Disusun Oleh :
Nama : RAFI ADI S
Kelas : IX – B
No. Absen : 15
SMP MUHAMMADIYAH 2
PURWOKERTO
2019
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
Jadi, penularan HIV pada manusia adalah melalui kontak dengan cairan yang
mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di
sini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam
konsentrasi yang lebih rendah, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan air
ludah.
Virus HIV Tidak Menular Melalui :
1. Keringat, Air liur.
2. Makanan,Flu/influenza.
3. Berpelukan.
4. Makan dengan perabot yang sama.
5. Bersalaman.
6. Mandi bersama.
7. Digigit nyamuk.
8. Memakai toilet bersama.
9. Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
10. Ciuman, senggolan, dan kegiatan sehari-hari lainnya.
C. Ciri – ciri AIDS
1. Demam tinggi berkepanjangan.
2. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam.
3. Hilangnya nafsu makan, mual dan muntah.
4. Mengalami diare yang kronis.
5. Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal.
6. Batuk berekepanjangan.
7. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan.
8. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher,
ketiak, dan lipatan paha)
9. Ingatan berkurang.
10. Sakit kepala.
11. Sulit berkonsentrasi.
12. Respon anggota gerak melambat.
13. Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki.
14. Mengalami tensi darah rendah.
15. Refleks tendon yang kurang.
16. Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api.
17. Infeksi jaringan kulit rambut.
18. Kulit kering dengan bercak-bercak.
Gejala awal : 0-1 bulan
Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan disebut sebagai
infeksi HIV akut. Sistem kekebalan tubuh, sebagai bagian dari pertahanan tubuh,
mengembangkan antibodi terhadap HIV. Proses tersebut terlihat dari antibodi yang
disebut serokonversi. Gejala meliputi demam, sakit kepala, nyeri tubuh, sakit
tenggorokan,pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit, masalah sistem
pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak diperhatikan atau disalahartikan sebagai
penyakit lain yang juga menunjukkan berbagai gejala yang sama. Tes HIV dilakukan
sebelum serokonversi tidak membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa wanita,
serokonversi dapat terjadi dalam waktu satu bulan.
Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun
Setelah tingkat gejala di atas dapat diturunkan dengan obat-obatan, penyakit ini
masuk ke dalam fase asimptomatik. Tidak ada gejala HIV yang diperlihatkan setelah 1
tahun. Tahap tanpa gejala dapat berlangsung selama sekitar 10 tahun. Dengan
demikian,seseorang yang positif HIV tidak menunjukkan gejala HIV selama sekitar 10
tahun setelah terkena gejala seperti flu biasa. Tetapi meski demikian, virus tetap ada
dalam tubuh mereka, mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus
kepada orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui transfusi
darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita hamil, anak-anak mereka
ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun, wanita yang mengidap HIV positif mungkin
terlihat pada penurunan berat bdaan, kehilangan nafsu makan, masalah sistem
pencernaan, infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.
D. Cara Pengobatan
Sampai saat ini HIV/ AIDS belum ditemukan obatnya tetapi beberapa ahli telah
menemukan vaksin untuk memperlambat perkembangan virus HIV/ AIDS dalam tubuh
antara lain :
1. NRTI (Nucleoside atau Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)
2. NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
3. PI (Protease Inhibitor) Fusion Inhibitor
E. Cara Pencegahan
1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat
Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Oleh
karena itu, membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat dapat menjauhkan
diri dari penularan HIV. Misalnya, dengan tidak berhubungan seks di luar nikah,
tidak berganti-ganti pasangan, dan menggunakan pengaman (terutama pada
kelompok perilaku beresiko tinggi) sewaktu melakukan aktivitas seksual.
2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat -alat Medis yang Steril
Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang
mereka gunakan. Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan
sebaiknya hanya sekali pakai. Jadi, setiap kali menyuntik pasien, seorang tenaga
medis harus memakai jarum suntik yang haru. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah penularan HIV melalui jarum suntik. Selain itu, penggunaan sarung
tangan lateks setiap kontak dengan cairan tubuh juga dapat memperkecil peluang
penularan HIV.
3. Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba
Para pangguna narkoba sangat rentan tertular HIV, terutama pengguna
narkoba suntik. Fakta menunjukkan bahwa penyebaran HIV di kalangan
pengguna narkoba suntik tiga sampai lima kali lebih cepat dibanding perilaku
resiko lainnya.
4. Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV
Pemeriksaan medis yang ketat pada setiap transfusi darah dapat
mencegah penularan HIV. Sebelum transfusi darah berlangsung, para ahli
kesehatan sebaiknya melakukan tes HIV untuk memastikan bahwa darah yang
akan didonorkan bebas dari HIV.
5. Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil
Meskipun hamil adalah hak setiap wanita, namun bagi wanita pengidap HIV
dianjurkan untuk tidak hamil. Sebab, wanita hamil pengidap HIV dapat
menularkan virus kepada janin yang dikandungnya. Jika ingin hamil, sebaiknya
mereka selalu berkonsultasi dengan dokter.