Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI PERPAJAKAN

BIAYA DAN PENGELUARAN

Oleh :

KELOMPOK 5

Gusti Agung Ayu Retna Nohanadi Putri 1607341021

Dewa Ayu Sri Okayani 1607341034

I Dewa Ayu Alit Dewi Utami 1607341039

PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
SUB POKOK BAHASAN

1. Konsep Pengakuan
2. Biaya-Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan
3. Biaya-Biaya Dalam Perpajakan
4. Pembayaran Dalam Bentuk Natura TI
PEMBAHASAN

BIAYA DAN PENGELUARAN

1. Konsep Pengakuan

A. Pengertian Biaya / Beban


Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi
(loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan
laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direpresentasi dengan kos
barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan biaya karena hasil bersih (net result)
penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas. Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk
pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat
pembelian tersebut. Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.

B. PENGAKUAN BIAYA / BEBAN


Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi
jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya).Proses pembebanan cost pada dasarnya
merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan akurat,
bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang
akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat
ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan
cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada
pendapatan periode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.

Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
 Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
 Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masamendatang yang melekat
pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
 Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.

2. Biaya – Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan dari penghasilan Bruto ( pasal 9
Undang – undang nomor 17 tahun 2000)
a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
b) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
c) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
- cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank, sewa guna usaha dengan hak
opsi, dan asuransi
- cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan yang ketentuan dan
syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
d) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi
wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan (wajib dipotong PPh Pasal 21).
Apabila pembayaran premi asuransi tersebut belum dibebankan sebagai biaya oleh
wajib pajak pemberi kerja, maka wajib pajak dapat melakukan penyesuaian fiskal
negatif (SE - 03/PJ.41/2003)
e) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk
natura dan kenikmatan, kecuali :

- Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan di tempat kerja


secara bersama-sama.
- Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu.
- Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
- Lihat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.04/2000 Jo KEP -
213/PJ./2001 Jo SE - 14/PJ.31/2003
f) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
pihak yang memiliki hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
g) Harta yang dihibahkan, bantuan, sumbangan, dan warisan, kecuali zakat atas
penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh wajib pajak orang pribadi pemeluk
agama islam dan atau wajib pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk
agama islam kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh Pemerintah.
i) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib pajak
atau orang yang menjadi tanggungannya.
j) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
3. Biaya-Biaya Yang Dapat Dikurangkan Menuraut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 17
denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang
TAHUN 2000
perpajakan.
Biaya-Biaya Yang Boleh Mengurangi Penghasilan
l) Pajak Masukan atas Perolehan BKP/JKP yang tidak dapat dikreditkan karena :
1. Biaya-biaya yang boleh dikurangkan (deductible expense) dan penghasilan bruto Wajib
- Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
ajak Orang Pribadi dalam rangka menghitung PPh terutang (Pasal 6 UU PPh) adalah :
2000 tentang PPN (Faktur Pajak Standar cacat), kecuali dapat dibuktikan
Biayabahwa
untukPPN
mendapatkan, menagih, dan
tersebut nyata-nyata telahmemelihara
dibayar. penghasilan, termasuk:
1) Biaya pembelian bahan
2) Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
-dan
Pajak Masukan
tunjangan atasdiberikan
yang perolehandalam
BKP/JKP yang
bentuk termasuk dalam Pasal 9 Undang-
uang
3) Bunga,
UndangSewa,
Nomor dan17Royalti
Tahun 2000.
4) Biaya perjalanan
m)
5) Biaya-biaya untuk limbah
Biaya pengolahan mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
6) Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
bukan merupakan obyek pajak, yang pengenaan pajaknya bersifat final, pengenaan
Keuangan
pajaknya berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dan Norma
7) Premi asuransi
8) Penghitungan Khusus.
Biaya administrasi
n) Kerugian dari Pajak
9) Pajak, kecuali harta Penghasilan
atau utang yang tidak dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Obyek Pajak.
Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus
o) PPh yang ditanggung pemberi kerja, kecuali PPh Pasal 26 sepanjang PPh tersebut
mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, rnenagih
ditambahkan sebagai dasar penghitungan untuk pemotongan PPh PPh Pasal 26
dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak. Dengan demikian, pengeluaran-
tersebut.
pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memeliharapenghasilan yang bukan
objek pajak maupun penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final tidak boleh
dibebankan sebagai biaya.

a. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi


atas Dengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
masa anfaat lebih dan satu tahun. (akan dibahas dalam Modul PPh Badan)
b. luran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan.
c. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan.
d. Kerugian karena selisWi kurs mata uang asing –
e. Biaya penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia.
f. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
g. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih (PMK-57/PMK.03/201 0 stdtd
PMK.. 57/PMK.03/2010), dengan syarat:
1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam aporan rugi laba komersial
2) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengedilan Negeri atau Badan
Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan hutang antara kreditur dan debitur
yang bersangkutan.
3) Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum dan khusus
4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak.
h. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah
i. Sumbangan dalam rangka peneiltian dan pengembangan yang dHakukan c
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
j. Biaya Pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah
k. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah; dan
l. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dalam
Peraturan Pemerintah

2. Kompensasi kerugian yang diperhitungkan mulai tahun pajak berikutnya berturut-


turut sampai dengan 5 (lima) tahun.
3. Penghasilan Tidak Kena Pajak
4. Penyusutan dan Amortisasi, dibahas Iebih lanjut dalam materi PPh Badan

4. Pembayaran Dalam Bentuk Natura

 Pengertian Penerimaan Atau Penghasilan Dalam Bentuk Natura adalah:


Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima bukan dalam bentuk uang tetapi
dalam bentuk barang.
Contoh Imbalan Dalam Bentuk Natura : Pemberian Beras, gula, pakaian seragam,
makanan dan minuman kepada karyawan oleh wajib pajak sebagai pemberi kerja.

 Pengertian Penerimaan Atau Penghasilan Dalam Kenikmatan adalah :


Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima bukan dalam bentuk uang
atau setiap balas jasa yang diterima atau diperoleh pegawai, karyawan, atau karyawati dan
atau keluarganya tidak dalam bentuk uang dari pemberi kerja.
Contoh Imbalan Dalam Bentuk Kenikmatan :
1. Penggunaan mobil, rumah, dan fasilitas pengobatan.
2. Seorang pegawai, karyawan, atau karyawati mendapatkan
perawatan kesehatan dari suatu rumah sakit, dan rumah sakit
tersebut menerima pembayaran langsung dari pemberi kerja, maka
balas jasa yang diterima pegawai, karyawan, atau karyawati
tersebut merupakan kenikmatan yang bukan obyek Pajak
Penghasilan. Balas jasa tersebut tidak diterima atau diperoleh
dalam bentuk uang tunai oleh pegawai, karyawan atau karyawati,
melainkan diterima dalam bentuk kenikmatan. Pembayaran uang
tunai tidak pernah diterima atau diperoleh oleh pegawai, karyawan,
atau karyawati.Oleh karena pembayaran yang dilakukan oleh
pemberi kerja walaupun dalam bentuk tunai, tetapi dilakukan
kepada pihak ketiga sebagai pembayaran atas pemberian
pelayanan kesehatan kepada pegawai, karyawan atau karyawati,
maka diterima pegawai, karyawan atau karyawati dalam bentuk
kenikmatan sehingga pembayaran kepada rumah sakit tersebut
tidak merupakan beban yang boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto pemberi kerja dalam menghitung penghasilan netto pemberi
kerja tersebut
REFERENSI

http://yabeshulu.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-biaya-dan-pengeluaran.html

Anda mungkin juga menyukai