Anda di halaman 1dari 5

Dinamika Demokrasi di Indonesia

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaannya pemerintah


berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa yunani yang dibentuk dari kata
“demos” (rakyat) dan “Kratos” (kekuasaan) yang berarti demokratia “kekuasaan rakyat” .
Dimana istilah demokrasi diperkenalkan pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa tidaklah sama mengingat


undang – undang dasar pun berganti – ganti. Pergantian ini menyebabkan pergantian sistem
pemerintahan. Kita juga perlu menengok ke sejarah perkembangan sistem demokrasi di
Indonesia, periode 1959 – 1998. Pada periode ini berlaku sistem demokrasi pancasila dengan
kabinet presidential, dan pada tahun itu juga pmerintah mengeluarkan maklumat dan
mengakibatkan sistem demokrasi diganti dengan demokrasi liberal dengan kabinet
perlmenter. Pada tahun 1949-1950, lahirlah Negara RIS dengan konsep demokrasi liberal
yang masih berlaku. Memasuki periode tahun 1950-1959 pemerintah Indonesia
melaksanakan pemerintah dengan sistem yang belum mengalami perubahan yakni demokrasi
liberal dengan kabinet parlementer ala Eropa Barat, khususnya Belanda.

Pada tahun 1959-1966 pemerintah Indonesia melaksanakan demokrasi terpimpin,


akan tetapi karena adanya penafsiran yang salah terhadap demokrasi terpimpin, terjadi
berbagai penyimpangan terhadap UUD 195. Penyimpangan – penyimpangan tersebut antara
lain MPRS dan DPR tunduk kepada presiden, pengangkatan presiden seumur hidup
terjadinya pembelokan politik yang condong ke komunis. Pada periode 1966 lahirlah orde
baru yang ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 195. Secara ideologi dan konstitutional
asas demokrasi yang mencerminkan wajah demokrasi indonesia bersumber tata nilai sosial
budaya bangsa.

Dinamika Demokrasi di Indonesia

Indonesia adalah sebuah Negara agraris dengan sistem pemrintahan presiden.


Indonesia menjadi Negara merdeka pada 17 Agustus 1945, dimana pada saat itu Ir. Soekarno
yang membacakan isi proklamasi dan menjadi presiden pertama di Indonesia dan Bung Hatta
sebagai wakilnya. Sejak saat itu Indonesia sudah dipimpin oleh enam presiden yang saat ini
jokowi sebagai pesiden ke enam RI. Hal tersebut tidak lepas dengan adanya penerapan sistem
demokrasi yang ada di Indonesia.
Membahas tentang demokrasi, banyak Negara-negara lain yang menerapkan sistem
demokrasi seperti Selandia baru (New Zealand), Denmark, islandia, swedia dan norwegia.
Demokrasi memiliki arti suatu bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat, baik secara langsung ataupun perwakilan. Demokrasi berasal dari bahasa
yunani “Demokratia” (kekuasaan rakyat), yang dibentuk dari kata “Demos” yang berarti
rakyat, sedangkan “Kratos” adalah kekuasaan. (Aristoteles)
Di Indonesia demokrasi selalu berubah ubah seiring bergantinya undang undang yang
berlaku. Adapun sejarah demokrasi di Indonesia antara lain :

Demokrasi pada tahun periode 1950 – 1959

Demokrasi pada periode 1945 – 1950 disebut demokrasi parlementer. Di Indonesia


demokrasi parlementer mengalami perubahan – perubahan cabinet sehingga mengakibatkan
pemerintahan tidak stabil. Pada saat itu juga lahirnya Negara RIS.

Demokrasi pada tahun periode 1959 – 1966

Demokrasi pada masa ini disebut juga demokrasi terpimpin. Demokrasi pada periode ini
memiliki ciri khas yaitu dominasi dari presiden. pada masa ini demokrasi menyipang dari
demokrasi konstitusional, penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain presiden
memiliki kendali penuh dalam sistem pemerintahan sehingga MPRS dan DPR tunduk pada
presiden dan segala keputusan di tangan presiden . Pada masa ini pula muncul dan
berkembang pengaruh komunis di Indonesia.

Demokrasi pancasila

Demokrasi pancasila adalah demokrasi konstitusional dengan sistem kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan Negara dan penyelenggaraan dan pelaksanaan pemerintah
berdasarkan konstitusi UUD 1945.
Adapun ciri ciri demokrasi pancasila antara lain :
- Kedaulatan berada di tangan rakyat
- Gotonng royong dan berdasarkan sistem kekeluargaan.
- Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah sampai mufakat
- Tidak ada partai pemerintahan dan partai oposisi
- Menghargai hak asasi manusia (HAM)
- Keselarasan hak dan kewabijan.

Dalam demokrasi pancasila penyampaian aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil wakil
rakyat. Demokrasi di Indonesia bersumber dari nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia.

SISTEM DAN DINAMIKA DEMOKRASI PANCASILA


Demokrasi adalah suatu kekuasaan yang berasal dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.
Dalam system demokrasi kita kenal ada istilah trias politika, yaitu legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Legislatif merupakan ranah para legislator, atau DPR. Ranah eksekutif merupakan
ranah presiden, polisi, dan lain-lain. Sementara yudikatif, merupakan ranah yuridis yang
berisi tentang kehakiman. Keberadaan antar lembaga Negara ini tidak saling mempengaruhi,
atau independen, dan sejajar. Walaupun berada dalam posisi yang sama tinggi dan sama
rendah, antar lembaga ini dapat saling mengawasi, dengan prinsip check and
balance. //demokrasi terpimpin //demokrasi pancasila // demokrasi //demokrasi liberal
//demokrasi parlementer //

Di Negara-negara yang menganut system demokrasi, selalu memiliki partai politik sebagai
penyangga berlangsungnya system yang demokratis. System demokrasi yang dianut di
Indonesia merupakan system yang unik, dibanding dengan demokrasi yang telah ada di
Negara-negara lain. Sebut saja amerika yang sekarang dikenal sebagai Negara yang sangat
demokratis ternyata hanya memiliki dua partai saja, sementara Indonesia pada tahun 1999
partai yang mengikuti pemilu mencapai angka yang bisa dibilang fantastis, yakni sebanyak
48 partai.[1]
Demokrasi tersusun dari dua kata, yakni demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti
pemerintahan. Dari dua kata tersebut maka demos dan kratos atau democracy (dalam bahasa
inggris) diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Dalam pengertian ini demokrasi dapat
disimpulkan bahwa kekuasaan tertinggi bukan berada di ketiga lembaga Negara (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif), namun justru kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Abraham
Lincoln (mantan presiden ke 16 Amerika serikat) memaknai demokrasi sebagai suatu
kekuasaan yang berasal dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Dalam system demokrasi,
perpindahan kekuasaan dilakukan dengan cara pemilihan, di Indonesia proses pemilihan ini
dilaksanakan dengan prinsip Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil, atau lebih kita
kenal dengan singkatan LUBER JURDIL. Dengan pemilihan ini, secara tidak langsung
rakyat memandatkan kekuasaannya kepada presiden terpilih untuk menjalankan
pemerintahan, dengan tujuan menjadikan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.

Dalam menjalankan konsep demokrasi di Indonesia, konsep demokrasi dijiwahi oleh sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan sekaligus harus berasaskan kelima sila dalam pancasila, yakni ketuhanan, kemanusiaan,
kerakyatan, persatuan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu
penerapan demokrasi di Indonesia saat ini lebih dikenal dengan demokrasi pancasila.

Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila


Demokrasi pancasila sebagaimana yang telah diuraikan di atas, adalah demokrasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai yang digali dari masyrakat, dan nilai-nilai tersebut telah lama
hidup lama sebelum Indonesia merdeka. Nilai-nilai yang menjiwahi system demokrasi
pancasila adalah meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan, persatuan, dan keadilan.
Dalam perjalanan Indonesia berdemokrasi, Indonesia memiliki berbagai variasi penerapan
demokrasi, sebagai berikut; di masa kekuasaan dipegang oleh soekarno, demokrasi
diinterpretasikan oleh soekarno menjadi demokrasi tertimpin, dimana soekarno menjabat
sebagai presiden mandataris dan jenderal besar angkatan perang. Dan dizaman orde baru,
soeharto juga menginterpretasikan dan menerapkan demokrasi yang berbeda dengan masa
sebelumnya, dimana pada masa ini lebih dikenal masyarakat sebagai kepemimpinan yang
otoriter, pada masa ini mulai dipopularkan istilah demokrasi pancasila. Sampai pada masa
reformasi awal demokrasi pancasila mulai terlihat lebih cair, dan lebih demokratis, sampai
sekarang demokrasi pancasila seperti masih terus mencari bentuk yang paling ideal bagi
masyarakat Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan, berkerakyatan, berpersatuan, dan
berkeadilan sebagaimana yang diinginkan pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Walaupun disebut sebagai demokrasi pancasila, saat ini demokrasi yang
diterapkan di Indonesia lebih terkesan sebagai demokrasi liberal, bahkan beberapa kalangan
menyebut demokrasi di Indonesia lebih liberal dari demokrasi di amerika serikat.

Pada kenyataanya, penerapan demokrasi di Indonesia memang tidak semuda yang terlihat
sekarang di amerika misalnya. Sebagai Negara yang belum genap berumur seratus tahun,
Indonesia harus terus belajar tentang konsep-konsep demokrasi, persamaan, keadilan,
kemanusiaan, dan tentu saja terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bernegara dan
berbangsa.
Penerapan demokrasi yang ideal bagi Indonesia memang masih cukup sulit untuk dilakukan,
dimana Indonesia tersusun dari banyak masyarakat miskin, sedikit kelas menengah, dan kelas
elit hanya diisi oleh segelintir orang. Hal ini membuat kaum elit mudah mempengaruhi kelas
bawah, dan dapat dengan mudah mengarahkan kelas bawah untuk memilih calon yang
diusung oleh kaum elit. Politik uang membuat para elit dapat dengan mudah mengatur suara
dari masyarakat kelas bawah, pada akhirnya kepentingan para elitlah yang paling
diuntungkan. Sehingga pemilihan umum bukan lagi menjadi cara rakyat memindahkan
kekuasaan, atau memberikan mandate kepada pemimpin, melainkan hanya sebagai cara para
elit memainkan suara rakyat dan melanjutkan status quo.
Tantangan selanjutnya adalah adanya paham-paham yang berlawanan dengan konsep
demokrasi pancasila, seperti beberapa kelompok yang ingin mendirikan Negara Islam,
gerakan sparatis yang ingin memisahkan diri dari Negara kesatuan Republic Indonesia, PKI,
serta kapitalisme-liberalisme yang semakin membahayakan bagi demokrasi pancasila, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai