Anda di halaman 1dari 13

KASUS LINGKUNGAN HIDUP

“BENCANA BANJIR”

Disusun oleh :
Mariati
Nim__________
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikas Masalah ................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
D. Metode Penelitian..................................................................................... 2
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2
F. Kegunaan Penelitian................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 3


2.1. Pengertian Banjir .................................................................................... 3
2.2. Penyebab Terjadinya Banjir ................................................................... 3
2.3. Akibat Terjadinya Banjir........................................................................ 5
2.4. Cara Mencegah dan Menanggulangi Banjir ...........................................

BAB 3 PENANGANAN SERTA PENCEGAHAN BANJIR ....................... 7

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................... 10


3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 10
3.2. Saran ....................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................ 11


BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banjir hingga saat ini masih menjadi masalah serius di berbagai daerah di
Indonesia, seperti yang terjadi di daerah Provinsi Aceh Khususnya di Kabupaten Aceh
Jaya yang melanda empat Kecamatan yakni Kecamatan Darul Himah, Pasie Raya, Setia
Bakti dan Teunom meliputi 22 desa dengan jumlah warga terdampak 2.236 kepala keluarga
atau 7.491 jiwa yang disebabkan oleh perubahan lingkungan baik oleh aktivitas manusia
ataupun alami seperti tingginya intensitas curah hujan yang menyebabkan luapan sungai,
ketinggian air 20 cm - 100 cm.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya
peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh
faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping
itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat
(pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan
sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah
dataran banjir dan sebagainya.
B. Identifikasi masalah
Penyebab terjadinya bencana banjir dan longsor sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi
3 (tiga) hal, yakni :
1. Kondisi alam yang bersifat statis, seperti kondisi geografi, topografi, dan karakteristik
sungai,
2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis, seperti : perubahan iklim (pemanasan) global, pasang
– surut, sedimentasi, dan sebagainya, dan
3. Aktivitas sosial-ekonomi manusia yang sangat dinamis, seperti deforestasi (penggundulan
hutan), konversi lahan pada kawasan lindung, pemanfaatan sempadan sungai/saluran untuk
permukiman, pemanfaatan wilayah retensi banjir, perilaku masyarakat, keterbatasan
prasarana dan sarana pengendali banjir dan sebagainya.
Pada era otonomi daerah dewasa ini, inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
cenderung diselenggarakan untuk memenuhi tujuan jangka pendek, tanpa memperhatikan
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan jangka panjang.
C. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan kita bahas, antara lain:
1. Pengertian banjir
2. Penyebab banjir
3. Akibat banjir
4. Penanganan serta pencegahan banjir
D. Metode Penelitian
1. Mengamati kondisi dari media elektronik maupun media cetak.
2. Mencari informasi dari media elektronik maupun media cetak.
E. Tujuan penulisan
Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan, Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang
permasalahan yang ada saat ini.
F. Manfaat/kegunaan
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan lebih mendalami apa itu banjir, penyebab
banjir dan gejala-gejala terjadinya banjir.
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Pengertian banjir
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang rendah. Banjir adalah
peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat
terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air
sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang
relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan
turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air
kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin
banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat
oleh sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi.
Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan
mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya
lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).
B. Penyebab/faktor-faktor terjadinya banjir
Banjir biasa disebabkan oleh beberapa factor, seperti :
1. Banyaknya tumpukan sampah
Hal ini merupakan penyebab utama, karena beberapa dari kita banyak yang malas untuk
membuang sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan agar terhindar
dari banjir. Namun masih banyak masyarakat yang kurang tanggap dan terkesan
meremehkan hal ini. Sehingga, sampah jadi menumpuk dan menyumbat beberapa
saluran air dan sungai.
2. Penebangan hutan
Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab banjir.
Karena penebangan hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali dapat
menyebabkan erosi, sehingga tidak ada penyerapan air pada saat musim hujan.
3. Banjir kiriman
Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang karena pada
dataran tinggi terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai yang menuju ke
dataran rendah meluap, sehingga terjadilah banjir pada dataran yang lebih rendah
4. Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan
ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air
laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.
5. Banyaknya bangunan
Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena kurangnya daerah
resapan air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau perumahan menggunakan materi
padat pada halamannya, seperti aspaldan semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap
ke tanah. Selain itu banyak rawa-rawa yang kemudian berganti menjadi daerah
perumahan atau gedung perkantoran, padahal rawa-rawa sangat berguna sebagai daerah
resapan air.
6. Perubahan lingkungan
Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah
terjadinya pemanasan global, selain itu manusia juga telah merubah penggunaan lahan
(yang juga perubahan lingkungan) yang berakibat pada berkurangnya tutupan lahan.
Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan.
Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg
akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan
bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.
7. Bertumpuknya sampah pada saluran air
Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya menyebabkan terjadinya
penyumbatan pada saluran air.
Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh ulah manusia, yaitu
faktor alam.
Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah:
1. Badai
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak
besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang
dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi
ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering
terjadi di Bangladesh.
2. Gempa bumi
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah
(seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut
tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai
C. Akibat banjir
Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta
benda yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai permasalahan, seperti :
 Banjir menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh kondisi pasca banjir yang rawan menjadi faktor pemicu munculnya
penyakit. Berbagai kondisi tersebut adalah:
1. Berkembangnya vektor penyakit berupa hewan seperti tikus dan nyamuk;
2. Makanan seperti persediaan beras dan sayur mayur terkontaminasi;
3. Sumber air tercemar;
4. sampah berserakan;
5. Fasilitas MCK kurang;
6. Persediaan air bersih minim; dan
7. Fasilitas pengungsian buruk dan tidak sehat.
 Akibat dari kondisi lingkungan yang buruk tersebut adalah munculnya berbagai
penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare, Infeksi Saluran Nafas Akut
(ISPA), Leptospirosis, dan berbagai jenis penyakit kulit.
 DBD disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang membawa salah satu
jenis virus dengue. Saat banjir perkembangan nyamuk ini meningkat karena semakin
banyak lokasi genangan air, dimana nyamuk ini bisa berkembang biak. 4-10
hari setelah gigitan (masa inkubasi) barulah penyakit DBD menunjukkan gejala
berupa demam, mual, munculnya ruam, pusing, dan rasa nyeri pada otot, tulang,
sendi, dan bagian belakang mata. Hingga saat ini, belum ditemukan obat spesifik
untuk penyakit DBD, pengobatan medis yang dilakukan umumnya hanya
menanggulangi gejala yang dimunculkan penyakit ini, seperti memberikan obat
penurun demam dan pemasukan cairan tubuh (infus). Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah perkembangan nyamuk ini adalah dengan melakukan gerakan 3M,
yaitu mengubur sampah, dan menguras serta selalu menutup tempat penampungan air.
 Diare merupakan penyakit yang lumrah terjadi setelah musibah banjir. Penyakit
ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi BAB, demam, kram perut, kekurangan
cairan, bahkan feses berdarah. Diare umumnya disebabkan karena makanan
mengandung mikroorganisme pathogen seperti virus (misalnya Norwalk virus) atau
bakteri (misalnya Eschericia coli). Makanan yang terlalu pedas dan intoleransi obat
juga dapat memicu diare. Untuk menghindari diare, terutama pasca banjir, selalu
usahakan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas, bersihkan tumpukan
sampah yang terbawa banjir, dan makanlah makanan yang tidak terkontaminasi
mikroorganisme (misalnya telah dimasak matang).
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga merupakan penyakit yang dominan
muncul pasca banjir. ISPA merupakan penyakit yang dapat menular melalui
batuk atau dahak penderita, dimana dahak atau batuk ini mengandung bakteri
(seperti Streptococcus hemoliticus dan Hemofilus influenza) atau virus (seperti
Mikovirus, Adenovirus dan Pikanovirus). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
ISPA adalah batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan demam. Obat yang umum digunakan
adalah obat simtomatis yang sesuai gejala. Penderita juga disarankan untuk banyak
beristirahat. Untuk mencegah penularan penggunaan masker sangat dianjurkan
terutama ketika harus tinggal di daerah pengungsian.
 Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. yang
tersebar melalui feses dan urin tikus. Penyakit ini memakan waktu inkubasi 4-9 hari
sebelum kemudian memunculkan berbagai gejala yang dibedakan atas anicteric
danicteric.Gejalaanict meliputi batuk, sakit kepala, diare, dan demam. Sementara
icteric memunculkan gejala seperti demam, sakit kepala, gagal ginjal, atau
pendarahahan
 Penyakit lainnya yang juga marak ditemukan pasca banjir adalah penyakit kulit.
Penyakit kulit disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang
banyak terdapat di air banjir. Oleh karena itu, sebisa mungkin untuk
menghindarkan kontak langsung dengan air banjir. Beberapa jenis penyakit kulit
tersebut adalah panu, kutu air, kurap (disebabkan oleh jamur), selutis, bisul
(disebabkan oleh bakteri) dan herpes (disebabkan virus).
BAB. III
PENANGANAN SERTA PENCEGAHAN BANJIR

Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah
menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada
salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita masing-masing.
1. Buang sampah pada tempatnya.
Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya.
Sampah yang berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat.
Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut, sehingga
meluap menjadi banjir.
2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.
Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi
sebagai daerah resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik
untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan air.
3. Rajin membersihkan selokan depan rumah.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir.
Karena kotoran yang ada di selokan bisa memperbesar peluang terjadinya
banjir.
4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah
banjir.
6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan
sungai.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
Yang harus dilakukan ditingkat warga
 Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan
sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
 Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan
fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi
dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
 Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung
Jawab Posko Banjir.
 Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk
pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
 Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan
mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
Di tingkati keluarga
 Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang
curah hujan dan posisi air pada pintu air.
 Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek
gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
 Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras,
makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
 Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
 Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku
tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan
jahil.
Yang harus dilakukan ketika banjir
1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Tindakan/kegiatan yang sebaiknya perlu diperhatikan setelah terjadi
banjir adalah:
1. Menghindari kontak langsung dengan air banjir;
2. Menggunakan air matang/air kemasan untuk beraktifitas;
3. Untuk sementara, menghindari penggunaan air keran dan air sumur;
4. Identifikasi daerah bersih dan daerah terkontaminasi sekitar; dan
5. Membersihkan perabotan yang masih ingin digunakan dengan disinfektan.
Untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan masalah kesehatan pasca
banjir maka diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak termasuk
pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya.
BAB. IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat
kurang. Begitu juga dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap
tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang merupakan critical player pada tahap
sebelum bencana, memiliki pengaruh sangat kecil dalam proses dan implementasi
kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada tingkat consultation.
Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap ini masyarakat
masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.
Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan
setempat yang dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat
bencana banjir datang, partisipasi masyarakat seimbang dengan stakeholder
lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership, baik secara individu
maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi setelah bencana,
pemerintah kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik.
Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk
sharing dan partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan
pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat terbatas

B. Saran
Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan
Terlalu banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya,
Menjaga Kebersihan, terutama di area sungai, Membuat gorong-gorong dan lain-
lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat Berpengaruh Pada hal
tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk mengantisipasi bencana banjir
.
DAFTAR PUSTAKA

Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.
Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geograpi 1 SMA Kelas. Jakarta : Yudistira.
Hidayat. 2007. Ilmu Alam Fenomena Alam Sekitar. Bandung : PT Sarana Panca
Karya Nusa.

Anda mungkin juga menyukai