Adat yang paling kental dan sangat terkenal dari suku Toraja adalah upacara pemakaman
Rambu Solo’. Dimana upacara Rambu Solo’ ini merupakan upacara yang sangat besar dan
memakan banyak biaya. Ketika seseorang dari suku Toraja meninggal dunia, maka jasadnya
akan dibungkus kain dan disimpan di dalam Tongkonan atau rumah adat suku Toraja hingga
uang untuk melakukan upacara Rambu Solo’ terkumpul. Puncak upacara Rambu Solo’
dilaksanakan sekitar bulan Juli-Agustus. Pada upacara ini, para keluarga bangsawan yang
meninggal harus mengorbankan kerbau. Semakin tinggi jabatan dan kekuasaan yang dimiliki
oleh arwah maka semakin banyak kerbau yang harus dikorbankan. Kerbau disembelih dengan
cara sekali tebas menggunakan golok. Kerbau memiliki filosofi sebagai kendaraan yang
dipercaya oleh masyarakat suku Toraja untuk mengantarkan arwah menuju Puya (akhirat).
Dalam upacara pemakaman ini, terdapat berbagai tarian, nyanyian, dan musik sebagai tanda
dukacita, berkabung, dan ratapan atas orang yang telah meninggal. Jasad orang yang telah
meninggal dunia diletakkan di dalam perkuburan Goa Londa dan Goa Lemo, dimana masyarakat
Toraja percaya semakin tinggi letak jasad disimpan, maka akan semakin cepat arwah dari jasad
tersebut untuk sampai ke nirwana.
Pa’Pelle
Merupakan alat musik yang terbuat dari batang padi yang disambung
sehingga mirip seperti bentuk terompet. Alat music ini biasa dimainkan
saat musim panen, saat menggembalakan ternak, dan acara syukuran
rumah adat.
Pa’Pompang
Merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bentuknya mirip
dengan angklung namun cara memainkannya adalah dengan ditiup.
Biasa dimainkan oleh anak-anak saat ada upacara adat atau
perayaan hari nasional
Pa’Karombi
Merupakan alat musik yang terbuat dari bilah bamboo dan juga
benang. Alat musik ini dimainkan secara bersama-sama. Uniknya,
masyarakat memainkan alat music ini untuk menyembuhkan anak
yang terkena cacar, mereka percaya dengan memainkan alat musik
ini dapat mengusir energi-energi negatif dari anak tersebut.
6. FAKTA UNIK