Anda di halaman 1dari 24

2.

Balok dan Kolom Lantai 1


A. Peraturan Standar Perencanaan
1. Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung
2. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
3. Tabel Penampang Tulangan
4. Data Teknis

B. Data Teknis

Mutu Beton (fc’) : K300

Mutu Baja (fy) : 240 Mpa

Dimensi Balok Induk : 20x30

Dimensi Balok Anak : 15x25

Dimensi Kolom Struktur : 30x30

Dimensi Kolom Praktis : 15x15

Berat Jenis Beton : 2400 kg/m³

Berat Jenis Pas.dinding : 1700 kg/m³

C. Pemodelan Struktur

Analisis Struktur dilakukan dengan Program SAP 2000 (Structure Analysis


Program)

1. Memastikan nama satuan Ton-m pada pojok kanan bawah layar

149
2. Menentukan bentuk struktur

File – new model –isi sesuai kebutuhan - ok

3. Edit Grid, klik draw – edit grid atau Shift F7, edit X,Y,dan Z sesuai perencanaan :

150
4. Membuat model pada program SAP 2000 NON LINIER

151
5. Memberi Tumpuan pada kolom, klik assign – joint – restarting – pilih tumpuan
atau klik icon tumpuan yang dibutuhkan

152
6. Menentukan material, klik define – materials – conc (beton) – modify/show
materials – OK

153
Tampilan modify conc

7. Memasukkan data dimensi, Define – frame section – add rectangular – edit data
sesuai dengan perencanaan balok dan kolom.

a. Untuk Balok

Pilih Define - Frame Section -pilih Add Rectangular.Kemudian pilih Material


Concrete -isi data dimensions - Concrete Reinforcement.

154
b. Untuk Kolom.
Pada Frame Section pilih Add Rectangular untuk Kolom. Kemudian pilih
Material Concrete -isi data dimensions - Concrete Reinforcement Element Class
pilih Column - ok-Element Class pilih Column – ok.

155
8. Memasukkan Tipe Beban yang Timbul [( Mati = DEAD = 0) (Hidup = LIVE = 1)]
dengan cara (klik Static Load Cases – define Material)

156
9. Memasukan beban kombinasi, Define – Load Combinations... – Add New Combo
– Buat 1 Combinasi saja (Beban Mati dan Beban Hidup) untuk beban hidup dan
mati dengan beban mati diberi angka 1,2 dan beban hidup 1,6, pilih Use for
Congcrete Design, OK.

10. Klik Design – Select Design Combos lalu masukkan semua Combo untuk
mengantisipasi hal paling buruk yang akan terjadi.

157
11. Selanjutnya mengaplikasikan batang sesuai ukurannya yaitu dengan cara Klik
batang yang akan diaplikasikan kemudian Assign - Frame - Sections –pilih sesuai
ukuran batang- ok

Tampak atas

158
Gambar 3 Dimensi

12. Menginput Beban

Beban yang membebani pada balok di dapat dariJoint Reactions, yang


diambil dari Restraint Reactions pada perhitungan SAP ring balok sebelumnya.

Reaksi Beban Terbesar pada titik di Pembebanan Ring Balok dan Kolom lantai 2

159
Kemudian data hasil perhitungan di input kedalam SAP dengan cara : assign –
joint static loads – forces. Tabel diisikan dengan data joint reactions hasil
perhitungan SAP Ring Balk diambil yang paling besar.

Gambar Beban Titik

160
13. Menginput Beban Mati (qd)

Dari perhitungan beban qd yang didapat dari jumlah beban keseluruhan tiap m
dibagi dengan panjang bentang balok.Maka diambil contoh:

Balok A1-2 dengan beban qd = 490,0403kg/m = 0,4900403 ton/m

Cara untuk menginput kedalam SAP dengan cara :Assign - frame static loads
-Point and Uniform, contoh seperti berikut :

Hasil Gambar Beban Mati

161
14. Menginput Beban Hidup (ql)

Dari perhitungan beban hidup yang didapat dari perhitungan beban hidup x luas
beban x panjang batang.Maka diambil contoh:

Balok A1-2 dengan beban = 140,48kg/m = 0,14048 ton/m

Cara untuk menginputke dalam SAP dengan cara :Assign - frame static loads -
Point and Uniform, contoh seperti berikut :

Hasil Gambar Beban Hidup

162
15. Setelah semua data dimasukkan kemudian run data dengan cara Analys – Set
option – Space Frame - ok

Gambar Hasil Run Data

163
16. Untuk melihat kemampuan struktur dalam menerima beban dapat dilakukan, pilih
toolbar untuk memilih momen yang timbul.

Momen 3-3

164
Momen 2-2

Axial Force

165
Shear 2-2

Shear 3-3

166
Torsion

17. Untuk melihat beban/ reaksi yang terletak di setiap titik, pilih toolbar (Joint
Reaction Forces) –lalu muncul kotak dialog Joint Reaction Forces -pada Load
pilih COMB 1 combo -pada Type pilih Reactions -klik OK.

167
Gambar reaksi beban tiap titik pada balok dan kolom lantai 1

Reaksi Beban Terbesar

168
18. Langkah yang terakhir adalah mengontrol kebutuhan luasan tulangan pada balok
dan kolom lantai 1. Pada menu bar Design -Start design/check of structure.

Balok 20x30

Balok 15x25

169
Kolom 30x30

Kolom 15x15

170
 MENGHITUNG LUAS TULANGAN
1. Luasan Tulangan kolom 30x30
L = 900,000 mm2
Apabila menggunakan tulangan Ø 14 mm, maka :
A = ¼ x 3,14 x 142 = 153,860 mm2
N tulangan = 900,000 / 153,860 = 5,849 = 6 buah, dipakai jumlah 6.

2. Luasan Tulangan kolom 15X15


L = 225 mm2
Apabila menggunakan tulangan Ø 12 mm, maka :
A = ¼ x 3,14 x 122 = 113,040 mm2
N tulangan = 225 / 113,040 = 1,990, Karena jumlah tulangan minimal 4, maka
dipakai jumlah 4.

3. Luasan tulangan pada balok 20 x 30


Apabila menggunakan tulangan Ø 12 mm, maka :
180,00 58,40 176,51
117,66 180,00 87,28
A = ¼ x 3,14 x 122 = 113,040 mm2
N tulangan = 180,00 / 113,040 = 1,592= 2 buah, dipakai jumlah 2.
Maka didapat :
2Ø12 2Ø12 2Ø12
2Ø12 2Ø12 2Ø12

4. Luasan tulangan pada balok 15 x25


Apabila menggunakan tulangan Ø 12 mm, maka :
208,33 66,53 0,00
112,50 66,53 168,65
A = ¼ x 3,14 x 12 = 113,040 mm2
2

N tulangan = 208,33 / 113,040 = 1,843= 2 buah, dipakai jumlah 2.


Maka didapat :
2Ø12 2Ø12 2Ø12
2Ø12 2Ø12 2Ø12

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah digunakan dapat disimpulkan bahwa struktur
balok dan kolom lantai satu aman dan mampu menerima beban dengan
menggunakan profil
- kolom 30x30 dengan kebutuhan tulangan 6ǿ14
- kolom 15x15 dengan kebutuhan tulangan 4ǿ12
- balok 20 x 30 dengan kebutuhan tulangan
2Ø12 2Ø12 2Ø12
2Ø12 2Ø12 2Ø12
- balok 15 x 25 dengan kebutuhan tulangan
2Ø12 2Ø12 2Ø12
2Ø12 2Ø12 2Ø12

171
172

Anda mungkin juga menyukai