Anda di halaman 1dari 1

Komplikasi

Pruritus
Pruritus merupakan morbiditas yang penting dan sering terjadi baik pada kolestasis
intrahepatic maupun ekstrahepatik. Daerah predileksinya meliputi seluruh bagian tubuh dengan
daerah telapak tangan dan kaki, permukaan ekstensor ekstrimitas, wajah, telinga, dan trunkus superior
memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Mekanisme terjadinya pruritus masih belum diketahui
secara pasti. Deposit garam empedu dikulit diketahui memeiliki efek pruritogenic secara langsung.
Namun sudah dibuktikan bahwa teori ini tidak benar. Sebagai tambahan, hiperbilirubinemia indirek
tidak dapat menyebabkan pruritus (1).

Teori lain menyatakan bahwa pruritus pada kolestasis disebabkan karena konsentrasi garam
empedu yang tinggi dihati menyebabkan kerusakan hati sehingga terjadi pelepasan substansi yang
bersifat pruritogenic (misalnya histamin).Akumulasi opinoid endogen yang diketahui dapat
memodulasi pruritus dan meningkatkan tonis opiodergek diotak, saat ini sedah menjadi perhatian
karena antagonis opoid telah dibuktikan dapat mengurangi pruritus pada kolestasis (2).

Hiperlipidemia dan Xantoma


Hiperlipidemia dan xanthoma merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kolestasis
intrahepatic (contohnya sindrom Alagille). Pada kolestasis terjadi gangguan aliran empedu yang akan
menyebabkan meningkatnya kadar lipidoprotein di sirkulasi sehingga terjadinya hiperkolesteromia
(kolesterol serum mencapai 1000-2000 mg/dl). Hal ini akan menyebabkan terdcepositnya kolesterol
di kulit, membran mukosa, dan arteri. Risiko atherosclerosis pada anak dengan kolestasis kronis tidak
diketahui, tetapi hiperkolesterolemia berat pada sindrom alagille diketahui berhubungan dengan
penumpukan lipid di ginjal yang menybabkan gagal ginjal dan penumpukan plak aterom di aorta
dalam beberapa tahun pertama kehidupan (2).

Refrensi

1. Lane E, Murray KF. Neonatal Cholestasis. Pediatr Clin North Am. 2017;64(3):621–39.

2. Giovannini I, Chiarla C, Giuliante F, Vellone M, Ardito F, Nuzzo G. Sepsis-induced


cholestasis [12]. Hepatology. 2008;47(1):361.

Anda mungkin juga menyukai