Sap Kia Bu Ratifah
Sap Kia Bu Ratifah
Disusun Oleh:
2019
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pengantar
1. Bidang Studi : Promosi Kesehatan
2. Topik : Kesehatan Ibu dan Anak
3. Sasaran : Ibu yang mempunyai anak Balita
4. Hari, tanggal :
5. Jam :
6. Lama waktu : 30 menit
7. Tempat :
2
E. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
F. Media
Leaflet dan buku KIA
G. Setting tempat
Keterangan :
MEJA
Moderator
Penyaji
Peserta
H. Kegiatan Penyuluan
No Hari,tanggal KegiatanPenyuluhan ResponKlien
1. 5 menit Pendahuluan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
1. Memperkenalkan
diri 2. Memperhatikan
2. Menyapa peserta
3. Membuat kontrak 3. Memperhatikan
waktu 4. Memperhatikan
3
2. 15 menit PenyampaianMateri :
1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
kesehatan ibu dan
anak
2. Menjelaskan tentang 2. Memperhatikan
prinsip dan tujuan
program kesehatan
ibu dan anak 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tentang
kegiatan dalam
program kesehatan 4. Memperhatikan
ibu dan anak
4. Menjelaskan tentang
sistem kesiagaan di 5. Memperhatikan
bidang kesehatan ibu
dan anak
5. Menjelaskan tentang 6. Memperhatikan
manajemen kegiatan
kesehatan ibu dan 2.
anak
6. Menjelaskan tentang
peranan dan tugas
tenaga kesehatan
masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan
anak
3. 10 menit Penutup :
1. Memberikan 1. Menjawab
kesempatan pertanyaan
kepada audience
untuk bertanya
4
2. Menutup acara 2. Memperhatikan
penyuluhan
3. Salam penutup 3. Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan anak?
2. Apa prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3. Apa saja kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak?
4. Apa sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaimana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?
6. Apa saja peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan anak?
LAMPIRAN
5
Menurut Asfryati (2003), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab
sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab
itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang
ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang
tua terutaa ibunya.
Menurut Zulfili (1986), peranan ibu terhadap anak adalah sebagai
pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan
buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak
yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.Tujuan umum
program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
6
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau
TK
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
C. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak,
diantaranya :
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan
anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali,
Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode
neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
serta kader-kader kesehatan
D. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu :
1. Sistem pencatatan-pemantauan
2. Sistem transportasi-komunikasi
7
3. Sistem pendanaan
4. Sistem pendonor darah
5. Sistem informasi KB
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-
konsep berikut ini :
8
4. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5. Menggunakan pendekatan partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.
9
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indicator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan
maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di
wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan.
Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi,
yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara
teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang
lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara
teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program
yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan,
perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral
untuk menunjukkan desa-desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu
tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan
penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang
diperlukan.
F. Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral,
10
mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu
menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program
kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai
model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai
paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab
tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini
menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk
20-25 tahun mendatang
3. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
4. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-
preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif
5. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit
6. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi
kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak
sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
7. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak,
dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
8. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui
perubahan perilaku)
9. Penggerakan peran serta masyarakat.
10. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan
bekerja secara sehat.
11. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
12. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada
kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
13. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
11
1. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan
melaporkan kegiatan Puskesmas.
3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk
teknis sesuai bidang tugasnya.
4. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
5. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan.
6. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak,
Keluarga Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat,
pencegah dan pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan,
penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan
olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja,
kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan
kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan pengobatan tradisional;.
7. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat,
koordinasi upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan
rujukan medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada
Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta, serta kader
pembangunan kesehatan.
8. Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan
kader pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan
swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.
9. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan.
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT.
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
12
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya
promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif
diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan
penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan
kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di
masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang
sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap
penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui kesadaran yang leih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif
DAFTAR PUSTAKA
http://nabilaalfina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-kesehatan
http://jagomakalah.blogspot.com/2013/08/peran-skm-terhadap-ibu-dan-
13
http://fendygoo.blogspot.com/2014/07/makalah-pelayanan-kesehatan-ibu-
2019
http://indonesianbookcenter.blogspot.com/2013/09/kesehatan-ibu-dan-
https://delfistefani.wordpress.com/2013/05/15/kesehatan-ibu-dan-anak/.
http://vharozma.wordpress.com/ilmu-kesehatan-masyarakat/. Diakses 20
Februari 2019
http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat/. 20
Februari 2019
14