memenuhi syarat-syarat judul yang baik.
Berbicara tentang judul yang baik sebenarnya sama dengan membahas sebuah ide
atau gagasan yang baik untuk dijadikan karya ilmiah. Artinya kalau ide atau gagasan
yang akan diwujudkan dalam sebuah karya ilmiah itu memenuhi syarat sebagai ide
yang baik maka secara otomatis judul karya ilmiah akan baik. Atau sebaliknya kalau
ada judul karya ilmiah yang baik tentu itu muncul dari gagasan atau ide yang baik
pula. Adapun syarat-syarat umum judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah
sebagai berikut. 1. Original dan asli Jangan menggunakan judul yang sudah pernah
ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya. 2. Singkat, jelas dan berbobot Judul
karya tulis ilmiah terkenal dengan kepanjangan judul bak kereta api. Kalau ada judul
yang lebih ringkas mengapa harus pakai yang lebih panjang. Menjadi ringkas penting
agar pembaca tidak ribet saat disodori karya tulis. Usahakan jumlahnya tidak lebih
dari 25 kata. Judul penelitian harus singkat karena menggambar efektivitas dan
efisiensi. Judul jangan terlalu panjang karena membingungkan, dan membuat orang
berfikir panjang tentang apa fokus penelitiannya. Bila harus membuat judul yang
panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
3. Harus sesuai dengan topik penelitian Judul yang baik harus merupakan
perwujudan dari topik penelitian. Pembaca akan dapat mengetahui atau
membayangkan isi dari penelitian, teori yang digunakan, metodologi yang dipakai.
Misalnya judul “Pengaruh Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Padi Pada Musim
Kemarau di Jombang Jawa Timur”. a. “Pengaruh a terhadap b” kata pengaruh
menunjukkan metode yang digunakan adalah regresi sederhana atau korelasi
sederhana, dengan tambahan pembahasan misalnya deskriptif demografik
responden, deskriptif jawaban responden, grafik dan lain-lain. b. “Pengaruh
Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Padi Pada Musim Kemarau” menunjukkan dua
variabel yang diteliti yaitu “Pengaruh Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Padi”
(Variabel X, independen variabel) dan “Pada Musim Kemarau” (Variabel Y,
dependen variabel) 3) “Di Jombang Jawa Timur” menunjukkan studi kasus yang
diteliti, dibatasi hanya terjadi di Jombang Jawa Timur. 4. Tidak bertentangan dengan
aturan yang berlaku Judul penelitian/karya tulis ilmiah berbeda dengan judul-judul
koran atau headline suatu majalah yang begitu bombastis dan provokatif agar laku
dijual. Judul juga tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku seperti
norma agama, sosial, budaya, dan etika, misalnya adanya unsur penghinaan terhadap
kelompok, agama atau Nabi tertentu. Judul yang mengandung kata yang tidak sopan
juga dilarang. 5. Tidak menimbulkan interpretasi ganda Misalnya judul “Menelusuri
Kebijakan Presiden yang Baru”. judul ini banyak menimbulkan prasangka yang
berbeda bagi pembaca sehingga membuat pembaca kebingungan, apakah yang
dimaksud adalah kebijakan yang baru atau presiden yang baru. 6. Tidak provokatif
Judul penelitian haruslah netral dan hanya merupakan dugaan, yang kemudian
diteliti dengan menjunjung tinggi nilai ilmiah yang tinggi dan tidak memihak atau
mengarahkan pembaca. 7. Bukan merupakan kalimat tanya Bila menggunakan
kalimat tanya ini adalah judul yang tidak lazim, sangat jarang ditemui karena ini
dapat menggambar keraguan dari peneliti. Misalnya Judul “Analisis pengaruh cover
majalah terhadap minat baca?” perhatikan tanda tanya menunjukkan keraguan
(Sumber: Usman Rianse dan Abdi. Metodologi Penelitian sosial dan ekonomi
(2008:44), diolah). Adapula syarat-syarat judul yang terkhusus pada karya ilmiah
populer seperti artikel pada koran atau majalah. Adapun syarat-syaratnya dijelaskan
sebagai berikut. 1. To the point. Yes, straight to the point! Langsung ke sasaran inti
gagasan. Judul karya ilmiah populer harus mencerminkan inti gagasan tulisan yang
dibahas. 2. Singkat dan padat. Judul karya ilmiah populer harus ringkas dan padat.
Misal "Pemimpin Tanpa Huruf N". Judul ini singkat tapi sarat makna. 3. Memancing
rasa ingin pembaca. Misal “Suti Karno Hamil”. Padahal saat pembahasan suti karno
hamil dalam film terbarunya. Nah, judul karya ilmiah populer demikian pasti akan
menimbulkan tanda tanya. Lalu, memancing pembaca untuk membaca karya tulis.
Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang
akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi
judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu
cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian
pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang
utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat
membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang
mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi,
contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan
Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”. Banyak orang beranggapan bahwa topik
= judul. Topik merupakan pokok yang akan diperikan atau masalah yang akan
dikemukakan. Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan
biasanya lebih abstrak, tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik
dapat muncul judul-judul. Untuk merumuskan dan membuat judul yang baik dan
benar memerlukan beberapa langkah sebagai berikut. 1. Tulisan yang Dianggap
Paling Menarik Tahapan awal menulis judul yaitu tulis yang paling menarik, yang
dianggap dapat menyedot perhatian banyak pembaca. Jangan ragu-ragu tulis saja.
Manjakan bayangan-bayangan tulisan yang sedang dan akan kita garap dengan
menulis judul sesuai selera waktu menulis. Sekali lagi jangan ragu. Tulis saja. 2. Judul
Awal Bukan Hal yang Final Seiring proses penulisan dari satu alinea ke alinea
lainnya, terkadang terjadi pergeseran makna. Substansi tulisan tidak hanya satu jalur.
Bisa merembet pada masalah yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan banyak
kasus seperti ini. Jika saat menulis judul pertama kali, kata-kata apa saja harus ditulis
bagus, maka pada tingkat kedua harus dilakukan perubahan judul sesuai perjalanan
tulisan kata lainnya. Judul awal bukanlah hal yang final kalau terjadi perubahan isi.
Sekarang kita baca langkah ketiga. 3. Jika Timbul Judul-judul Lain Satu judul yang
sedang kita rampungkan, tidak jarang beranak dan menjurus pada dualisme judul
atau lebih. Apa yang harus kita lakukan? Jangan terlalu panik. Kepanikan
menyebabkan frustasi. Akhirnya tidak percaya diri bahwa kita mampu menulis.
Kalau menemukan kenyataan ada judul baru timbul, pilih yang paling mudah,
kondisikan dengan referen yang tersedia, dengan kemampuan kita. Selesai
memutuskan judul (yang pertama, kedua, ketiga…..), segera “matikan” judul lainnya.
“Kunci” sementara untuk lain waktu dibuka kembali supaya sebuah tulisan segera
rampung atau matang dan tidak mengambang. 4. Meminjam Istilah yang Sedang
Ngetrend Istilah yang sedang ngetrend pasti lagi banyak dibicarakan banyak orang.
Cara ini sangat efektif menyapa emosi pembaca, membangkitkan gairah membaca isi
tulisan. Sumbernya entah dari judul film, iklan, atau pernyataan tokoh berpengaruh.
Beberapa waktu lalu sebuah judul film yang dibintangi Dian Sastro Wardoyo begitu
mengemuka, “Ada Apa Dengan Cinta”. Sebelumnya lagi nyanyian Joshua “Diobok-
obok”. Kita bisa memanfaatkan kepopuleran istilah-istilah itu. Dengan
membubuhkan pesan yang akan disampaikan. “Ada Apa Dengan….”. Titik-titik diisi
dengan nyawa tulisan (pesan). Misal, “Ada Apa dengan RUU Penyiaran, Ada Apa
dengan Anggota Dewan, Ada Apa dengan Pemilihan Gubernur, Kehormatan Rakyat
Diobok-obok,” dan seterusnya. 5. Gaya Mempengaruhi Salah satu penulisan judul
yang efektif dengan cara nada mempengaruhi. Para akademisi sering mangatakan
gaya mempengaruhi dengan sebutan persuasif, kita petik sebuah contoh dari
makalah yang ditulis AS. Haris Sumandria, mantan Redaktur Bandung Pos (Alm).
Topik :Keuntungan Mengikuti Pendidikan Retorika Judul :Tanpa Retorika Kita Tak
Berdaya Dengan memberikan judul “Tanpa Retorika Kita tak Berdaya”, Pak Haris
memaparkan, ada dua keuntungan (tujuan) yang ingin dicapai dari penulisan judul
itu. Pertama, secara umum mempengaruhi massa. Kedua, lebih khusus lagi yaitu,
meyakini berbagai manfaat retorika sekaligus menggiring pembaca untuk mengikuti
kursus pelatihan komunikasi di lembaga tempat ia beraktivitas. 6. Hindari judul yang
panjang Umumnya para pembaca lebih menyukai judul dengan menggunakan
kalimat pendek atau efektif, kalimat jelas dan singkat serta tidak memerlukan banyak
kata. Panganut (peminat) judul pendek biasanya menulis judul tidak lebih dari enam
kata. Misal, “Agar Komunis Tidak Bangkit Lagi”. Sebenarnya penulisan judul dapat
pula dilakukan dengan memanjangkan kata kata tambahan. Lazimnya kata-kata
tambahan diberi tanda kurung. Berikut ini pemanjangan dari judul pendek di atas.
“Agar Komunis Tidak Bangkit Lagi” (Upaya Pencegahan Dampak Negatif Paham
Komunis Melalui Pendekatan Ekonomi yang Islami). Jadi, penulisan judul boleh
pendek, boleh panjang. Disesuaikan, patutkan dengan selera sendiri, redaktur atau
pembaca. 7. Sesuai Isi Urutan ketujuh inilah yang paling prinsipil. Harga mati. Apa
pun gaya tulisan, dengan pendekatan apa saja, penulisan judul harus mencerminkan
kandungan isi tulisan.

STRUKTUR PENULISAN ILMIAH


A. PENDAHULUAN

Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan
ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi
yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan
sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan
dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner,
wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data
sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui
dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan
penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu
yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam
kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk
masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun
kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu.

Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir


secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta
dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

B. STRUKTUR PENULISAN ILMIAH

Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :


1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
Secara garis besar, susunan/struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.
4. Hasil Penelitian dan Analisa
5. Kesimpulan (& Saran)
6. Bagian akhir

1. Bagian Awal
Bagian Awal, terdiri atas :
- Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah.
- Lembar Pengesahan
Dituliskan tentang judul penulisan ilmiah, data penulis dan sebagainya.
- Abstraksi
Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.
- Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan,
Pembimbing, Perusahaan).
- Daftar Tabel
- Daftar Gambar
- Daftar Lampiran

2. Pendahuluan
Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :
- Latar Belakang Masalah
Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan
yang bersangkutan.
- Masalah dan Pembatasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan
bagian mana yang tidak.
- Tujuan Penulisan
Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan
memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
- Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan
data dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
- Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.

3. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa
diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
4. Gambaran Umum
Menguraikan secara singkat profil tempat dilakukannya kerja praktek / penelitian.
Dibuat bab sendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).

5. Hasil Penelitian dan Analisa


Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab.
- Hasil Penelitian
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan
penelitian.
- Analisa dan Pembahasan
Menjelaskan tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data lapangan yang
diperoleh dan membahas masalah-masalah yang diajukan.

6. Kesimpulan
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

7. Bagian Akhir
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam
penulisan.
- Daftar Simbol
Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan
keterangannya.
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-
perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang
disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
C. TEKNIK PENULISAN

1. Penomoran Bab serta subbab


- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor
bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ........... (Judul Bab)
2.1 ...........(Judul Subbab)
2.2 ...........(Judul Subbab)
2.2.1 .........(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14,
tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar,
ukuran font 12, tebal.

2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil
(i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul
dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari
bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap
awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin
dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

3. Judul dan Nomor Gambar/Grafik/Tabel


- Judul gambar/grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel
diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti
gambar pertama yang aga di bab III.

4. Penulisan Daftar Pustaka


- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan
ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka
dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja
dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum
memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama
Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
Contoh :
Buku :
[1].Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison Willey
Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts, 1995.
Anonim :
[1].Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, cetakan pertama, PT. Gunung
Agung, Jakarta 1983.
Majalah / Jurnal :
[1].Cattell R.G.G. and Skeen.J. “Object Operation Benchmark”. ACM Trans.
Database Systems, 17, 1992, pp. 1 – 31.
(Jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di antara volume dan
halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring).
Lebih dari tiga penulis :
[1].Stoica, I, et all., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for Real-
Time, Time-Shared Systems”, In Proceedings Real-Time Systems Symposium,
IEEE Comp. Press, Desember, 1996, hlm. 288 – 299.

5. Pengutipan
Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu
diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup
dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :
..........(kutipan).......... [3]. berarti kutipan diambil dari buku ke tiga dari daftar
pustaka.
- Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi
tanda kutip, spasi tetap biasa.
- Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi
diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada bagian
kiri.

6. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm, Bawah : 3 cm, Kiri : 4 cm, Kanan : 3 cm
- Jarak spasi : 1,5
- Jenis huruf (Font) : Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal

Referensi :

 Nasucha yakub, Muh. Rohmadi, Agus Budi. 2009. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Mata Kuliah Kepribadian). Media Perkasa.
Yogyakarta.
 http://daryono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7181/Pedoman+PI+FE.doc

organisasi gagasan

Mengorganisasi Gagasan Esai

Mengorganisasi gagasan dalam esai dengan baik merupakan hal penting


demi keberhasilan karangan. Organisasi yang baik memungkinkan kita
untuk menyelaraskan pemikiran dan gagasan kita secara logis sehingga
memudahkan pembaca mengikuti alur pikiran kita. Logika dasar esai dimulai
dengan pendahuluan yang memberi pengantar yang memadai akan
gagasan utama yang hendak disampaikan secara lebih mendalam dalam
badan esai dan diakhiri dengan rangkuman gagasan di paragraf penutup
(lihat diagram di bawah). Untuk memahami mengapa mengorgansisasi
gagasan itu penting, cobalah untuk memulai esai dengan paragraf isi yang
kemudian diikuti dengan kalimat tesis dan sebuah kesimpulan. Esai yang
demikian ini sulit untuk dipahami karena logika berpikirnya salah. Mari kita
cermati masing-masing bagian dari esai dengan lebih mendalam.
GFYTUNB

Pendahuluan
Pendahuluan adalah unsur penting dalam struktur esai. Bagian ini memuat
gagasan utama esai dan menyatakan tujuan penulisan. Pendahuluan juga
memuat rumusan kalimat tesis atau sering juga disebut kalimat topic dan
beberapa kalimat lain yang menguraikan kalimat tesis ini. Kalimat tesis dan
kalimat-kalimat lain yang menyertainya ini secara kolektif disebut sebagai
“pendahuluan” esai.

Tubuh Esai
Dua sampai lima paragraf yang mengikuti pendahuluan disebut tubuh esai.
Disebut demikian karena paragraf-paragraf ini membentuk tubuh atau
bagian tengah dari esai yang kita tulis. Tubuh esai biasanya terdiri atas
penjelasan, argumen, dan pembahasan lebih lanjut dari tema utama yang
kita perkenalkan di bagian pendahuluan. Gagasan-gagasan yang tertuang
dalam bentuk kalimat-kalimat dalam tubuh esai harus menopang tesis yang
telah dikemukakan di pendahuluan. Perlu diingat bahwa setiap paragraf
tubuh harus diawali dengan kalimat topik yang menopang tesis

Paragraf Esai
Maing-masing paragraf harus mengandung satu gagasan utama dan harus
ditopang dengan detil-detil yang relevan sesuai dengan topik dan tesis yang
telah dikemukakan. Kalimat topik dari setiap paragraf harus mendukung
gagasan utama esai

Panjang Paragraf
Walaupun tidak ada aturan baku mengenai panjang sebuah paragraf,
Patokan yang biasa digunakan mensyaratkan bahwa paragraf esai tidak
lebih dari sepuluh kalimat dan tidak kurang dari dua kalimat. Panjang
paragraf ini bervariasi antara satu esai dengan esai lainnya, tergantung pada
jenis esai yang kita tulis. Misalnya, panjang paragraf esai bisnis (niaga)
umumnya terdiri atas 4-5 kalimat sementara esai akademik memiliki rata-
rata 8-10 kalimat. Esai akademik cenderung lebih panjang karena penulis
harus menyatakan pendapat, mendukung pendapat itu dengan data riset,
dan menyampaikan kesimpulan. Esai yang demikian memerlukan lebih
banyak hal yang harus ditulis.

Peninjauan Ulang
Meninjau atau menulis ulang esai sangat diperlukan ketika kita telah berhasil
menyelesaikan tulisan kita. Ada baiknya kita kesampingkan esai kita selama
beberapa jam dan kita baca ulang kemudian. Penting sekali untuk membaca
secara teliti setiap paragraf untuk memastikan gagasan kita masuk akal dan
bahwa kita telah menyampaikannya secara jelas dan logis. Juga penting kita
pastikan bahwa gagasan yang kita tulis tidak bergeser dari pokok utama
persoalan yang ingin kita sampaikan. Masing-masing paragraf harus relevan
dengan tesis. Jika kita temukan gagasan yang kurang atau tidak relevan
dengan tesis, menghapus atau menulis ulang gagasan itu mungkin akan
bermanfaat.

Simpulan
Bagian terakhir dalam organisasi esai adalah simpulan. Bagian ini
merangkum poin-poin yang telah disampaikan dalam pendahulan dan tubuh
esai. Fungsi utama paragraf simpulan adalah bukan hanya membuat
rangkuman namun juga menunjukkan bagaimana rangkuman tersebut
terkait erat dengan tesis esai. Tehnik penulisan paragraf penutup yang baik
bias dilakukan dengan menuliskan “sebagaimana yang telah kita lihat”, “oleh
karena itu”, “sebagai simpulan”, “pada dasarnya”, dan lain-lain. Kata-kata
penghubung atau transisi semacam ini membantu kita mengikat gagasan-
gagasan penting yang telah kita sampaikan dalam esai. Sekali lagi,
simpulan harus menyampaikan tinjauan yang relevan dengan tesis dan
gagasan utama.
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/mengorganisasi-gagasan-
esai.html#sthash.DUwepr3S.dpuf

Anda mungkin juga menyukai