Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

Benigna Hyperplasia Prostat

I. PENGKAJIAN

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Lembang
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Dianogsa : BPH
No RM : 1406xx
Tgl Masuk/jam : 15-08-2019/ 10.00 WIB
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Lembang
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
C. Keluhan Utama
Tidak bisa pipis
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli Umum Klinik pratama sespim tanggal 15-08-
2019 pukul 10.00WIB dengan keluhan susah pipis sejak 1 minggu
yang lalu, tetapi pasien tidak mau memeriksakan diri karena merasa
baik- baik saja, pasien pipis lancar dengan selang kateter. Pasien
sudah membawa hasil pemeriksaan USG dan BNO.sebelumnya
pasien pernah beberapa kali mengalami hal yang serupa, dan sudah
di sarankan untuk tindakan operasi, namun pasien menolak. Hasil
pemeriksaan vital sign yaitu TD: 120/80 mmHg, N: 85 x/m, RR: 20
x/m dan S: 36,50C.
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit. Dengan
keluhan nyeri saat pipis setelah dikasih obat sembuh.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit seperti ini dan Pasien juga mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun seperti TBC,
DM, Hipertensi,dll.
D. Pola fungsional menurut Virginia Henderson
1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum pernah mengalami sesak
nafas
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak nafas,
RR:20x/menit.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi
nasi sayur dan lauk yang tak menentu. Pasien
mengatakan minum 7-8 gelas/hari (tergantung situasi
cuaca). Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
alergi makanan maupun obat. Pasien megatakan
mempunyai riwayat merokok tiap hari 5-6 batang
rokok.
Saat dikaji : pasien mengatakan sudah makan yang disediakan
rumah sakit. Pasien mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi makanan.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAK 5-6 x/hari dengan warna
kuning, BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek warna
kuning, tidak ada keluhan.
Saat dikaji : klien mengatakan tidak ada keluhan dalam BAB dan
BAK terpasang selang DC no 16.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai
pedagang
Saat dikaji : pasien mengatakan lebih banyak tiduran karena
terpasang selang pipis dan infus jika butuh
sesuatu
dibantu keluarga.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidurnya selalu nyenyak lama
tidur malam ±7-8 jam, pasien mengatakan susah
untuk tidur siang.
Saat dikaji : klien mengatakan saat malam hari tidur kurang
nyenyak karena merasa tidak nyaman dengan
terpasang selang pipis.
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan suka memakai pakaian mudah
di serap keringat dan longgar.
Saat dikaji : pasien masih memakai baju operasi yang sudah di
sediakan petugas.
7. Pola mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika dingin memakai baju tebal
dan jika panas pasien memakai baju tipis.
Saat dikaji : pasien memakai baju operasi yang sudah
di sediakan petugas, suhu : 36,50C
8. Pola personal hygien
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore,
sikat gigi 3 kali sehari setiap mandi dan sebelum
tidur malam tanpa bantuan.
Saat dikaji : klien mengatakan hanya diseka oleh keluarganya
2x sehari, sikat gigi 2x sehari.
9. Pola rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan merasa aman dan nyama ketika
berada dirumah berkumpul bersama keluarganya.
Saat dikaji : klien mengatakan merasa kurang nyaman
karena terpasang selang pipis. Pasien juga
mengatakan nyeri post operasi, P: nyeri ketika
beraktivitas, Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
dibagian genetalia dan kandung kemih, S: 5 , T:
hilang timbul.
10. Kebutuhan komunikasi dengan orang lain
Sebelum sakit : pasien sebagai kepala keluarga, setiap
permasalahan akan di musyawarahkan ke kepala
anggota keluarga.
Saat dikaji : pasien mampu berkomunikasi dengan baik kepada
Petugas ketika ditanya tentang kondisinya.
11. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama Islam menjalankan
ibadah sholat 5 waktu dan rutin mengikuti acara
yasinan setiap malam jumat di Desanya.
Saat dikaji : klien menjalankan ibadah sholat 5 waktu dengan
berbaring di tempat tidur. Pasien menyadari penyakit
yang dideritanya merupakan cobaan dan pasien
merasa yakin bahwa dirinya akan sembuh.
12. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien mengatakan sehari-hari bekerja sebagai
pedagang.
Saat dikaji : pasien hanya tiduran.
13. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak suka liburan.pasien hanya
mengandal televisi untuk hiburan dirumah saat
istirahat.
Saat dikaji : pasien mengatakan terhibur oleh keluarga yang
menemaninya.
14. Belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi melalui
Televisi. Pasien mengatakan belum tahu tentang
penyakitnya.
Saat dikaji : pasien mengatakan mendapat informasi melalui
petugas medis.
E. Keadaan umum
Kesadaran : Composmenstis
Suhu : 36,50C
Nadi : 85 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Respirasi Rate : 20 x/menit
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 160 cm
F. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Head To Toe :
a. Kepala : Bentuk meshocepal, rambut hitam mulai
beruban, bergelombang, tekstur tipis, kering, kulit
kepala tampak bersih.
a. Mata : Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik,tidak
terdapat gangguan penglihatan, tidak ada nyeri
tekan, pupil isokor.
b. Hidung : Tidak ada polip, lubang hidung tampak agak kotor,
fisiologi bernafas normal, tidak nyeri tekan.
c. Mulut dan Gigi : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, dan
tidak ada gigi goyang.
d. Dada :
Paru- paru : I: Pergerakan dada simetris. RR 20x/ menit.
P: Tidak ada nyeri tekan.
P: Bunyi sonor.
A: vesikuler, tidak terdengar ronkhi.
Jantung : I: Dada simetris
P: Tidak nyeri tekan.
P: Bunyi pekak
A: Bunyi regular S1>S2
e. Abdomen : I: Perut tampak simetris
A: bising usus 12x/menit
P: tidak ada nyeri tekan di 4 kuadran abdomen
P: tympani
g. Integument : Tidak terdapat lesi, turgor kulit kering, teraba
hangat.
h. Genitalia : terpasang DC ukuran 16, warna urin kuning keruh
G. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Darah Lengkap
Hemoglobin 12.2 g/dl 11.2-17.3
Leukosit 6650 U/L 3800-10600
Hematokrit L 36 % 40-52
Eritrosit L 4.3 10^6/uL 4.4-5.9
Trombosit 277.000 /uL 150.000-440.000
MCV 83.8 Fl 80-100
MCH 28.2 Pg/cell 26-34
MCHC 33.6 % 32-36
RDW 12.8 % 11.5-12.4
MPV 9.6 Fl 9.4-12.4
Hitung Jenis:
Basofil 0.5 % 0-1
Eosinofil 2.6 % 2-4
Batang 0.9 % 3-5
Segmen 71.4 % 50-70
Limfosit 17.1 % 25-40
Monosit 7.5 % 2-8
PTT 10.3 Detik 9.3-11.4
APTT 39.6 Detik 29.0-40.2
Kima Klinik:
SGOT 16 U/L 15-37
SGPT 20 U/L 30-65
Ureum darah 32.9 mg/dl 14.98-38.52
Kreatinin darah 1.27 mg/dl 0.80-1.30
Glukosa sewaktu 92 mg/dl <200
Natrium 143 mmol/L 136-145
Kalium 4.2 mmol/L 3.5-5.1
Klorida 105 mmol/L 98-107
Kalsium 8.2 mg/dl 8.4-10.2
Sero Imunologi:
HBSAG Non Reaktif Non Reaktif
2. BNO Tanggal 10 juli 2015
Hasil urolithiasis
3. USG prostat Tanggal 17-07-2015
Hipertropi prostat
Tidak terlihat batu diprostat mau pun diintra buli
I. Therapi
tanggal 15-08-2016

Ringer Laktat 20 tetes/menit


Furosemid 2x1 mg
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2x1 mg
Ranitidine 2x1 mg

J. Analisa Keperawatan

No Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: Nyeri Akut Agen cidera
a. klien mengatakan merasa fisik
kurang nyaman karena
terpasang selang pipis.
b. Pasien juga mengatakan nyeri
post operasi, P: nyeri ketika
beraktivitas, Q: seperti ditusuk-
tusuk, R: dibagian genetalia
dan kandung kemih, S: 5 , T:
hilang timbul.

DO:
a. Pasien tampak meringis
menahan nyeri
b. Tangan pasien tampak
memegangi area nyeri
c. Genitalia tampak terpasang DC
no 16
d. Vital Sign
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 85x/ menit
Suhu : 36,50C
Respirasi Rate : 20x/ menit
2 DS: Resiko Prosedur
a. Pasien mengatakan BAK keluar perdarahan pembedahan
darah pada selang pipisnya (TURP)
DO:
a. Urin tampak kemerahan pada
urin bag
b. Warna merah muda tidak
pekat DC no 16
c. terpasang
d. Vital Sign:
Suhu : 36,50C
Nadi : 85 x/menit
TD :120/80mmHg
RR : 20 x/menit

K. Diagnose Prioritas
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Resiko perdarahan bd Prosedur pembedahan (TURP)
L. Intervensi Keperawatan
NO DX KEP NOC NIC
1 Nyeri akut bd Setelah dilakukan tindakan NIC : Pain Management
agen cidera keperawatan selama 2x24 jam 1. Lakukan pengkajian secara
fisik diharapkan masalah keperawatan konprehensif termasuk
nyeri akut dapat teratasi dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil:
a. Vital sign dlm batas normal frekuensi, kualitas & faktor
TD : 110-120/80 mmHg presipitasi
Nadi : 60-100x/menit 2. Observasi reaksi non verbal
Suhu : 36-370C dari ketidaknyamanan
a. Tidak ada tanda-tanda 3. Gunakan tehnik komunikasi
perdarahan terapetik untuk mengetahui
b. Tidak ada dehidrasi
pengalaman nyeri
sebelumnya
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan & kebisingan
5. Ajarkan tehnik non
farmakologi (nafas dalam)
untuk mengurangi rasa nyeri
6. Anjurkan pasien untuk
istirahat
7. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
analgetik
2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Hydration management
perdarahan bd keperawatan selama 2x24 jam a. Monitor keadaan umum
prosedur diharapkan masalah keperawatan pasien
pembedahan nyeri akut dapat teratasi dengan b. Observasi vital sign sesuai
(TURP) kriteria hasil: indikasi
a. Vital sign dlm batas normal
TD : 110-120/80 mmHg c. Pantau output cairan
Nadi : 60-100x/menit selama tindakan continuous
Suhu : 36-370C bladder irrgation
a. Tidak ada tanda-tanda
perdarahan
b. Tidak ada dehidrasi

M. Implementasi Keperawatan
NO/ Implementasi Respon
DX
1  Melakukan pengkajian secara  Pasien mengatakan nyeri
konprehensif termasuk lokasi, P: Nyeri hilang ketika
karakteristik, durasi, frekuensi, bergerak.
kualitas, dan faktor presipitasi Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : genetalia. S : 5
T : Hilang timbul
Pasien tampak meringis
menahan nyeri

 Memonitor vital sign (N, S, RR)  TD: 120/80 mmHg, Nadi :


85x/menit,
 Mengobservasi reaksi non verbal suhu: 36,50C, RR: 20x/mnit
dari ketidaknyamanan  Pasien tampak meringis
menahan nyeri

 Terlihat keluarga menunggu


 Menganjurkan keluarga &
pengunjung untuk satu persatu pasien 3 orang dan
menunggu & menjenguk agar pengunjung pasien keluar
tidak terlalu ramai & bising masuk rombongan

 Menggunakan komunikasi  Nyeri terasa saat mau BAK


terapetik untuk mengetahui
pengalaman nyeri sebelumnya

 Mengajarkan pasien nafas dalam  Pasien melakukannya di


untuk mengurangi nyeri damping petugas

 Menganjurkan pasien untuk  Pasien tampak istirahat


istrahat
 Memberikan injeksi obat  Injeksi ketorolac 15 mg,
ketorolac 15 mg, ranitidine 1 ranitidine 1 ampl + via iv
ampl bolus
1  Memonitor vital sign (N, S, RR)  TD: 110/80 mmHg, Nadi :
100x/menit,
suhu: 36,10C, RR: 19x/mnit
 Melakukan pengkajian secara  Pasien mengatakan nyeri
konprehensif termasuk lokasi, P: Nyeri hilang ketika
durasi, karakteristik, frekuensi, bergerak
kualitas, dan faktor presipitasi Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : genetalia. S : 5
T : Hilang timbul
Pasien tampak meringis
menahan nyeri
 Mengobservasi reaksi non verbal  Pasien tampak meringis
dari ketidaknyamanan menahan nyeri sambil
memegangi area yang sakit
 Menganjurkan pasien untuk nafas  Pasien melakukannya di
dalam untuk mrngurangi nyeri damping petugas

 Menggunakan komunikasi
terapetik untuk mengetahui  Pasien mengatakan masih
pengalaman nyeri sebelumnya sakit sejak kemarin
 Menganjurkan pasien untuk
istrahat  Pasien terlihat istirahat

 Memberikan injeksi obat


ketorolac 15 mg, ranitidine 1  Injeksi ketorolac 15 mg,
ampl ranitidine 1 ampl + via iv
bolus
 Menganjurkan pasien untuk
makan menu yang sudah  Pasien bersedia, tampak
disediakan RS disuapin oleh ibunya 1 porsi
habis minum ½ gelas
 Menganjurkan keluarga &
pengunjung untuk satu persatu  Terlihat keluarga menemani
menunggu & menjenguk agar pasien secara bergantian
tidak terlalu ramai & bising
2 a. Memonitor keadaan umum  Keadaan umum baik,
pasien kesadaran komposmentis

b. Mengobservasi vital sign  TD: 120/80 mmHg, Nadi :


85x/menit, suhu: 36,50C,
RR: 20x/mnit
c. Memantau output cairan  Aliran lancar 30 kali
selama tindakan continuous permenit, warna merah
bladder irrgation muda tidak pekat

2 a. Memonitor keadaan umum  Keadaan umum baik,


pasien kesadaran komposmentis

b. Mengobservasi vital sign  TD: 110/80 mmHg, Nadi :


100x/menit,
suhu: 36,10C, RR: 19x/mnit

c. Memantau output cairan  Aliran lancar 30 kali


selama tindakan continuous permenit, warna merah
bladder irrgation muda tidak pekat
N. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa SOAP
Nyeri akut b.d S : klien mengatakan merasa kurang nyaman karena
agen cidera terpasang selang pipis, pasien juga mengatakan nyeri
fisik post operasi, P: nyeri ketika beraktivitas, Q: seperti
ditusuk-tusuk, R: dibagian genetalia dan kandung
kemih, S: 5 , T: hilang timbul.
O : Pasien tampak meringis menahan nyeri, tangan pasien
tampak memegangi area nyeri, Genitalia tampak
terpasang DC no 16, Vital Sign: Tekanan Darah:
120/80 mmHg, Nadi : 85x/ menit, Suhu : 36,50C,
Respirasi Rate : 20x/ menit
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Lakukan pengkajian secara konprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas &
faktor presipitasi
 Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
 Gunakan tehnik komunikasi terapetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri sebelumnya
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan & kebisingan
 Ajarkan tehnik non farmakologi (nafas dalam) untuk
mengurangi rasa nyeri
 Anjurkan pasien untuk istirahat
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik
Nyeri akut b.d S : Pasien mengatakan nyeri post operasi berkurang, P:
agen cidera nyeri ketika beraktivitas, Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
fisik dibagian genetalia dan kandung kemih, S: 4 , T: hilang
timbul.
O : Pasien tampak meringis menahan nyeri, tangan pasien
tampak memegangi area nyeri, Genitalia tampak
terpasang DC no 16, S: pasien mengatakan pada
selang pipisnya terdapat darah
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Lakukan pengkajian secara konprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas &
faktor presipitasi
 Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
 Gunakan tehnik komunikasi terapetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri sebelumnya
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan & kebisingan
 Ajarkan tehnik non farmakologi (nafas dalam) untuk
mengurangi rasa nyeri
 Anjurkan pasien untuk istirahat
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik
Resiko S: pasien mengatakan selang pipisnya berwarna merah
perdarahan bd muda
prosedur
pembedahan O: keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Tamapk
(TURP) selang pipis berwarna merah muda tidak pekat. Vital
Sign: Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi : 85x/ menit,
Suhu : 36,50C, Respirasi Rate : 20x/ menit

A: Masalah keperawatan resiko perdarahan belum teratasi

P: lanjutkan intervensi:

 Monitor keadaan umum pasien


 Observasi vital sign sesuai indikasi
 Pantau output cairan selama tindakan continuous
bladder irrgation
Resiko S: pasien mengatakan selang pipisnya berwarna merah
perdarahan bd muda
prosedur
pembedahan O: keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Tamapk
(TURP) selang pipis berwarna merah muda tidak pekat. Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi. Vital Sign: TD: 110/80
mmHg, Nadi : 100x/menit, suhu: 36,10C, RR: 19x/mnit

A: Masalah keperawatan resiko perdarahan belum teratasi

P: lanjutkan intervensi:

 Monitor keadaan umum pasien


 Observasi vital sign sesuai indikasi
 Pantau output cairan selama tindakan continuous
bladder irrgation

Anda mungkin juga menyukai