Anda di halaman 1dari 14

“PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI


SESI IV : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP
DI RUANG CEMPAKA
RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN”

Disusun Oleh :

RIJAL MAULA
(18.14901.048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2018/2019
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat
fisik, mental, sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan.Orang yang
memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab
kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan
hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri.
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang
terkihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku, dan koping yang efektif,
konsep diri positif, dan kestabilan emosional.Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor tersebut antara lain otonomi dan kemandirian, memaksimalkan potensi diri,
menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri, menguasai lingkungan, orientasi realitas dan
manajemen stress.
Setiap tahun, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia terus meningkat, baik
gangguan jiwa berat maupun ringan. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2010,
persentase gangguan jiwa mencapai 12,5 persen dari sekitar 19 juta penduduk yang berusia
di atas 15 tahun. Namun masih sedikit yang memiliki perhatian terhadap kesehatan jiwa di
Indonesia. Program promosi kesehatan jiwa di masyarakat pun masih belum banyak,
sehingga diperlukan mental health nurses (perawat jiwa) di masyarakat yang melakukan
promosi kesehatan, terutama kesehatan jiwa.
Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkngan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas
dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas kelompok (TAK) klien
dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
Terapi aktivitas kelompok diperlukan dalam praktik keperawatan jiwa untuk
mengatasi gangguan interaksi dan komunikasi serta merupakan salah satu keterampilan
terapeutik.Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya
meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.Terapi
aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu tujuan terapeutik dan tujuan
rehabilitatif. Tujuan terapeutik untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi dengan
lingkungan (hubungan dengan luar diri klien), meningkatkan stimulus realitas dan respon
individu, memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, meningkatkan rasa
dimiliki, meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar cara baru dalam menyelesaikan
masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif untuk meningkatkan kemampuan untuk ekspresi
diri, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan keterampilan sosial, serta
meningkatkan pola penyelesaian masalah hubungan social, salah satu gangguan hubungan
social.
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa
ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca
indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi palsu. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya. Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ
Soeharto Heerdjan khususnya ruang Kasuari sebagian besar pasien mengalami halusinasi
sebanyak 117 pasien (95,7%) pada bulan maret 2019, dan pada bulan April sebagian besar
pasien mengalami halusinasi yaitu sebanyak 101 pasien (92,7%), oleh karena itu kami
menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan sensori
persepsi (halusinasi) dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dapat melakukan
kegiatan dan dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi secara
bertahap, dan membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Menurut
Keliat dan Akemat (2005) tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus.

B. Topik Jenis
TAK : Stimulasi Sensori Persepsi : Halusinasi Sesi 4 (Kemampuan mencegah halusinasi
dengan cara bercakap-cakap)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
2. Tujuan Khusus :
a. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi
b. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.

D. Landasan Teori
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan
gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Halusinasi. Gangguan persepsi sensori
halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
eksteren/ persepsi palsu.
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa. Halusinasi adalah persepsi tentang suatu stimulasi eksternal, tanpa adanya
suatu sumber stimulasi dari luar dan dapat terjadi pada gangguan organis, mental, psikotik,
sindroma putus obat dan gangguan efektif. Ada beberapa jenis halusinasi meliputi :
halusinasi penglihatan, halusinasi pendengaran, halusinasi penghidupan, halusinasi
pengecapan, halusinasi perabaan dan halusinasi kinestetik.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok .Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan keperawatan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Dalam terapi aktifitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi. Proposal Terapi Aktifitas Kelompok ini
akan membahas tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan bercakap-cakap.
Jenis-jenis TAK yaitu :
1. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi
3. Terapi aktivitas kelompok sensori
 Terapi aktivitas kelompok stimulasi suara
 Terapi aktivitas kelompok melalui gambar
 Terapi aktifitas suara dan gambar
4. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
5. Terapi aktivitas kelompok penyaluran energy
6. Terapi aktivitas kelompok kohesif
7. Terapi aktivitas kelompok minat
8. Terapi aktivitas kelompk konseling

E. Klien
1. Karakteristik atau kriteria
a. Klien yang mengalami halusinasi
b. Klien halusinasi yang sudah terkontrol
c. Klien yang dapat diajak kerjasama
d. Klien yang sudah dilakukan asuhan keperawatan dengan halusinasi
2. Proses seleksi
a. Berdasrkan observasi dan wawancara dengan klien kelolaan
b. Menindak lanjuti asuhan keperawatan tentang halusinasi
c. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan halusinasi
d. Klien yang kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang diberikan
e. Mengadakan kontrak dengan klien sebelum TAK
3. Jumlah klien :
Adapun klien yang diikut sertakan berjumlah 6 orang
F. Pengorganisasian
1. Waktu :
a. Hari / tanggal : Selasa, 30 Juli 2019
b. Waku : pukul 11.00 s/d 11.30 WIB (fase orientasi 10 menit, fase kerja 15 menit, fase
terminasi 5 menit) 30 menit
c. Tempat : Ruang Diskusi
2. Tim Terapis
a. Setting tempat : peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran dan ruangan
nyaman dan terang.

L CL

K K

F F
K K

F
K O
Keterangan :
Leader Observer

L
O
Co. leader Fasilitator
CL F

Klien
K

b. Tim terapis dan uraian tugas :


Leader : Rijal Maula
Uraian tugas:
1) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAk
2) Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggota untuk saling mengenal
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Menjelaskan pemainan
5) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
6) Mampu memimpin TAk dengan baik

Co. Leader : Aghita Nurprihatini


Uraian tugas :
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentag aktivitas klien
2) Megambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentag waktu
4) Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
5) Membantu leader mengorganisir klien
6) Mengatur alur permaianan (meghidupkan dan mematikan tape recorder)

Fasilitator : Ulfi Syahri Imprey


Diska Dwi Lestari
Uraian tugas :

1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif


2) Berperan sebagai rolemodel bagi klien selama kegiatan berlangsung
3) Mempertahankan kehadiran peserta
Observer : Ulfi Syahri Imprey
Uaraian Tugas :
1) Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung

3. Metode dan media


1) Metode
a. Diskusi kelompok
b. Bermain peran / simulasi
2) Media
a. Ruangan
b. Kursi
c. Speaker
d. Bola
e. Spidol dan papan tulis / karton
f. Jadwal kegiatan harian dan pulpen

G. Rencana evaluasi
1. Struktur
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin kepala ruangan,
mempersiapkan tempat.
2. Proses
a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
c. Klien dapat memahami cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Klien dapat melakukan cara menghardik
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK
f. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
g. Leader dan Co leader, Fasilitator dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan
kegiatan TAK persepsi sensore halusinasi
3. Hasil
a. Diharapkan 70% pasien mampu menyebutkan cara yang digunakan untuk mengatasi
halusinasi .
b. Diharapkan 70% pasien mampu menyebutkan cara yang digunakan untuk mengatasi
halusinasi .
c. Diharapkan 70% pasien mampu menyebutkan cara yang digunakan untuk mengatasi
halusinasi dengan bercakap-cakap
d. Diharapkan 70% pasien mampu memperagakan cara bercakap-cakap

H. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Terapis mengucapkan salam
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah
halusinasi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
melakukan cara bercakap-cakap dengan orang lain
2) Terapis menjelaskan aturan main :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, maka harus meminta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan : 30 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta setiap klien menyebutkan orang yang biasadan bisa diajak
bercakap-cakap
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
dilakuakn
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul”suster, ada
suara ditelinga, saya mau mengobrol saja dengan suster”, atau “suster saya mau
mengobrol tentang kegiatan harian saya”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi point e dan f sampai klien mendapatkan giliran.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
- Terapis memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
- Terapis menganjurkan klien untuk menggunakan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu ;
belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh meminum obat
- Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempak TAK berikutnya

I. Tata Tertib & Antisipasi Masalah


1. Tata tertib pelaksanaan
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan TAK
e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemateri
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai maka
pemateri akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
2. Antisipasi
a) Penanganan klien tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
b) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada peserta
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c) Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2) Katakana pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
oleh klien tersebut
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada permainan tersebut
J. Evaluasi dan Dokumentasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan cara bercakap-cakap

No Aspek yang dinilai Nama Kien

1. Menyebutkan orang yang


biasa diajak bercakap-
cakap
2. Memperagakan
percakapan
3. Menyusun jadwal
percakapan
4. Menyebutkan tiga cara
mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang bisa diajak bicara,
memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan, dan menyebutkan tiga cara Beri
tanda (√) jika klien mampu dan beri tanda (-) jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Kelliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

Kelliat, Budi Anna, 2002. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC

Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.Jakarta :
EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
SESI 4 MELAKUKAN BERCAKAP-CAKAP

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Kelompok mengatakan mendengar suara-suara
- Kelompok jika mendengar suara-suara akan melakukan bercakap-cakap
DO :
- Kelompok terlihat tidak berbicara sendiri
- Kelompok terlihat berbelit-belit saat bicara
- kelompok terlihat sedikt bingung

2. Diagnosa keperawatan : GSP : Halusinasi Pendengaran

3. Tujuan Khusus
a. Kelompok mampu mengontrol halusinasinya
b. kelompok mampu mengenali halusinasi yang dialami
c. Kelompok mampu mengalihkan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain

4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakapdengan orang lain
c. Menganjurkan pada klien untuk memasukan kedalam jadwal kegiatan

B. Strategi Keperawatan
1. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang bapak-bapak perkenalkan saya Hanifah saya senang dipanggil Hani,
sebelumnya kita perkenalan dulu yah pak satu persatu ini ada teman- teman saya ada
uun, adistina, kemas, jamal dan hanifah, kami mahasiswa ners universitas
muhammadiyah tangerang pak. Sekarang bapak-bapak bisa perkenalkan nama satu
satu yah pak, sebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana kedasaan bapak bapak saat ini ?
Coba saya ingin menanyakan kembali, gimana caranya mengontrol halusinasi yang
sudah di pelajari kemarin ?
c. Kontrak
Siang ini kita akan melakukan TAK tentang bercakap-cakap yah pak, TAK akan kita
lakukan di tempat ini selama 30 menit. Pak sebelum kita melakukan kegiatan sesi 4 ini
saya akan memberi tahu aturan- aturan yah pak
1) Jika ada bapak bapak yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta ijin
terlebih daluhu pada suster atau bruder.
2) Lama kegiatan 30 menit
3) Bapak bapak harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yah pak
4) Jika ada yang ingin BAK atau minum dapat mengangkat tangan dan meminta izin
pada suster atau bruder terlebih dulu.
d. Tujuan
Tujuannya yaitu agar kita saling mengenal dan dapat mengontrol halusinasinya

2. Tahap Kerja
Bapak aat ini kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul Ada 6
cara untuk mencegah suara-suara itu muncul., dengan cara menghardik, bercakap cakap,
melakukan kegiatan yang terjadwal, patuh minum obat dan menonton tv” “kemarin kan
sudah yah pak belajar caranya menghardik, melakukan kegiatan, coba bapak masih inget
tidak apa yang sudah diajarkan, iya bagus bapak sudah mengerti, sekarang kita akan
melakukan cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan teman-teman untuk mencegah
munculnya halusinasi”. Jadi kalau bapak mendengar suara-suara bapak langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol, minta temannya untuk mengobrol dengan bapak. contohnya
gini “Tolong saya mulai mendengar suara-suara” “Ajak saya ngobrol”, coba bapak
lakukan seperti yang tadi saya lakukan. Iya begitu bagus, coba lakukan sekali lagi, iya
bagus pak seprti itu, nah dilatih terus ya pak, disini bapak dapat mengajak teman atau
perawat untuk bercakap-cakap. Kalau begitu mari kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian yang bapak-bapak sudah miliki, beri tanda M jika sudah melakukan sendiri, bei
tanda B jika dilakukan tetapi dengan bantuan dan T jika tidak melakukannya.

3. Tahap Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan cara bercakap-cakap ?
Coba bapak ulangi kembali bagaumana cara memulai untuk bercakap-cakap?
iya pak betul seperti itu, Wahhh bagus, kita pandu positif dulu yuk untuk bapak-
bapak
2) Tindak lanjut
Baiklah pak hari ini kita sudah belajar cara ke 3 untuk mengontrol halusinasi yaitu
melakukan bercakap-cakap dengan teman-teman bapak, Nah bapak-bapak saya
menganjurkan untuk melakukan cara menghardik, melakukan kegiatan dan bercakap-
cakap yang terjadwal untuk mencegah munculnya halusinasi yah pak
3) Kontrak yang akan datang
Baik pak cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap sudah selesai
selanjutnya akan dilakukan sesi 5 yauitu patuh minum obat, waktunya hari ini dan
jam 11.30 yah pak tempatnya disini saja ya pak ?

Anda mungkin juga menyukai