Anda di halaman 1dari 5

Universitas Jenderal Achmad Yani Tugas Besar

Jurusan Teknik Sipil 2016 Perancangan Bangunan Air

BAB II
KOMPILASI DATA

2.1 KOEFISIEN PENGALIRAN

Koefisien pengaliran adalah suatu variable yang didasarkan pada kondisi


daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun
kondisi dan karakteristik yang dimaksud adalah :
 keadaan hujan
 luas dan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai
 daya infiltrasi dan perkolasi tanah
 kelembaban tanah
 suhu udara, angin dan evaporasi
 tata guna lahan
Koefisien pengaliran (f) tergantung tergantung dari beberapa faktor antara
lain jenis tanah, kemiringan, luas dan bentuk pengaliran sungai. Sedangkan
besarnya nilai koefisien pengaliran dapt dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Koefisien Pengaliran


Koefisien Pengaliran
Kondisi Daerah Pengaliran
(f)
Daerah pegunungan berlereng terjal 0,75 – 0,90
Daerah perbukitan 0,70 – 0,80
Tanah bergelombang dan bersemak-semak 0,50 – 0,75
Tanah dataran yang digarap 0,45 – 0,65
Persawahan irigasi 0,70 – 0,80
Sungai didaerah pegunungan 0,75 – 0,85
Sungai kecil didataran 0,45 – 0,75
Sungai yang besar dengan wilayah pengaliran lebih 0,50 – 0,75
dari seperduanya terdiri dari dataran

Sumber : Loebis (1984)

Kelompok 5-B, Unjani 2016 II - 1 | P a g e


Universitas Jenderal Achmad Yani Tugas Besar

Jurusan Teknik Sipil 2016 Perancangan Bangunan Air

4.1
Menurut der weduwen : 𝛼 = 1 − 𝛽𝑞+7

2.2 ELEVASI SAWAH TERTINGGI


Elevasi sawah tertinggi dapat di tentukan dengan melihat pencitraan yang
terdapat di dalam peta rencana bendung. Elevasi ini tentunya didapatkan dengan
melihat beda tinggi elevasi sawah dengan bangunan air (peil mercu bendung) yang
sudah di tentukan.
Peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa macam faktor, antara lain
elevasi sawah tertinggi yang akan diairi, tinggi air di sawah, kehilangan tekanan
pada pemasukan ke saluran-saluran pada alat-alat ukur, pada bangunan-bangunan
lain yang terdapat di saluran-saluran dan sebagainya.
Tinggi mercu bendung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh.
2. Elevasi kedalaman air disawah.
3. Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah.
4. Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier
5. Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder
6. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran
7. Kehilangan tekanan di alat-alat ukur.
8. Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer, persedian tekanan untuk
eksploitasi, persediaan untuk bangunan lain.
Pada umumnya angka-angka patokan dibawah ini dapat dipakai, juga
mempengaruhi dalam perhitungan mencari elevasi sawah tertinggi.
1. Elevasi sawah tertinggi =+X
2. Tingginya air disawah = 0,10
3. Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,10
4. Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,10
5. Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0,10
6. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 0,15
7. Kehilangan tekanan di alat-alat ukur = 0,40
8. Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0,20

Kelompok 5-B, Unjani 2016 II - 2 | P a g e


Universitas Jenderal Achmad Yani Tugas Besar

Jurusan Teknik Sipil 2016 Perancangan Bangunan Air

9. Persediaan tekanan karena eksploitasi = 0,10


10. Persediaan untuk lain-lain bangunan = 0,25 +
Peil mercu bendung = X + 1,50 m
2.3 LUAS SAWAH YANG AKAN DIAIRI
Bendung tetap pada sungai Cibatarua direncanakan akan mengaliri sawah
dengan luas 3000 ha.

2.4 PERIODE ULANG BANJIR RENCANA


Periode ulang banjir rencana adalah besarnya debit untuk melewati bendung
yang akan terjadi pada suatu jangka waktu tertentu. Artinya pada suatu jangka
waktu (periode) tersebut, banjir ini akan terjadi lagi. Dalam perencanaan bendung
kali ini periode ulang di rencanakan adalah 100 tahun. Sehingga banjir akan terjadi
pada setiap 100 tahun sekali yang di sebut juga Q100.

2.5 DATA TANAH


Dari data penyelidikan mekanika tanah pada daerah sepanjang Sungai
Cibatarua diketahui bahwa jenis tanah pondasi yang terkandung adalah tanah
lempung pasir. Pada tanah lempung perancangan pembangunan bendung khusunya
bagian bawah stuktur akan agak sulit dillakukan karena jenis tanah ini menyatu
dengan air hingga tanah dengan mudah menjadi jenuh air. Pada tanah jenis ini
disarankan menggunakan pondasi yang dalam, sehingga tanah tidak mudah
terpengaruhi dengan iklim dan lingkungan sekitar. Dan juga tanah jenis akan sangat
mudah membuat air merembes dan membentuk flow net air di dalam tanah yang
berpengaruh kepada daya dukung tanah pondasi tersebut nantinya. Hal itu terjadi
karena sifat air yang akan mengalir ke tekanan yang lebih rendah dan tentunya
berdampak pada penggerusan pondasi yang digunakan dan berbahaya lagi karena
debit air rencana yang melewati mercu bendung bisa-bisa tidak tercapai dan
membuat air menjadi tertahan di belakang bendung sehingga lama kelamaan bisa
membuat bendung tersebut menjadi terguling karena jenis tanah lempung pasir ini.
Oleh karena itu bermacam-macam rekayasa perkuatan tanah seperti grooting, lantai

Kelompok 5-B, Unjani 2016 II - 3 | P a g e


Universitas Jenderal Achmad Yani Tugas Besar

Jurusan Teknik Sipil 2016 Perancangan Bangunan Air

kerja yang panjang, ataupun pemancangan tiang pancang sebelum bendung bisa
dilakukan.
Disamping itu hal-hal yang diperlukan dari penyelidikan mekanika tanah ini
antara lain adalah tegangan tekanan tanah yang diijinkan, koefisien gesekan antara
tanah dan pondasi.
2.6 DATA HIDROLOGI
Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai phenomena
hidrologi (hydrologic phenomena), seperti besarnya : curah hujan, temperatur,
penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi
muka air sungai, kecepatan aliran, kosentrasi sedimen sungai akan selalu berubah
terhadap waktu (Soewarno,1995).
Adapun langkah-langkah dalam analisis debit andalan adalah sebagai berikut
(Soewarno,1995):
a. Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya.
b. Menentukan Luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan.
c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan.
d. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.
e. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana
diatas pada periode ulang T tahun.
f. Menghitung debit andalan merupakan debit minimum sungai yang
dipergunakan untuk keperluan irigasi.
g. Menghitung kebutuhan air di sawah yang dibutuhkan untuk tanaman.
h. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang
tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi.

Tabel 2.2 Data Curah Hujan Maksimum (mm) selama 15 tahun


Tahun Stasiun Margasari Stasiun Dukuh Waringin Stasiun Kalibakung
1 143 130 128
2 85 109 134
3 84 202 262
4 71 130 128
5 87 125 175
6 93 125 145
7 112 155 186

Kelompok 5-B, Unjani 2016 II - 4 | P a g e


Universitas Jenderal Achmad Yani Tugas Besar

Jurusan Teknik Sipil 2016 Perancangan Bangunan Air

8 180 101 191


9 116 107 164
10 97 106 178
11 106 127 157
12 70 108 126
13 130 129 149
14 84 195 185
15 72 180 135
Sumber : 3 stasiun curah hujan didalam DAS Cibatarua

Kelompok 5-B, Unjani 2016 II - 5 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai