Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien datang ke Puskesmas Sukarami dengan keluhan utama nyeri dan


bengkak di ibu jari kaki kanan sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terutama
saat malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. Nyeri disertai rasa kaku dan sulit
digerakkan.
Awalnya nyeri di ibu jari kaki kanan dirasakan sejak 2 tahun yang lalu dan
ibu jari kaki kanan belum bengkak. Semakin lama nyeri pada ibu jari kaki kanan
semakin sering dan durasi nyerinya semakin lama.
Pasien mengatakan pernah berobat mengenai nyeri di ibu jari kaki
kanannya dan dikatakan menderita asam urat. Setelah dikasih obat nyeri
berkurang. Tetapi pasien tidak rutin berobat ke puskesmas. Pasien sehari hari
sering mengkonsumsi bayam, kangkung, jeroan dan udang.
Riwayat darah tinggi disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal,
riwayat minum obat diuretik disangkal, riwayat minum obat penurun kadar asam
urat disangkal, riwayat merokok (+), riwayat minum minuman beralkohol (+) dan
riwayat batu ginjal (-)
Pada pemeriksaan fisik didapakan tampak benjolan pada sendi
metatarsofalangeal-1dextra, benjolan tampakhiperemis. Benjolan teraba hangat,
nyeri tekan pada benjolan (+). ROM sendi terbatas. Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan kadar asam urat yang tinggi, yaitu 11 mg/dl.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
lainnya, maka pasien ini didiagnosis sebagai gout arthritis. Diagnosis gout artritis
didasarkan pada Kriteria Diagnosis Gout Artritis oleh subkomite The American
Rheumatism Association, dimana kriteria diagnostik untuk gout artritis adalah:
1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
Atau
2. Tofi terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
Atau
3. Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di bawah ini

16
a. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
b. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
c. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)
d. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
e. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak
f. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama
g. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
h. Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago
artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
i. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7 mg/dL dan
pada wanita lebih dari 6mg/dL)
j. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
k. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Pada pasien ini memenuhi kriteria 3 dengan poin a,b,d,e,f,i,j,k, jika di
kalkulasikan maka pasien ini sudah memenuhi untuk kriteria diagnosis dari gout
atritis.
Secara umum penanganan artritis gout adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada ginjal.
Pengobatan artritis gout akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan
peradangan dengan obat-obat, antara lain kolkisin, obat anti inflamasi non steroid
(OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun
pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan.Pada pasien ini diberikan terapi medikamentosa berupa pemberian
OAINS. Dosis tergantung dari jenis OAINS yang dipakai. Di samping efek
antiinflamasi obat ini juga mempunyai efek analgetik. Jenis OAINS yang
diberikan pada kasus artritis gout iniialah Na diklofenak 50 mg. Dosis obat ini
adalah 100-150 mg/hari selama 3-5 hari. Kortikosteroid dan ACTH diberikan
apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau merupakan kontra indikasi.
Pemakaian kortikosteroid pada gout dapat diberikan oral atau parenteral. Indikasi

17
pemberian adalah pada artritis gout akut yang mengenai banyak sendi
(poliartikular).
Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah untuk
menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.
Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan
pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik yang lain.

18
BAB V
PENCEGAHAN DAN PEMBINAAN

A. Genogram Keluarga Tn. Burhanudin

Tn. Burhan / 56 tahun Ny. Marhama / 50 tahun

Pasien

Muhammad Zikri/ 30 tahun Abdul Rozak/ 26 tahun

B. Home Visite (9 Fungsi Keluarga)


1. Fungsi Holistik, merupakan fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis,
fungsi psikologis, dan fungsi sosial ekonomis.
Fungsi biologis : Keluarga Tn. Burhan telah menyangkal adanya penyakit
seperti kencing manis, asma, maupun penyakit keturunan lainnya di dalam
kelurga yaitu seperti thalasemia, hemofilia, dll. Didalam keluarga ini
terdapat penyakit berupa gout artritis yang diderita oleh bapak Burhanudin.
Fungsi psikologis : Keluarga ini memiliki fungsi psikologis yang baik,,
serta hubungan antara anggota keluarga yang harmonis.
Fungsi sosial ekonomi; Kondisi ekonomi keluarga ini terbilang cukup,
kepala keluarga bekerja sebagai petani dan istri sebagai petani, keluarga ini
berperan aktif dalam setiap kegiatan dan kehidupan sosial di masyarakat.

19
2. Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan
anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:
Adaptation : keluarga ini sudah mampu beradaptasi antar sesama anggota
keluarga, saling mendukung, saling menerima dan memberikan saran satu
dengan yang lainnya.
Partnership : Berdiskusi adalah kegiatan rutinitas yang dilakukan keluarga
ini setiap hari. semua masalah dalam kehidupan sehari-hari dibahas dalam
diskusi keluarga. Komunikasi dalam keluarga ini sudah baik, mereka saling
membagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam setiap masalah
yang dialami oleh keluarga tersebut.
Growth: Keluarga ini juga saling memberikan dukungan antar anggota
keluarga akan hal-hal yang baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
Affection: interaksi dan hubungan kasih sayang antar anggota keluarga ini
sudah terjalin dengan cukup baik.
Resolve: keluarga ini memiliki rasa kebersamaan yang cukup tinggi dan
kadang-kadang menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga
lainnya.
Adapun skor APGAR keluarga ini adalah 7,5, dengan interpretasi Cukup.
(data terlampir).

3. Fungsi Patologis dinilai dengan SCREEM score.


Social, keluarga ini merupakan keluarga yang memiliki jiwa sosial yang
tinggi. Keluarga ini selalu berinteraksi dengan tetangga sekitar setiap hari.
Keluarga saling memberikan dukungan dan bantuan terhadap tetangga
sekitar.
Culture, keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup
terhadap budaya, tata karma, dan perhatian terhadap sopan santun.
Religious, keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya.
Economic, status ekonomi keluarga ini berkecukupan.

20
Educational, tingkat pendidikan keluarga ini cukup, dimana ayah tamatan
SMA dan ibu tamatan SMP. Semua anak mereka sudah menyelesaikan
pendidikan terakhir berupa pendidikan SMA.
Medical, keluarga ini sudah mampu mendapat pelayanan kesehatan yang
memadai.Semua masaalah kesehatan dalam keluarga selalu diatasi dengan
pergi berobat ke Puskesmas terdekat.

4. Fungsi hubungan antarmanusia


Hubungan interaksi antar anggota keluarga sudah terjalin dengan baik.

5. Fungsi Keturunan (genogram)


Fungsi genogram dalam keadaaan baik (telah dijelaskan diatas)

6. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)


Pengetahuan tentang kesehatan keluarga ini kurang baik. Informasi
mengenai kesehatan juga sulit didapat pada lingkungan sekitar. Kesadaran
akan pentingnya kesehatan juga masih kurang. Tn. Burhan sering
mengkonsumsibayam, kangkung, jeroan dan udang yang merupakan
makanan pantangan bagi seorang penderita gout artritis. Sikap sadar akan
kesehatan dan beberapa tindakan yang mencerminan pola hidup sehat
kurang dilakukan dengan baik.

7. Fungsi nonperilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)


Lingkungan cukup sehat dan para tetangga juga menjalin kerjasama dengan
baik, keluarga ini juga aktif memeriksakan diri ke tempat pelayanan
kesehatan, jarak rumah dengan puskesmas/rumah sakit tidak jauh.

8. Fungsi indoor
Gambaran lingkungan dalam rumah kurang memenuhi memenuhi syarat-
syarat kesehatan. Lantai dan dinding dalam keadaan bersih, terdapat
ventilasi yang menyebabkan jalannya sirkulasi udara secara teratur dan
baik.Pencahayaan baik, sumber air bersih masih menggunakan sumur,

21
jamban ada di dalam rumah, pengeolaan sampah dan limbah sudah cukup
baik.

9. Fungsi outdoor
Gambaran lingkungan luar rumah sudah cukup baik, jarak rumah dengan
jalan raya cukup jauh, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah
dengan sungai juga cukup jauh, dan tempat pembuangan umum jauh dari
lokasi rumah.

22

Anda mungkin juga menyukai