Anda di halaman 1dari 5

ABORTUS

No. Dokumen : /UKP/VIII/PKS/2017

SOP No. Revisi


Tgl terbit
: 00
:
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS dr. Desfarina


SUNGAI DURIAN NIP. 19891202 2014122001
A. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500
gram.

Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan tatalaksana pada


B. Tujuan
pasien dengan abortus.

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sungai Durian


C. Kebijakan
No……………….Tentang Layanan Klinis
D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
E. Alat dan 1. Tensimeter
Bahan 2. Stetoskop
3. Termometer
4. Alat tulis
5. Meteran
6. Doppler atau Laenec
7. Infus set
8. Obat-obatan
9. Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap
F. Prosedur 1. Petugas mamanggil pasien masuk ke ruang poliklinik ibu dan KB.
2. Petugas menyapa pasien.
3. Petugas melakukan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien
dan memeriksa tanda-tanda vital pasien ( tekanan darah, nadi,
suhu, dan pernapasan).
4. Petugas menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan tanda-
tanda vital di rekam medis.
5. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.
6. Dokter melakukan anamnesis tambahan kepada pasien dan
ditemukan keluhan keluhan:
a. Abortus Imminens
1. Riwayat terlambat haid dengan hasil BHcg (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
2. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna
kecoklatan dan bercampur lendir
3. Tidak disertai nyeri atau kram
b. Abortus insipiens
1. Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai
terbukanya serviks
2. Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat
persalinan )
c. Abortus Inkomplit
1. Perdarahan aktif
2. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
3. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
4. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
5. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
d. Abortus komplit
1. Perdarahan sedikit
2. Nyeri perut atau kram ringan
3. Mulut sudah tertutup
4. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien.
a. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Penilaian tanda-tanda syok
c. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
d. Mencari ada tidaknya massa abdomen
e. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
f. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
1. Abortus iminens
• Osteum uteri masih menutup
• Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Detak jantung janin masih ditemukan
2. Abortus insipiens
• Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan kantong
dan didalamnya berisi cairan ketuban
• Perdarahan berwarna merah segar
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Detak jantung janin masih ditemukan
3. Abortus inkomplit
• Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa
konsepsi
• Perdarahan aktif
• Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
4. Abortus komplit
• Osteum uteri tertutup
• Perdarahan sedikit
• Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
8. Dokter menganjurkan pasien untuk pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG.
b. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif
sampai 7-10 hari setelah abortus.
c. Pemeriksaan darah perifer lengkap

9. Dokter menegakkan diagnosis pasien berdasarkan anamnesis,

2
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

10. Dokter melakukan tatalaksana dengan :


a. Abortus imminens terdiri atas :
1. Istirahat tirah baring.
2. Tablet penambah darah
3. Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
1. Observasi tanda vital
2. Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih lengkap untuk rencana pengeluran hasil konsepsi
3. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret
vakum atau dengan cunam abortus, disusul dengan kerokan
c. Abortus inkomplit
1. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan
infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul
dengan darah.
3. Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk
dilakukan kerokan (D/C). Pasca tindakan berikan ergometrin
IM.
d. Abortus komplit : Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya
apabila menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak protein,
vitamin dan mineral.
Pencegahan :
a. Pemeriksaan rutin antenatal
b. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
c. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan
tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu proses
implantasi janin.
d. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif

3
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
e. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet sulfas ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu, bila anemia berat maka berikan
transfusi darah.
11. Dokter memberikan edukasi/konseling yaitu menganjurkan
penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena kesuburan dapat
kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk mencegah
kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat
dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau diinduksi.
Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain
adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain
dari abortus.
12. Dokter merujuk pasien ke layanan sekunder jika ada satu atau
lebih gejala dan tanda-tanda pre-eklampsia berat setelah dilakukan
tata laksana pada pre-eklampsia berat.
13. Dokter menuliskan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,
terapi dan edukasi pasien pada rekam medis.

G. Diagram alir
Petugas mamanggil pasien

Petugas menyapa pasien

Petugas melakukan anamnesis dan memeriksa tanda-tanda vital


pasien ( tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan)

Petugas menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan tanda-


tanda vital di rekam medis.

Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter.

Dokter melakukan anamnesis tambahan kepada pasien.

Dokter malakukan pemeriksaan fisik dan penunjang.

Dokter menegakkan diagnosis pasien

Dokter melakukan tatalaksana dan edukasi pada pasien

Dokter merujuk pasien jika terdapat penyulit

Dokter menuliskan hasil anamnesis,


pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi dan
edukasi pasien pada rekam medis.

H. Hal-hal yang
perlu

4
diperhatikan
I. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. UGD
3. Poliklinik ibu
4. Laboratorium
J. Dokumen Rekam Medis, Blangko rujukan, Blangko permintaan pemeriksaan
terkait laboratorium, Blangko kontrol
K. Rekaman Historis N Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan o diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai