Skema sertifikasi KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian Kimia Industri merupakan
skema sertifikasi yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP P2 PPPPTK
Pertanian. Unit kompetensi dalam kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada
SKKNI yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP.323/MEN/IX/2009 tentang Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Sektor Industri Pengolahan Bidang Industri Petrokimia Hulu Sub
Bidang Produksi dan SKKNI yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2016 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri
Bahan Kimia dan Barang dari Kimia Bidang Industri Pengolahan Kimia Berbahan Baku
Padat, Cair dan Gas yang Menghasilkan Produk Cair. Identifikasi kemasan kompetensi telusur
dengan Spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang ditetapkan oleh Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 4678 Tahun 2016. Skema sertifikasi ini digunakan
untuk memastikan kompetensi teknis Guru Sekolah Menengah Kejuruan Kimia Industri dan
sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP P2 PPPPTK Pertanian dan asesor kompetensi.
Nomor Dokumen :
Nomor Salinan : 0
Status Distribusi :
Terkendali
Takterkendali
S ke ma S e rt if ika si KK NI Le ve l IV
P ad a Ko mpe t en si K ea h lian K imia I nd u st ri
1. LATAR BELAKANG
Pemberlakuan era persaingan bebas dalam pasar tunggal sekawasan Asia Tenggara
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah
diberlakukan. Perhimpunan masyarakat bangsa se Asia Tenggara alias Association
of South East Asian Nation (ASEAN) sepakat untuk memperkuat kawasan dengan
membuka akses perekonomian lewat pasar bebas yang dimulai sejak tahun 2016 ini.
Beberapa sektor sudah disepakati terbuka untuk menuju integrasi ekonomi Visi
ASEAN tahun 2020. Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus
perdagangan barang atau jasa, tetapi juga untuk tenaga ahli seperti pendidik dan
tenaga kependidikan. Oleh karena itu, MEA secara langsung menuntut kualitas
tenaga kerja di Indonesia.
Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada standar kompetensi kerja
nasional Indonesia ini diharapkan dapat memberi manfaat langsung para pemangku
kepentingan.
1.1. Bagi Industri
1.3.1. Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan
tuntutan kompetensi dunia industri.
1.3.2. Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan
program diklat.
1.3.3. Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
1.3.4. Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif
maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi
peserta didik selama proses diklat.
3. TUJUAN SERTIFIKASI
4. ACUAN NORMATIF
5.1. Deskripsi
2
KIM.KH01.006.01 Berpartisipasi dalam prosedur keamanan tempat kerja
3
C.201100.007.01 Menghitung Neraca Bahan/Massa
4
C.201100.008.01 Menghitung Neraca Energi
5
C.201100.009.01 Menyiapkan Bahan Kimia untuk Proses Produksi
6
C.201100.015.01 Mengoperasikan Kondensor
7
C.201100.019.01 Mengoperasikan Peralatan Ekstraksi
8
KIM.KH02.021.01 Menghasilkan Produk Dengan Destilasi
6.1. Guru yang memiliki ijazah pendidikan minimal S1/D4 dan telah mengikuti
pelatihan berbasis kompetensi pada level IV Kompetensi Keahlian Kimia
Industri yang dilakukan oleh PPPPTK Pertanian; atau
6.2. Guru mata pelajaran produktif SMK pada Kompetensi Keahlian Kimia
Industri dan telah berpengalaman mengajar minimal 1 (satu) tahun pada
Kompetensi Keahlian Kimia Industri, atau
6.3. Calon guru mata pelajaran produktif yang memiliki ijazah pendidikan
minimal S1/D4 Teknik Kimia/Kimia/Pendidikan Kimia dan telah mengikuti
pelatihan berbasis kompetensi pada level IV Kompetensi Keahlian Kimia
Industri yang dilakukan oleh PPPPTK Pertanian, atau
6.4. Praktisi Industri yang akan mengajar mata pelajaran produktif, harus
memiliki ijazah minimal S1/D4 dan yang telah memiliki pengalaman kerja di
industri bahan kimia dan barang dari kimia bidang industri pengolahan kimia
minimal 5 (lima) tahun secara berkelanjutan.
8. BIAYA SERTIFIKASI
9. PROSES SERTIFIKASI
9.8. Banding
9.8.1. Peserta Sertifikasi dapat melakukan banding jika tidak puas atas
rekomendasi yang diambil oleh asesor kompetensi, dengan mengisi
form Banding.
9.8.2. LSP P2 PPPPTK Pertanian akan menetapkan prosedur untuk
menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap
banding secara konstruktif tidak berpihak dan tepat waktu.