5. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu
antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga
telah terjadi perforasi.
6. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan
nyeri somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang
panjang dengan ujung yang mengalami inflamasi di kuadran
kiri bawah akan menyebabkan nyeri di daerah tersebut,
apendiks retrosekal akan menyebabkan nyeri flank atau
punggung, apendiks pelvikal akan menyebabkan nyeri pada
supra pubik dan apendiks retroileal bisa menyebabkan nyeri
testikuler, mungkin karena iritasi pada arteri spermatika dan
ureter.
7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dan ditemukan
1. Inspeksi
a. Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
b. Kembung bila terjadi perforasi
c. Penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses
2. Palpasi
Terdapat nyeri tekan McBurney
a. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
b. Adanya defans muscular
c. Rovsing sign positif
d. Psoas sign positif
e. Obturator Sign positif
3. Perkusi
Nyeri ketok (+)
4. Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforate
5. Colok dubur
Nyeri tekan pada jam 9-12
Tanda Peritonitis umum (perforasi) :
1. Nyeri seluruh abdomen
2. Pekak hati hilang
3. Bising usus hilang
Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering
terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam
2. Demam tinggi lebih dari 38,5oC
3. Lekositosis (AL lebih dari 14.000)
4. Dehidrasi dan asidosis
5. Distensi
6. Menghilangnya bising usus
7. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
8. Rebound tenderness sign
9. Rovsing sign
2
10. Nyeri tekan seluruh lapangan abdominal
Dokter melakukan pemeriksaan laboratorium darah perifer
lengkap :
a. Pada apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai
leukosit dan neutrofil akan meningkat.
b. Pada anak ditemukan lekositosis 11.000-14.000/mm3,
dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran
ke kiri hampir 75%.
c. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya
sudah terjadi perforasi dan peritonitis.
d. Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi
dan menyingkirkan kelainan urologi yang menyebabkan
nyeri abdomen.
e. Pengukuran kadar HCG bila dicurigai kehamilan ektopik
pada wanita usia subur.
8. Dokter menegakkan diagnosis pasien berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan penunjang.
9. Dokter melakukan tatalaksana pada pasien yang didiagnosis
dengan appendisitis akut sebelum dirujuk:
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung
agar mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
10. Dokter merujuk pasien ke layanan sekunder untuk dilakukan
operasi cito.
11. Dokter menuliskan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,
dan terapi pada rekam medis.
G. Diagram alir
Petugas mamanggil pasien
3
Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.
H. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
I. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. Poliklinik Umum
3. UGD
4. Poliklinik ibu
5. Poliklinik MTBM/MTBS/DDTK
J. Dokumen Rekam Medis, Blangko rujukan
terkait
K. Rekaman Historis N Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan o diberlakukan