PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
(Sjamsuhidajat, 2013).
tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun
ke tahun. Tercatat di tahun 2014 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit
di dunia, sedangkan pada tahun 2015 data mengalami peningkatan sebesar 148
juta jiwa. Tindakan operasi di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 1,2 juta jiwa.
1
2
pengalaman operasi sebelumnya (Black & Hawks, 2014). Data WHO tahun 2015
menyatakan bahwa 25,1% atau 8.922 orang klien post operasi yang dirawat di unit
perawatan intensif mengalami gangguan kejiwaan dan 7% atau 2.473 orang klien
mengalami kecemasan.
kecemasan maka akan terjadi masalah dalam tubuh. Sebab jika tidak segera
diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis sebelum
perawat sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan, salah satunya adalah
terapi musik. Terapi musik dapat menekan sistem saraf simpatik yang terlibat
dengan penurunan respon stres tubuh. Musik juga memicu otak untuk melepaskan
endorfin, meningkatkan kadar dopamin, dan memblokir jalur nyeri, semua yang
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Simbolon (2015), tentang
pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di
ruang rawat bedah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015. Hasil
penelitian didapatkan penurunan tingkat kecemasan. Hal ini juga selaras dengan
bedah.
Tangerang, selama ini dengan melihat dan menanyakan langsung kepada pasien
yang akan menjalani operasi, banyak mengatakan bahwa pasien merasa cemas
menghadapi operasi. Selain itu data pendukung yang diperoleh bahwa pasien yang
mana ini adalah salah satu dari tanda gejala kecemasan. Berdasarkan fenomena di
atas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus Asuhan keperawatan mengenai
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan keperawatan
3. Pendidikan keperawatan
mahasiswa.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
dan memilih jenis musik untuk mencapain hasil akhir yang tepat
penyakit. Terapi ini akan berhasil jika ada kerja sama antara klien
manfaat, diantaranya:
manusia.
berproduksi.
nadi.
terfokus.
8
dsb)
harmonisnya.
9
1. Aktif-Kreatif
cara:
2. Pasif-Reseptif
perawatan.
11
a. Definisi kecemasan
melindungi diri.
respon dari suatu ancaman yang jelas, diketahui, dan bukan bersifat
konflik.
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memliki objek yang
secara interpersonal.
dapat berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar
12
a) Faktor eksternal :
perubahan status/peran.
anak-anak.
gangguan ini lebih sering dialami oleh wanita dari pada pria.
ini juga bukan hanya dipengaruhi oleh faktor emosi, tapi juga
menekan perasaannya.
adaptasi.
14
terhadap kecemasan.
tingkat kecemasan yaitu ringan, sedang, berat dan berat sekali atau
a) Kecemasan ringan
meningkat.
b) Kecemasan sedang
c) Kecemasan berat
pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang
ancaman meningkat.
d) Panik
ditinggal sendiri, takut pada orang asing, takut pada keramaian lalu
17
somatik ditandai dengan nyeri pada otot, kedutan otot, kaku, gigi
lambung setelah atau sebelum makan, rasa panas di perut, perut terasa
kening, muka tegang, tonus otot meningkat, nafas pendek dan cepat.
ada. c) Skor 2 : separuh dari gejala yang ada. d) Skor 3 : lebih dari
dengan 56 = panik.
a. Definisi
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana. Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut
berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual
b. Indikasi Pembedahan
inflamasi.
f. Klasifikasi Pembedahan
diantaranya adalah :
1) Darurat (emergency)
pada perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus, fraktur tulang
tengkorak, luka tembak atau tusuk, dan luka bakar yang sangat luas.
20
2) Urgen
tetapi pembedahan dapat dilakukan atau ditunda dalam waktu 24-30 jam.
3) Diperlukan
4) Elektif
Pasien harus menjalani pembedahan ketika diperlukan, dan bila tidak dilakukan
5) Pilihan
1) Bedah minor
Bedah minor adalah pembedahan yang dapat menimbulkan trauma fisik yang
minimal dengan resiko kerusakan yang minim, misalnya insisi dan drainase
2) Bedah mayor
Bedah mayor adalah pembedahan yang dapat menimbulkan trauma fisik yang
tidak melanggar teknik aseptik, penutupan secara primer, tidak ada drain
terjadi kontaminasi bakteri yang dapat terjadi sumber dari endogen. Misalnya
dapat berair.
terbuka. Misalnya terjadi percikan dari traktus gastrointestinal (GI) urin; urin
drainase abses. Karakteristik : luka traumatik lama (lebih dari 12 jam); luka
22
2011).
Faktor resiko terhadap pembedahan menurut Potter & Perry antara lain:
a) Usia
Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut
mempunyai resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada
usia tua sudah sangat menurun, sedangkan pada bayi dan anak-anak
b) Nutrisi
air, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, Vitamin K, zat besi dan seng
Oleh karenanya defisiensi dan infeksi luka, umum terjadi. Pasien obesitas
sering sulit dirawat karena tambahan berat badan; pasien bernafas tidak
flebitis dan kardiovaskuler, endokrin, hepatik dan penyakit biliari terjadi lebih
c) Penyakit Kronis
Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu
akibat agen anestesi, atau juga akibat masukan karbohidrat yang tidak adekuat
pasca operasi atau pemberian insulin yang berlebihan. Bahaya lain yang
d) Merokok
dan masalah-masalah sistemik, seperti gangguan ginjal dan hepar yang akan
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Indentitas Klien
2018 . Sumber informasi yang didapatkan selama ini berasar dari hasil
punggung bagian bawah akibat jatuh sekitar 6 bulan yang lalu, pada
rumah sakit klien sudah 4 kali kontrol ke poli bedah saraf dan pada
26
Kabupaten Tangerang.
3. Riwayat Kesehatan
bagian bawahnya.
4. Pola Kesehatan
itu penting karena kesehatan merupakan karunia dari Allah dan sakit
merupakan cobaan yang harus dihadapi dengan ikhlas. Arti sehat dan
sakit bagi klien yaitu sehat yang berarti dapat melakukan apa saja dan
rumah rutin minum air putih. Selama sakit klien mengatakan makan
3x/ hari dan menghabiskan setiap porsi yang didapat. Saat ini BB/TB
warna urin kekuningan kurang lebih 550-900 cc/8 jam, tidak ada
dysuria. Eleminasi fekal klien BAB 2 kali sehari dengan warna feses
menonton TV.
jam sampai 8 jam tanpa menggunakan obat tidur, klien tidur dari jam
bagian bawahnya
Pola persepsi konsep diri, sebelum sakit klien adalah seorang ibu
mampu berperan baik sebagai ibu rumah tangga karena tidak mampu
badanya lemah dan mudah lelah, klien tidak dapat istirahat dengan
tenang, nadi teraba kuat dan cepat, klien tampak berkeringat dingin,
5. Pemeriksaan fisik
Inpeksi: bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, tidak ada memar,
Palpasi: tidak ada nyeri, tidak ada benjolan, kulit kepala klien
b. Mata
kanan dan kiri ), tidak ada xantelasma, tidak ada lesi, konjungtiva
kornea, tidak ada lesi. Pupil klien miosis kanan dan kiri, tidak ada
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area sekitar kelopak mata,
c. Teliga
Inpeksi : daun teliga klien simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
luka insisi pada teliga, tidak terdapat keluaran cairan dari telinga.
kanan. Tes garputala: Rinne Tes: kiri (+), kanan (+) artinya bahwa
hantaran tulang lebih kuat dari pada hantaran udara, Weber test:
tidak ada laterisasi, Swabah test: kiri (persepsi klien dan perawat
Inpeksi: hidung klien kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada cairan yang keluar,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan atau masa.
31
Inpeksi: mulut klien simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
warna bibir pucat, mukosa bibir klien lembab, uvula klien berada
tidak menggunakan gigi palsu, tida ada caries, lidah klien bersih,
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area mulut, tidak ada
f. Paru-paru
suara tambahan.
32
g. Jantung
h. Abdomen
Inpeksi: bentuk bulat simetris, tidak ada spider naefi, tidak ada
massa, tidak ada pembesaran hati, tidak ada tanda murfhi, tida ada
hemoroid.
i. Endokrin
Tidak ada perasaan sering haus, tidak terdapat perasaan sering haus
6. Pemeriksaan penunjang
7. Terapi
Ruang Mawar anatara lain infus NaCI 0,9% 500CC/12 jam, obat
B. Diagnosa Keperawatan
kondisi klien, keadaan ruangan dan sumber daya dari tim kesehatan. Pada
sehingga penulis berharap tujuan yang sudah disusun dan telah ditetapkan
tidak bisa sembuh seperti semula, klien mengatakan badanya lemah dan
mudah lelah, klien tidak dapat istirahat dengan tenang. Serta didukung
dengan data objektif nadi teraba kuat dan cepat, klien tampak berkeringat
dingin, tangan teraba basah berkeringat, klien mengatakan sulit tidur pada
digerakan, skala nyeri 8, klien mengatakan tidak mampu duduk dan berdiri
kanan 5555, ekstremitas atas kiri 5555, ekstremitas bawah kanan 5555,
keluhan nyeri menurun, tingkat nyeri pada skala yang rendah, meringis
menurun.
mengurangi nyeri yaitu dengan tekhnik relaksasi nafas dalam, atur posisi
relaksasi.
D. Implementasi Keperawatan
berkurang saat tenang atau rileks dan nyeri bertambah saat di gerakkan,
nyeri terus menerus dan skala nyeri 8, lalu mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam, dengan respon hasil pasien mampu mengikuti cara tarik
seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan, dengan respon hasil
tusuk, nyeri berkurang saat tenang atau rileks dan nyeri bertambah saat
dalam 10 cc aquabides.
berkurang saat tenang atau rileks dan nyeri bertambah saat di gerakkan,
370C.
manfaat dari terapi musik, dengan respon hasil pasien memahami apa
dengan respon hasil ADL pasien terpenuhi dengan bantuan orang lain
E. Evaluasi Keperawatan
sebagai berikut:
1. Nyeri akut
pada punggung bawah, nyeri hilang timbul skala nyeri 5 dan data objektif
pada punggung bawah, nyeri hilang timbul skala nyeri 4 dan data objektif
punggung bawah, nyeri hilang timbul skala nyeri 2 dan data objektif
2. Ansietas
terapi musik pada saat rasa cemas itu muncul kembali secara rutin.
dengan berikan terapi musik pada saat rasa cemas itu muncul kembali
secara rutin.
makan dan ADL pasien terpenuhi dengan bantuan orang lain, analisis
untuk mandiri.
makan dan ADL pasien terpenuhi dengan bantuan orang lain, analisis
untuk mandiri.