Anda di halaman 1dari 2

MENGATASI ANAK KECANDUAN GAME (GADGET)

Banyak yang datang ke saya untuk minta diterapi agar anaknya berhenti dari bermain gadget. Malahan ada
anak yang berani membentak ibunya jika gadgetnya diambil. Sampai-sampai dia marah dan mengamuk
karena kuota internet hand phone nya habis.

Ini masalah serius ayah bunda, jangan dianggap spele. Karena zaman semakin maju dan terus berkembang,
maka ayah bunda mau tidak mau harus bias mengikuti perkembangan zaman itu dengan ilmu.

Untuk kasus seperti kecanduan game, memang butuh ketegasan dalam bersikap dan sesekali siapkan hadiah
juga hukuman apabila diperlukan untuk menjauhkan anak dari game (gadget). Karena tidak cukup dilarang
berulang kali, jika tanpa ada pengkondisian yang mendukung maka sia-sia saja,
Ayah, bunda bisa mempraktikan beberapa tahapan ini agar anak berhenti dari kebiasaan buruk itu:
1. Lakukan RAPAT KELUARGA untuk membahas permasalahan game (gadget).
Ayah, bunda, dan anak-anak duduk bersama. Ayah menjelaskan secara singkat dengan bahasa yang
bisa dipahami anak sesuai dengan usianya mengenai perlunya rapat ini untuk membahas seputar
game (gadget).
Sebagai awalan sangat penting orang tua menanyakan bagaimana perasaan anak terhadap game?
Apa serunya? Apa yang diperoleh dari game itu? Jadikan pertanyaan itu sebagai usaha untuk
membuat anak senang terlibat dalam pembicaraan ini.
Jangan diawali dengan langsung membahas topic, karena anak bisa langsung memberikan penolakan.
Mainkanlah peran sebagai sahabatnya bukan sebagai orang tua yang mengontrol.

2. Setelah pendahuluan diberikan, tanyakanlah cita-cita atau keinginan anak terkait dengan game.
Cari apakah ada relevansi antara cita-citanya dengan aktifitasnya yang sebagian waktu dihabiskan
untuk bermain game.
Setelah anak menyampaikan keadaan dirinya, barulah orang tua menyampaikan harapannya dan
keprihatinannya. Sampaikan bagaimana game dalam kaitannya dengan pendidikan dan kesehatan.
Jika ada fakta yang menguatkan bisa orangtua menunjukannya kepada anak. Fakta tersebut
disampaikan sebagai gambaran yang factual atau nyata buakn hal yang dibicarakan dengan maksud
menakut nakuti anak.

3. Setelah orang tua dan anak saling mengutarakan, selanjutnya masuk pada aturan dan konsekwen.
Bersama sama orang tua dan anak membuat jadwal rutinitas anak. Di dalamnya mengatur kapan dan
bagaimana game dapat dimainkan. Dalam sehari bera lama anak boleh main game. Urutan waktunya
setelah dan sebelum apa. Apakah anak boleh main game di hari yang efektif atau hanya week end
saja. Apakah Hp, Playstation, computer diamankan pada waktu tidak boleh main atau bagaimana.
Sebaiknya memang perangkat tersebut di amankan dengan baik dan rapi saat bukan waktunya amin
sehingga pengkondisian betul betul terencana dengan baik.

4. Berikutnya ayah dan bunda buat kesepakatan mengenai sanki dan hadiah.
Missalka jika anak patuh dalam sebulan, maka anak dapat hadiah tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Usahakan hadiahnya adalah kebutuhan anak. Missal tasnya yang rusak dihanti dengan
tas baru sebagai hadiahnya.
Ketika anak melanggar, apa konsekwensi yang akan diberikan? Missal anak tidak boleh main game
selama seminggu karena tidak mematuhi jadwal yang telah disepakati.

5. Terakhir sampaikanlah terima kasih kepada anak dan penghargaan atas kesediaan anak terlibat dalam
diskusi keluarga ini. Samapaikan sugesti positif bahwa kedua orang tua yakin jika anaknya dapat
kooperatif pada kesepakatan ini untuk tujuan kebaikan bersama.
Insyaa Allah dengan 5 tahap ini bisa dengan mudah menghindarkan anak dari kecanduan terhadap game
(gadget). Dalam praktiknya diharapkan ayah bunda bersabar, dan tetap berdoa kepada Allah agar
dimudahkan langkahnya. Dan 5 tahap ini sudah berhasil dipraktikan untuk klien saya…
#Service_hati
#Shufizainalmutaqin

Anda mungkin juga menyukai