Anda di halaman 1dari 9

7 Antibiotik Alami Yang Terbukti Aman

dan Berkhasiat
Update terakhir: May 14, 2019 Tinjau pada Jul 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Telah dibaca 1.207.257 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Sejak tahun 1940-an, obat antibiotik seperti penicillin telah


digunakan untuk membantu banyak orang sembuh dari
berbagai penyakit infeksi mematikan. Namun di sisi lain,
ternyata antibiotik memiliki sejumlah efek samping yang terkadang
merugikan. Dari sinilah timbul semangat untuk
menggunakan antibiotik alami yang lebih aman. NHS mencatat, 1
dari 10 orang mengalami efek samping yang membahayakan
sistem pencernaan setelah minum antibiotik. Bahkan sekitar 1 dari
15 orang mengalami alergi terhadap obat antimikroba ini. Di sisi
lain, antibiotik alami diklaim lebih aman, karena memang
disediakan oleh alam dan diantaranya termasuk dalam bahan-
bahan makanan yang ada di sekitar kita. Para ilmuan pun tertarik
untuk meneliti lebih lanjut terhadap bahan alam dan herbal yang
diduga berkhasiat sebagai antibiotik. Baca: Jenis-jenis Golongan
Antibiotik dan Fungsinya Orang-orang zaman dahulu ternyata telah
menggunakan bahan alami seperti ini selama ratusan tahun,
sebagian besar memang belum diuji sepenuhnya. Namun, beberapa
menunjukkan hasil yang menjanjikan di bawah tinjauan medis,
dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan. Tidak semua yang
alami itu mutlak aman, hanya gunakan antibiotik alami yang
terbukti aman dan berkhasiat di bawah ini:

1. Bawang putih
Budaya berbagai bangsa di seluruh dunia telah lama
mengenal bawang putih sebagai pencegah dan pengobatan terhadap
berbagai penyakit. Penelitian ilmiah pun telah menobatkan salah
bahan masakan ini sebagai antibiotik alami. Para peneliti
menemukan bahwa bawang putih dapat menjadi pengobatan yang
efektif terhadap berbagai bentuk infeksi akibat bakteri,
termasuk Salmonella dan Escherichia coli ( E. coli ). Bawang putih
bahkan telah dipertimbangkan untuk digunakan dalam melawan
tuberkulosis yang resistan terhadap beberapa obat.

2. Madu
Sejak zaman Aristoteles, madu telah digunakan sebagai salep untuk
menyembuhkan luka dan mencegah atau mengusir infeksi. Para
profesional medis hari ini telah menemukan bahwa madu berguna
dalam mengobati luka kronis, luka bakar, bisul, luka baring, dan
cangkok kulit. Sebagai contoh, hasil penelitian tahun 2016
menunjukkan bahwa madu dapat membantu menyembuhkan luka.
Efek antibakteri madu biasanya dikaitkan
dengan kandunganhidrogen peroksida. Namun, madu manuka juga
dapat melawan bakteri, meskipun memiliki kandungan hidrogen
peroksida yang lebih rendah. Sebuah studi 2011 melaporkan bahwa
madu mampu menghambat sekitar 60 jenis bakteri. Hal ini juga
menunjukkan bahwa madu berhasil mengobati luka yang terinfeksi
oleh Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA). Selain
sebagai antibiotik alami, madu dapat membantu menyembuhkan
luka dengan memberikan lapisan pelindung yang melembabkan.

3. Jahe
Komunitas ilmiah juga mengakui jahe sebagai antibiotik alami.
Beberapa penelitian, termasuk yang diterbitkan pada tahun 2017,
telah menunjukkan kemampuan jahe untuk melawan banyak strain
bakteri. Baca: 10 Manfaat Jahe selain sebagai antibiotik alami

4. Echinacea
Echinacea telah digunakan untuk mengobati infeksi selama
bertahun-tahun. Para peneliti pun mulai menguak rahasianya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Biomedicine
and Biotechnology melaporkan bahwa ekstrak Echinacea
purpurea dapat membunuh berbagai jenis bakteri,
termasuk Streptococcus pyogenes (S. pyogenes). Bakteri inilah yang
bertanggung jawabmenyebabkan radang tenggorokan, toxic shock
syndrome, dan pembusukan kaki.
5. Goldenseal
Goldenseal biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh
atau kapsul untuk mengobati masalah pernapasan dan pencernaan.
Juga dapat memerangi diare akibat bakteri dan
infeksi saluran kemih. Selain itu, hasil penelitian terbaru
menunjukkan bahwa penggunaan goldenseal mampu mengobati
infeksi kulit. Di laboratorium, ekstrak goldenseal digunakan untuk
mencegah pertumbuhan MRSA pada jaringan yang rusak. Tapi
ingat! Penggunaan Goldenseal harus dengan hati-hati. Alkaloid
yang terkandung di dalamnya tidak aman untuk bayi, atau wanita
yang sedang hamil atau menyusui.

6. Cengkeh
Cengkeh secara tradisional telah digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah pada gigi, seperti gigi berlubang. Tenyata
penelitian saat ini menemukan bahwa ekstrak air cengkeh bertindak
sebagai antibiotik alami dan efektif melawan berbagai jenis bakteri,
termasuk E. coli.

7. Oregano
Beberapa orang percaya bahwa oregano meningkatkan
sistem kekebalan tubuh yang bertindak sebagai antioksidandan anti-
inflamasi. Sementara itu, para peneliti belum memverifikasi klaim
ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa oregano adalah salah
satu antibiotik alami yang paling efektif, terutama ketika dibuat
menjadi minyak.

Adakah Resiko dan Efek samping antibiotik alami?


Hanya karena disebut alami, itu belum tentu aman! Sebagai contoh
bawang putih, bahan masakan ini biasanya aman untuk dikonsumsi.
Namun penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi bawang putih
secara berlebihan dapat meningkatkan risiko pendarahan. Ini bisa
berbahaya bagi orang yang hendak menjalani operasi atau
menggunakan obat pengencer darah. Konsentrat bawang putih juga
dapat mengurangi khasiat obat HIV.
KOMPAS.com - Antibiotik memiliki sifat antibakteri yang dapat digunakan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik umumnya banyak ditemukan dalam bentuk
obat. Namun, sebenarnya beberapa bahan alami di sekitar kita memiliki sifat antibiotik ini. Apa
saja bahan antibiotik alami itu? 1. Madu Madu adalah antibiotik alami tertua yang pernah
ditemukan. Sejak zaman dahulu, penduduk Mesir sering menggunakan madu sebagai antibiotik
alami dan pelindung kulit. Madu mengandung hidrogen peroksida yang dapat yang berperan
sebagai komponen zat antibakteri. Selain itu, madu memiliki tingkat pH yang rendah sehingga
dapat berfungsi menarik uap air dari bakteri, sehingga bakteri mengalami dehidrasi dan akan
mati. Untuk menggunakan madu sebagai antibiotik, oleskan langsung ke area tubuh yang
terinfeksi. Madu asli dapat membantu membunuh bakteri dan membantu proses penyembuhan.
Jika infeksi yang terjadi ada di dalam bagian tubuh, kita dapat minum madu untuk membantu
proses penyembuhannya. Kita dapat menelannya secara langsung atau dicampur dalam
secangkir teh hangat. Namun, madu tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari satu tahun
sebab madu mungkin mengandung bakteri yang dapat menghasilkan racun di usus bayi. Hal ini
bisa menyebakan botulisme pada bayi. Baca juga : Redakan Batuk dan Jerawat, Kenali
Manfaat Alami Madu 2. Ekstrak bawang putih Bawang putih adalah zat alami sebagai
antimikroba. Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology
pada 2011 menemukan bahwa senyawa dalam bawang putih efektif melawan bakteri. Oleh
karena itu, tidak heran jika bawang putih sering digunakan sebagai antibiotik alami dari zaman
dahulu. Kita dapat membeli ekstrak bawang putih di toko herbal atau juga dapat membuatnya
sendiri dengan merendam beberapa siung bawang putih dalam minyak zaitun. Bawang putih
umumnya aman untuk dikonsumsi. Namun, bawang putih yang terlalu banyak dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan dalam. Dua siung bawang putih per hari masih dapat
diterima tubuh dengan baik. Jika kamu sedang mengonsumsi obat pengencer darah,
konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bawang putih sebagai antibiotik.
Pasalnya, bawang putih dalam dosis besar dapat memperkuat efek pengenceran darah. Baca
juga : 12 Manfaat Menakjubkan dari Bawang Putih 3. Minyak cengkeh Dilansir dari Brazilian
Journal of Microbiology, minyak cengkeh memiliki sifat antibakteri. Minyak cengkeh ditemukan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif maupun bakteri gram positif. Karena sifat
ini, minyak cengkeh dapat digunakan sebagai antibiotik alami untuk melawan bakteri. Bukan
hanya dapat melawan bakteri, tetapi minyak cengkeh juga memiliki sifat antifungi dan memiliki
komponen antioksidan di dalamnya. 4. Minyak oregano Dilansir dari laman Healthline, oregano
diduga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bertindak sebagai antioksidan yang
memiliki sifat anti-inflamasi. Sayangnya, belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran ini.
Namun, beberapa studi menunjukan bahwa minyak oregano memiliki sifat seperti obat
antibiotik. Selain itu, minyak oregano memiliki senyawa bernama carvacrol. Carvacrol memiliki
peran penting untuk membantu proses penyumbuhan dari infeksi ketika dihirup tubuh. Minyak
oregano sering digunakan untuk menyembuhkan luka (ulkus) di lambung dan meredakan
peradangan. Baca juga : 6 Pilihan Minyak Esensial untuk Mengatasi Impotensi 5. Minyak thyme
Minyak ini terbukti dapat membantu melawan bakteri. Dalam Journal Medicinal Chemistry tahun
2011, para peneliti menguji keampuhan minyak thyme dan membandingkannya dengan minyak
lavender. Kedua minyak ini diuji pada lebih dari 120 strain bakteri. Beberapa bakteri yang
diujikan adalah Staphylococus, Escherichia, dan Enterococcus. Para peneliti menemukan
bahwa minyak thyme lebih efektif dalam membunuh bakteri daripada minyak esensial lavender.
Minyak thyme ini digunakan hanya untuk pemakaian luar. Sebelum dioleskan ke kulit yang
mengalami peradangan dan iritasi, minyak thyme harus dilarutkan terlebih dahulu. Larutkan
minyak thyme ke dalam minyak kelapa atau minyak zaitun. Ingat, obat herbal tak selalu aman
untuk setiap orang. Terutama untuk mereka punya kondisi atau alergi tertentu. Bila kamu
memang merasakan gejala-gejala infeksi bakteri seperti demam, periksa ke dokter. Kemudian
tanyakan pada dokter apakah boleh mengonsumsi obat antibiotik alami untuk mempercepat
penyembuhan dan apa saja efek sampingnya. Tanpa pengawasan dokter atau ahli herbal,
kamu tidak disarankan untuk mengobati diri dengan obat antibiotik alami.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa
Ditemukan di Sekitar Kita", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/20/082348420/5-bahan-
antibiotik-alami-yang-bisa-ditemukan-di-sekitar-kita?page=all.

Editor : Wisnubrata
Mengandalkan Antibiotik Alami untuk
Mencegah Infeksi

Siapa yang menyangka bahwa bumbu atau tanaman yang mungkin


sering Anda jumpai bisa menjadi antibiotik alami? Salah satunya madu,
merupakan antibiotik alami tertua yang diaplikasikan ke dalam metode
pengobatan.
Pemakaian antibiotik bertujuan membasmi dan menghalangi pertumbuhan
bakteri. Antibiotik telah dikenal dan diaplikasikan sejak beratus-ratus tahun
lalu. Namun, belakangan ini mulai banyak penelitian yang membuktikan
khasiat antibiotik pada bahan-bahan alami.

Madu merupakan Antibiotik Alami Pengusir Penyakit


Madu merupakan antibiotik alami tertua yang dipercaya mampu membantu
tubuh mengatasi serangkaian penyakit. Khasiat madu sudah digunakan sejak
peradaban Mesir kuno sebagai balsem penyembuh luka dan antibakteri.
Semakin gelap warna madu, makan semakin baik kemampuan anti bakteri
dan antioksidannya. Para praktisi kesehatan sepakat bahwa manfaat madu
sebagai obat-obatan alami terbilang ampuh.
Madu mengandung hidrogen peroksida yang berguna sebagai antibakteri.
Salah satu manfaat madu adalah melindungi dan merawat kesehatan kulit.
Madu juga mengandung gula dalam jumlah cukup banyak yang berfungsi
menghentikan pertumbuhan bakteri tertentu.
Salah satu jenis madu yang dipercaya ampuh untuk menjaga kesehatan
adalah madu manuka. Pemakaian madu sebagai antibiotik alami adalah
dengan mengoleskan langsung ke daerah terinfeksi. Pengolesan madu akan
berpengaruh di dalam membunuh bakteri dan mempercepat proses
penyembuhan.
Walau demikian, masih diperlukan banyak penelitian untuk membuktikan hal
ini. Satu hal yang perlu diingat adalah jauhkan anak-anak yang berusia di
bawah satu tahun dari jangkauan dan konsumsi madu. Bila madu dikonsumsi
oleh anak-anak di bawah 1 tahun dapat berisiko mengakibatkan
penyakit botulisme, yang menyebabkan kelumpuhan.
Selain madu, ada pula beberapa bahan yang sebagai antibiotik alami seperti :
Minyak esensial daun timi
Minyak ini berperan penting dalam menangkal bakteri. Penelitian menguji
minyak esensial daun timi dan lavender untuk menangkal serangan lebih dari
120 bakteri. Hasilnya, minyak esensial daun timi lebih efektif di dalam
membunuh bakteri. Penggunaan minyak essensial daun timi ini hanya untuk
luka luar. Tidak disarankan untuk mengonsumsinya. Ketika
mengaplikasikannya pada luka, campurkan minyak essensial oil daun timi
dengan carrier oil, seperti minyak kelapa atau minyak zaitun. Hal ini dilakukan
karena minyak daun timi yang tidak dilarutkan dapat menyebabkan radang
dan iritasi.
Minyak esensial oregano
Kandungan carvacrol dalam minyak essensial oregano memiliki fungsi
penting dalam mengurangi peradangan dan menyembuhkan tukak lambung.
Cukup teteskan sedikit minyak esensial oregano ke dalam air. Teteskan
campuran ke daerah yang terinfeksi. Minyak esensial ini juga dipercaya
mampu mengatasi infeksi sinus penyebab sinusitisdengan mengirupnya.
Namun, jangan menelan atau mengoleskan langsung ke kulit.
Ekstrak bawang putih
Ekstrak bawang putih telah cukup lama dipercaya bersifat antimikroba.
Penelitian pada tahun 2011 membuktikan konsentrat bawang putih cukup
efektif dalam melawan serangan bakteri. Ekstrak bawang putih sendiri dapat
ditemukan di pasaran. Jika ingin membuatnya sendiri, rendam beberapa
siung bawang putih dalam minyak zaitun. Umumnya bawang putih aman
dikonsumsi. Setidaknya hingga dua siung per hari. Lebih dari itu, berisiko
menimbulkan perdarahan internal. Bawang putih dalam dosis besar dapat
memperkuat efek obat pengencer darah. Oleh karenanya, konsultasikan
masalah penggunaan bawang putih sebagai antibiotik kepada dokter.
Tanyakan terlebih dulu kepada dokter sebelum menggunakan antibiotik alami,
dan jangan menggantikan obat antibiotik dari dokter dengan antibiotik alami
tanpa persetujuan dokter. Saran dari dokter merupakan solusi yang tepat
demi menghindari komplikasi dan memburuknya penyakit.

Anda mungkin juga menyukai