Pengertian pendampingan
2. Tujuan pendampingan
Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Bagi guru, tujuan
utamanya adalah bahwa guru meningkat keterampilan operasionalnya dalam:
a. menyusun RPP;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan; dan
Sementara itu, bagi kepala sekolah, diharapkan mereka meningkat keterampilan praktiknya dalam:
c. mengelola pemenuhan Standar Nasional Pendidikan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum; dan
3. Prinsip-prinsip pendampingan
a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai pelaksanaan kurikulum) yang
memadai dan memberikan pendampingan dengan baik;
b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan adalah butirbutir yang guru atau kepala
sekolah secara riil perlu memperoleh asistensi praktis;
c. Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan memfasilitasi guru dan kepala sekolah
mengimplementasikan K13 secara utuh;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur, guru, dan kepala sekolah; dan
e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan kurikulum dilanjutkan oleh sekolah sendiri
melalui mekanisme yang dikembangkannya.
B. Pelaksanaan Pendampingan
Pelaksanaan pendampingan pelaksanaan kurikulum 2013 tahun 2017 dilaksanakan setelah Bimbingan
Teknis Kurikulum (Pusat), Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Kabupaten/Kota dan Bimbingan Teknis
Guru Sasaran diselenggarakan. Untuk persiapan pelaksanaan pendampingan, sekolah induk atau sekolah
sasaran memperoleh asistensi pelaksanaan Bantuan Pemerintah melalui sebuah workshop dan telah
menerima dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan kurikulum.
2. Workshop Asistensi Bantuan Pemerintah bagi SMP Induk Klaster atau Sekolah Imbas.
Sebelum pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013 akan diadakan Workshop Asistensi Bantuan
Pemerintah bagi SMP Induk Klaster atau Sekolah Imbas untuk Pendampingan Kurikulum dilaksanakan
oleh LPMP. Pemetaan Induk Klaster dilakukan oleh LPMP bekerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dengan memperhatikan geografis sekolah imbas. Workshop dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dengan
narasumber dari LPMP.
Selanjutnya LPMP menyalurkan Bantuan Pemerintah untuk sekolah sasaran melalui sekolah induk kluster
dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana Bantuan Pemerintah setelah kepala sekolah SMP induk
kluster dan LPMP menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuanm serta
melengkapi seluruh persyaratan administrasi.
Strategi Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan strategi kegiatan In
dan kegiatan On. Pendampingan In sekurang-kurangnya diberikan 2 (dua) kali, sementara pendampingan
On paling tidak 1 (satu) kali. Satu kali pendampingan diberikan satu hari dengan 7 jam pelatihan. Berikut
adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:
In 1 –On 1 – In 2 (– Dst.)
Berdasarkan Juknis, strategi pendampingan dapat menggunakan konsep dan praktik Lesson Study.
Lesson Study sebagaimana dimaksud bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui pengkajian
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, mendiskusikan hasil observasi untuk memperbaiki
pembelajaran, serta menuliskan pengalaman pembelajaran menjadi suatu suatu karya tulis.
Secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study sebagai berikut:
Dalam tahap perencanaan, para guru berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mendiskusikan rancangan pembelajaran secara mendalam
dengan menatisipasi respon siswa yang mungkin muncul atas tantangan atau permasalahan yang
disampaikan guru selama pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan
tahap akhir pembelajaran.
b. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah
seorang guru (guru model) untuk mempraktikkan rancangan pembelajaran yang telah disusun bersama,
dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejawat dan atau
oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer.
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun
bersama.
3) Pengamat tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan tidak menintervensi guru maupun
siswa.
4) Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap proses belajar siswa, bagaimana siswa
berfikir atau bagaimana jalannya siswa berfikir dalam memahami konsep, bagaimana siswa
berkomunikasi dalam memahami konsep, serta bagaimana pemahaman konsep oleh siswa.
5) Pengamat harus belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk menilai bagus atau
kurangnya pembelajaran.
6) Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan
dokumentasi atau bahan analisis pembelajaran. Kegiatan perekaman tidak menggunakan blitz agar
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7) Pengamat mencatat semua hasil pengamatan bagaimana siswa belajar selama pembelajaran
berlangsung.
c. Tahapan Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah melaksanakan pembelajaran (guru model), dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan
permasalahan yang dirasakan dalam merealisasikan rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Selanjutnya, pengamat menyampaikan temuan hasil observasi pembelajaran dengan menyampaikan
data/fakta yang ditemukannya. Tanggapan atau saran perbaikan disampaikan secara bijak untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa. Kegiatan refleksi bukan untuk menilai baik atau kurangnya guru
mengajar. Kegiatan refleksi harus menginspirasi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya
masing-masing.
Diskusi dalam kegiatan refleksi seharusnya menghasilkan: 1) perbaikan atas rancangan pembelajaran
yang telah disusun sebelumnya; 2) diperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman baru atau
keputusan-keputusan penting untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran; dan 3)
pemahaman tentang karakteristik konsep materi ajar, cara belajar siswa, maupun cara evaluasi yang
sangat berguna untuk perbaikan proses pembelajaran.
Melalui kegiatan Lesson Study perbaikan proses pembelajaran akan terjadi pada tataran individual
maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan
pada saat diskusi dalam tahapan refleksi menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai
pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan keikutsertaan langsung kepala sekolah maupun pengawas dalam
kegiatan Lesson Study, sebagai peserta dalam merancang pembelajaran maupun melakukan
pengamatan, tentunya akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan
pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala
sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung
dalam kegiatan Lesson Study sebagai manager dalam peningkatan mutu proses pembelajaran, maka dia
akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses
pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi dalam mewujudkan
dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
4. Pendampingan In
a. Pengertian
Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang diberikan kepada guru dan kepala
sekolah (sebagai wakil guru mata pelajaran yang diampunya) pada semua sekolah dalam satu kluster
secara klasikal di induk kluster.
b. Peserta Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Tahun 2017
Peserta pendampingan In sekurang-kurangnya sama dengan peserta pelatihan sekolah sasaran. Jumlah
peserta pendampingan In dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran
Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan
Agama Buddha dan Budi Pekerti, atau Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti Selain Islam yang dikirim adalah yang peserta didiknya paling banyak di sekolah
yang bersangkutan.
Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang
diampu sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
c. Instruktur
Instruktur pendampingan In adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah mengikuti Bimbingan
Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.
No.
Materi
JP
1.
1
2.
3.
4.
JUMLAH
No.
Materi
JP
1.
2.
3.
2
4.
JUMLAH
e. Output
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan In disajikan dalam di bawah ini
No.
Pendampingan
Output
1.
In 1
2.
In 2
Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia pelaksana yang dibentuk melalui
rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan In yang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam
satu kluster, wakil kepala sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah induk.