a. Klarifikasi istilah
1. Fistula
Penusukan untuk pengeluaran darah atau koneksi darah
Untuk pembesaran darah/mempelancar darah
Penekanan pembuludarah untuk pelebaran pembulu darah
2. CKD
Gangguan fungsi ginjal,atau berpengaruh pada metabolisme tubuh
Istilah medis internasional,pernyakit ginjal kronis/GGK, atau tdk normalnya
ginjal
Adanya penurunan fungsi gingal /penurunan fungsi glomerulonepritis
3. Terapi HD
Teknologi tinggi untuk melakukan penyaringan sebagai pengganti ginjal yg
rusak,dlm menyaring racun.
Pencucian darah.yg berlebih / limbah.dan menjaga kalium dan natrium.
4. Kronis
Suatu pernyakit yg diderita secara secara perlahan,
Tidak ada penyembuhan atau semakin lama akan memburuk,tahap menahun
b. Jawaban pertanyaan
Pertanyaan dari kasus
QS. Al-isro: 82
yang artinya:
“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman sedangkan bagi orang dzalim Al-Qur’an
itu hanya akan menambah kerugian”
2. Definisi ckd
Jawaban :
4. Etiologi
a) Innfeksi kronik yang membuat pendarahan di ginjal
b) Peradangan
c) Diabetes jika gula darah terlalu tinggi bisa merusak penyaringan pada
ginjal
d) Hipertensi
e) Kemunculan darah dalam urin
f) Obstruksi akibat batu ginjal
g) Obstruksi pembuluh darah
h) Hipovolemik kekurangan cairan dilambung
i) Mengonsumsi minuman berenergi secara rutin
5. Komplikasi
a) Gagal jantung akibat kenja jantung berlebihan
b) Malnutrisi karena aneroksia, mual dan muntah
c) Hiperkalemia kenaikan kadar kalium dalam darah menimbulkan
kejang
d) Pericarditis akibat produk sampah uremic dan dialysis yang tidak
adekuat
6. Ebn
a) Peningkatan kualitas hidup pada penderita GGK yang menjalani terapi
hemodialisa melalui psikologikal intervention di medan tahun 2016
Menggunakan metode relaksasi, spiritual dan dzikir
Mengalami kualitas hidup kurang lebih 2,8 persen
Yang sudah mengalami GGK mengalami peningkatan keberhasilan 0,2
persen
b) Hubungan anemia dengan GGK di RS jamil 2010
Semakin rendah laju gromerulus semakin rendah juga haemoglobin
pasien GGK
c) Gambaran klinis pasien GGK yang menjalani hemodialisisdi RS jamil
padang, lebih dari separuh pasien GGK yang menjalani HD berumur
40 tahun dan jenis kelaminnya laki laki dengan gejala lemah letih, lesu
7. Perencanaan(care plaining)
a) Auskultasi bunyi jantung dan paruh, beratnya skala 0-10, kaji tingkat
respon aktivitas
b) Perawat harus memonitoring output dan input cairan, mengkaji turgor
kulit, membrane mukosa, suhu, nadinya, jika sudah dikaji perawat
melakukan program untuk dialsisis
c) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, lakukan terapi
dada,timbang BB klien , memberikan edukasi ttg kebutuhan nutrisi,
ajarkan pasien membuat cacatan makanan harian,
d) Pemberian obat obatan, cuci darah, transplantasi ginjal
e) Kaji ststus cairan,batasi masukan cairan, pertahankan tekniksteril
selama kontak dengan akses pasien
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Lab darah, yaitu periksa hb,
b) RFT yaitu memeriksa reatinin
c) Koagulasi ppk
d) BGA
e) Radiologi untuk menilai derajat komplikasi ginjal
f) Foto polos abdomen adakah batu pada ginjal
g) USG ginjal
h) Pielogram
i) EKG
j) Artiogram ginjal
k) Biopsy ginjal yaitu untuk menentukan sel jaringan
l) Ultrasonoginjal untuk melihat ukuran ginjal dan melihat adanya
obstruksi pada saluran perkemihan
9. PHATWAY
Hipertensi
Ureum naik
5. IRK
Rasulullah saw bersabda: “Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila penyakit itu telah
bertemu dengan obatnya, maka penyakit itu akan sembuh atas izin Allah, Tuhan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Agung” (HR. Muslim).
6. Definisi CKD
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal
yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration
rate (GFR). Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR
< 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal
(National Kidney Foundation, 2002).
Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses
kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan.[1] CKD dapat
menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau
di atas nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu
ginjal juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan
seperti hiperoksaluria dan sistinuria.[2]
7. Pathway CKD
CKD awalnya tanpa gejala spesifik dan hanya dapat dideteksi sebagai peningkatan dalam
serum kreatinin atau protein dalam urin. Sebagai [ginjal []] fungsi menurun:
1) Tanda atau gejala umum awal adalah gatal-gatal secara terus-menerus di bagian tubuh atau
badan (bervariasi).
2) Tidak nafsu makan.
3) Pembengkakan cairan di bagian kulit, contohnya di bagian kulit kaki, betis, dan area yang
tidak biasanya.
4) Hemoglobin menurun drastis pada kisaran 6-9, ditandai dengan lemas dan tidak kuat untuk
berjalan kaki dalam waktu yang lama, gejala ini merupakan tanda awal sebelum ke arah yg
lebih kritis.
5) Karena Hemoglobin menurun, aktivitas normal biasanya terasa lebih berat dari biasanya.
6) Sulit buang air kecil, jika volume atau kuantitas buang air kecil menurun, perlu diwaspadai.
7) Tekanan darah meningkat karena kelebihan cairan dan produksi hormon vasoaktif yang
diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system). Ini meningkatkan risiko
seseorang untuk mengalami hipertensi dan / atau gagal jantung.
8) Urea terakumulasi, yang dapat menyebabkan azotemia dan akhirnya uremia (gejala mulai
dari kelesuan ke perikarditis dan ensefalopati). Urea diekskresikan oleh keringat dan
mengkristal pada kulit ("frost uremic").
9) Kalium terakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia dengan berbagai gejala
termasuk malaise dan berpotensi fatal aritmia jantung s)
10) Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia, yang
menyebabkan kelelahan)
11) overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan edema untuk mengancam
kehidupan edema paru
12) Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia (karena
1,25 hidroksivitamin D 3 ]] defisiensi), yang karena stimulasi faktor pertumbuhan fibroblast -
23-
a. Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder, osteodistrofi
ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga mengganggu jantung.
13) Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat menyebabkan
aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga
meningkat membran jantung dan saraf dengan promosi [hiperkalemia []] karena kelebihan
asam (asidemia) [4]
Kerusakan ginjal dapat dideteksi secara langsung maupun tidak langsung. Bukti langsung
kerusakan ginjal dapat ditemukan pada pencitraan atau pemeriksaan histopatologi biopsi
ginjal. Pencitraan meliputi ultrasonografi, computed tomography (CT), magnetic
resonance imaging (MRI), dan isotope scanning dapat 13 mendeteksi beberapa kelainan
struktural pada ginjal. Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan
penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008).
Bukti tidak langsung pada kerusakan ginjal dapat disimpulkan dari urinalisis. Inflamasi
atau abnormalitas fungsi glomerulus menyebabkan kebocoran sel darah merah atau
protein. Hal ini dideteksi dengan adanya hematuria atau proteinuria (Scottish
Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan
peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. Penurunan GFR dapat dihitung dengan
mempergunakan rumus Cockcroft-Gault (Suwitra, 2009). Penggunaan rumus ini
dibedakan berdasarkan jenis kelamin (Willems et al., 2013 Cystatin C merupakan protein
berat molekul rendah (13kD) yang disintesis oleh semua sel berinti dan ditemukan
diberbagai cairan tubuh manusia. Kadarnya dalam darah dapat menggambarkan GFR
sehingga Cystatin C merupakan penanda endogen yang ideal (Yaswir & Maiyesi, 2012).
2.1.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien CKD disesuaikan
dengan stadium penyakit pasien tersebut (National Kidney Foundation, 2010).
Perencanaan tatalaksana pasien CKD dapat dilihat pada tabel berikut ini: 15 Tabel 2.2.
Rencana Tatalaksana CKD Sesuai Stadium. Stadium GFR (mL/menit/1,73m2 ) Rencana
Tatalaksana 1 ≥ 90 Observasi, kontrol tekanan darah 2 60 – 89 Observasi, kontrol
tekanan darah dan faktor risiko 3a 3b 45 – 59 30 – 44 Observasi, kontrol tekanan darah
dan faktor risiko 4 15 – 29 persiapan untuk RRT 5 < 15 RRT Sumber: (Suwitra, 2009;
The Renal Association, 2013) Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya paling tepat
diberikan sebelum terjadinya penurunan GFR sehingga tidak terjadi perburukan fungsi
ginjal. Selain itu, perlu juga dilakukan pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
dengan mengikuti dan mencatat penurunan GFR yang terjadi. Perburukan fungsi ginjal
dapat dicegah dengan mengurangi hiperfiltrasi glomerulus, yaitu melalui pembatasan
asupan protein dan terapi farmakologis guna mengurangi hipertensi intraglomerulus.
Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting
mengingat 40-45 % kematian pada CKD disebabkan oleh penyakit kardiovaskular ini.
Pencegahan dan terapi penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan pengendalian
diabetes, pengendalian hipertensi, pengendalian dislipidemia dan sebagainya. Selain itu,
perlu dilakukan 16 pencegahan dan terapi terhadap komplikasi yang mungkin muncul
seperti anemia dan osteodistrofi renal (Suwitra, 2009).
9. Etiologi
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi, yaitu
sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney Foundation, 2015). Keadaan lain
yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal diantaranya adalah penyakit peradangan
seperti glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik, malformasi saat perkembangan janin
dalam rahim ibu, lupus, obstruksi akibat batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar
prostat, dan infeksi saluran kemih yang berulang (Wilson, 2005).
10. Komplikasi
11. EBN
Pemberian obat-obatan
Cuci darah
Transplantasi ginjal