Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Lanang (Allium sativum L) Terhadap
Pertumbuhan Propionibacterium acnes secara In Vitro
Bayu Destiawan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No. 188A, Malang bayu08129504@gmail.com
PENDAHULUAN terjadinya resistensi. Hal ini selaras
Sepanjang masa hidupnya dengan laporan studi di Malaysia dan suatu individu pasti mengalami suatu Singapura, bahwa eritromisin dan penyakit. Salah satu penyakit yang klindamisin menunjukkan persentase pasti dialami setiap individu adalah terbesar isolat resisten pada pasien akne vulgaris. Penderita akne (69,2% dan 50%, masing-masing) vulgaris di Indonesia pada tahun diikuti oleh kotrimoksazol (38,5%) 2006, 2007, dan 2009 secara dan doksisiklin (23%) di Singapura. berturut-turut yaitu 60%, 80%, dan Sedangkan di Malaysia, tingkat 90%. (Afriyanti, 2015). resistensi terhadap eritromisin dan Akne vulgaris merupakan klindamisin adalah 4,0-92,0% dan suatu peradangan menahun pada 4,0-95,0% (MOH Malaysia, 2012 ; unit pilosebasea kulit, yang Tan HH dan Goh CL, 2010). disebabkan akumulasi sebum Berdasarkan banyaknya berlebihan dengan gambaran klinis kejadian resistensi dalam bentukan polimorfik seperti: komedo, penggunaan antibiotik dalam papul, pustul, nodul, dan jaringan pengobatan akne vulgaris, maka parut. (Goodheart, 2006). Dari untuk menanggulanginya dewasa ini gambaran klinis yang ada saat ini ada telah dimulai banyak penelitian dan empat mekanisme patogenesis yang pemanfaatan sumber pengobatan diidentifikasi sebagai penyabab akne akne vulgaris yang berasal dari vulgaris yaitu: Hiperproliferasi bahan-bahan alami, baik buah, sayur epidermis / keratinisasi folikel maupun jenis tumbuhan lainnya abnormal, produksi sebum yang (Kumar, 2005). Salah satunya adalah berlebihan, inflamasi, terdapatnya bawang lanang yang lazim aktivitas bakteri Propionibacterium dimanfaatkan masyarakat sebagai acnes. (Goldsmith, 2012). obat. Kemampuan bawang lanang Propionibacterium acnes (P.acnes) sebagai obat berasal dari kandungan merupakan salah satu jenis bakteri zat allicin. Zat allicin merupakan zat yang sering menyebabkan timbulnya aktif dengan daya antibiotika yang akne vulgaris. P.acnes merupakan baik dan juga berfungsi sebagai bakteri gram positif anaerob yang antibakteri (Majewski, 2014). merupakan flora normal pada tubuh Berdasarkan latar belakang yang terdapat di dalam kelenjar tersebut, peneliti ingin melakukan pilosebasea. (Tahir, 2010). sebuah penelitian untuk melihat Treatment untuk mengatasi pengaruh pemberian ekstrak bawang pertumbuhan koloni P.acnes lanang (Allium sativum L) terhadap umumnya masih mengandalkan pertumbuhan P.acnes secara in vitro. pemberian antibiotika seperti Penelitian dilakukan dengan metode doksisiklin, klindamisin dan dilusi tabung. eritromisin (Djajadisastra dkk., 2009). Penggunaan penggunaan antibiotik jangka panjang sering menyebabkan METODE PENELITIAN UJI EFEK ANTIBAKTERI Jenis penelitian yang Metode yang digunakan digunakan adalah True Experimental dalam penelitian ini adalah metode – Post Test Only Control Group dilusi tabung dengan konsentrasi Design dengan rancangan penelitian ekstrak bawang lanang yang eksperimental secara in vitro dengan digunakan yaitu 100%, 50%, 25%, metode dilusi tabung untuk mengukur 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, Kadar Hambat Minimal (KHM) dan 0,78% yang telah mengalami proses Kadar Bunuh Minimal (KBM) bakteri. pengenceran bertingkat sebelumnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kemudian diinkubasi selama 18 - 24 biomedik FK UMM pada bulan jam pada suhu 370 C dan dilakukan Desember 2018 pengulangan sebanyak 3 kali. Kemudian dilakukan pengamatan ALAT DAN BAHAN PENELITIAN untuk mengukur Kadar Hambat Alat-alat dan bahan yang Minimal dan Kadar Bunuh Minimal. digunakan pada penelitian ini adalah blender, cawan petri, autoklaf, vortex, HASIL PENELITIAN disposable syringe, blue tip, Berdasarkan hasil uji dilusi mikropipet, erlenmeyer, corong, tabung yang dilakukan dengan tiga kertas saring, aluminium-foil, label, kali pengulangan, didapatkan hasil lemari pendingin, spektrofotometer, KHM secara visual yaitu pada tabung gelas kimia, gelas ukur, vakum 5 atau pada konsentrasi 6,25%. Hal destilasi, bunsen, stopwatch, ini dikarenakan secara visual tabung termometer, pipet volume, alat-alat 5 sudah mulai terlihat jernih dan ini gelas, timbangan analitik, ose, pinset, juga menandakan adanya penurunan inkubator, laminar air flow, autoklaf pertumbuhan bakteri pada tabung 5, dan tabung reaksi. Bawang lanang, sehingga KHM ditetapkan pada bahan pelarut etanol 96%, natrium konsentrasi 6,25%. hipoklorit, NaCl fisiologis, biakan P.acnes, Nutrient Agar, Nutrient Konsentrasi Hasil Hasil Ekstrak Pengulangan Ukur Broth, larutan 0,5 Mc Farland. Bawang 1 2 3 Visual Lanang (%) PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI 0 1 1 1 Keruh Tujuan dari dilakukannya 0,78 1 1 1 Keruh pembuatan stok bakteri ini adalah 1,56 1 1 1 Keruh untuk memperbanyak bakteri. Caranya dengan bakteri uji yang 3,125 1 1 1 Keruh telah diremajakan dalam suhu 37°C selama 24 jam, masing-masing 6,25 2 2 2 Mulai diambil satu ose kemudian jernih disuspensikan kedalam larutan 12,5 2 2 2 Mulai aquades steril, setelah itu jernih dihomogenkan. Kemudian suspensi diukur dengan menggunakan 25 3 3 3 Jernih spektrofotometer sampai nilainya sama dengan blanko, sebagai blanko 50 3 3 3 Jernih digunakan larutan standar Mc 100 3 3 3 Jernih Farland 0,5 Keterangan : 1 = Keruh, 2 = Mulai jernih, 3 = Jernih Hasil uji Kruskal Wallis Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa nilai sig sebesar menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari p 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari p (0,05) sehingga dapat disimpulkan (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar ekstrak bawang bermakna antar ekstrak bawang lanang (Allium sativum L) sebagai lanang sebagai antibakteri terhadap antibakteri terhadap bakteri P.acnes. bakteri P.acnes. Hasil uji Mann Whitney Hasil uji Mann Whitney didapatkan bahwa perlakuan ekstrak didapatkan bahwa semua perlakuan yang mulai berpengaruh signifikan ekstrak berpengaruh signifikan terhadap kontrol kuman adalah pada terhadap penurunan jumlah koloni konsentrasi 6,25%. Sehingga dapat per cawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bawang lanang dengan ekstrak bawang lanang berpengaruh konsentrasi 6,25% mulai terhadap penurunan jumlah koloni berpengaruh terhadap pertumbuhan P.acnes per cawan secara signifikan. koloni P.acnes secara signifikan. Setelah diamati kejernihan PEMBAHASAN pada setiap tabung ekstrak bawang Penelitian ini dilakukan untuk lanang, biakan dari masing-masing mengetahui pengaruh pemberian tabung digoreskan ke media nutrient ekstrak bawang lanang (Allium agar, kemudian diinkubasi 18 - 24 sativum L.) terhadap P.acnes secara jam dengan suhu 370C. Kemudian in vitro. Pengaruh pemberian ekstrak dilakukan perhitungan secara bawang lanang (Allium sativum L.) kuantitatif pada P.acnes yang ditentukan dengan menggunakan tumbuh pada nutrient agar. Kadar metode dilusi cair dengan mengamati bunuh minimal didapatkan apabila nilai KHM dan nilai KBM pada adanya penurunan 99,9% sembilan konsentrasi yang berbeda. pertumbuhan koloni bakteri P.acnes. Nilai KHM pada penelitian ini Dari hasil penelitian, didapatkan didapatkan pada konsentrasi 6,25% bahwa KBM ekstrak bawang lanang yang ditandai dengan mulai terlihat terhadap P.acnes terdapat pada jernihnya tabung. Untuk hasil nilai konsentrasi 50% dikarenakan pada KBM pada penelitian ini didapatkan konsentrasi tersebut sudah mampu pada konsentrasi 50% yang ditandai membunuh bakteri 99,9% dari jumlah dengan penurunan jumlah koloni inokulasi awal. hingga 99,9% dari koloni awal bakteri Konsentrasi Koloni Rata – P.acnes. Hal ini menunjukkan bahwa (%) Bakteri Rata kandungan pada bawang lanang Tiap Bakteri dapat berperan sebagai antibakteri. Ulangan Penelitian bawang lanang I II III terhadap P.acnes belum ada yang 100 0 0 0 0 meneliti sebelumnya, namun pernah 50 0 0 0 0 ada yang melakukan penelitian 25 248 194 215 219 bawang lanang terhadap Candida 12,5 570 663 596 610 albicans (C.albicans). Penelitian 6,25 1477 1745 1572 1599 yang dilakukan oleh Andayani pada 3,125 2743 2136 2288 2389 tahun 2014 menggunakan metode 1,56 4654 4877 4721 4751 difusi sumuran (Cup plate technique) 0,78 5098 5112 5672 5294 dengan hasil pada konsentrasi 100% 0 6870 6844 6902 6872 didapatkan zona hambat sebesar 21,4 mm yang merupakan zona hambat terbesar. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis Dari hasil analisis data yang didapatkan hasil KHM pada telah dilakukan didapatkan pengaruh konsentrasi 6,25% dan KBM pada yang signifikan antara konsentrasi konsentrasi 50%. Perbedaan hasil ini ekstrak bawang lanang dengan dikarenakan metode uji yang pertumbuhan bakteri P.acnes yang berbeda. Selain itu, perbedaan juga ditunjukkan oleh hasil uji Kruskal disebababkan oleh struktur dinding Wallis dengan nilai signifikansi 0,001 C.albicans dan P.acnes yang (< 0,05). Sedangkan dari hasil uji berbeda. Struktur dinding C.albicans Mann Whitney didapatkan bahwa mempunyai struktur dinding berlapis perlakuan yang menunjukkan hasil yang terdiri dari beberapa jenis signifikan dimulai pada konsentrasi karbohidrat yang berikatan dengan 0,78%. protein membentuk glikoprotein, sedangkan P.acnes mempunyai KESIMPULAN dinding sel berlapis tunggal yang 1. Terdapat pengaruh pemberian terdiri dari peptidoglikan dan asam ekstrak bawang lanang terhadap teikoat. (Mutiawati, 2016; Jawetz et pertumbuhan bakteri P.acnes al., 2013) 2. KHM didapatkan pada Penelitian terhadap P.acnes konsentrasi 6,25% dan KBM pernah dilakukan oleh Damayanti didapatkan pada konsentrasi pada tahun 2014. Damayanti menguji 50%. efektivitas larutan bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri SARAN P.acnes dengan menggunakan 1. Diperlukan penelitian mengenai metode difusi cakram. Pada bawang lanang terhadap penellitian tersebut didapatkan zona P.acnes dengan menggunakan hambat mulai terbentuk pada metode difusi cakram agar konsentrasi 55%. Sedangkan pada diketahui sensitivitasnya. penelitian ini didapatkan pada 2. Penulis menyarankan agar konsentrasi 6,25% yang mampu menggunakan pelarut methanol menghambat pertumbuhan bakteri. dikarenakan sifat methanol yang Perbedaan hasil ini disebabkan oleh lebih polar dibandingkan dengan kandungan zat-zat pada bawang etanol. lanang lebih tinggi 5-6 kali dibandingkan bawang putih, sehingga bawang lanang mempunyai efektivitas lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri P.acnes (Rahmawati, 2012). Selain itu perbedaan hasil juga dikarenakan pelarut yang digunakan berbeda. Pada penellitian yang dilakukan Damayanti menggunakan aquades, sedangkan pada penelitian ini menggunakan etanol sebagai pelarut. Kandungan pada bawang lanang dan bawang putih hampir sama dan tergolong zat yang polar. Etanol lebih polar dibandingkan aquades, sehingga etanol mampu menarik zat aktif lebih banyak. (Isnawati, 2018).