Anda di halaman 1dari 4

APPENDISITIS AKUT

No. Dokumen : /UKP/VIII/PKS/2017

SOP No. Revisi


Tgl terbit
: 00
:
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS dr. Desfarina


SUNGAI DURIAN NIP. 19891202 2014122001
A. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik, merupakan salahsatu kasus akut abdomen yang paling
sering ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan
perforasi.
Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan tatalaksana pada
B. Tujuan pasien appendisitis akut.

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sungai Durian


C. Kebijakan
No……………….Tentang Layanan Klinis
D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
E. Alat dan 1. Tensimeter
Bahan 2. Stetoskop
3. Termometer
4. Alat tulis
5. Pemeriksaan laboratorium rutin
F. Prosedur 1. Petugas mamanggil pasien masuk ke ruang poliklinik umum.
2. Petugas menyapa pasien.
3. Petugas melakukan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien
dan memeriksa tanda-tanda vital pasien ( tekanan darah, nadi,
suhu, dan pernapasan).
4. Petugas menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan tanda-
tanda vital di rekam medis.
5. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.
6. Dokter melakukan anamnesis tambahan kepada pasien dan
ditemukan keluhan nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah
epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apabila telah terjadi
inflamasi (>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri karena
bersifat somatik. Gejala klinis berupa :
1. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi nervus vagus.
2. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam
sesudahnya.
3. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat
dengan vesika urinaria.
4. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa
penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.

5. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu
antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga
telah terjadi perforasi.
6. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan
nyeri somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang
panjang dengan ujung yang mengalami inflamasi di kuadran
kiri bawah akan menyebabkan nyeri di daerah tersebut,
apendiks retrosekal akan menyebabkan nyeri flank atau
punggung, apendiks pelvikal akan menyebabkan nyeri pada
supra pubik dan apendiks retroileal bisa menyebabkan nyeri
testikuler, mungkin karena iritasi pada arteri spermatika dan
ureter.
7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dan ditemukan
1. Inspeksi
a. Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
b. Kembung bila terjadi perforasi
c. Penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses
2. Palpasi
Terdapat nyeri tekan McBurney
a. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
b. Adanya defans muscular
c. Rovsing sign positif
d. Psoas sign positif
e. Obturator Sign positif
3. Perkusi
 Nyeri ketok (+)
4. Auskultasi
 Peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforate
5. Colok dubur
 Nyeri tekan pada jam 9-12
Tanda Peritonitis umum (perforasi) :
1. Nyeri seluruh abdomen
2. Pekak hati hilang
3. Bising usus hilang
Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering
terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam
2. Demam tinggi lebih dari 38,5oC
3. Lekositosis (AL lebih dari 14.000)
4. Dehidrasi dan asidosis
5. Distensi
6. Menghilangnya bising usus
7. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
8. Rebound tenderness sign

9. Rovsing sign

2
10. Nyeri tekan seluruh lapangan abdominal
Dokter melakukan pemeriksaan laboratorium darah perifer
lengkap :
a. Pada apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai
leukosit dan neutrofil akan meningkat.
b. Pada anak ditemukan lekositosis 11.000-14.000/mm3,
dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran
ke kiri hampir 75%.
c. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya
sudah terjadi perforasi dan peritonitis.
d. Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi
dan menyingkirkan kelainan urologi yang menyebabkan
nyeri abdomen.
e. Pengukuran kadar HCG bila dicurigai kehamilan ektopik
pada wanita usia subur.
8. Dokter menegakkan diagnosis pasien berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan penunjang.
9. Dokter melakukan tatalaksana pada pasien yang didiagnosis
dengan appendisitis akut sebelum dirujuk:
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung
agar mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
10. Dokter merujuk pasien ke layanan sekunder untuk dilakukan
operasi cito.
11. Dokter menuliskan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,
dan terapi pada rekam medis.

G. Diagram alir
Petugas mamanggil pasien

Petugas menyapa pasien

Petugas melakukan anamnesis dan memeriksa tanda-tanda


vital pasien ( tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan)

Petugas menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan


tanda-tanda vital di rekam medis.

3
Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.

Dokter melakukan anamnesis tambahan kepada pasien.

Dokter malakukan pemeriksaan fisik pada pasien.

Dokter menegakkan diagnosis pasien

Dokter melakukan tatalaksana pada pasien

Dokter merujuk pasien segera

Dokter menuliskan hasil anamnesis,


pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi
pasien pada rekam medis.

H. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
I. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. Poliklinik Umum
3. UGD
4. Poliklinik ibu
5. Poliklinik MTBM/MTBS/DDTK
J. Dokumen Rekam Medis, Blangko rujukan
terkait
K. Rekaman Historis N Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan o diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai