Anda di halaman 1dari 6

BAB I

KADAR AIR

A. TEORI UMUM
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air
(akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di
bawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan
formasi geologi yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk
menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta
bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah.
Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung (Sosiawan,
2010).
Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang
bersuhu 100°C - 110°C. Hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap. Dua
fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada
kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima
dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan
sepanjang tahun (Sosiawan, 2010). Adapun manfaat mengetahui kadar air
tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik
tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan
tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui
kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah (Soviani,
2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain adalah
tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi.
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih

[1]
KADAR AIR

besar, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang
lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara.
Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan
air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika
air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah
perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat
kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara
dalam tanah, merintangi akar tanaman untuk memperoleh O 2 sehingga dapat
mengakibatkan tanaman tersebut menjadi mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada
kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima
dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan
sepanjang tahun.
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering
(dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar
100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100
persen. (Syarif dan Halid, 1993).
Tabrani (1997), menyatakan bahwa kadar air merupakan pemegang
peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat
tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan
makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi,
enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2015 2


KELOMPOK 1
KADAR AIR

tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas
yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut.
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan
basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar air
berat basah. Cara lain untuk menyatakan kadar air adalah kadar air basis
kering yaitu : air yang diuapkan dibagi berat bahan setelah pengeringan. Berat
bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa
waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air
yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan. (Kusumah,
Herminianto dan Andarwulan, 1989).

B. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen.

C. PERALATAN
1. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 ± 5)0 C.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat.
3. Neraca dengan ketelitian :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat kurang dari 100 – 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator

D. BENDA UJI
Tanah tidak asli :
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung
pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian
seperti dibawah ini :
Jumlah benda uji
Ukuran butir maksimum ketelitian
minimum
a. Saringan ¾ 1000 gram 1 gram
b. Lewat saringan no. 8
100 gram 0,1 gram
c. Lewat saringan no. 30
10 gram 0,01 gram

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2015 3


KELOMPOK 1
KADAR AIR

E. CARA KERJA
1. Membersihkan serta mengeringkan cawan kosong, kemudian menimbang
dan mencatat beratnya (W1).
2. Memasukkan contoh tanah secukupnya kedalam cawan, kemudian
menimbangnya bersama tutupnya (W2).
3. Dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukan dalam oven
(105-110°C) selama 16 - 24 jam. Sertakan tutup cawan, jangan sampai
tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, dinginkan dengan desikator
kemudian ditutup.
5. Menimbang cawan tertutup dengan tanah kering (W3)

F. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Data Pengamatan
Tabel 1.1 (Terlampir)
2. Data Perhitungan
a. Saringan ¾
Diketahui :
Berat cawan (W1) = 177,3 gram
Berat tanah basah + cawan (W2) = 1177,3 gram
Berat tanah kering + cawan (W3) = 1071,6 gram
Ditanya : Kadar air (Wn)……..?
Penyelesaian :
Berat tanah basah (Wtb) = W2 - W1
= 1177,3 – 177,3 = 1000 gram
Berat tanah kering (Ws) = W3 - W1
= 1071,6 – 177,3
= 894,3 gram
Berat air (Ww) = Wtb - Ws
= 1000 – 894,3
= 105,7 gram

Kadar air (Wn) = x 100%

= x 100%

= 11,82 %
b. Nomor saringan 8
Diketahui :
Berat cawan (W1) = 10 gram

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2015 4


KELOMPOK 1
KADAR AIR

Berat tanah basah + cawan (W2) = 170 gram


Berat tanah kering + cawan (W3) = 100,3 gram
Ditanya : Kadar air (Wn)……..?
Penyelesaian :
Berat tanah basah (Wtb) = W2 - W1
= 170 – 10
= 160 gram
Berat tanah kering (Ws) = W3 - W1
= 100,3 – 10
= 90,3 gram
Berat air (Ww) = Wtb - Ws
= 160 – 90,3
= 69,7 gram

Kadar air (Wn) = x 100%

= x 100%

= 77,19 %
c. Nomor saringan 30
Diketahui :
Berat cawan (W1) = 9,1 gram
Berat tanah basah + cawan (W2) = 19,1 gram
Berat tanah kering + cawan (W3) = 19,1 gram
Ditanya : Kadar air (Wn)……..?
Penyelesaian :
Berat tanah basah (Wtb) = W2 - W1
= 19,1 – 9,1
= 10 gram
Berat tanah kering (Ws) = W3 - W1
= 19,1 – 9,1
= 10 gram
Berat air (Ww) = Wtb - Ws
= 10 – 10
= 0 gram

Kadar air (Wn) = x 100%

= 0%

d. Perhitungan kadar air rata – rata (Waverage) =

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2015 5


KELOMPOK 1
KADAR AIR

= 29,67 %

G. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat
Tabel 1.2 (Terlampir)
2. Gambar kerja
Tabel 1.3 (Terlampir)

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum kadar air ini, di dapat kadar air dari tiap
masing-masing saringan seperti berikut :

a. Kadar air pada saringan nomor ¾ : 11,82 %


b. Kadar air pada saringan nomor 8 : 77,19 %
c. Kadar air pada saringan nomor 30 :0%
Maka, didapatkan kadar air tanah rata – rata adalah 29,67 % hasil
perhitungan dari data yang didapat saat praktikum.
2. Saran
Dari percobaan diatas diperoleh beberapa saran dalam melakukan
percobaan yakni :
a. Sebaiknya sebelum mengambil benda uji, terlebih dahulu praktikan
menimbang dan mencatat berat cawan karena agar tidak lupa.
b. Sebaiknya ketika memasukkan benda uji kedalam oven, praktikan
terlebih dahulu memberi nama percobaan pada cawan benda uji agar
menghindari kesalahan mengambil benda uji.
c. Selain itu diperhatikan ketika akan menimbang setelah benda uji
keluar dari oven, sebaiknya benda uji didinginkan terlebih dahulu
sebelum ditimbang.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2015 6


KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai