PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di
sebabkan pembuat keputusan, baik di tingkat nasional maupun lokal (provinsi,
kabupaten, atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu, antara lain
rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan
prasarana, tidak adanya kebijakan yang menguntungkan bagi kesehatan dan
sebagainya. Untuk memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari
para pembuat kebijakan, termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya
disebut advokasi. Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau
bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi
mula-mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang
tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan yang
sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi dibidang hukum
tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh
kesehatan.
Promosi kesehatan memerlukan adanya advokasi kebijakan untuk
menciptakan dukungan bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Hal ini
merupakan law enforcment yang dapat memaksa atau memobilisasi masyarakat
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Banyak orang yang masih belum
menyadari pentingnya kesehatan. Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersifat lintas sektor sehingga masalah kesehatan sering kalah prioritas dibanding
masalah ekonomi dan kebutuhan fisik lainnya. Oleh karena itu, upaya
mengenalkan kesehatan perlu dipicu agar memperoleh dukungan dan kepedulian
semua pihak. Perlu dilakukannya pendekatan persuasif, cara-cara komunikatif dan
inovatif yang memeprhatikan setiap segmen sasaran untuk meningkatkan
kesadaran semua pihak, oleh kerena itu diperlukannya advokasi kesehatan kepada
berbagai pihak agar kesehatan dianggap sebagai sesuatu yang penting oleh pihak
1
lain, terutama para penentu kebijakan dan berbagai sektor, termasuk lembaga
perwakilan rakyat, baik pusat maupun daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Advokasi Kesehatan?
2. Apa tujuan dari Advokasi Kesehatan?
3. Siapa pelaku dari Advokasi Kesehatan?
4. Siapa sasaran dari Advokasi Kesehatan?
5. Bagaimana tehnik dan kiat dari Advokasi Kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Advokasi Kesehatan
2. Mengetahui tujuan dari Advokasi Kesehatan
3. Mengetahui pelaku dari Advokasi Kesehatan
4. Mengetahui sasaran dari Advokasi Kesehatan
5. Mengetahui tehnik dan kiat dari Advokasi Kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keputusan yang dibuat individu, organisasi atau pemerintah, mereka yang peduli
terhadap kesehatan atau kesejahteraan individu dan masyarakat (promotor
kesehatan), perlu terlibat atau mempengaruhi pembuatan keputusan tersebut.
4
pada eksekutif dan legislative terhadap masalah kesehatan masyarakat,
ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.
Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran
pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga tergantung
pada cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap kesehatan dalam
konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk meningkatkan komitmen
para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan perlu advokasi kepada
mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan antara lain dengan pernyataan-
pernyataan, baik secara lisan maupun tertulis, dapi para pejabat eksekutif
maupun legislative, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu
kesehatan.
2. Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di
semuua tingkat dan di semua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan
pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa
dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari pembuat keputusan. Oleh sebab
itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindak
lanjuti dengan advokasi agar dikeluarkannya kebijakan untuk mendukung
program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. Dukungan
kebijakan ini dapat berupa Undang-undang, peraturan pemerintah atau
peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun
swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/ institusi, dan
sebagainya.
3. Dukungan Masyarakat (Social Acceptance)
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh
masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh
dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat, terutama
tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah mendapat
komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah
memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini, para petugas
5
tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas kesehatan kabupaten dan
puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu para
petugas tersebut juga mempunyai kemampuan advokasi. Untuk petugas
kesehatan tingkat distrik, sasaran advokasi adalak kepala distrik, parleman
distrik, pejabat lintas sektoral di tingkat distrik dan sebagainya. Sedangkan
sasaran advokasi petugas puskesmas adalah kepala wilayah kecamatan, pejabat
lintas sektoral tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan
sebagainya.
4. Dukungan Sistem (System Support)
Agar suatu program berjalan dengan baik, perlu adanya sistem,
mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungya. Oleh sebab itu
sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu
dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari
berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau penanggulangannya
pun harus bersama-sama dengan sektor lain. Dengan kata lain, semua sektor
pembangunan yang mempunyai dampak terhadap kesehatan, harus
memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang menangani masalah
kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara internal menangani
masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawan, dan secara eksternal
mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan masyarakat.
6
D. Sasaran Advokasi Kesehatan
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang yang diharapkan
dapat memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan
rakyat, mitra di kalangan pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, media
masa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok potensi lainnya di
masyarakat. Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetapi juga menentang
atau berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya industri rokok).
7
4. Perkumpulan (asosiasi) Peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau
interes terhadap permaslahan tertentu atau perkumpulan profesi, juga
merupakan bentuk advokasi.
8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Advokasi hakekatnya adalah bekerja dengan individu dan organisasi untuk
membuat suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses
pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. tujuan dari
advokasi kesehatan adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya
kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keiktusertaan
dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang yang diharapkan
dapat memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintahan. Pelaku advokasi
kesehatan: siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu
adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut.
B. Saran
Dalam memberikan promosi kesehatan mencangkup advokasi diharapkan
dapat bekerja sama antara individu dan organisasi dalam membuat suatu
perubahan.